Laminasi
Laminasi adalah perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang
dari 1 cm. Terbentuk bila pola pengendapannya disertai dengan energi yang konstan
(homogen), dan biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut faraset bedding yang
miring terhadap permukaan umum sedimentasi. Terbentuk karena perpindahan riple atau
gelombang-gelombang pori yang masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.
b. Silang siur atau Cross bedding
Secara fisik, kenampakan cross bedding sama dengan cross lamination, perbedaannya
terletak pada ketebalannyaa. Silang siur atau cross bedding memiliki ketebalan lebih dari
5 cm sedangkan cross lamination kurang dari 5 cm. Silang siur atau cross bedding
dihasilkan dari migrasi riple yang cukup besar atau oleh gelombang-gelombang yang
membawa pori dimana masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm. Perlapisan ini
membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang di atas atau di bawahnya dipisahkan oleh
bidang erosi, terbentuk akibat dari intensitas arus yang berubah-ubah.
Gradasi
Struktur gradasi pada sedimen terlihat apabila terjadi perubahan yang granual dari
ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan bagian atasnya semakin halus.
Gradasi ini disebut dengan normal grading. Sebaliknya, apabila dari bawah ke atas
ukuran butir penyusun batuan semakin mengkasar, disebut inverse grading.
Normal graded bedding terjadi karena pengendapan yang terjadi secara bertahap
sesuai penenangan energi transportasi. Sedangkan inverse graded beding terjadi jika
pengendapan berlangsung pada fase regresi. Gradasi dapat digunakan sebagai penunjuk
batas lapisan atas dan batas lapisan bawah batuan.
Convolute bedding and convolute lamination, struktur ini membentuk pola laminasi
atau perlapisan contorted dan terbentuk akibat proses konvolusi pada sedimen berbutir
halus (silt, pasir halus), hal ini terjadi karena berbagai macam mekanisme bisa likuifaksi
(liquifaction) akibat goncangan dan air keluar dari dalam tubuh material sedimen yang
terendapkan, overloading diferensial akibat gerusan sedimen diatas tubuh sedimen yang
lebih halus dan menghasilkan konvolusi (deformasi pada sedimen lunak halus), atau
deformasi plastis sesaat saat sedimen diendapkan, serta dapat juga terjadi karena
breaking waves (dirusak gelombang ombak). Arah kemiringan perlipatan (konvolusi)
dapat menunjukan arah arus purba. umum dijumpai pada daerah river floodplain, delta,
point bar, dan intertidal-flat. umum juga dijumpai pada suksesi turbidit.
Ball and pillow structures, struktur membentuk bantal dan bola bola ini hadir pada
bagian dasar dari lapisan batupasir, dan tidak umum pada batugamping yang menutupi
shale (lempung). struktur ini menyerupai ginjal atau bola bola hemisperikal dari massa
batupasir atau batugamping dan dibagian internalnya menunjukan strutkur laminasi. Bola
bola ini berada dalam tubuh lempung yang berada dibawahnya diketahui terbentuk akibat
proses breakup atau foundering (rubuhnya) pasir yang masih terkonsolidasi semi
(semiconsolidated sand) masuk ke dalam lapisan lanau atau lempung yang lebih lunak
dibawahnya akibat goncangan (shock bisa jadi karena earthquake), sementara bentuk
hemisperikal dari pasir atau sedimen gampiingan terjadi akibat lithifikasi.
Struktur Permukaan
Massive (Structureless)
Bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat struktur sedimen.
Mud Cracks
Bentuk retakan pada lapisan lumpur biasanya berbentuk polygonal.
Rain Marks
Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.
Load Cast
Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya.
Flute Cast
Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktifitas arus.
Groove Cast