Hanna Agustin mengkreasikan plastik daur ulang menjadi keycaps atau tombol karakter yang menarik. Saat WFH, produknya makin diminati. Hanna punya keyakinan produk ramah lingkungan sekarang punya nilai jual.
RETNO DYAH AGUSTINA, Surabaya
SEJAK pandemi merebak dua tahun lalu, budaya kerja mulai bergeser dari kantor ke rumah. Mereka work from home (WFH), bekerja di depan laptop dari pagi hingga sore. Pelaku bisnis memanfaatkan WFH untuk membuat artisan keycaps atau tombol karakter pada keyboard laptop atau PC.
Tren tombol karakter tersebut cepat meluas. Siswa dan mahasiswa ikut mempercantik keyboard dengan tombol-tombol cantik. Itu dilakukan agar mereka semakin semangat beraktivitas. ”Kalau dulu, saya bikin sendiri dari bahan polymer clay,” jelas Hanna.
Dia sempat membuat beberapa karakter. Di antaranya, beruang dan bebek. Tombol terlebih dahulu dicetak sesuai kebutuhan keyboard, kemudian bagian atas dihias dengan telinga dan lukisan mata serta hidung.
Baca Juga: Kunjungi Lima Anak Putus Sekolah, Eri Cahyadi Beri Motivasi dan Sepeda
Karya yang semula menjadi tugas kuliah itu ternyata diminati. Hanna pun terus mengembangkannya.
”Aku pikir isu lingkungan ini harus terus diangkat. Bahkan, produk ramah lingkungan sekarang punya nilai jual sendiri,” jelasnya.
Dia mulai melirik metode pelelehan plastik untuk digunakan sebagai tombol keyboard. Yang dicoba tutup botol plastik. Memang tampaknya simpel. Tapi, dia butuh waktu setahun agar tombol dari plastik itu bisa digunakan dengan nyaman.
”Prosesnya ternyata rumit. Mulai dari cara cetak, cetakannya sendiri, sampai memuluskan keycaps-nya supaya nyaman dipakai,” jelasnya saat ditemui, Rabu (14/6).
Baca Juga: Yuni Shara Ancam Pidanakan Penyebar Hoax Dirinya Selingkuhan Suami Maia Estianty
Plastik yang digunakan berjenis HDPE dan LDPE. Bahan itu dilelehkan dengan oven. Suhunya harus mencapai 200 derajat Celsius agar plastik-plastik tersebut leleh sempurna. Setelah mencapai suhu yang ditetapkan itu, plastik yang meleleh segera dikeluarkan dari oven dan dituangkan pada cetakan yang sudah ada.
”Cetakanku hanya untuk dua tombol. Jadi, sekali bikin hanya bisa dua,” ucapnya.
Cetakan yang telah diisi lelehan plastik itu harus ditekan dengan dongkrak. Ya, dongkrak mobil. Setelah suhu agak hangat, dongkrak dilepaskan. Berlanjut tahap penyelesaian manual.
Artikel Terkait
Mochamad Rahman Hadi, Anggota PPK Gubeng yang Aktif Melatih SSB
Kisah Nenek Suparmi, 40 Tahun Jualan Jamu Tradisional Akhirnya Bisa Naik Haji
George Harliono, Pianis Asal Inggris Keturunan Indonesia dan Kesuksesan Konser Perdana di Tanah Air
Dokter Niko Azhari Hidayat SpBTKV (K), Ciptakan Aplikasi Medical Tourism Indonesia
Impian Terbesar Thet Htar Thuzar Bisa Kembali Tampil di Olimpiade