Hama dan Penyakit Tanaman Padi

Hama Pada Tanaman Padi

1. Hama Putih (Nymphula Depunctalis)
Gejala: Terjadi bintik-bintik berupa titik-titik putih yang memanjang sejajar dengan tulang daun. Daun padi juga digulung dijadikan tempat perkembangan larva.

2. Thrips (Thrips Oryzae)
Gejala: Daun padi tergulung dan berwarna kuning sampai kemerahan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan padi terhambat dan ketika padi sudah dewasa gabah tidak berisi biji beras.






3. Wereng
Hama wereng ini terbagi menjadi Nilaparvata lugens (wereng padi coklat), Sogatella furcifera (berpunggung putih ), Nephotettix apicalis dan N. impicticep (wereng padi hijau ).
Gejala: Hama wereng ini menyerang batang padi dengan menghisap cairan batang padi.
Akibatnya padi menjadi kuning, mengering atau kerdil. Selain itu hama wereng ini dapat menularkan virus yang dapat merusak tanaman padi.




4. Walang Sangit (Leptocoriza Acuta)
Gejala: Gejala dari serangan hama ini dapat dilihat dari adanya bekar seperti isapan pada buah padi dan bulir-bulir padi berbintik-bintik hitam.
Gejala ini baru dapat dilihat pada saat padi sudah berbuah. Buah padi akan hampa atau jika tidak kualitas padinya akan berkurang, seperti berkerut, karena hama ini menyerap pada buah padi yang mulai masak seperti susu.






5.Kepik Hijau (Nezara viridula)
Gejala: Pada batang padi akan ditemui seperti bekas tusukan  berupa titik hitam karena kepik hijau menyerang batang dari tanaman padi. Akibatnya pertumbuhan tanaman padi tidak dapat optimal.


6. Burung
Gejala: Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama burung sangat jelas yaitu tangkai-tangkai patah dan buah padi berserakan.
Yang paling merugikan dari serangan hama ini adalah waktu seranganya yang mendekati masa panen, sehingga penangananya harus tepat agar panen tidak didahului oleh hama burung ini.

7. Tikus
Gejala: Hama tikus akan menyerang padi pada fase generatif yang menyebabkan tanaman padi tidak dapat membentuk anakan baru. Pola dari seranganya adalah dari tengah sawah lalu meluas ke pinggir.
Menyerang pada malam hari dan pandai bersembunyi pada lubang-lubang maupun tanggul-tanggul irigasi.


8. Keongmas (Pomacea canaliculata Lamarck)
Gejala: Banyak dijumpai cangkang-cangkang keong berserakan di sekitar sawah. Tanaman padi akan mengalami kerusakan pada saat awal pertumbuhan karena keongmas menyerang tanaman padi yang masih muda untuk dimakan.

Penyakit Pada Tanaman Padi

1. Tungro
Gejala: Tanaman padi tidak dapat tumbuh besar atau kerdil. Pelepah dan helai daun memendek serta daun yang terserang akan berwarna kuning sampai oranye. Daun-daun padi yang masih muda akan berlurik hijua pucat atau putih.
Hama ini biasanya menyerang setelah serangan wereng karena hama ini berupa virus yang ditularkan oleh dua spesies wereng yaitu Nephotettix malayanus dan N.virescens. 



2. Hawar Bakteri (HB-Bacterial Blight)
Gejala: Serangan dari Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) dapat dilihat dari kondisi padi yang kehilangan areal daun.


Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di negara-negara penghasil padi, termasuk di Indonesia. Penyakit disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat mengenfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis yang apabila terjadi pada tanaman muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generative mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna.

GEJALA DAN DAMPAK PENYAKIT
Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul akibat serangan penggerek batang pada fase tenaman vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala hawa (blight). Baik gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering (Gambar 1). Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENYAKIT
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitrogen secara berlebihan, gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi pertanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten).



3. Patah Leher (Pyricularia oryzae)



PENYEBAB :
Penyakit Patah Leher (Neck Root) merupakan penyakit yang disebabkan oleh meluasnya serangan jamur Pyricularia oryzae (P. grisea). Jamur ini menyerang tanaman padi pada masa vegetatif menimbulkan gejala Blas Daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun berwarna ungu kekuningan. Semakin lama bercak menjadi besar, berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya berupa titik berwarna putih atau kelabu dengan bagian tepi kecoklatan. Serangan pada fase generatif menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher/patah leher). Apabila serangan jamur Pyricularia oryzae terjadi sebelum pengisian biji mengakibatkan bulir gabah hampa/tidak berisi dan apabila serangan terjadi pada saat setelah pengisian biji mengakibatkan kualitas biji rendah dan pengisian bulir tidak sempurna. Selain menyerang bagian malai dan daun, jamur ini dapat menyerang batang sehingga batang padi menjadi busuk dan rebah.
 
FAKTOR-FAKTOR YANG  MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN :
Padi merupakan inang utama sebagai tempat berkembangnya jamur Pyricularia oryzae sehingga apabila tanaman padi tumbuh serempak di suatu hamparan dan sudah pernah ada gejala serangan sebelumnya maka besar kemungkinan blas ini akan segera menyebar apabila didukung oleh kelembapan dan suhu optimum yaitu antara 24º C – 28º C.
Pyricularia oryzae  menyerap  nutrisi tanaman padi untuk memperbanyak diri dan mempertahankan hidup. Bila menyerang pada daun muda, menyebabkan proses pertumbuhan tidak normal, beberapa daun menjadi kering dan mati.  Blas pada daun banyak menyebabkan kerusakan antara fase pertumbuhan hingga fase anakan maksimum. Infeksi pada daun setelah fase anakan maksimum biasanya tidak menyebabkan kehilangan hasil yang terlalu besar, namun infeksi pada awal pertumbuhan sering menyebabkan puso terutama varietas yang rentan. Penggunaan fungisida pada fase vegetatif sangat dianjurkan apabila guna menekan tingkat intensitas serangan blas daun dan juga dapat mengurangi infeksi pada tangkai malai (blas leher).
Pemupukan unsur Nitrogen dimusim penghujan yang tinggi juga akan memicu pertumbuhan Pyricularia oryzae. Pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.
Penanaman padi terutama pada musim tanam rendengan/hujan haruslah ekstra hati-hati. Dengan curah hujan yang tinggi serta adanya faktor angin memicu perkembangan blas dapat meluas dengan cepat. Pengelolaan jarak tanam yang terlalu rapat juga akan mempengaruhi kecepatan perluasan penyakit ini.
Penyebaran penyakit bisa melalui benih, angin sisa tanaman padi dilapangan dan inang lainnya terutaman tanaman dari golongan graminae/ rerumputan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis Benih

Hortikultura (BAB III)

Hama dan Penyakit Tanaman Cabe