tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
Geostruk
1. GEOLOGI STRUKTUR
“ Perbedaan Struktur Geologi Primer
Dan
Struktur Geologi Sekunder “
Disusun Oleh:
Kristoforus K. Kokomaking
(12.2019.1.00383)
Agustinus Ghebree T.S
(12.2019.1.00393)
TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2. BAB 1
PEDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Geologi Struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk arsitektur
kulit bumi dan gejala-gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan pada kulit bumi. Yang dipelajari dalam geologi struktur adalah
unsur-unsur dari struktur itu sendiri yang terdapat pada satuan batuan,
dengan perkataan lain, bahan yang dipelajari dalam geologi struktur
disebut struktur geologi. Struktur geologi ini tidak lain merupakan struktur
dari batuan yang berdasarkan terjadinya dikenal adanya dua macam
struktur batuan : struktur primer dan struktur sekunder.
1. 2 Rumusan Masalah
Perbedaan struktur primer dan struktur sekunder
Temukan jenis-jenis struktur geologi primer
Temukan jenis-jenis struktur geologi sekunder
1. 3 Maksud dan Tujuan
Mengetahui perbedaan struktur primer dan struktur sekunder
Menemukan jenis-jenis struktur geologi primer
Mengetaui jenis-jenis struktur geologi sekunder
3. BAB 11
PEMBAHASAN
Struktur Primer
Struktur primer : sruktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
batuan beku. Struktur ini dijadikan acuan dalam penentuan arah muda suatu
lapisan batuan (younging direction)ntuknya batuan
Proses Pembentukan
Terjadi pada saat terbentuknya batuan beku dan batuan sedimen
Jenis struktur primer yang terjadi pada saat pembentukan batuan
beku
o Dike
o Batolit
o Lacolit
o Sill
o Stock
o Lopolit
4. Dike
Bentuk tubuh batuan beku yang memotong
struktur batuan disekitarnya yang memiliki
bentuk tabular dengan kedua sisinya sejajar
Dimensi lebar : cm-m
Dimensi panjang : km
manganut hukum cross-cutting relationship
Batholit
Dimensi paling besar
Bentuk tidak beraturan
Kumpulan massa dari sejumlah
tubuh-tubuh intrusi yang
berkomposisi agak berbeda
Panjang : > 1000 km
Lebar :> 250 km
Ketebalan : 20-30 km
Stock
Sama seperti batholit namun
dengan dimensi yang lebih kecil
Bagian atas batholith
5. Sill
Intrusi batuan beku yang
konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang
diterobosnya.
Lakolit
Batuan beku yang menerobos
diantara batuan sedimen
batuan yang diterobosnya
melengkung atau cembung ke
atas, membentuk kubah landau
Lopolit
Bentuknya mirip dengan lakolit
hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
7. Jenis struktur primer yang terjadi pada saat pembentukan batuan
sedimen
Cross bedding
Flat bedding
Flame struktur
Flute cast
Pillow structure
Vesicle
Ripple mark
Load cast
Cross Bedding
o Struktur sedimen yang
dihasilkan oleh kegiatan arus
air atau arus angin dengan
arah yang bervariasi
o Terbentuk dalam struktur
bedforms oleh gerakan
sedimen akibat fluida yang
mengalir
o Fungsinya yaitu untuk
menunjukkan pola terjadinya
arah arus media sedimentasi (air, angin, gletser, dll) pada dimana
media cross bedded (batuan, tanah) pada masa lampau.
Flat Bedding
Flat Bedding memiliki struktur per lapisan yang hampir sama dengan cross
bedding. Hanya saja bentuk per lapisannya secara mendatar
8. Ripple Mark
o Terbentuk akibat aktivitas erosi
o Ripple : suatu bentuk struktur yang
menunjukkan undulasi berjarak
teratur pada permukaan pasir
o Berasal dari adanya suatu arus
,misalnya arus angin membawa
material pasir sebagai material
transport kemudian dengan
mekanisme pergerakan arus
mengendapkan material pasir tadi
pada bagian depan suatu ripple.
o Ripple mark dapat digunakan untuk
menentukan arah arus dan
menentukan top dan bottom.
Graded Bedding
o Terdapat gradasi ukuran butir dari
kasar ke halus (dicirikan oleh
perubahan sistematis butir clast atau
ukuran butir dari dasar ke atas,dimana
sedimen berstruktur kasar ada di
dasar, semakin ke atas, semakin halus
butirannya)T
o Terjadi karena longsoran batuan di
bawah permukaan air di daerah
berlereng terjal
9. o Fungsinya untuk menentukan ukuran butir dan untuk menentukan letak
bedded top dan bottom.
Load Cast
o Tanda tunggal yang terdiri dari pembengkakan dalam bentuk sedikit
tonjolan, yang dalam atau dangkal bulat karung, bongkol yang menonjol,
yang sangat tidak beraturan benjol,
atau bulat mammillary atau
penonjolan papilliform pasir atau
kasar lainnya clastics, memanjang
ke bawah menjadi lebih halus-halus,
lembut, dan awalnya mendasari
hydroplastic materi, seperti tanah
liat basah, lumpur, atau gambut,
yang berisi depresi awal.
o Aplikasinya yaitu untuk mencari
lapisan atas yang lebih berat dan
tebal.
Convolute Bedding
Struktur sedimen yang paling tidak
berstruktur dikarenakan pengaruh
energy gelombang bolak – balik dan
tidak menentu sehingga
menghasilkan alur sedimentasi yang
sulit untuk diprediksi.
10. Flame structure
o Struktur yang membentuk load
cast, akan tetapi material-material
adalah hasil kontak antara pasir
dengan lempung.
o Kenampakan struktur ini terlihat
dari bergabungan pasir dengan
lempung akibat adanya penekanan.
Flute Cast
o Struktur yang berupa celah-celah
atau butiran-butiran pembentuk
struktur ini terputus-putus.
o Struktur ini terbentuk akbat adanya
pengaruh dari aliran turbulen pada
batuan dasar, sehingga terjadi
proses penggerusan.
o Media transportasi yang
membawah material berupa pasir
mengisinya.
Pillow Structure
o Merupakan struktur yang berupa
kenampakan seperti bantal-bantal,
material pembentuk struktur ini
berupa pasir.
11. o Material-material tadi tertimbun, kemudian mengalami penekanan
kebawah.
Vesicle
Merupakan struktur yang menunjukkan
adanya lubang-lubang, bekas keluarnya gas,
akibat adanya tekanan dari sedimen di
atasnya.
Cross Bedding Ripple Mark
Graded Bedding Load Cast
13. Struktur Sekunder
Struktur Sekunder adalah struktur yang terbentuk akibat gaya (force)
setelah proses pembentukan batuan tersebut, baik itu batuan beku, batuan
sedimen maupun batuan metamorf. Mempelajari proses-proses
pembentukan struktur sekunder ini yang akan menjadi fokus utama didalam
geologi struktur. Tetapi untuk beberapa kasus seringkali sangat sulit untuk
membedakan struktur primer and sekunder, karena adanya unsur
interpretasi misalnya pada saat pembentukan struktur bantal pada lava.
Dimana pada saat pembentukannya sebagai suatu struktur primer mungkin
berkaitan dengan suatu proses tektonik regional yang significant.
Struktur sekunder terdiri dari: fractures antara lain joint, shear fractures
(kekar gerus), Slickenlines (gores-garis), vein, fault (sesar), fold (perlipatan),
cleavage, foliasi, dan lineasi (Gambar 1.3). Struktur-struktur ini dibedakan
berdasarkan geometri, cara terbentuknya, bahan dasar (rheology) serta
kondisi deformasinya. Pembahasan dan pemerian lebih detail untuk setiap
jenis struktur sekunder akan diberikan pada bab-bab selanjutnya.
Joint dan shear fractures (kekar gerus) dicirikan dengen bidang yang planar
dan licin yang memotong batuan. Joint terbentuk oleh gaya regangan
diakibatkan oleh stress tektonik dan temperatur. Pada umumnya dialam
joint ditemukan berkelompok dengan spasi (jarak antar joint) yang teratur
dan konsisten.
Berbeda dengan joint, kekar gerus terbentuk karena proses penggerusan
dengan pergerakan yang hanya sedikit dan sejajar bidang kekar. Kekar gerus
banyak ditemukan pada batuan yang terlipat, tetapi juga umum dihasilkan
akibat dari proses pembebanan tektonik. Sedangkan joint umum dijumpai
diberbagai lingkungan. Gores-garis dihasilkan akibat pentorehan pada
bidang kekar akibat pergerakan. Pergerakan pada kekar gerus sangat kecil
sekali sehingga sukar untuk diamati oleh mata biasa. Vein terbentuk akibat
fluida yang masuk kedalam kekar karena adanya perubahan tekanan fluida
didalam batuan.
14. Struktur Sekunder
Struktur geologi yang membahas dan juga mempelajari bentuk – bentuk
deformasi kerak bumi serta gejala - gejala dari penyebab pembentukan
batuan. Struktur sekunder mempelajari mengenai struktur -struktur
sekunder yaitu kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).
Pembahasan kali ini hanya terfokus pada struktur sekunder saja. Sebab di
dalam geologi, struktur sekunder paling penting untuk dipelajari.
Kekar (Joint)
Kekar merupakan struktur rekahan yang terdapat pada batuan, tetapi tidak
memperlihatkan atau menunjukan adanya pergeseran. Selain itu, kekar
juga dapat dikatakan sebagai bagian permukaan atau bidang yang
memisahkan batuan namun sepanjang bidang tersebut belum pernah
terjadi pergeseran. Selain bidang datar, kekar juga dapat berupa bidang
lengkung. Secara umum, kekar dapat dicirikan oleh :
o Pemotongan pada bidang perlapisan batuan.
o Terdiri atas mineral lain (mineralisasi) seperti kuarsa, kalsit dan lain
sebagainya.
o Penampakan dari breksiasi.
15. Secara geometri, kekar dibagi menjadi :
o Kekar jurus (strike joints), jika arah jurus kekar sejajar atau hampir
sejajar dengan jurus bidang lapisan batuan sedimen, struktur gneissic
gneiss, dan struktur sekis.
o Kekar turun (dip joints), jika arah jurus bidang kekar sejajar atau
hampir sejajar dengan arah dari dip pada lapisan batuan, dip struktur
gneissic atau schistosity.
o Oblique (diagonal joint), jika arah jurus bidang kekar berada di antara
jurus dan arah dip batuan yang bersangkutan.
o Bedding joint, jika bidang kekar sejajar dengan lapisan batuan
sedimen.
Berdasarkan genesisnya, kekar dibedakan menjadi :
1. Kekar Kolom
Biasanya terdapat pada batu basalt namun terkadang terdapat juga pada
batuan beku jenis lainnya. Kolom – kolom yang terdapat pada kekar ini
berkembang secara tegak lurus pada permukaan pendinginan. Oleh karena
itu, pada sill atau aliran tersebut akan berdiri secara vertikal sedangkan
pada bagian dike berada pada posisi horizontal.
2. Kekar Tarik (tension joint)
Jika bidang kekar berada tegak lurus terhadap arah gaya tarik yang bekerja
pada batuan. Ciri-ciri yang ada di lapangan yaitu :
o Selalu dalam keadaan terbuka.
o Bidang kekar tidak rata.
o Pola tidak beratur, jika teratur biasanya akan berbentuk pola kotak-
kotak.
16. o Karena terbuka, maka mudah terisi oleh mineral yang disebut dengan
vein.
3. Kekar Gerus (shear joint)
Kekar ini disebabkan oleh gaya kompresi yang biasanya menggeser atau
menyesarkan batuan. Ciri-cir yang ada di lapangan yaitu :
o Memotong komponen batuan.
o Memotong seluruh batuan.
o Biasanya bidang licin.
o Terdapat goresan garis.
o Terdapat joint berbentuk belah ketupat.
4. Sesar (Fault)
Sesar atau patahan merupakan bentuk rekahan pada lapisan batuan yang
mengakibatkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain.
Pergerakan yang terjadi biasanya pergerakan relatif turun, relatif naik atau
bergerak relatif mendatar terhadap blok lain. Jika terjadi pergerakan
secara tiba – tiba pada bidang sesar, maka akan menimbulkan gempa
bumi.
17. Sesar adalah bidang rekahan atau zona pada batuan yang sudah
mengalami pergeseran. Terjadinya sesar dapat ditemui pada sepanjang
retakan kerak bumi yang mengalami slip di antara dua sisi yang ada pada
sesar. Beberapa istilah yang sering dipakai pada sesar yaitu :
o Jurus sesar (strike of fault): Arah dari garis perpotongan di bidang
sesar dengan bidan horizontal dan diukur dari arah utara.
o Kemiringan sesar (dip of fault): Sudut yang terbentuk di antara
bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus strike.
o Net slip: Pergeseran relatif dari suatu titik yang pada awalnya
berimpit pada bidang sesar akibat adanya sesar.
o Rake: Sudut yang terbentuk oleh net slip dengan strike slip
(pergeseran horisontal) pada bidang sesar.
o Hanging wall: Bagian dari tubuh batuan yang berada di atas bidang
sesar.
o Foot wall: Bagian dari tubuh batuan yang berada di bawah bidang
sesar.
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi 2 yaitu sesar buta dan sesar
tampak. Sesar buta merupakan sesar yang terjadi di bawah permukaan
bumi dan ditutupi oleh lapisan sedimen. Sedangkan sesar tampak adalah
sesar yang mencapai permukaan bumi sehingga mudah untuk dilihat. Ciri-
ciri dari sesar yaitu :
o Adanya pengulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
o Terdapat struktur yang tidak terus menerus
o Kenampakan khas pada zona sesar (minolit, breksi sesar,
horses/linces, seretan)
o Kenampakan khas pada bidang sesar (gores sesar, gores sesar)
o Terdapat perbedaan fasis sedimen
18. Berdasarkan sifat geraknya, sesar diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
o Sesar normal, gerakan hanging wall relatif turun terhadap foot wall
o Sesar naik, gerakan hanging wall relaif naik terhadap foor wall
o Sesar mendatar, gerakan relatif mendatar pada bagian yang tersesar,
di sini tidak ada istilah hanging wall dan foot wall.
5. Lipatan (Fold)
Lipatan merupakan perubahan bentuk ataupun volume dari bahan sebagai
lengkungan atau kumpulan dari lengkungan yang merupakan efek dari
suatu tegasan (stress). Biasanya unsur yang terlipat merupakan adalah
19. struktur bidang, misalnya bidang pelapis (foliasi). Bidang pelapis tersebut
berupa pelapisan batuan sedimen atau pelapis batuan metamorf.
Berdasarkan bentuknya lipatan diklasifikasikan menjadi :
o Concentric Fold (lipatan konsentris/paralel): perlapisan di mana jarak
atau tebal setiap lapisan yang terlipat tetap sama.
o Similar Fold: lapisan – lapisan yang terlipat atau dilipat dengan
bentuk yang sama sampai ke dalam.
o Chevron Fold: lipatan menyudut atau dengan kata lain sendi tajam
dan menyudut. Sayap lipatannya berupa bidang planar.
o Isoclinar Fold: kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif
sejajar, kedua sayap sejajar atau hampir sejajar.
o Box Fold: bagian puncak relatif rata atau datar.
o Kink Fold: lipatan bersudut tajam yang dibatasi permukaan planar.
Lipatan adalah pencerminan dari lengkungan yang disebabkan oleh 2
proses yaitu bending (melengkung) dan bucking (melipat). Pada proses
melipat terdapat gaya yang bekerja secara sejajar dengan bidang perlapis,
sedangkan untuk proses melengkung, gaya yang berkerja tegak lurus
terhadap bidang permukaan pelapis. Secara umum, bentuk lipatan
dibedakan menjadi :
o Antiklin: lipatan yang kedua sayapnya memiliki arah kemiringan
saling menjauh.
o Sinklin: lipatan yang kedua sayapnya memiliki arak kemiringan saling
mendekat.
Sedangkan berdasarkan unsur geometri, lipatan dibedakan menjadi :
20. o Inclined fold / over fold
o Upright fold / simetrical fold (lipatan simetri)
o Asimetrical fold (lipatan tak simetri)
o Recumbent fold (lipatan rebah