Jumat, 23 Desember 2022 17:41 WIB

Ginekomastia: Pembesaran Jaringan Kelenjar Payudara pada Laki-laki

Responsive image
13066
Dr. dr. Theddeus O. H. Prasetyono, SpBP-RE(K) - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Fokus perhatian dalam kaitan tampil menarik dan juga memikat bisa berupa gaya bicara, sikap atentif atau memberi perhatian, sikap mendengarkan, ramah, murah senyum, atau bahkan sikap tak acuh (istilah kerennya: cool yang merupakan terjemahan kata keren itu sendiri) dan sebagainya. Keinginan untuk tampil menarik merupakan bagian emosi setiap insan dalam relasinya dengan lingkungan sekitar dan tentu terkait dengan kehidupan sosial. Kehidupan sosial dalam masyarakat tidak terhindar dari upaya manusia untuk berupaya tampil menarik karena sikap emosional untuk tampil menarik bersifat naluriah. Selain ditunjukkan melalui berbagai fokus lain seperti yang tertera di atas, salah satu tampilan menarik yang menjadi perhatian utama orang tidak lain adalah penampilan fisis.

Penampilan fisis biasa mendapatkan perhatian, di antaranya dengan memberi sentuhan tatanan rambut, rias wajah, pemilihan pakaian dan dandanan beserta asesoris, serta alas kaki. Perhatian pada wajah yang disolek dapat dilakukan baik hanya dengan pelembab kulit yang dilapisi bedak tipis, sampai dengan pemakaian dan pemanfaatan pernak-pernik wajah untuk membuat mata, hidung, bibir telinga tampil lebih menarik, segar dan bahkan cantik menawan. Anda dapat membuat daftar panjang tentang apa yang biasa dilakukan orang untuk memberi sentuhan agar penampilan wajah menjadi menawan.

Bagaimana dengan penampilan tubuh yang disolek? Apakah bagian ini perlu diberi komentar “ada-ada saja”? Tentu saja tidak! Tubuh ternyata juga menjadi fokus perhatian orang dan juga tidak berbias gender. Sebagai contoh adalah perhatian pada payudara diri sendiri yang tidak hanya milik perempuan, karena sebagian laki-laki juga memiliki atensi pada payudara. Laki-laki pada umumnya menyetujui bahwa penampilan dada yang maskulin merupakan penampilan ideal. Namun bentuk dada yang sebenarnya merupakan refleksi struktur kerangka dada normal yang dibungkus oleh otot dada dapat memberi citra maskulin yang atraktif. Otot dada yang paling diandalkan adalah otot pektoralis (mayor) yang bervolume cukup atau sedikit berlebih. Namun bentuk dada pada laki-laki ini akan kehilangan tampilan menariknya ketika bagian ini memiliki struktur dan organ payudara yang berkembang. Kondisi terakhir ini dikenali sebagai ginekomastia.

Apa itu ginekomastia?

Ginekomastia adalah pembesaran jaringan kelenjar payudara yang terjadi pada laki-laki. Pada umumnya kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon laki-laki (testosteron) dan perempuan (estrogen) dalam tubuh. Namun, ginekomastia juga dapat disebabkan oleh masalah metabolik, neoplastik, akibat pemakaian obat, atau idiopatik yang tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Sebanyak 25% ginekomastia pada remaja dan dewasa tidak diketahui sebabnya.

Apakah benar ada yang disebut ginekomastia palsu?

Ya, benar. Berbeda dengan ginekomastia, ginekomastia palsu, atau secara medis disebut dengan pseudoginekomastia adalah pembesaran payudara pada laki-laki akibat penumpukan jaringan adiposa, atau jaringan lemak. Dengan demikian payudara yang berukuran besar untuk laki-laki pada ginekomastia palsu bukan disebabkan oleh kelenjar payudara yang membesar; melainkan semata-mata karena tumpukan lemak.

Berapa angka kejadian dan siapa saja yang memilikinya?

Ginekomastia ditemukan pada populasi umum, dengan prevalensi lebih dari 30%. Jadi 1 darri 3-4 laki-laki memiliki ginekomastia untuk semua usia. Distribusi trimodal berdasarkan usia adalah 90% terjadi pada bayi laki-laki baru lahir, 50% pada remaja, dan 65% pada dewasa di atas 50 tahun. Remaja dan dewasa muda adalah kelompok usia yang paling merasa terganggu bila memiliki payudara yang menonjol. Sementara itu sebenarnya lebih banyak laki-laki yang berusia di atas 50 tahun memiliki ginekomastia.

Bagaimana mendeteksi ginekomastia pada remaja?

Deteksi ginekomastia pada remaja dimulai dengan wawancara medis, diikuti dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Tujuan pemeriksaan adalah untuk membedakan apakah ginekomastia disebabkan oleh pubertas atau kondisi lainnya. Pertanyaan pada saat wawancara medis meliputi durasi keluhan pembesaran payudara, adanya perubahan warna kulit payudara, adanya cairan yang keluar dari puting, dan adanya massa atau pembengkakan pada testis. Adapun pertanyaan terkait kondisi medis pada masa lampau meliputi riwayat testis tidak turun, infeksi virus (contoh: gondong), serta riwayat penyakit hati atau ginjal. Selain itu, informasi terkait konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menjadi fokus pertanyaan. Laki-laki dewasa yang menggunakan obat steroid dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh bentuk tubuh yang lebih berotot melalui olah raga gimnastik dapat mengalami ginekomastia.

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan antopometri, yaitu tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (IMT), serta pengukuran segmen atas dan bawah tubuh. Pemeriksaan payudara dilakukan untuk membedakan ginekomastia dengan pseudoginekomastia. Pasien berada pada posisi berbaring dengan kedua tangan diposisikan di belakang kepala, kemudian pemeriksa akan meraba seluruh lapang payudara dan berakhir di area puting. Pada ginekomastia, akan ditemukan massa berkonsistensi padat, tidak melekat pada otot dada, muncul secara konsentris di balik kompleks puting-areola; sedangkan pada pseudoginekomastia tidak terdapat temuan tersebut. Pemeriksaan pada testis juga menjadi hal penting, yaitu dengan menilai volume testis, ada tidaknya massa serta iregularitas.

Pemeriksaan laboratorium awal untuk mendeteksi ginekomastia meliputi fungsi tiroid, hormon testosteron, estradiol, human chorionic gonadotropin (hCG) dan luteinizing hormones (LH). Apabila kadar testosteron rendah, maka dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan kadar testosteron bebas dalam darah (free serum testosterone). Pada pemeriksaan radiologis dapat dilakukan ultrasound (USG) payudara untuk membedakan jaringan kelenjar payudara atau lemak, selain untuk mendeteksi kemungkinan adanya lesi abnormal.

Apa yang dapat dilakukan?

Setelah penyebab pembesaran payudara dapat diidentifikasi berdasarkan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka beberapa pilihan terapi dapat dilakukan. Contoh: apabila pembesaran payudara akibat efek samping pengobatan terentu, maka dapat dilakukan penghentian konsumsi obat dan observasi berkala; sedangkan apabila pembesaran payudara disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, maka terapi hormon dapat menjadi pilihan awal.

Apakah ada pengobatan untuk ginekomastia?

Karena pada umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, maka perlu dilakukan regulasi atau pengaturan dengan pengobatan untuk memperbaiki keseimbangan hormon tersebut. Namun, apabila terapi hormon tidak memberikan hasil yang signifikan, maka terapi pembedahan dapat menjadi pilihan. Pada kasus idiopatik yang tidak diketahui sebabnya, terapi bedah merupakan pilihan.

Kapan ginekomastia memerlukan pembedahan?

Pembedahan merupakan terapi definitif pada ginekomastia. Meskipun tidak terdapat pedoman khusus tentang kapan dan untuk siapa pembedahan bedah harus dilakukan, terapi definitif ini dilakukan untuk pasien dengan pembesaran payudara yang persisten – yang tidak membaik dengan jangka waktu tertentu. Dapat pula dilakukan untuk pasien dengan tekanan psikologis yang nyata atau apabila adanya keterbatasan fungsi akibat nyeri.

Bagaimana pembedahan dikerjakan?

Apabila pembesaran payudara disebabkan oleh penumpukan lemak, maka tindakan pembedahan dilakukan dengan teknik liposuction atau sedok lemak. Sedangkan pada kasus pembesaran yang disebabkah oleh kelenjar payudara, dapat dilakukan teknik liposuction yang dikombinasi dengan teknik pembedahan dengan luka yang minimal – yaitu dengan membuat sayatan sangat kecil yang pada umumnya terletak pada sisi payudara dan area sekitar areola (bagian berwarna gelap di sekitar puting). Luka pada area tepi payudara yang merupakan akses sedot lemak tidak lebih daripada 7-8mm; sedangkan luka operasi di pinggiran areola hanya sekitar seperempat hingga maksimal setengah lingkaran areola. Operasi dilakukan untuk membuang kelenjar payudara dengan menyisakan Sebagian kecil kelenjar di balik puting. Melalui sedot lemak, komponen lemak di dada juga. dikurangi.

Bagaimana perawatan pascabedah?

Setelah pembedahan, daerah sayatan atau luka operasi akan ditutup dengan kasa steril dan perban; kemudian akan dipasangkan perban elastis yang melingkari bagian dada dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan pascabedah dan mendukung kontur dada pada masa penyembuhan. Masa pemulihan berlangsung selama 1 – 2 minggu hingga 6-12 bulan. Selama masa ini pasien dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat seperti berolah raga fisik berat.

Apakah ginekomastia palsu perlu diobati? Atau perlu dibedah?

Karena disebabkan oleh penumpukan jaringan lemak, maka hal utama untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan modifikasi pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik untuk menurunkan berat badan. Namun, apabila setelah penurunan berat badan tercapai dan masih terdapat pembesaran payudara, maka tindakan sedot lemak dapat menjadi pilihan yang tepat.

 

Referensi:

Gikas P, Mokbel K. Management of gynaecomastia: an update. Int J Clin Pract. 2007; 61:1209–1215.

Nordt CA, DiVasta AD. Gynecomastia in adolescents. Curr Opin Pediatr. 2008 Aug;20(4):375-82. 

Ratnam BV. A new classification and treatment protocol for gynecomastia. Aesthetic Surg J. 2009; 29(1): 26-31.

Prasetyono, TOH. Cuilan info ginekomastia bersama Dr. Teddy Prasetyono Youtube. October 11, 2020. Accessed April 21, 2022. https://www.youtube.com/watch?v=BwgnAna11XA&t=0s