Peristiwa Nasional

Mengenal Sejarah Batik dan Motif yang Populer di Indonesia

Senin, 02 Oktober 2023 - 14:55 | 88.83k
Ilustrasi. proses membatik dengan canting atau batik tulis. FOTO: Pinterest)
Ilustrasi. proses membatik dengan canting atau batik tulis. FOTO: Pinterest)

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Batik telah resmi mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya tak berbenda atau Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (ICH), pada 2 Oktober 2000, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Di masa kepemimpinan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pengakuan tersebut ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009, tentang Hari Batik Nasional.

Seni membatik sudah ada sejak zaman Majapahit dan terus menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, pada akhir abad ke-18 dan 19, utamnya di pulau Jawa. Namun demikian, kegiatan membatik ini masih terbatas di lingkungan keraton dan hasilnya hanya digunakan oleh raja beserta keluarganya, pemerintah dan kaum bangsawan.

Dengan semakin sering terjadinya komunikasi dan interaksi sosial antara mereka dan masyarakat luas, batikpun mulai digunakan oleh masyarakat umum. Namun saat itu, batik yang ada hanya batik tulis.

Motif Batik yang Populer di Indonesia

Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah  10  motif batik populer dari beberapa daerah di Indonesia.

1. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)

Motif batik ini dominan dengan nuansa alam. Umumnya, batik Pekalongan menyajikan motif hewan dan tumbuhan. Motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis Cina. Munculnya motif itut dipengaruhi kuat oleh akulturasi budaya  antara para pedagang dan penduduk pribumi.

2. Batik Sogan

Batik ini merupakan salah satu batik yang mempunyai nuansa klasik. Nama Sogan berasal dari nama sebuah pohon yang batangnya digunakan untuk mewarnai kainnya setelah dibatik. Batik Sogan klasik merupakan jenis batik yang identik dengan keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo.

Motif pada batik ini biasanya mengikuti motif pakem keraton. Sedangkan yang menjadi pembeda antara motif keraton Solo dan Jogjakarta, terdapat pada warnanya. Sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, namun untuk sogan Solo berwarna cokelat-oranye dan cokelat.

3. Motif Batik Gentongan (Madura)

Batik tulis Madura memiliki karakter kuat. Motif batik Madura ini memiliki motif hingga seribu, namun yang terkenal adalah motif Gentongan. Batik Madura memiliki ciri motif yang bebas, serta menggunakan warna yang berani, seperti, merah, kuning dan hijau muda. Nama Gentongan sendiri berasal dari tempat atau wadah yang digunakan untuk mencelup kain batik pada cairan warna.

4. Motif Batik Mega Mendung (Cirebon)

Mega Mendung menjadi salah satu motif batik khas Cirebon, Jawa Barat, yang populer di kalangan wisatawan. Motif batik Mega Mendung cukup sederhana namun memberi kesan mewah. Di tangan para perajin batik, lahir berbagai kreatifitas warna lembut dari motif mega mendung ini.

5. Motif Batik Kraton (Yogyakarta)

Batik ini berasal dari keraton. Pengaruh kekratonannya pun muncul pada motif batik ini, yang melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan kharisma. Awalnya batik asal Jogja ini hanya boleh dikenakan oleh warga keraton. Ciri motif ini adalah, bunga yang simetris atau sayap burung, yang dikenal sebagai motif sawat lar.

6. Motif Batik Simbut (Banten) 

Motif batik Simbut sangat sederhana. Motifnya berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif Simbut berasal dari suku  Badui yang berada di pedalaman Sunda, yang kental dengan peradaban lama. Seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk Badui yang bisa menerima modernitas mengembangkan batik tersebut ke daerah pesisir Banten. Karena itulah batik dengan motif Simbut ini juga sering disebut batik Banten.

7. Motif Pring Sedapur (Magetan)

Batik ini merupakan Batik khas Magetan. Nama motif pring Sedapur dipengaruhi oleh nama sebuah dusun, yaitu Papringan. Papringan sendiri berada  di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Magetan. Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti serumpun pohon bambu. Ciri dari batik ini adalah, daun bambu atau pring, meski terlihat sederhan, namun motif ini juga terlihat mewah.

 8. Motif Parang (Pulau Jawa)

Selain batik Sogan, batik Parang juga bisa dijumpai dengan mudah di daerah Solo dan Jogjakarta.  Meski demikian motif parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jawa Barat. Batik ini juga dipercaya sebagai motif batik tertua, dibuat saat  zaman Keraton Mataram. Parang berasal dari kata ‘Pereng’ yang artinya lereng. Pereng tersebut menggambarkan sebuah garis dari tinggi ke rendang secara diagonal. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf “S” miring berombak memanjang.

9. Motif Geblek Renteng (Kulon Progo)

Motif batik ini sekarang menjadi motif khas Kabupaten Kulon Progo. Gambar atau motif batik ini adalah makan Geblek, yaitu makanan yang juga menjadi khas Kulon Progo. Di antara  motif Geblek tersebut, ditorehkan lambang Binangun yang digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar. Artinya adalah bahwa Kulon Progo merupakan daerah yang sebentar lagi akan mekar menjadi permata indah dari pulau jawa. Di sebelahnya,   terdapat motif buah manggis yang merupakan buah khas Kulon Progo. Ketiga motif tersebut dirangkai dengan pola naik turun sebagai lambang situasi alam di Kulon Progo yang terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, rendah dan pantai.

10. Motif Kawung (Jawa Tengah)

Motif batik kawung berbentuk geometris yang berjajar dengan rapi. Motif batik ini juga diyakini  sebagai salah satu motif batik tertua yang ditemukan di Yogyakarta. Motifnya mengandung cerita atau filosofi tersendiri meski motif batik populer ini masih termasuk sederhana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES