Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Buletin%20Ketenagalistrikan%20No.46%20Vol.12%20Juni%202016
Buletin%20Ketenagalistrikan%20No.46%20Vol.12%20Juni%202016
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
mendukung Zona Integritas<br />
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani<br />
serta<br />
Wilayah Bebas dari Korupsi<br />
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL<br />
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN<br />
Jalan HR Rasuna Said Blok X2, Kav.7-8, Kuningan<br />
Jakarta Selatan 12950<br />
Telp. (021) 5225180, Fax (021) 5256044<br />
www.djk.esdm.go.id
Dari Redaksi<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Edisi 46 Volume 12|<br />
JUNI 2016<br />
SUSUNAN REDAKSI<br />
Penanggung Jawab<br />
Sekretaris <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Redaktur<br />
Totoh Abdul Fatah<br />
Wiwid Mulyadi<br />
Heru Setiawan<br />
Ear Marison<br />
Hagni Surendro<br />
Sudarti<br />
Jackson Frans<br />
Fathorrahman<br />
Hari Dwi Wijayanto<br />
Pandu Satria Jati B<br />
Anggita Miftah Hairani<br />
David F Silalahi<br />
Ahmad Amiruddin<br />
Miftah Haris<br />
Novan Akhiriyanto<br />
Dina Andriani<br />
Hening Surya Bayu A.<br />
Fanny Ristantono<br />
M. Tomas Triananta<br />
Penyunting/ Editor<br />
Hutami Hikma Asih<br />
Ernawaty<br />
Sahri Mahmud<br />
Ridwan Budi Santoso<br />
Desain Grafis/Fotografer<br />
Achmad Yusuf Haryono<br />
Agus Supriyadi<br />
Ajat Munajat<br />
Agah Muhammad Abduh<br />
Adar<br />
Sekretariat<br />
Emi Tursilah<br />
Irman Suryana<br />
Novi Pravitasari<br />
Lutfhi<br />
Dewi Agustini<br />
Alamat Redaksi<br />
Redaksi Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jalan HR Rasuna Said Blok X2,<br />
Kav.7-8, Kuningan<br />
Jakarta Selatan 12950<br />
www.djk.esdm.go.id<br />
Pembaca yang budiman,<br />
Masyarakat kini lebih mudah mendapat sambungan baru tenaga listrik.<br />
Layanan satu pintu sambungan listrik merupakan bentuk komitmen<br />
pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Topik<br />
mengenai hal ini kami angkat menjadi Tajuk Utama.<br />
Pembaca diajak untuk lebih mengenal ASEAN Power Grid dalam Liputan<br />
Khusus, termasuk mengenai latar belakang dan proyeksinya ke depan.<br />
ASEAN Power Grid dibentuk untuk meningkatkan kerjasama negaranegara<br />
ASEAN serta meningkatkan ketahanan energi regional.<br />
Topik mengenai subsidi listrik dan Program 35.000 MW juga masih menjadi<br />
sorotan. Topik lainnya yang dibahas dalam edisi ini antara lain mengenai<br />
rangkaian koordinasi dan supervisi KPK di sektor ketenagalistrikan serta<br />
rencana pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah timur<br />
Indonesia. Dalam rubrik Galeri ditampilkan pelantikan 28 PNS baru Ditjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> dan pemberian penghargaan Satya Lencana Karya Satya<br />
bagi pegawai sesuai dengan pengabdiannya.<br />
Selamat membaca!<br />
Salam Redaksi<br />
Kirimkan tulisan Anda ke Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong> dengan ketentuan sebagai berikut:<br />
Syarat Teknis :<br />
1.Font penulisan naskah menggunakan Arial<br />
2.Ukuran font yang digunakan 12<br />
3.Jarak spasi penulisan 1,5<br />
4.Jumlah kata dalam satu naskah 600-1000 kata<br />
Syarat Umum:<br />
1.Judul naskah menggunakan kalimat yang menarik<br />
2.Penulisan menggunakan bahasa yang umum (mudah dimengerti)<br />
3.Tema naskah bisa tentang ketenagalistrikan, atau naskah umum misalnya: tentang manajemen,<br />
pengembangan diri, dll.<br />
4.Naskah asli belum pernah dimuat di media lain<br />
5.Naskah bisa ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris<br />
6.Naskah dikirim melalui email ke humas.djk@gmail.com<br />
7.Naskah dikirim beserta foto/ilustrasi yang sesuai sebanyak tiga buah foto dengan caption<br />
8.Penulis menyertakan biodata beserta foto diri<br />
9.Redaksi berhak memuat naskah dengan perubahan atau tidak memuat naskah yang<br />
dikirim dalam Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 3
DAFTAR ISI<br />
27<br />
KPK Siap Beri Pendampingan pada Proyek-Proyek <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Dari Redaksi<br />
Tajuk Utama<br />
6 Masyarakat Semakin Mudah Sambung Listrik<br />
8 Sambungan Baru Paling Lama 25 Hari<br />
10 YLKI: Revolusi Mental di Sektor <strong>Ketenagalistrikan</strong> Sudah Ada<br />
Sejak Dulu<br />
11 SLO Online Dipamerkan dalam Simposium dan Gelar Inovasi<br />
Pelayanan Publik<br />
Liputan Khusus<br />
12 Mengenal ASEAN Power Grid<br />
Warta Kita<br />
16 Subsidi Listrik Harus Tepat Sasaran<br />
17 Subsidi Listrik Tepat Sasaran Perlu Dukungan Banyak Pihak<br />
18 Subsidi Listrik Tepat Sasaran agar Listrik Dinikmati Merata<br />
20 Pemerintah Cari Solusi Masalah Energi di Nusa Tenggara<br />
22 Enam Provinsi Jadi Pilot Project Program Indonesia Terang<br />
23 Program 35.000 MW dan Indonesia Terang Butuh Dukungan Pemda<br />
24 Tiga Cara Melistriki Daerah Timur Indonesia<br />
26 KPK Kawal Ketahanan Energi<br />
27 KPK Siap Beri Pendampingan pada Proyek-Proyek <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
28 Korsup KPK di Surabaya, Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Harapkan<br />
Kerjasama Pemda<br />
29 Narasi Tunggal Penting dalam Sosialisasikan Kebijakan Pemerintah<br />
32 PLTB Terbesar di Indonesia Siap Dibangun<br />
33 Pemerintah Minta PLN Tingkatkan Efisiensi<br />
4 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
35 Program 35.000 MW Perwujudan Nawa Cita<br />
37 Teten Masduki: 35.000 MW Satu-Satunya<br />
di Dunia<br />
38 Pemerintah Bertekad Kurangi BBM<br />
dalam Pembangkit Listrik<br />
39 Delegasi Malaysia Kunjungi Calon Tapak<br />
GI Perawang<br />
40 Hindari Bahaya, Instalasi Listrik Harus Sesuai<br />
PUIL 2011<br />
42 Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> Diharap Terus<br />
Tingkatkan Kompetensi<br />
45 Pemerintah Minta PLN Tinjau Kontrak<br />
PLTD Sewa<br />
46 Pastikan Keandalan Pasokan Daya Listrik,<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Kunjungi Nias<br />
48 Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Dampingi Menteri<br />
KeTTHA Malaysia Kunjungi Bengkayang<br />
52 Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Hadiri Pembukaan<br />
The 3rd ISES 2016<br />
54 Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Meriahkan<br />
Pekan Inovasi Sumut<br />
56 Kebijakan Pelayanan <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Disosialisasikan di Makassar<br />
11<br />
SLO Online Dipamerkan dalam Simposium<br />
dan Gelar Inovasi Pelayanan Publik<br />
20<br />
Pemerintah Cari Solusi Masalah Energi di<br />
Nusa Tenggara<br />
Galeri<br />
30 Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Ambil Sumpah<br />
Jabatan 28 PNS<br />
Resensi<br />
44 - American Electricians' Handbook<br />
- Jelajah Wisata Nusantara<br />
Tips<br />
50 Tips Membuat Presentasi yang Efektif<br />
Pojok Peraturan<br />
58 Daftar Legislasi & Regulasi Terbaru<br />
Koleksi Perpustakaan DJK<br />
Bulan Januari - Juni 2016<br />
40<br />
Hindari Bahaya, Instalasi Listrik Harus<br />
Sesuai PUIL 2011<br />
42<br />
Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> Diharap<br />
Terus Tingkatkan Kompetensi<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 5
Tajuk Utama<br />
MASYARAKAT<br />
SEMAKIN MUDAH<br />
SAMBUNG LISTRIK<br />
Penyambungan listrik kini dipermudah dengan diterapkannya<br />
layanan satu pintu. Dengan layanan ini, masyarakat hanya<br />
perlu menghubungi PLN melalui PLN 123 atau website<br />
PLN untuk mendapatkan sambungan listrik. Hal tersebut<br />
dikemukakan Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dalam acara<br />
coffee morning bertajuk Pelayanan Satu Pintu Sambungan<br />
Listrik pada Jumat (29/4) bertempat di Gedung Ditjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jakarta.<br />
“Jadi layanan satu pintu ini pada prinsipnya adalah<br />
menggabungkan database 123 PLN dengan database LIT-TR<br />
(Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah) secara online<br />
dan juga database SLO (Sertifikat Laik Operasi) di Ditjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong>. Sehingga masyarakat hanya melalui<br />
satu pintu saja saat menyambung listrik termasuk biaya<br />
pembayarannya juga,” jelas Jarman.<br />
kedua kota tersebut sudah siap sistemnya. Akhir tahun ini<br />
layanan satu pintu ini diharapkan sudah dapat diterapkan di<br />
seluruh Indonesia.<br />
Jangka waktu maksimum layanan penyambungan listrik<br />
dibedakan menjadi tiga, yakni 5 hari kerja tanpa perluasan<br />
jaringan, 15 hari kerja dengan perluasan jaringan, dan 25<br />
hari kerja jika ada penambahan trafo. Kecepatan pelayanan<br />
sambungan baru tegangan rendah ini menjadi salah satu<br />
indikator Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.<br />
Artinya, jika kecepatan penyambungan lebih lama dari yang<br />
sudah ditetapkan, maka PLN harus memberikan potongan<br />
tagihan listrik sebesar 35% dari biaya beban atau biaya<br />
minimum untuk pelanggan nonsubsidi dan 20% untuk<br />
pelanggan subsidi.<br />
Jarman mengatakan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya<br />
Mineral (ESDM) telah menyampaikan surat kepada direksi<br />
PLN agar layanan satu pintu ini bisa diimplementasikan<br />
tahun ini. Disampaikan Jarman, bulan April 2016 layanan<br />
ini baru dapat diaplikasikan di Jakarta dan Surabaya karena<br />
Jarman melanjutkan bahwa sistem online satu pintu ini<br />
memangkas prosedur yang dulu lima menjadi hanya tiga<br />
prosedur. Jika sistem yang lama secara manual punya<br />
waktu maksimum penyambungan 79 hari kerja, sistem<br />
yang baru ini mempersingkat menjadi 25 hari kerja. Jarman<br />
Coffee morning diadakan untuk mensosialisasikan kebijakan<br />
pemerintah pada para stakeholder.<br />
Peserta coffee morning merupakan stakeholder di sektor<br />
ketenagalistrikan.<br />
6 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Tajuk Utama<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dalam coffee morning (29/4) mengungkapkan bahwa penyambungan listrik dipermudah dengan diterapkannya<br />
layanan satu pintu.<br />
menambahkan, masyarakatpun diuntungkan dengan biaya<br />
penyambungan yang lebih rendah 20% dari sistem yang<br />
lama.<br />
Kebijakan layanan satu pintu penyambungan listrik ini dibuat<br />
selaras dengan komitmen pemerintah untuk mempermudah<br />
masyarakat dalam mendapatkan sambungan listrik. Jarman<br />
menyampaikan hasil survey dari World Bank dimana tingkat<br />
getting electricity Indonesia naik peringkat di tahun 2015<br />
menjadi 45 dari tahun sebelumnya yang berada pada urutan<br />
161 dari total 189 negara yang disurvey.<br />
Sesi tanya-jawab dimanfaatkan oleh peserta coffee morning untuk<br />
mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat.<br />
Tahun ini, Jarman menambahkan, jika tidak ada inovasi<br />
yang dilakukan, peringkat getting electricity Indonesia bisa<br />
turun ke 46. Padahal Presiden Joko Widodo menargetkan<br />
getting electricity Indonesia bisa berada di posisi 20 besar.<br />
Target ini tentu merupakan tanggung jawab berat dan tidak<br />
mudah, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh<br />
pemangku kepentingan, serta upaya inovatif seperti layanan<br />
satu pintu ini agar target dapat tercapai. (AMH)<br />
Coffee morning menjadi media efektif yang dapat menjadi jembatan<br />
penghubung antara pemerintah, PLN, dan stakeholder.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 7
Tajuk Utama<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman berharap pada Hari Listrik Nasional pada Oktober nanti, Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik dapat<br />
diterapkan di seluruh Indonesia.<br />
SAMBUNGAN BARU<br />
PALING LAMA 25 HARI<br />
Masyarakat akan lebih mudah mendapat sambungan baru<br />
tenaga listrik. Dengan kebijakan satu pintu sambungan<br />
listrik, masyarakat paling lama akan mendapatkan listrik 25<br />
hari sejak pendaftaran. Jika tanpa perluasan jaringan, lama<br />
penyambungan listrik bahkan hanya lima hari. Selain waktu<br />
penyambungan yang akan dipercepat, prosedur juga akan<br />
dipermudah.<br />
Sesuai aturan baru, kecepatan penyambungan baru tenaga<br />
listrik merupakan indikator baru pinalti Tingkat Mutu<br />
Pelayanan (TMP). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan<br />
Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2016 tentang<br />
Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 33 Tahun<br />
2014 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang<br />
Terkait Dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh Perusahaan<br />
Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara.<br />
pembacaan KWH Meter, dan waktu koreksi kesalahan<br />
rekening merupakan indikator pinalti jika PT PLN (Persero)<br />
tidak sesuai dengan poin yang dideklarasikan.<br />
Menurut Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jarman, apabila PLN<br />
melebihi batas waktu pelayanan yang telah ditetapkan,<br />
maka masyarakat ataupun swasta akan mendapatkan<br />
diskon hingga 35 persen. PLN pun akan mendapatkan denda<br />
apabila target waktu ini tidak terpenuhi.<br />
"PLN akan berikan diskon 35 persen. Katakanlah dia apply<br />
bulan April, ternyata lebih 25 hari kerja. Pada bulan Juni<br />
dia dapat diskon dan PLN kena penalti," ungkap Jarman.<br />
Untuk itu, masyarakat pun diminta untuk aktif memberikan<br />
informasi apabila PLN tidak gagal mencapai target waktu<br />
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.<br />
Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Pengusahaan<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Satya Zulfanitra saat menyampaikan<br />
presentasi mengenai Permen ESDM Nomor 8 Tahun 2016,<br />
Jumat (29/4). Sesuai aturan tersebut, selain kecepatan<br />
penyambungan listrik, lama gangguan, jumlah gangguan,<br />
kecepatan pelayanan perubahan daya, kesalahan<br />
Untuk memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan<br />
sambungan listrik, Kementerian ESDM meluncurkan<br />
kebijakan Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik. Untuk<br />
bulan ini akan diterapkan di Jakarta dan Surabaya. Secara<br />
bertahap, seluruh masyarakat akan merasakan sambungan<br />
satu pintu sebelum Hari Listrik Nasional, Oktober 2016.<br />
8 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Tajuk Utama<br />
"Diharapkan pada Hari Listrik Nasional bulan Oktober sudah<br />
seluruh Indonesia, kecuali untuk daerah remote yang<br />
memang susah secara geografis," tutupnya.<br />
Menurut Jarman, masyarakat yang meminta sambungan<br />
listrik cukup mendaftar secara online melalui website PLN<br />
di pln.go.id atau menghubungi contact center PLN di nomor<br />
123. Tak perlu lagi mendatangi berbagai kantor instansi.<br />
Menurut Kepala Divisi PT PLN (Persero), Benny Marbun, saat<br />
memasukan data (entry data), pemohon tinggal menunjuk<br />
koordinat lokasi untuk penyambungan listrik. Pembayaran<br />
biaya sambungan dan biaya pemeriksaan dilakukan melalui<br />
bank, tidak dibayar melalui tatap muka dengan petugas<br />
PLN atau petugas pemeriksa. Setelah itu pemohon tinggal<br />
menunggu saja, dalam waktu paling lama 25 hari listrik dari<br />
PLN sudah tersambung. (PSJ)<br />
Seorang peserta coffee morning bertanya seusai presentasi paparan<br />
materi.<br />
Peserta coffee morning menyimak paparan materi.<br />
Direktur Pembinaan Pengusahaan <strong>Ketenagalistrikan</strong> Satya Zulfanitra menjelaskan tentang Tingkat Mutu Pelayanan PT PLN (persero).<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 9
Tajuk Utama<br />
YLKI: Revolusi Mental di<br />
Sektor <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Sudah Ada Sejak Dulu<br />
Tulus Abadi mengapresiasi Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik sebagai sebuah inovasi<br />
Yayasan Lembaga<br />
Konsumen Indonesia<br />
(YLKI) mengapresiasi<br />
terobosan yang dilakukan<br />
di sektor ketenagalistrikan<br />
melalui pemberian<br />
kompensasi kepada<br />
pelanggan listrik jika<br />
Tingkat Mutu Pelayanan<br />
(TMP) tidak tercapai.<br />
Ketua Harian YLKI Tulus<br />
Abadi menyampaikan<br />
hal tersebut dalam acara<br />
coffee morning di Ditjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jumat<br />
(29/4).<br />
“Revolusi mental sudah terjadi lebih dulu di sektor<br />
ketenagalistrikan. Sejak tahun 2003 konsumen sudah<br />
mendapat kompensasi atas ketidakmampuan PLN<br />
memenuhi TMP. Belum ada organisasi pelayanan publik yang<br />
menyediakan hal seperti ini, baru listrik. Tarifnya belum<br />
tentu naik setiap tahun, tapi sudah berani memberikan<br />
kompensasi,” tutur Tulus.<br />
Ia menambahkan, meskipun kompensasi itu masih tidak<br />
terlalu besar nilainya, itu merupakan bentuk itikad baik<br />
pada konsumen. Terkait layanan satu pintu sambungan<br />
listrik, Tulus menilai itu juga merupakan sebuah revolusi<br />
karena bukan hanya menyangkut kenyamanan, namun juga<br />
transparansi. Dengan sistem online yang lebih transparan,<br />
Tulus mengungkapkan, tidak ada lagi biaya yang lebih dari<br />
yang telah ditentukan dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) pun<br />
sudah tidak ada lagi yang hanya di atas kertas.<br />
Salah satu tugas sosial YLKI adalah menerima pengaduan<br />
dan keluhan masyarakat dari berbagai sektor. Tulus<br />
menyampaikan bahwa di tahun 2015, pengaduan konsumen<br />
tertinggi ada di sektor perbankan, disusul oleh perumahan,<br />
telekomunikasi, belanja online, dan lainnya.<br />
"Sektor listrik biasanya masuk lima besar, tapi tahun<br />
kemarin turun menjadi ranking tujuh,” ujar Tulus. Artinya,<br />
sektor ketenagalistrikan membaik dalam hal pengaduan<br />
dan keluhan dari masyarakat. Tulus berharap pengaduan<br />
konsumen listrik semakin turun seiring dengan semakin<br />
mudahnya masyarakat mendapatkan akses penyambungan<br />
listrik dan rasio elektrifikasi yang semakin meningkat.<br />
Dalam kesempatan tersebut, Tulus juga menyoroti SLO yang<br />
masih kurang dipahami oleh masyarakat. Ia menyarankan<br />
sosialisasi yang lebih masif termasuk mengenai pengetahuan<br />
dasar tentang SLO serta mekanisme dan sanksinya.<br />
“Sosialisasi ke masyarakat penting agar mereka tahu.<br />
Ini adalah kewajiban menyangkut hak konsumen atas<br />
keselamatan ketenagalistrikan,” pungkas Tulus. (AMH)<br />
10 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Tajuk Utama<br />
SLO Online Dipamerkan<br />
dalam Simposium dan Gelar<br />
Inovasi Pelayanan Publik<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menjelaskan bahwa<br />
pengawasan SLO yang semula dilakukan secara manual<br />
menjadi online sejak 1 Januari 2015 melalui Sistem Database<br />
Registrasi SLO Online pada situs slo.djk.esdm.go.id. Sistem<br />
Database Registrasi SLO Online terhubung dengan database<br />
Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah (LIT-TR) yang<br />
menerbitkan SLO di seluruh wilayah Indonesia. SLO yang<br />
diterbitkan oleh LIT-TR dinyatakan sah setelah mendapatkan<br />
nomor register dari <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>.<br />
Jarman juga menyampaikan bahwa melalui website SLO,<br />
masyarakat juga dapat mengakses untuk melakukan cek<br />
Status Permohonan SLO, verifikasi SLO, serta mencetak<br />
salinan SLO.<br />
Tiga inovasi dari Kementerian ESDM berhasil masuk Top 99 Inovasi<br />
Pelayanan Publik. SLO merupakan salah satu inovasi yang dipamerkan<br />
dalam Simposium dan Gelar Inovasi Pelayanan Publik 2016.<br />
Setelah masuk Top 99, Registrasi Sertifikat Laik Operasi<br />
(SLO) Online dipamerkan dalam Simposium dan Gelar<br />
Inovasi Pelayanan Publik 2016. Bersama dengan Minerba<br />
One Maps Indonesia (MOMI) dan E-Lelang Migas, SLO Online<br />
berpartisipasi dalam pameran yang digelar oleh Kementerian<br />
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />
(PAN RB) ini. Pameran digelar di Jatim Expo Surabaya hari<br />
Kamis (31/3) hingga Sabtu (2/4).<br />
Saat mengunjungi Stan Kementerian ESDM, Menteri ESDM<br />
Sudirman Said menyatakan bahwa SLO Online merupakan<br />
suatu standar layanan yang bisa diakses masyarakat untuk<br />
menilai kelaikan operasi instalasi tenaga listrik. “Sehingga<br />
kita kemudian memiliki kualitas yang lebih baik,” terang<br />
Sudirman. Dalam kunjungan ke stan yang mengangkat<br />
tema Warung Pelayanan KESDM, Sudirman Said didampingi<br />
oleh Deputi Pelayanan Publik kemeterian PAN RB Mirawati<br />
Sudjono, Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman,<br />
serta Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM<br />
Sujatmiko.<br />
Melalui Keputusan Menteri PAN RB No. 51/2016, Kementerian<br />
PANRB telah menetapkan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik,<br />
dari 2.476 inovasi peserta kompetisi. Dari 11 Inovasi<br />
Kementerian, 3 Inovasi berasal dari Kementerian ESDM.<br />
“Kita bersyukur, mudah-mudahan selanjutnya dapat masuk<br />
ke-35 besar. Tapi tentu saja ini bukan soal perlombaan,<br />
tetapi soal mendorong inovasi di lingkup pemerintahan,<br />
termasuk Kementerian ESDM,” ujar Sudirman.<br />
Menurut Sudirman, inovasi penting untuk dilakukan<br />
setiap saat. Kompetisi menurutnya bagus, namun jangan<br />
menjadi tujuan utama. Ketiga inovasi pelayanan publik<br />
yang dikembangkan oleh Kementerian ESDM menurutnya<br />
bukanlah sesuatu yang dibuat untuk dilombakan namun<br />
dibuat untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada<br />
masyarakat. Registrasi SLO Online sendiri dibuat pada akhir<br />
tahun 2014 untuk mempermudah pemberian pelayanan dan<br />
pengawasan pada instalasi listrik sesuai dengan kewajiban<br />
Pemerintah.<br />
“SLO yang awalnya diterbitkan dalam waktu 7 (tujuh) hari<br />
dipercepat menjadi paling lambat 3 (hari),” ujar Jarman.<br />
“Bahkan 72% dilakukan kurang dari satu hari,” tambahnya.<br />
(PSJ)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 11
Liputan Khusus<br />
Sumber gambar: Google.<br />
Mengenal<br />
ASEAN POWER GRID<br />
12 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Liputan Khusus<br />
Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>,<br />
Jarman mewakili Menteri ESDM<br />
pada Senin (9/5) lalu mendampingi<br />
Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan<br />
Air (KeTTHA) Malaysia, YB. Datuk Seri<br />
Panglima Dr. Maximus Johnity Ongkili<br />
meninjau proyek ASEAN Power Grid<br />
yang ada di Kalimantan Barat.<br />
ASEAN Power Grid (APG) merupakan<br />
program yang dimandatkan oleh para<br />
Kepala Negara/Pemerintah ASEAN<br />
berdasarkan Visi ASEAN 2020. Pada<br />
pelaksanaan pertemuan the 17th<br />
ASEAN Ministers on Energy Meeting<br />
di Bangkok pada bulan Juli 1997 yang<br />
menghasilkan dokumen ASEAN Plan of<br />
Action for Energy Cooperation (APAEC)<br />
1999 - 2004 mencakup implementasi<br />
program APG. Selanjutnya MoU APG<br />
ditandatangani para Menteri Energi<br />
pada bulan Maret 2007 dengan tujuan<br />
untuk memperkuat kerjasama negara<br />
anggota ASEAN dalam pengembangan<br />
kebijakan interkoneksi dan transaksi<br />
tenaga listrik lintas batas, dan pada<br />
akhirnya untuk merealisasikan APG<br />
dalam rangka meningkatkan ketahanan<br />
energi regional. Indonesia telah<br />
meratifikasi MOU APG tersebut melalui<br />
Perpres Nomor 77 Tahun 2008 tentang<br />
Pengesahan MOU on the ASEAN Power<br />
Grid. Secara teknis pembentukan<br />
APG memiliki tujuan di antaranya<br />
meningkatkan perdagangan listrik<br />
lintas batas, lewat integrasi jaringan<br />
listrik nasional, untuk memenuhi<br />
meningkatnya permintaan listrik<br />
dan memperbaiki akses jasa energi<br />
dan berbagi kapasitas pembangkit<br />
cadangan antar negara anggota ASEAN<br />
untuk meningkatkan keamanan secara<br />
umum dan mengurangi biaya.<br />
Secara garis besar Interkoneksi<br />
ASEAN dibagi menjadi tiga wilayah<br />
yaitu Eastern area, Southern area dan<br />
Northern area. Sumatera, Singapura,<br />
Batam dan Semenanjung Malaysia<br />
termasuk di Southern area. Kalimantan,<br />
Sarawak, Brunei, Sabah, dan Filipina<br />
termasuk di Eastern area dan Northern<br />
area terdiri dari negara-negara yang<br />
berada di daratan Asia seperti Vietnam,<br />
Kamboja, Laos, Thailand, Myanmar.<br />
Saat ini sudah ada empat jaringan<br />
interkoneksi antar negara ASEAN yang<br />
sudah beroperasi. Jaringan tersebut<br />
menghubungkan antara semenanjung<br />
Malaysia-Thailand, Semenanjung<br />
Malaysia-Singapura, Thailand-<br />
Kamboja, dan Vietnam-Kamboja. Total<br />
pertumbuhan beban negara ASEAN<br />
diprediksi sebesar 255 GW pada<br />
tahun 2025, dan diharapkan dengan<br />
terbangunnya interkoneksi negara<br />
ASEAN melalui APG dapat berkontribusi<br />
sebesar 19,5 GW dalam transaksi<br />
listrik ke negara yang membutuhkan<br />
dan 3 GW dalam hal pertukaran energi<br />
akibat perbedaan beban puncak. APG<br />
diprediksi bisa menghemat biaya<br />
operasi dan investasi sebesar 4,475<br />
juta US dolar.<br />
Proyek interkoneksi antara Indonesia<br />
dan Malaysia dalam kerangka APG<br />
terdiri dari 3 (tiga) yaitu:<br />
1.Proyek Sarawak – Kalimantan Barat<br />
2.Proyek Sumatra – Semenanjung<br />
Malaysia<br />
3.Proyek Sabah – Kalimantan Utara<br />
Secara bilateral kedua pemimpin dan<br />
pejabat tinggi telah bertemu dan<br />
mendiskusikan hal-hal yang dapat<br />
dilakukan bersama untuk mempercepat<br />
implementasi interkoneksi dimaksud,<br />
di antaranya melalui pertemuan antara<br />
Menteri ESDM RI dengan Menteri<br />
KeTTHA Malaysia pada tanggal 26 Juni<br />
2015 di Jakarta yang menghasilkan<br />
kesepakatan pembentukan Komite<br />
Teknis untuk memfasilitasi proyek<br />
lintas batas antara kedua negara.<br />
Rombongan meninjau proyek ASEAN Power Grid yang ada di Kalimantan Barat (9/5).<br />
Pertemuan tersebut selanjutnya<br />
ditindaklanjuti oleh Menteri KeTTHA<br />
Malaysia dengan mengirimkan surat<br />
tertanggal 20 Agustus 2015 yang<br />
bermaksud melanjutkan pembentukan<br />
Komite Teknis sebagaimana yang telah<br />
disepakati pada pertemuan tanggal<br />
26 Juni 2015 sekaligus penyampaian<br />
usulan Term of Reference Tim Teknis.<br />
Selanjutnya kembali berlangsung<br />
pertemuan bilateral pada tanggal 21<br />
Januari 2016 di Putrajaya yang dihadiri<br />
Menteri ESDM menemui Menteri<br />
KeTTHA, di mana dalam pertemuan<br />
tersebut Sudirman dan Panglima<br />
Maximus mengharapkan interkoneksi<br />
Riau-Semenanjung Malaya dan Sabah-<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 13
Liputan Khusus<br />
Kalimantan Utara dapat terwujud pula, serta kerja sama<br />
energi dapat diperluas di masa mendatang, terutama di<br />
bidang energi terbarukan.<br />
Pada tanggal 5 April 2016 di Putrajaya, Malaysia, kembali<br />
dilaksanakan pertemuan antara delegasi Indonesia dan<br />
Malaysia yang dipimpin oleh Jarman dan Datuk Loo Took<br />
Gee, Sekjen KeTTHA Malaysia untuk merealisasikan<br />
pembentukan komite teknis bersama antara kedua negara<br />
untuk percepatan pelaksanaan proyek interkoneksi antar<br />
kedua negara di bawah kerangka APG. Dan sebagai bentuk<br />
komitmen bersama, pada tanggal 12 Februari 2016 di sela<br />
penyelenggaraan BCEF, Sudirman dan Panglima Maximus<br />
menandatangani Joint Statement on the Acceleration of the<br />
Implementation of Power Interconnection Projects between<br />
Indonesia-Malaysia Under ASEAN Power Grid.<br />
2.Proyek Sumatra – Semenanjung Malaysia<br />
Studi Kelayakan tahap I terkait High Voltage Direct Current<br />
(HVDC) telah usai dan dipandang layak secara ekonomi bisnis<br />
dan teknis. Joint Development Agreement (JDA) antara PLN<br />
dan PTBA dengan TNB sedang tahap kajian mendalam untuk<br />
perbaharuan. TNB menyatakan siap menindaklanjuti dan<br />
menandatangani dalam waktu yang tidak lama.<br />
Untuk itu mereka akan melakukan pembicaraan lebih<br />
lanjut mengenai kelanjutan proyek. Studi Kelayakan yang<br />
dilaksanakan oleh PT. Bukit Asam telah usai. Pihak Malaysia<br />
mengharapkan percepatan proyek interkoneksi ini dapat<br />
COD pada tahun 2021. Proyek ini disingkat dengan nama<br />
PERTALIAN (Pertautan-Tambang-Listrik-Interkoneksi-Antar-<br />
Bangsa). Proyek melibatkan investasi PLTU Mulut Tambang<br />
dan interkoneksi HVDC.<br />
Status Terkini Proyek ASEAN Power Grid Indonesia-<br />
Malaysia<br />
1.Proyek Sarawak – Kalimantan Barat<br />
Proyek ini merupakan interkoneksi High Voltage Alternate<br />
Current (HVAC) antara Gardu Induk (GI) Mambong 275kV<br />
di Mambong, Serawak, dengan GI Bengkayang 275kV di<br />
Kalimantan Barat melalui saluran transmisi sirkuit ganda<br />
275kV dengan frekuensi 50Hz. Interkoneksi tersebut telah<br />
energized dan sinkron pada tanggal 20 Januari 2016 di mana<br />
saat ini dengan pasokan 50MW. Selanjutnya, pasokan energi<br />
listrik akan meningkat hingga 170MW seiring penyelesaian<br />
saluran transmisi dan GI 500kV di Serawak, dan menjadi<br />
230MW dalam 6 (enam) bulan berikut.<br />
3.Proyek Sabah – Kalimantan Utara<br />
Proyek ini diinisiasi oleh IPP, yaitu MASER dan IM Power<br />
dengan titik interkoneksi melalui Tawau atau Kalabakan<br />
di Tarakan, Kalimantan Utara. Atas inisiatif baru tersebut<br />
masih memerlukan kajian mendalam dan konsultasi dengan<br />
berbagai pihak terkait.<br />
Kondisi <strong>Ketenagalistrikan</strong> di Kalimantan Barat<br />
Sistem kelistrikan Kalimantan Barat terdiri dari atas 1 (satu)<br />
sistem interkoneksi yaitu sistem Khatulistiwa (termasuk<br />
interkoneksi Kalbar – Serawak) dan 7 (tujuh) sistem isolated<br />
yaitu sistem Ketapang, Ngabang, Sekadau, Sanggau, Nanga<br />
Pinoh, Sintang, Putusibau. Neraca daya total sistem di<br />
Kalimantan Barat memiliki daya mampu sebesar 499 MW,<br />
beban puncak sebesar 481 MW,<br />
dan cadangan sebesar 18 MW.<br />
Sistem interkoneksi Kalbar-<br />
Serawak mulai beroperasi<br />
dan masuk dalam sistem<br />
Khatulistiwa sejak tanggal<br />
20 Januari 2016 pukul 14.26<br />
dengan pasokan daya sebesar<br />
50 MW melalui satu sirkit dan<br />
akan bertambah menjadi 90<br />
MW pada bulan Mei 2016.<br />
Penyelesaian satu sirkit lainnya<br />
direncanakan pada bulan Mei<br />
2016.<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (tengah) diwawancarai media terkait ASEAN Power Grid.<br />
14 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Liputan Khusus<br />
Pengoperasian Sistem Interkoneksi Kalbar-Serawak<br />
Jangka waktu kerja sama jual beli tenaga listrik antara PT PLN<br />
(Persero) Wilayah Kalimantan Barat dengan Sarawak Electricity<br />
Supply Corporation (SESCO) adalah selama 20 tahun yang terdiri<br />
dari :<br />
a.Fase pertama (5 tahun): skema take and pay, di mana PT PLN<br />
(Persero) Wilayah Kalbar mengimpor tenaga listrik dari SESCO mulai<br />
dari 50 MW dan naik secara bertahap tergantung kesiapan jaringan<br />
transmisi di Indonesia dan membayar sesuai dengan jumlah energi<br />
listrik yang diimpor.<br />
b.Fase kedua (15 tahun): skema take or pay, di mana dimungkinkan<br />
bagi kedua pihak untuk saling bertransaksi jual beli tenaga listrik<br />
dengan kapasitas jual beli yang akan dibicarakan kemudian.<br />
Pengaturan pengoperasian sistem interkoneksi Kalbar-Serawak<br />
dilakukan oleh komite Grid System Operator (GSO) yang diwakili<br />
oleh kedua pihak:<br />
a.Sarawak Grid System Operator: Senior Vice President, Grid<br />
Operation Division (Assistant General Manager, Manager, Senior<br />
Engineer).<br />
b.PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat: General Manager,<br />
Manajer Transmisi dan Distribusi, Manajer Niaga, Manajer APDP.<br />
Pengaturan pasokan tenaga listrik dari SESCO masih dilakukan<br />
secara manual, karena belum dilengkapi teknologi Automatic<br />
Generation Control (AGC), dan besaran daya diatur oleh PT PLN<br />
(Persero) APDP Wilayah Kalbar dengan rentang ±10%. Perhitungan<br />
transaksi energi dilakukan secara bulanan pada akhir bulan pukul<br />
24.00 Waktu Serawak dengan acuan hasil pengukuran kWhmeter<br />
main di GITET Mambong. Kedua belah pihak masing-masing memiliki<br />
3 (tiga) kWh meter yang terdiri dari kWhmeter main, check, dan<br />
pembanding. Hal-hal yang diatur terkait dengan kualitas daya pada<br />
sistem interkoneksi Kalbar – Serawak antara pihak PT PLN (Persero)<br />
Wilayah Kalbar dan SESCO adalah tegangan dengan toleransi 275 ±<br />
5% kV, frekuensi 50 ± 0,2 Hz, dan faktor daya minimum sebesar 0,9.<br />
PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mengimpor listrik dari<br />
SESCO melalui jaringan transmisi 275 kV sepanjang 120 km yang<br />
menghubungkan gardu induk GITET Bengkayang (Kalbar) dengan<br />
GITET Mambong (Serawak). Jumlah menara transmisi milik Indonesia<br />
(dari GITET Bengkayang sampai perbatasan) sebanyak 201 menara<br />
dan menara transmisi milik Malaysia (dari GITET Mambong sampai<br />
perbatasan) sebanyak 144 menara.<br />
Manfaat Sistem Pengoperasian Interkoneksi Kalbar –<br />
Sarawak, dan Sistem Kalimantan<br />
Sejak beroperasinya sistem interkoneksi Kalbar-Serawak, terjadi 1<br />
(satu) kali gangguan pada tanggal 6 April 2016 selama 45 menit<br />
sebesar 50 MW tetapi tidak menimbulkan blackout pada sistem<br />
Khatulistiwa karena beroperasinya underfrequency relay untuk<br />
Sumber gambar: Google.<br />
mengantisipasi kehilangan daya tersebut.<br />
Sistem interkoneksi Kalbar – Serawak menambah<br />
pasokan daya pada sistem Khatulistiwa, sehingga<br />
tidak terjadi defisit:<br />
a.Sebelum beroperasinya sistem interkoneksi<br />
Kalbar – Serawak, neraca daya sistem<br />
Khatulistiwa mengalami defisit sebesar 27 MW<br />
(daya mampu sebesar 258,4 MW dan beban<br />
puncak sebesar 285,4 MW).<br />
b.Setelah beroperasinya sistem interkoneksi<br />
Kalbar – Serawak, neraca daya sistem<br />
Khatulistiwa memiliki cadangan sebesar 17 MW<br />
(daya mampu sebesar 308,4 MW dan beban<br />
puncak sebesar 291,4 MW).<br />
Dengan beroperasinya sistem interkoneksi<br />
Kalbar – Serawak, menurunkan Biaya Pokok<br />
Penyediaan (BPP) tenaga listrik sebagai berikut:<br />
a.Sebelum beroperasinya sistem interkoneksi<br />
Kalbar – Serawak, BPP tenaga listrik sekitar Rp<br />
1.977/kWh,<br />
b.Setelah beroperasinya sistem interkoneksi<br />
Kalbar – Serawak, BPP tenaga listrik sekitar Rp<br />
1.642/kWh.<br />
(Asumsi: harga HSD = Rp 9.000/liter, MFO =<br />
Rp 7.000/liter, BPP impor = 30,91 Ringgit/kWh =<br />
Rp 1.000/kWh) (RBS)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 15
Warta Kita<br />
SUBSIDI LISTRIK<br />
HARUS TEPAT SASARAN<br />
“Tarif tenaga listrik tidak ditetapkan semena-mena oleh<br />
pemerintah, tapi juga melalui persetujuan Dewan Perwakilan<br />
Rakyat (DPR) selaku wakil rakyat,” ujar Jisman. Dalam Rapat<br />
Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM tanggal 17<br />
September 2015 dan hasil Panja Banggar DPR RI tanggal<br />
30 September 2015, disepakati bahwa subsidi listrik tahun<br />
2016 dialokasikan sebesar Rp38,39 triliun yang difokuskan<br />
pada rumah tangga miskin dan rentan miskin sesuai data<br />
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan<br />
(TNP2K) . Ini berkurang dibanding subsidi tahun 2015 yakni<br />
Rp66,15 triliun.<br />
Kasubdit Harga dan Subsidi Listrik Jisman menjelaskan subsidi<br />
listrik tepat sasaran dapat membantu melistriki wilayah yang rasio<br />
elektrifikasinya rendah.<br />
Pemerintah menegaskan subsidi listrik hanya diberikan<br />
kepada masyarakat miskin dan rentan miskin. Sesuai<br />
dengan amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007<br />
tentang Energi, pemerintah dan pemerintah daerah<br />
menyediakan dana subsidi untuk kelompok masyarakat<br />
tidak mampu. Namun selama ini subsidi juga dinikmati<br />
oleh masyarakat yang mampu. Oleh karena itu, pemerintah<br />
menertibkan pelanggan rumah tangga 900 VA yang tidak<br />
layak menerima subsidi, sementara pelanggan 450 VA masih<br />
tetap diprioritaskan untuk mendapat subsidi listrik. Demikian<br />
disampaikan oleh Kasubdit Harga dan Subsidi Listrik Jisman<br />
Hutajulu dalam paparannya dalam acara bertajuk “Kebijakan<br />
Subsidi Listrik Tepat Sasaran dan Pemanfaatan Energi Baru<br />
dan Terbarukan (EBT) untuk Mendukung Kedaulatan Energi”<br />
di Surabaya (30/3).<br />
Jisman menjelaskan tentang kebijakan subsidi listrik<br />
tepat sasaran. Ia mengatakan pemerintah menjaga agar<br />
penyediaan tenaga listrik dilakukan secara efisien dan<br />
menjaga keseimbangan kepentingan penyedia listrik (PLN)<br />
dan konsumen. Pemerintah juga melakukan evaluasi Biaya<br />
Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik PLN, dengan berprinsip<br />
pada allowable cost dan memaksimalkan efisiensi melalui<br />
diversifikasi energi primer dan penurunan losses. Jisman<br />
menambahkan, subsidi listrik diprioritaskan bagi konsumen<br />
tidak mampu, dan tarif konsumen lainnya ditetapkan sesuai<br />
keekonomian secara bertahap.<br />
Penurunan subsidi listrik ini akan dialihkan untuk melistriki<br />
wilayah yang rasio elektrifikasinya masih rendah, seperti di<br />
daerah Indonesia bagian timur. Rasio elektrifikasi Indonesia<br />
pada tahun 2015 adalah 88,30%. Artinya, masih ada 11,7%<br />
wilayah di Indonesia yang masih belum teraliri listrik.<br />
Pemerintah menargetkan rasio eletrifikasi di tahun 2019<br />
sebesar 97,35%.<br />
Berdasarkan data TNP2K, ada 4,15 juta rumah tangga<br />
miskin dan rentan miskin pelanggan daya 900 VA yang layak<br />
mendapat subsidi. Sementara itu, jumlah pelanggan rumah<br />
tangga daya 900 VA adalah 22,8 juta. Dengan demikian,<br />
ada 18,65 juta pelanggan rumah tangga yang tidak lagi<br />
diberikan subsidi listrik.<br />
Pemerintah menugaskan kepada PLN untuk melakukan<br />
pendataan bagi konsumen rumah tangga daya 900 VA<br />
sebanyak 4,15 juta rumah tangga miskin dan rentan miskin<br />
yang layak mendapat subsidi. Pencocokan data tersebut<br />
dilakukan PLN sejak 18 Januari 2016 dan selesai dilakukan<br />
pada 12 Maret 2016. Untuk mengantisipasi error data yang<br />
dikeluarkan oleh TNP2K, pemerintah siapkan POSDUMAS<br />
(pos pengaduan masyarakat) di tingkat kelurahan atau<br />
Badan Permusyawaratan Desa di tingkat desa terkait<br />
pelaksanaan subsidi listrik tepat sasaran<br />
“Misal harusnya disubsidi namun tidak, maka bisa lapor.<br />
Begitu juga sebaliknya. Nanti kami kembalikan lagi ke TNP2K<br />
untuk dicek,” pungkas Jisman. (AMH)<br />
16 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Subsidi Listrik<br />
Tepat Sasaran Perlu<br />
Dukungan Banyak Pihak<br />
Subsidi listrik hanya akan diberikan kepada masyarakat<br />
tidak mampu. Pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah<br />
agar subsidi listrik lebih tepat sasaran.<br />
Sumber gambar: Google.<br />
Subsidi Listrik hanya akan diberikan kepada masyakat tidak<br />
mampu. Saat ini pemerintah tengah menyiapkan langkahlangkah<br />
yang akan dilakukan agar subsidi listrik lebih tepat<br />
sasaran. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang<br />
nomor 30 tahun 2009 tentang <strong>Ketenagalistrikan</strong>. Sosialisasi<br />
mengenai hal ini perlu dilakukan secara masif dan dukungan<br />
dari berbagai pihak.<br />
Hal tersebut disampaikan Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Kementerian ESDM Jarman, saat memimpin Rapat Persiapan<br />
Penerapan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Tahun<br />
2016 di kantor Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Kamis (7/4).<br />
Hadir dalam rapat tersebut Sekretaris Eksekutif Tim<br />
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)<br />
Bambang Widianto, perwakilan dari Kementerian Dalam<br />
negeri, Kementerian Kominfo, dan PT PLN (Persero). Rapat<br />
membahas evaluasi pencocokan data rumah tangga miskin<br />
dan rentan miskin dengan daya 900 VA, serta mekanisme<br />
sosialisasi dan penananganan pengaduan masyarakat.<br />
Menurut Jarman, saat ini penerapan subsidi listrik yang lebih<br />
tepat sasaran memasuki tahap finalisasi, namun pekerjaan<br />
besar menanti khususnya untuk melakukan sosialisasi<br />
kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut menurutnya<br />
membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya<br />
Kementerian Kominfo, Kementerian Sosial, dan Kementerian<br />
Dalam Negeri. “Kerjasama perlu dilakukan dengan baik,<br />
tentu bersama-sama dengan PLN” sambung Jarman.<br />
Rapat koordinasi ini merupakan tindak lanjut dari Workshop<br />
Pelaksanaan Subsidi Listrik Tepat Sasaran yang dilaksanakan<br />
di Bandung awal Maret lalu. PT PLN telah menyampaikan<br />
proses dan progress pencocokan Basis Data Terpadu (BDT),<br />
mekanisme pengaduan bagi masyarakat yang merasa<br />
berhak namun belum terdata, serta tahapan sosialisasi dan<br />
komunikasi. TNP2K juga telah menyampaikan rekomendasi<br />
mekanisme pengaduan yang memanfaatkan peran desa<br />
dan kelurahan sebagai saluran bagi masyarakat untuk<br />
menyampaikan pengaduan terkait kepesertaan.<br />
Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM juga telah<br />
bergerak dengan mengundang seluruh humas Kementerian/<br />
Lembaga dalam Forum Bakohumas di Surabaya dengan<br />
mengangkat tema pemberian subsidi listrik tepat sasaran.<br />
Diharapkan para Humas Kementerian/Lembaga tersebut<br />
dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya<br />
penerapan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran ini.<br />
Acara rapat koordinasi ini ditutup dengan penandatangan<br />
Memorandum of Understanding (MoU) antara TNP2K<br />
yang diwakili Sekretaris Eksekutif Bambang Widianto dan<br />
Kementerian ESDM yang diwakili oleh Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jarman. MoU ini terkait basis data terpadu yang tengah<br />
disiapkan oleh TNP2K. (PSJ)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 17
Warta Kita<br />
SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN<br />
AGAR LISTRIK<br />
DINIKMATI MERATA<br />
Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan bahwa menggeser<br />
subsidi listrik pada masyarakat yang benar-benar berhak merupakan<br />
bentuk equal treatment atau pemihakan pada mereka yang belum<br />
beruntung.<br />
Menaikkan rasio elektrifikasi secara signifikan dalam rentang<br />
lima tahun merupakan tanggung jawab berat. Namun<br />
dengan menggeser subsidi listrik ke masyarakat yang benarbenar<br />
berhak, selain menghemat belasan triliun rupiah,<br />
penghematan itu bisa dialihkan ke tempat-tempat yang<br />
listriknya masih rendah. Menteri Energi dan Sumber Daya<br />
Mineral (ESDM) Sudirman Said menyampaikan hal tersebut<br />
dalam diskusi bertajuk Subsidi Listrik Tepat Sasaran yang<br />
diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)<br />
bekerja sama dengan Harian Kompas, Rabu (27/4).<br />
“Kita bukan saja menjaga subsidi jatuh kepada yang berhak,<br />
namun itu juga bentuk equal treatment atau pemihakan<br />
kepada mereka yang belum beruntung,” jelas Sudirman.<br />
18 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Budiman Tanuredjo (kanan) dari Kompas dan Fabby Tumiwa<br />
(bawah) dari Institute for Essential Services Reform (IESR) ikut<br />
menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Subsidi Listrik Tepat<br />
Sasaran yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara<br />
(PLN) bekerja sama dengan Harian Kompas, Rabu (27/4).<br />
sekedar dwelling atau menggali masalah-masalah masa lalu.”<br />
Sudirman kemudian menceritakan bahwa dalam perannya<br />
sebagai Menteri ESDM, ia telah mengunjungi pelosok-pelosok<br />
negeri. Tempat-tempat yang belum terlistriki dengan baik,<br />
menurut Sudirman, ada di tempat-tempat yang paling sulit,<br />
jauh dari pusat kekuasaan dan jauh dari pusat pembuat<br />
kebijakan.<br />
“Saya menyimpulkan membangun listrik seperti mencapai<br />
nilai ujian. Untuk mendapatkan nilai rata-rata 6-7 kita bisa,<br />
nilai 8-9 perlu effort yang lebih. Dan dari 8 menuju 10<br />
memerlukan kesempurnaan. Tidak boleh salah, fokus pada<br />
hal yang belum dicapai,” tutur Sudirman.<br />
Ia kembali mengingatkan jika listrik adalah pintu masuk<br />
kemajuan peradaban. Menurutnya, listrik adalah sebuah<br />
drive atau dorongan menuju kesejahteraan, pendidikan<br />
dan kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, ujarnya,<br />
membangun listrik tidak boleh dilihat sebagai sebuah<br />
pekerjaan.<br />
“Ini (membangun listrik) bukan bisnis. This is movement,<br />
ini satu gerakan,” Sudirman menegaskan. Sudirman<br />
melanjutkan, sebagai sebuah gerakan, dibutuhkan dukungan<br />
dari semua pihak, termasuk stakeholder, parlemen, dan<br />
media.<br />
“Mari kita angkat (pembangunan) listrik sebagai sebuah<br />
gerakan. Secara nasional dukungan media, parlemen,<br />
pemerhati, YLKI menjadi sangat penting. Bagaimana media<br />
dan para opinion leader menggeser noise menjadi voice.<br />
Yang diharapkan itu sesuatu yang sifatnya solutif, bukan<br />
Sudirman menjelaskan jika beberapa kabupaten baru sama<br />
sekali belum tersentuh listrik. Di enam provinsi Indonesia<br />
bagian timur, rasio elektrifikasi 46 kabupaten di sana masih<br />
di bawah 50%. Di seluruh Indonesia, lanjut Sudirman, ada<br />
56 kabupaten dan ada 12.659 desa yang belum dilistriki<br />
dengan baik, dan 12.519 di antaranya betul-betul masih<br />
gelap. Itulah sebabnya subsidi tepat sasaran penting agar<br />
penghematan bisa dilakukan supaya listrik merata di Tanah<br />
Air.<br />
Diskusi ini menampilkan paparan dari Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jarman yang menjelaskan teknis subsidi listrik tepat sasaran.<br />
Selain itu, ada pula paparan dari PLN, anggota Dewan<br />
Perwakilan Rakyat (DPR), pengamat kelistrikan, hingga<br />
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). (AMH)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 19
Warta Kita<br />
Pemerintah Cari Solusi<br />
Masalah Energi<br />
di Nusa Tenggara<br />
Kunjungan ke PLTU Jeranjang, Nusa Tenggara Barat (28/4) dilakukan oleh pimpinan KPK,<br />
pemerintah pusat dan daerah, serta PT PLN (persero).<br />
Sebagai usaha mengurai berbagai<br />
permasalahan sektor energi di Nusa<br />
Tenggara, Kementerian ESDM bersama<br />
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)<br />
pada Rabu (27/4) menyelenggarakan<br />
pertemuan Koordinasi dan Supervisi<br />
(Korsup) Kedaulatan Energi di Lombok<br />
Nusa Tenggara Barat (NTB). Pertemuan<br />
ini mengundang seluruh elemen<br />
pemerintah daerah, badan usaha,<br />
elemen masyarakat di NTB dan NTT.<br />
Ketua KPK Agus Raharjo dalam<br />
sambutannya mengapresiasi keinginan<br />
dari peserta untuk melakukan<br />
perbaikan tata kelola di sektor energi.<br />
Menurutnya pertemuan Korsup ini perlu<br />
dilakukan secara periodik.<br />
“KPK akan membantu turun ke<br />
lapangan membantu permasalahan,”<br />
jelasnya.<br />
Menurutnya tugas KPK tidak hanya<br />
melakukan penindakan namun juga<br />
pendampingan, pencegahan, serta<br />
monitoring. Fokus dari pendampingan<br />
melalui Korsup ini adalah mengurai<br />
persoalan perizinan, permasalahan<br />
lahan, pemenuhan hak-hak masyarakat<br />
dan deregulasi.<br />
Dalam kesempatan tersebut, Direktur<br />
Pembinaan Program <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Alihuddin Sitompul menyampaikan<br />
berbagai persoalan ketenagalistrikan<br />
dari pembangkitan hingga jaringan<br />
listrik yang perlu mendapat perhatian<br />
dari pemerintah daerah maupun<br />
Kementerian/Lembaga lainnya. Kondisi<br />
kelistrikan di NTB dan NTT dijelaskan<br />
Alihudddin sebagian besar masih dalam<br />
20 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
kondisi siaga. Rasio elektrifikasi di NTB masih<br />
berada pada angka 72%, sedangkan NTT<br />
sebesar 53%. Angka ini lebih rendah dari ratarata<br />
nasional sebesar 87%.<br />
Untuk itu program 35.000 MW memerlukan<br />
dukungan dari pemerintah daerah dan instansi<br />
pemerintah lainnya sehinga masyarakat dapat<br />
mengejar ketertinggalan tersebut. Menurut<br />
Alihuddin, dukungan tidak hanya pada<br />
pembangunan pembangkit, namun juga pada<br />
pembangunan jaringan transmisi sehingga<br />
listrik yang dihasilkan dapar bermanfaat bagi<br />
masyarakat.<br />
Dalam pembahasan Korsup tersebut,<br />
diharapkan adanya upaya sistematis dari<br />
semua pihak untuk mengembangkan potensi<br />
energi terbarukan sebagai pembangkit listrik.<br />
“Kebutuhan energi terus meningkat. Harus kita<br />
sediakan “ jelas Agus Raharjo.<br />
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi yang hadir<br />
dalam Korsup tersebut menegaskan pentingnya<br />
membuka kesempatan untuk pengembangan<br />
energi baru dan terbarukan sebagai pembangkit<br />
listrik. Ia berharap pemerintah mempercepat<br />
pembangunan pembangkit yang akan dibangun<br />
di NTB serta mengoptimalkan pembangkit yang<br />
telah berjalan.<br />
Keesokan harinya, Kamis (28/4) dilaksanakan<br />
kunjungan ke PLTU Jeranjang (4 x 25 MW)<br />
di NTB yang dihadiri KPK, pemerintah pusat,<br />
pemerintah daerah dan jajaran PT PLN<br />
(Persero) yang khusus mengurai persoalanpersoalan<br />
ketenagalistrikan di NTB. Selanjutnya<br />
rangkaian acara Korsup akan dilanjutkan<br />
untuk daerah Indonesia Timur, Sulawesi, dan<br />
Sumatera Bagian Selatan sebelum ditutup di<br />
Jakarta. (PSJ)<br />
Atas - Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (kiri) turut hadir dalam acara Korsup<br />
Kedaulatan Energi di Lombok, NTB.<br />
Tengah - Pemaparan mengenai kondisi kelistrikan di NTB.<br />
Bawah - Kunjungan ke PLTU Jeranjang (4x25 MW) menjadi salah satu acara<br />
dalam rangkaian Korsup Kedaulatan Energi.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 21
Warta Kita<br />
ENAM PROVINSI<br />
Jadi Pilot Project<br />
Program Indonesia Terang<br />
Akses desa terhadap listrik masih<br />
minim. Ada 12.659 desa di Indonesia<br />
yang belum mendapatkan pasokan<br />
listrik, 2.527.469 KK dengan jumlah<br />
penduduk sekitar 9.926.515 jiwa.<br />
Pemerintah pun mencanangkan<br />
Program Indonesia Terang untuk<br />
melistriki wilayah Indonesia yang<br />
belum terlistriki.<br />
Sasaran Program Indonesia Terang<br />
dimulai untuk desa tempat PLN<br />
belum hadir, yakni desa-desa yang<br />
tidak memiliki listrik sama sekali<br />
atau hanya menggunakan sistem<br />
pembakaran bahan bakar fosil seperti<br />
genset. Demikian disampaikan oleh<br />
Menteri Energi dan Sumber Daya<br />
Mineral (ESDM) Sudirman Said saat<br />
memberikan pengarahan pada Forum<br />
Tematik Bakohumas di Surabaya<br />
(31/3).<br />
Sudirman kemudian menjelaskan<br />
ada 10.300 desa target 2019 dalam<br />
Program Indonesia Terang. Dari jumlah<br />
tersebut, 6.689 desa ada pada enam<br />
provinsi yakni Papua (4.047 desa),<br />
Papua Barat (1.124 desa), Maluku<br />
(434 desa), Maluku Utara (411 desa),<br />
Nusa Tenggara Timur (646 desa) dan<br />
Nusa Tenggara Barat (27 desa). Total<br />
kapasitas yang perlu terpasang adalah<br />
180 MW.<br />
“Sebagian pilot project Indonesia Terang<br />
akan dilakukan di wilayah Indonesia<br />
timur. Enam provinsi tersebut karena<br />
karakter geografisnya sama, kita akan<br />
Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan tentang pilot project Program Indonesia Terang<br />
dekati dengan pendekatan yang sama. Dalam kesempatan yang sama,<br />
Mudah-mudahan dalam 4-5 tahun ke Sudirman juga berbicara mengenai<br />
depan bisa terang,” jelas Sudirman. kebijakan pemerintah terkait<br />
pemanfaatan energi baru terbarukan<br />
Sudirman menyampaikan bahwa listrik (EBT).<br />
adalah jendela peradaban. Dengan<br />
adanya listrik, bukan saja terang yang “Pembahasan mengenai EBT tidak<br />
didapat namun pendidikan, kesehatan, boleh lagi menjadi lampiran dari<br />
dan kegiatan ekonomi juga akan sebuah buku, dengan proyek kecilkecil<br />
tersebar dan pembahasan yang<br />
bergerak.<br />
tidak didengar publik. Sekarang kita<br />
“Rentetan dari masuknya listrik luar taruh EBT di depan,” tegas Sudirman.<br />
biasa besar. Listrik bukan hanya Ia mencontohkan program Pembangkit<br />
sekedar proyek, tapi juga movement Listrik Tenaga Surya (PLTS) 5000 MW<br />
supaya akses kita sama terhadap yang merupakan wujud keseriusan<br />
berbagai hal yang telah disebutkan pemerintah dalam mendorong<br />
tadi,” Sudirman menambahkan.<br />
pemanfaatan EBT. (AMH)<br />
22 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Program 35.000 MW dan Indonesia Terang<br />
Butuh Dukungan Pemda<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> harapkan<br />
pemerintah daerah di Sumatera Bagian<br />
Selatan membantu menyelesaikan<br />
beberapa persoalan yang menghambat<br />
pembangunan ketenagalistrikan di<br />
wilayah masing-masing. Menurutnya<br />
pembangunan ketenagalistrikan<br />
melalui program 35.000 MW dan<br />
Program Indonesia Terang tidak akan<br />
berjalan tanpa bantuan dari pemerintah<br />
daerah. Hal itu ia sampaikan saat<br />
menyampaikan papran pada acara<br />
Koordinasi dan Supervisi (Korsup)<br />
Kementerian ESDM dan Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi di Hotel Arista<br />
Palembang Sumatera Selatan, Rabu<br />
(11/5).<br />
Korsup yang kelima ini menghadirkan<br />
pemerintah daerah di provinsi Sumatera<br />
Selatan, Jambi, Lampung, dan Bangka<br />
Belitung. Dalam korsup energi ini,<br />
KPK ingin membantu menyelesaikan<br />
beberapa proyek energi yang terhambat<br />
dan mencegah praktek-praktek korupsi<br />
di sektor energi. Hadir dalam Korsup<br />
tersebut, Deputi Pengawasan Internal<br />
dan Pengaduan Masyarakat Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi (KPK) Ranu<br />
Wiharja dan Sekretaris <strong>Jenderal</strong> Dewan<br />
Energi Nasional Satry Nugraha, serta<br />
pemerintah Provinsi dan Kabupaten/<br />
Kota di wilayah tersebut.<br />
Ranu Wiharja mengajak para pejabat<br />
pengguna anggaran untuk patuh dan<br />
taat pada sumpah jabatan yang telah<br />
diucapkan di depan para bupati dan<br />
walikota se Sumbagsel. “Kalau saja<br />
elemen di Eksekutif menjalankan<br />
apa yang menjadi sumpahnya saat<br />
akan menjabat, maka korupsi dapat<br />
dihilangkan. Oleh itu marilah bersama<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman mengjharapkan partisipasi Pemda dalam mensukseskan<br />
program 35.000 MW saat presentasi dalam forum Koordinasi dan Supervisi bersama KPK di<br />
Palembang, Rabu (11/5).<br />
sama untuk masyarakat menjalankan<br />
tugasnya dengan jujur,” himbau Ranu.<br />
Menurut Jarman, konsumsi perkapita<br />
Indonesia masih rendah jika<br />
dibandingkan dengan negara-negara<br />
tertangga. Rasio elektrifikasi di Provinsi<br />
Bangka Belitung sudah baik namun<br />
untuk Provinsi Sumatera Selatan,<br />
Jambi, dan Lampung masih di bawah<br />
rasio elektrifikasi nasional.<br />
Ia menegaskan bahwa Program listrik<br />
perdesaan dan instalasi listrik gratis<br />
untuk masyarakat tidak mampu tetap<br />
akan dijalankan.<br />
Selain itu untuk<br />
meningkatkan kapasitas pembangkit<br />
listrik nasional, program 35.000 MW dan<br />
program indonesia terang diharapkan<br />
dapat berjalan sesuai dengan rencana.<br />
Untuk itu dukungan pemerintah daerah<br />
sangatlah diharapkan (PSJ)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 23
Warta Kita<br />
TIGA CARA<br />
MELISTRIKI DAERAH<br />
TIMUR INDONESIA<br />
Listrik merupakan pembuka jalan ke peradaban. Listrik<br />
memberikan cahaya, dan memberikan akses kepada<br />
pendidikan, kesehatan, ekonomi, teknologi, sampai<br />
pertahanan. Untuk itu pemerintah melalui Kementerian ESDM<br />
memiliki Program Indonesia Terang (PIT). Menurut Direktur<br />
<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, PIT menjadi bagian dari<br />
target pemerintah menyediakan akses penerangan bagi<br />
masyarakat Indonesia yang membutuhkan pendekatan<br />
khusus, yaitu daerah-daerah terluar dan terisolasi.<br />
"Program Indonesia Terang adalah bagian dari terobosan<br />
kebijakan dan peningkatan kapasitas, program ini<br />
harus segera diselesaikan untuk memenuhi target rasio<br />
elektrifikasi Indonesia”, tegas Jarman saat diskusi di Kantor<br />
Staf Kepresidenan, Kamis (12/5)<br />
Jarman dalam kesempatan itu menjelaskan tiga cara<br />
melistriki kawasan Indonesia timur yang direncanakan oleh<br />
pemerintah melalui PIT. Pertama, desa yang berdekatan<br />
dengan desa yang telah berlistrik akan dialiri melalui<br />
sambungan listrik oleh PT PLN. Melalui program listrik<br />
perdesaan dan listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu,<br />
pemerintah dan PLN mengejar target rasio elektrifikasi 97%<br />
di tahun 2019. Kedua, untuk Desa yang Kepala Keluarga (KK)<br />
berdekatan, akan dibangun pembangkit listrik tenaga surya<br />
(PLTS) terpusat, sedangkan bagi desa yang Kknya berjauhan<br />
akan dibangun Solar Home System (SHS). Menurutnya<br />
Sasaran PIT dimulai untuk desa tempat PLN belum hadir,<br />
yakni desa-desa yang baik tidak memiliki listrik sama sekali<br />
atau hanya menggunakan sistem pembakaran bahan bakar<br />
fosil (misalnya genset).<br />
Rapat di Kantor Staf Kepresidenan (12/5) membahas Program Indonesia Terang.<br />
24 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Dirut PLN Sofyan Basir (kiri), Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (tengah), Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (kanan) dalam diskusi<br />
membahas infrastruktur ketenagalistrikan di timur Indonesia.<br />
Menurut Jarman, strategi yang dilakukan untuk PIT<br />
adalah inklusif, terjangkau, bertahap, serta transparan<br />
dan akuntabel. Inklusif berarti semua pihak terkait akan<br />
dilibatkan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan serta<br />
pemantauan. Terjangkau berarti harga langganan listrik<br />
EBT tidak melampaui kemampuan daya beli masyarakat.<br />
Bertahap artinya dimulai dari desa-desa tertinggal di pelosok<br />
Indonesia Timur dan secara bertahap menuju ke Barat<br />
Indonesia. Sedangkan transparan dan akuntabel berarti<br />
program ini diaudit dan dievaluasi dampak program tersebut<br />
oleh pihak ketiga yang terpercaya.<br />
Menurut Pembina Gabungan Pengusaha Industri Makanan<br />
dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Fransiscus Welirang,<br />
ketersediaan listrik adalah komponen penting dalam<br />
perkembangan usaha makanan dan minuman di Indonesia.<br />
Apalagi, menurutnya industri makanan dan minuman<br />
menyumbang 31 persen dalam perhitungan Produk Domestik<br />
Bruto (PDB). Listrik menjadi penting karena lebih dari 90<br />
persen industri makanan dan minuman didominasi dengan<br />
industri dalam skala kecil dan menengah. Menurutnya<br />
peningkatan ketersediaan pembangkit listrik berbagai<br />
daerah dilihat dapat memicu kemunculan dan perkembangan<br />
industri lokal serta menjadikan Indonesia sebagai sasaran<br />
investasi yang baik. (PSJ)<br />
Dirut PLN Sofyan Basir (kanan) menyampaikan paparannya.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 25<br />
4
Warta Kita<br />
KPK KAWAL<br />
KETAHANAN ENERGI<br />
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertekad mengawal<br />
proses pembangunan di sektor energi dan sumber daya<br />
mineral. Untuk itu KPK ingin melihat langsung proses bisnis<br />
dan memotong mata rantai korupsi. Hal tersebut disampaikan<br />
Wakil ketua KPK Laode M Syarif saat menyampaikan<br />
sambutan dalam Koordinasi dan Supervisi (Korsup)<br />
Ketahanan Energi yang diselenggarakan di Pekanbaru, Riau,<br />
Kamis (17/3). “Korsup ini semata-mata ingin mewujudkan<br />
kemakmuran rakyat,” tegas Laode.<br />
Korsup Ketahanan Energi yang diselenggarakan di Pekanbaru<br />
adalah acara pertama dari rencana enam kali pertemuan<br />
Korsup Energi bersama KPK. Acara pertama ini mengundang<br />
pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dari<br />
Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.<br />
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Aceh Zaini Abdullah,<br />
Plt. Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Plt.<br />
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, serta wakil Gubernur<br />
kepulauan Riau Soerya Respationo. Dari Kementerian ESDM<br />
hadir mewakili Menteri ESDM, Sekretaris <strong>Jenderal</strong> KESDM M.<br />
Teguh Pamudji, Inspektur <strong>Jenderal</strong> Mochtar Husein, Dirjen<br />
Migas IGN Wiraatmaja, dan Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman.<br />
tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan<br />
Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Fokus pelaksanaan<br />
kegiatan ini disebutnya mencakup beberapa hal antara lain<br />
penataan perizinan, pelaksanaan kewajiban, pengembangan<br />
integritasi sistem data dan informasi, pemenuhan hak-hak<br />
masyarakat, pengawasan dan pengendalian, regulasi &<br />
kebijakan, serta peningkatan kelembagaan.<br />
Dalam pembahasan yang berlangsung setengah hari<br />
tersebut, peserta Korsup khususnya dari pemerintah<br />
daerah dapat menyampaikan kendala-kendala yang terjadi<br />
selama ini khususnya di subsektor migas. Beberapa kepala<br />
daerah juga menyampaikan hambatan yang dialami di<br />
daerah masing-masing yang menyangkut sub sektor<br />
ketenagalistrikan. Setelah Pekanbaru, rencananya Korsup<br />
akan diselenggarakan di Sorong, Surabaya, Lombok,<br />
Balikpapan, Palembang, dan DKI Jakarta. (PSJ)<br />
Menurut Teguh Pamuji, acara ini merupakan tindak lanjut dari<br />
Kick off-Meeting Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup)<br />
KPK Sektor Energi Tahun 2016 yang telah dilaksanakan<br />
tanggal 15 Februari 2016 di Gedung KPK, Jakarta. Melalui<br />
Korsup Ketahanan Energi, Kementerian ESDM ingin<br />
membangun sistem data & informasi terintegrasi (baseline)<br />
sebagai dasar pengambilan kebijakan sektor energi. “Selain<br />
itu kerja sama ini ingin menutup titik rawan korupsi dan<br />
menyelamatkan kekayaan negara di sektor energi,” jelas<br />
Teguh.<br />
Menurut Teguh hal-hal yang dilakukan oleh Kementerian<br />
ESDM dalam Korsup Ketahanan Energi ini antara lain<br />
melakukan monitoring pelaksanaan kewajiban pelaku<br />
usaha, menyelesaikan permasalahan lintas Kementerian/<br />
Lembaga dan pemerintah daerah yang menghambat<br />
kegiatan di sektor energi, memperbaiki sistem tata kelola<br />
untuk menutup celah terjadinya tindak pidana korupsi, serta<br />
menyelamatkan kekayaan negara. Selain itu menurut Teguh<br />
KPK juga akan mengawal pelaksanaan kebijakan energi yang<br />
26 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
KPK Siap Beri<br />
Pendampingan pada<br />
Proyek-Proyek <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
proyek yang masih membutuhkan dukungan dari KPK dan<br />
Komisi VII DPR RI untuk penyelesaiannya.<br />
Agus Rahardjo menyampaikan bahwa melalui Korsup ini,<br />
KPK berkomitmen membantu mengurai persoalan-persoalan<br />
yang dihadapi sektor energi termasuk di dalamnya sub<br />
sektor kelistrikan. "Jika terdapat kebijakan yang tidak sesuai<br />
dengan peraturan dan kebutuhan masyarakat, kami punya<br />
kewenangan untuk menyampaikannya kepada Presiden,"<br />
jelas Agus.<br />
Ketua KPK Agus Rahardjo dalam kunjungan lapangan ke PLTU<br />
Jeranjang (28/4). Ia menyatakan KPK siap berikan pendampingan<br />
pada proyek-proyek ketenagalistrikan.<br />
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap memberikan<br />
pendampingan pada proyek-proyek ketenagalistrikan,<br />
khusus nya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tugas<br />
KPK tidak hanya memberikan penindakan pada tindak pidana<br />
korupsi saja namun juga pencegahan dan pendampingan<br />
melalui Koordinasi dan Supervisi (Korsup), salah satunya<br />
Korsup Ketahanan Energi. Hal tersebut disampaikan Ketua<br />
KPK Agus Rahardjo saat mengikuti kunjungan Lapangan ke<br />
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang (3 x 25 MW)<br />
di Lombok, NTB, Kamis (28/4). Dalam kunjungan lapangan<br />
tersebut, Agus didampingi Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman,<br />
anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi, serta Plh. Direktur Bisnis<br />
Regional Sulawesi Nusatenggara PT PLN (Persero) Djoko<br />
Rahardjo.<br />
Sistem kelistrikan di NTB terdiri dari sistem kelistrikan<br />
Lombok, Bima, dan Sumbawa dengan kondisi kelistrikan<br />
pada umumnya berstatus siaga. Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jarman mengungkapkan bahwa kondisi Indonesia yang<br />
terdiri dari ribuan pulau membutuhkan teknis melistriki yang<br />
berbeda dengan negara kontinen. Saat ini kondisi NTB sudah<br />
jauh lebih baik, namun menurutnya terdapat beberapa<br />
Menurut Jarman saat ini persoalan pengadaan lahan untuk<br />
infrastruktur ketenagalistrikan telah mendapat payung hukum<br />
dengan terbitnya Peraturan Presiden no 4 tahun 2016 tentang<br />
Percepatan Pembangunan Infrastruktur <strong>Ketenagalistrikan</strong>.<br />
Perpres ini disebutnya telah mempermudah perizinan<br />
termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). "Semua<br />
prosedur memang harus dilalui, namun dengan terbitnya<br />
Perpres ini, semua dapat dipercepat," jelas Jarman.<br />
Kurtubi menyampaikan bahwa sebagai wakil rakyat, dirinya<br />
mendapat banyak keluhan dari masyarakat NTB terkait<br />
seringnya pemadaman listrik. "Apalagi sekarang teknologi<br />
sangat maju, masyarakat bisa mengadu lewat hape,"<br />
jelasnya. Kunjungan ini diharapnya dapat menyemangati<br />
PLN untuk bekerja dengan lebih baik dan sesuai dengan<br />
peraturan. Jarman juga menjelaskan bahwa saat ini PLN<br />
harus patuh pada standard Tingkat Mutu Pelayanan (TMP).<br />
Jika terjadi pemadaman, maka PLN wajib memberikan<br />
kompensasi sesuai dengan Deklarasi TMP.<br />
PLTU Jeranjang sendiri terdiri dari tiga unit yang masingmasing<br />
berkapasitas 25 MW. Unit 3 yang didanai APBN<br />
telah beroperasi pada tahun 2012. Sedangkan unit 1 dan<br />
2 ditargetkan selesai tahun ini. Sebelum berkunjung ke<br />
PLTU Jeranjang, rombongan menyempatkan diri menengok<br />
lokasi pembangunan PLTGU Lombok Peaker (60MW) yang<br />
akan digunakan saat beban puncak atau malam hari. PLTGU<br />
tersebut ditargetkan beroperasi tahun depan. (PSJ)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 27
Warta Kita<br />
Korsup KPK di Surabaya,<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Harapkan Kerjasama Pemda<br />
negara sehingga dapat digunakan<br />
untuk kesejahteraan rakyat. Korsup<br />
Sektor Energi ini dilaksanakan<br />
KPK untu selanjutnya dilaporkan<br />
kepada Presiden. "Karena fungsi<br />
KPK diantaranya adalah monitoring,<br />
pencegahan dan supervisi. Hasil<br />
monitoring harus dilaporkan<br />
ke Presiden dan masyarakat",<br />
imbuhnya.<br />
Setelah semua gubernur<br />
menyampaikan kendala-kendala<br />
yang dihadapi dalam pembangunan<br />
energi di wilayah masingmasing,<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan persoalan-persoalan ketenagalistrikan di Jawa<br />
giliran para Eselon I di<br />
dan Sulawesi pada forum Koordinasi dan Supervisi KPK di Surabaya.<br />
Kementerian ESDM yang menyampaikan paparannya. Dirjen<br />
Untuk menyelesaikan berbagai hambatan pembangunan<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dalam kesempatan tersebut<br />
ketenagalistrikan di Jawa dan Sulawesi Selatan, Direktur<br />
<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman mengharapkan kerja<br />
menyampakan kendala-kendala teknis yang dihadapi sektor<br />
ketenagalistrikan di wilayah Jawa dan Sulawesi Selatan.<br />
sama dari Gubernur, Walikota, dan Bupati setempat. Hal<br />
Sebelumnya Jarman memaparkan program kelistrikan<br />
tersebut disampaikannya saat menyampaikan presentasi<br />
dalam acara Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Ketahanan<br />
Energi, antara Kementerian ESDM dan Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi (KPK) di Surabaya (13/4).<br />
nasional 35.000 MW. Menurutnya dalam lima tahun ke<br />
depan, kebutuhan listrik akan tumbuh rata-rata sekitar<br />
8,7% per tahun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi<br />
nasional mencapai 7-8% pada tahun 2019. Untuk memenuhi<br />
pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai pendorong<br />
Acara korsup yang ketiga ini dihadiri wakil ketua KPK Laode<br />
M. Syraif, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil<br />
Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang, serta<br />
perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten.<br />
pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio<br />
elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas terpasang<br />
sekitar 35.000 MW pada tahun 2015-2019, di luar 7.400 MW<br />
yang dalam konstruksi.<br />
Korsup sebelumnya telah diselenggarakan di Pekanbaru<br />
dan Balikpapan. Ke depan korsup kedaulatan energi akan<br />
Jarman mengharapkan bantuan dari para pemerintah<br />
dilanjutkan di Lombok, Sorong, Padang, dan Jakarta. Acara<br />
ini dibuka oleh laporan Sekretaris <strong>Jenderal</strong> Kementerian<br />
ESDM M. Teguh Pamuji.<br />
daerah khususnya gubernur, walikota, dan bupati yang hadir<br />
dalam acara tersebut untuk membantu persoalan-persoalan<br />
sektor ketenagalistrikan di bidang pembangkitan, gardu<br />
induk, jaringan transmisi, dan distribusi. Beberapa perizinan<br />
Menurut Laode, kesenjangan atau gap antara orang kaya<br />
dan miskin di Indonesia sangat tinggi. Faktor pendidikan<br />
menurutnya menjadi salah satu penting yang menyebabkan<br />
AMDAL, izin penetapan lokasi, izin prinsip serta izin lainnya<br />
yang menghambat pembangunan ketenagalistrikan. KPK<br />
berharap Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> mengirim surat resmi<br />
itu. Laode mengingatkan komitmen para pelaksana<br />
kepada pihak-pihak terkait untuk segera menyelesaikan<br />
pemerintahan untuk menyelamatkan aset dan kekayaan<br />
persoalan yang ada, serta mengirim tembusannya kepada<br />
28 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
NARASI<br />
TUNGGAL<br />
Penting dalam<br />
Sosialisasikan<br />
Kebijakan<br />
Pemerintah<br />
Pemerintah saat ini tengah gencar memberikan sosialisasi<br />
mengenai kebijakan subsidi listrik tepat sasaran. Sebagai<br />
upaya untuk pembentukan narasi tunggal dari program kerja<br />
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait<br />
kebijakan tersebut, Pusat Komunikasi Publik Kementerian<br />
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan<br />
Forum Tematik Bakohumas bertajuk “Kebijakan Subsidi<br />
Listrik Tepat Sasaran dan Pemanfaatan Energi Baru dan<br />
Terbarukan (EBT) untuk Mendukung Kedaulatan Energi” di<br />
Surabaya (30/3).<br />
Mewakili Sekretaris <strong>Jenderal</strong> Kementerian ESDM, Direktur<br />
Teknik dan Lingkungan <strong>Ketenagalistrikan</strong> Munir Ahmad<br />
menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Forum<br />
Tematik Bakohumas. Munir mengungkapkan jika harga<br />
pokok pembangkitan tenaga listrik belum sepenuhnya<br />
mencapai level keekonomian yang dapat dibayar oleh<br />
masyarakat yang miskin dan rentan miskin. Oleh karena<br />
itu, untuk menjaga keberlanjutan usaha penyediaan tenaga<br />
listrik dan pemenuhan kebutuhan listrik bagi kelompok tidak<br />
mampu, Pemerintah menyediakan subsidi listrik.<br />
“Selama ini subsidi listrik dinikmati masyarakat mampu.<br />
Oleh karena itu, Pemerintah perlu menetapkan kebijakan<br />
subsidi listrik tepat sasaran,” ujar Munir. Dengan demikian,<br />
subsidi listrik diberikan kepada masyarakat yang benarbenar<br />
berhak mendapatkannya.<br />
Munir juga menjelaskan bahwa Pemerintah mendorong energi<br />
baru dan terbarukan (EBT) sebagai sumber energi primer<br />
dalam penyediaan listrik. Ia mengingatkan jika penyediaan<br />
listrik bagi masyarakat – selain mempertimbangkan aspek<br />
keekonomian – juga harus memperhatikan perlindungan<br />
dan keberlanjutan lingkungan.<br />
Sumber gambar: Google.<br />
“Salah satu bentuk nyata inisiatif tersebut adalah dengan<br />
memanfaatkan sampah sebagai sumber energi pembangkit<br />
listrik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.<br />
Dalam tiga tahun ke depan, Kota Surabaya direncanakan<br />
menjadi salah satu kota hijau (green city) di Indonesia,”<br />
Munir menjelaskan. Untuk mengembangkan energi baru,<br />
Pemerintah bermitra dengan pemda, pengusaha, dan<br />
lembaga internasional.<br />
Munir mengajak para peserta forum yang merupakan<br />
humas pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga<br />
untuk memahami kebijakan subsidi listrik tepat sasaran.<br />
Ia berharap acara ini juga dapat memberikan pemahaman<br />
mengenai program pengembangan EBT Kementerian ESDM.<br />
Koordinasi antar-kementerian dan lembaga mesti terus<br />
diperkuat. Munir berharap humas pemerintah mendapatkan<br />
bekal pengetahuan yang mendalam sehingga dapat<br />
menyebarluaskan informasi sektor ESDM kepada publik.<br />
Dengan demikian, publik mendapatkan informasi yang tepat<br />
dan akurat mengenai kebijakan pemerintah.<br />
Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya<br />
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Djoko Agung<br />
Harijadi, dalam paparannya juga menekankan pentingnya<br />
menciptakan narasi tunggal untuk dapat disebarluaskan<br />
ke masyarakat. Djoko kemudian mengutip arahan Presiden<br />
Joko Widodo untuk penguatan komunikasi ke rakyat dan<br />
country branding Indonesia ke dunia internasional.<br />
Forum Tematik Bakohumas diselenggarakan selama dua hari<br />
pada 30-31 Maret 2016. Pada hari pertama diselenggarakan<br />
diskusi panel dengan tiga narasumber dari PT PLN (persero),<br />
Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>, dan Dinas Kebersihan dan<br />
Pertamanan Pemkot Surabaya. Sementara di hari kedua<br />
ada pengarahan dari Menteri ESDM Sudirman Said yang<br />
dilanjutkan dengan kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga<br />
Sampah (PLTSa) Benowo. (AMH)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 29
Galeri<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Ambil Sumpah Jabatan<br />
28 PNS<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman mengambil sumpah jabatan<br />
28 Pegawai Negeri Sipil (PNS), Senin (30/5), di Auditorium<br />
Samaun Samadikun, Gedung Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jakarta. Mereka yang diambil sumpahnya merupakan Calon<br />
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) angkatan tahun 2015. Para<br />
rohaniawan ikut mendampingi pelaksanaan pengambilan<br />
sumpah jabatan ini. Selain mengambil sumpah jabatan PNS,<br />
Jarman juga memberikan tanda kehormatan Satyalancana<br />
Karya Satya (SLKS) 30 Tahun kepada 7 pegawai dan SLKS<br />
10 Tahun kepada 22 pegawai Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>.<br />
Empat orang perwakilan dari tiap-tiap unit eselon II<br />
Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> menandatangani berita acara<br />
pengangkatan PNS, yakni Suzana A. Wakum, Arif Bagus<br />
Prastomo, Elisabet Y. Lenakoly, dan Rahmad Cahyo Nugroho.<br />
SK PNS diberikan oleh Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dan<br />
disaksikan oleh Sekretaris Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agoes<br />
Triboesono, Direktur Pembinaan Program <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Alihuddin Sitompul, dan Direktur Teknik dan Lingkungan<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> Munir Achmad. (AMH)<br />
30 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Galeri<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 31
Warta Kita<br />
PLTB TERBESAR DI INDONESIA<br />
SIAP DIBANGUN<br />
Penandatanganan LoC pembiayaan<br />
PLTB Sidrap disaksikan oleh Dirjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, Kamis (7/4). PLTB<br />
ini akan menjadi PLTB terbesar di Indoneisa<br />
dengan kapasitas 70 MW.<br />
Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Kementerian Energi<br />
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman pada Kamis<br />
(7/4) menyaksikan penandatanganan Letter of Cooperation<br />
pembiayaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu<br />
(PLTB) Sidrap di kantor pusat PT PLN (Persero), Jakarta.<br />
Penandatanganan ini menandai siap dibangunnnya<br />
pembangkit listrik ramah lingkungan di Kabupaten Sidenreng<br />
Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan. Rencananya lokasi<br />
tersebut akan dibangun pembangkit listrik tenaga bayu<br />
terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 70 MW.<br />
Hadir menyaksikan penandatanganan ini Direktur Utama PT.<br />
PLN (Persero) Sofyan Basir dan Duta Besar Amerika Serikat<br />
untuk Indonesia Robert Blake.<br />
Dalam sambutannya Jarman menyampaikan bahwa<br />
penandatangan kerja sama ini merupakan langkah besar<br />
dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. “Kita<br />
baru saja menyaksikan penandatanganan dari pembiayaan<br />
proyek energi terbarukan skala besar. Ini menjadi penanda<br />
bahwa energi terbarukan memegang peranan penting dalam<br />
sektor energi di Indonesia,” ujar Jarman.<br />
Proyek pembangkit listrik di Sidrap ini, menurut Jarman<br />
dapat mendukung pencapaian target 25% energi baru<br />
terbarukan dalam bauran energi Indonesia di tahun 2025<br />
dan membantu pengurangan emisi sebesar 29% di 2030.<br />
“Kami berharap di tahun 2025 kita dapat mencapai apa<br />
yang telah menjadi komitmen kita bersama dan semoga<br />
dalam dua tahun ke depan, energi hijau ini akan dapat<br />
dioperasikan,” jelas Jarman.<br />
PLTB Sidrap dikembangkan oleh Independent Power Producer<br />
(IPP) Internasional UPC Renewables Indonesia bekerja sama<br />
dengan PT Binatek Energi Terbarukan. Provinsi Sulawesi<br />
Selatan memang memiliki potensi tenaga angin/bayu yang<br />
cukup besar khususnya di Sidenreng Rappang (Sidrap) dan<br />
di Jeneponto. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk<br />
pembangkit tenaga listrik yang tersambung ke grid Sulsel.<br />
Dengan ditandatanganinya Letter of Cooperation ini, maka<br />
pembangunan proyek ini akan dimulai pada April 2016 dan<br />
beroperasi pada 2017.<br />
PLTB merupakan pembangkit listrik yang berasal dari<br />
energi terbarukan dimana sumber energinya tidak pernah<br />
habis. Selain itu energi yang dibangkitkan tidak mencemari<br />
lingkungan, memiliki potensi yang sangat besar untuk<br />
dibuat dalam skala besar, serta dapat dikembangkan pada<br />
daerah remote. Turbin angin menggunakan space yang lebih<br />
kecil dibanding pembangkit pada umumnya, sehingga tanah<br />
disekitar turbin masih dapat digunakan untuk keperluan<br />
lainnya, misalnya untuk pertanian. (PSJ)<br />
32 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Pemerintah Minta PLN<br />
Tingkatkan Efisiensi<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan pentingnya efisiensi PT PLN (Persero) dalam Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan di<br />
Padang, Kamis (16/5).<br />
Pemerintah meminta PT PLN (Persero) serius meningkatkan<br />
efisiensi, khususnya untuk menurunkan susut jaringan.<br />
Jika mampu mengurangi biaya produksi, menurut Direktur<br />
<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, otomatis margin<br />
perusahaan akan meningkat. Efisiensi ini menurut Jarman<br />
bukan semata-mata menuruti aturan pemerintah namun<br />
untuk meningkatkan keuntungan bagi PLN sendiri. Jarman<br />
menjelaskan hal tersebut saat membuka Workshop Upaya<br />
Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik dalam Rangka<br />
Pelaksanaan Subsidi Listrik, yang digelar di Padang hari<br />
Kamis (16/5).<br />
Menurut Jarman Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PT PLN<br />
(Persero) harus dijadikan Key Performance Indikator<br />
(KPI) di masing-masing area. Jika memperbaiki losses,<br />
otomatis pelayanan pelanggan naik,” jelas Jarman. Sesuai<br />
Permen ESDM nomor 10 tahun 2015, mulai 1 Januari<br />
2016 perhitungan TMP dilakukan oleh pemerintah. Ditjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> akan memonitor deklarasi TMP yang<br />
telah disampaikan oleh masing-masing Wilayah PLN.<br />
Dalam sambutannnya Jarman berharap PLN dapat meniru<br />
efisiensi yang dilakukan Metropolitan Electricity Authority<br />
(MEA), perusahaan listrik di Thailand. Menurutnya ada<br />
tiga hal yang dilakukan MEA sehingga dapat menurunkan<br />
susut jaringan, yaitu memastikan kualitas tegangan yang<br />
bagus, meteran listrik yang dapat dideteksi, serta menindak<br />
pencurian listrik. Jarman berharap PLN dapat menerapkan<br />
ketiga hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan<br />
di Indonesia. Dengan memperbaiki ketiga hal tersebut<br />
menurutnya kualitas pelayanan kepada masyarakat akan<br />
naik.<br />
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero), Djoko<br />
Rahardjo Abumanan menyatakan bahwa PT PLN menyiapkan<br />
orang-orang muda untuk mengikuti workshop ini.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 33
Warta Kita<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan pentingnya efisiensi PT PLN (Persero) dalam Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan di<br />
Padang, Kamis (16/5).<br />
Jarman berpesan agar PLN trus meningkatkan efisiensi<br />
sehingga target rasio elektrifikasi, susut jaringan dan<br />
getting electricity terus membaik. “Kita jangan kalah dari<br />
negara-negara tetangga,” tegas Jarman. Untuk itulah ia<br />
meminta layanan sambungan satu pintu PLN yang sudah<br />
berjalan di Jakarta dan Surabaya, pada akhir tahun ini dapat<br />
diimplementasikan di seluruh area kecuali area remote.<br />
Menurut Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero),<br />
Djoko Rahardjo Abumanan, PT PLN menyiapkan orang-orang<br />
muda untuk mengikuti workshop yang diselenggarakan<br />
Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> tersebut. Ia mengaku bahwa PLN<br />
ditargetkan untuk terus melakukan penyambungan listrik.<br />
Namun menurutnya jika terus melakukan penyambungan<br />
tanpa melakukan perbaikan sistem, maka susut jaringan<br />
akan meningkat.<br />
“Susut membuang keuntungan PLN,” jelas Djoko. “Mari kita<br />
duduk, membuat workplan dan mematuhi workplan itu,”<br />
tambahnya. Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan<br />
Tenaga Listrik ini merupakan acara yang diselenggarakan<br />
Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> dengan mengundang PT PLN<br />
(Persero) di seluruh wilayah dan area. Peserta untuk<br />
workshop di padang ini mencapai seratus orang. (PSJ)<br />
34 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Program 35.000 MW<br />
Perwujudan Nawa Cita<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan bahwa program 35.000 MW merupakan perwujudan empat dari sembilan nawa cita.<br />
Program 35.000 yang diresmikan oleh Presiden Jokowi<br />
merupakan perwujudan dari nawacita. Setidaknya empat<br />
dari sembilan butir nawacita tercapai dengan program<br />
pembangunan ketenagalistrikan ini. Melalui program 35.000<br />
MW, pemerintah ingin membangun Indonesia dari pinggiran<br />
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka<br />
negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup manusia dan<br />
masyarakat Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat<br />
dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan<br />
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor<br />
strategis.<br />
Hal tersebut disampaikan Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jarman, saat membacakan keynote speech Menteri ESDM<br />
dalam acara Rembug Nasional Kebutuhan Energi Listrik<br />
untuk Percepatan Pembangunan yang Berkelanjutan, Rabu<br />
(30/3). Acara ini diselenggarakan oleh Institut Lembang<br />
Sembilan di Hotel Aston Makassar, Sulawesi Selatan. Melalui<br />
acara ini, Institut Lembang Sembilan mengajak masyarakat<br />
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program 35.000<br />
MW agar dapat berjalan sesuai dengan target.<br />
Dalam rembug nasional tersebut Jarman optimistis program<br />
35.000 MW dapat berjalan meski menghadapi berbagai<br />
rintangan. "Dengan selesainya program 35.000 MW<br />
kita harapkan konsumsi perkapita kita akan meningkat,<br />
kekurangan listrik dapat diatasi, mampu mengejar<br />
ketertinggalan rasio elektrifikasi dari negara-negara<br />
tetangga, serta tidak kalah penting target pertumbuhan<br />
ekonomi nasional dapat tercapai," jelas Jarman.<br />
Dengan 5000 MW yang akan dibangun oleh PT PLN, Jarman<br />
berharap PLN dapat lebih fokus untuk menyelesaikan<br />
pembangunan sistrm transmisi tenaga listrik sehingga daya<br />
yang dibangkitkan dapat dievakuasi dengan baik. Dengan<br />
selesainya program 35.000 MW, maka total kapasitas<br />
pembangkit listrik nasional akan mencapai 100 GW. "PLN<br />
akan mengelola kapasitas sekitar dua kali lipat dari kapasitas<br />
sekarang, oleh karena itu dibutuhkan orang yang tepat<br />
dalam mengambil keputusan," jelas Jarman.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 35
Kementerian ESDM menyambut baik diskusi publik<br />
yang mengangkat tema pengembangan insfrastruktur<br />
ketenagalistrikan. Program 35.000 membutuhkan koordinasi<br />
dan dukungan semua pihak baik dari instansi Kementerian/<br />
Lembaga, PLN, Pemda, stakeholder dan masyarakat. Jarman<br />
juga mengingatkan para pengembang listrik swasta untuk<br />
lebih serius dan berkomitmen, sebab 35.000 MW bukanlah<br />
sebuah mimpi kosong tetapi merupakan suatu kebutuhan<br />
yang harus dipenuhi.<br />
Dalam rembug nasional tersebut, Sekretaris <strong>Direktorat</strong><br />
<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agoes Triboesono memaparkan<br />
materi mengenai upaya pemenuhan kebutuhan tenaga listrik<br />
nasional. Selain menjelaskan kondisi kelistrikan nasional<br />
dan perencanaan ketenagalistrikan yang tertuang dalam<br />
draft Rencana Umum <strong>Ketenagalistrikan</strong> Nasional (RUKN),<br />
Agoes juga memaparkan kendala dan solusi dari program<br />
35.000 MW. (PSJ)<br />
Sekretaris <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agoes Triboesono<br />
(kedua dari kanan) memaparkan materi mengenai upaya pemenuhan<br />
kebutuhan tenaga listrik nasional.<br />
Kementerian ESDM menyambut baik diskusi publik yang mengangkat tema pengembangan insfrastruktur ketenagalistrikan.<br />
36 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Teten Masduki:<br />
35.000 MW<br />
Satu-satunya di Dunia<br />
Program percepatan pembangunan ketenagalistrikan<br />
35.000 MW yang diluncurkan Presiden Jokowi April 2015<br />
lalu menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki<br />
merupakan satu-satunya di dunia. Teten mengaku bahwa<br />
pelaksanaan program ini bukan sesuatu hal mudah, namun<br />
proyek ini sangat penting dibangun untuk membangkitkan<br />
ekonomi nasional.<br />
"Memang ini satu-satunya di dunia. Proyek 35 ribu MW<br />
tidak ada di dunia cuma ada di Indonesia," jelasnya saat<br />
diskusi bersama Dirjen Ketenaglistrikan Jarman dan Direktur<br />
Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir di Gedung Bina Graha,<br />
Jakarta, Kamis (12/5).<br />
Menurut Teten, pemerintah saat ini gencar melakukan<br />
pembangunan infrastruktur kelistrikan, pelabuhan, dan<br />
bandara khususnya bagi Indonesia bagian timur yang<br />
maasih tertinggal. Presiden ingin membawa Indonesia<br />
menjadi negara tujuan investasi. "Kita butuh itu karena<br />
dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak cukup untuk<br />
serap tenaga kerja," jelasnya. Teten juga menilai lesunya<br />
ekonomi dunia merupakan saat yang tepat bagi Indonesia<br />
untuk berbenah. Agar ketika ekonomi dunia membaik,<br />
Indonesia siap untuk berkompetisi. "Ini momen yang ingin<br />
dicapai presiden," ungkapnya.<br />
Sofyan Basir dalam diskusi tersebut menjelaskan bahwa<br />
PT PLN (Persero) terus berupaya mewujudkan 35.000 MW<br />
termasuk di dalamnya memperbaiki struktur dan SDM yang<br />
ada di organisasi internal PLN. Hingga April 2016 disebutnya<br />
sudah ada pembangkit dengan kapasitas 3.400 MW yang<br />
beroperasi atau sekitar 1 persen dari total kapasitas.<br />
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (kiri) menjelaskan saat<br />
ini pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur<br />
ketenagalistrikan.<br />
PLTD/PLTMG semula 12-24 bulan ditargetkan menjadi 6-18<br />
bulan. Tak hanya itu, pembangunan Tranmisi, semula ratarata<br />
1.500 kms per tahun ditargetkan menjadi 9.000 kmsper<br />
tahun. Pembangunan gardu Induk, semula rata-rata 2.000<br />
MVA per tahun ditargetkan menjadi 7.000 MVA per tahun.<br />
Perihal melistriki Indonesia Timur, PLN mengaku yang<br />
menjadi Key Performance Indicator (KPI) bukanlah margin<br />
keuntungan namun peningkatan rasio elektrifikasi. Ia ingin<br />
listrik berada di depan peningkatan ekonomi. “Listrik yang<br />
menciptakan ekonomi. Kami tidak mau mengekor,” tegasnya.<br />
(PSJ)<br />
Beberapa terobosan yang dilakukan PLN antara lain<br />
percepatan proses tender semula 8 bulan menjadi 4,5 bulan.<br />
"Financial Close semula 1 tahun menjadi 6 bulan," terangnya.<br />
Kemudian Konstruksi PLTU semula 54 bulan setelah Financial<br />
Close ditargetkan menjadi 48 bulan setelah tandatangan<br />
PPA (Power Purchase Agreement) dan Konstruksi PLTG/<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 37
Warta Kita<br />
Pemerintah Bertekad<br />
Kurangi BBM dalam<br />
Pembangkit Listrik<br />
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai energi primer<br />
pembangkit listrik selain kurang ramah lingkungan juga<br />
mahal biaya produksinya. Jika menggunakan BBM , harga<br />
jual listrik mencapai sekitar Rp 2.200 per kw, sedangkan<br />
jika menggunakaan gas hanya sekitar Rp 1.300 per kw.<br />
Pengalihan bahan bakar pembangkit listrik dari BBM ke gas<br />
telah menghasilkan saving bagi PT. PLN (Persero) di tahun<br />
2015 sebesar Rp 15 triliun. Untuk itu Pemerintah bertekad<br />
mengurangi BBM dalam bauran energi primer pembangkit<br />
listrik. Keputusan tersebut sesuai dengan amanat Kebijakan<br />
Energi Nasonal (KEN) dan draft Rencana Usaha Penyediaan<br />
Tenaga Listrik (RUKN).<br />
Hal tersebut disampaikan Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Jarman saat mendampingi kunjungan Menteri ESDM<br />
saatmeninjau kesiapan Compressed Natural Gas (CNG) Plant<br />
Gresik yang berada di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas<br />
dan uap (PLTGU) Gresik, Jawa Timur. Menurutnya dengan<br />
mengalihkan bahan bakar pembangkit dari BBM ke gas akan<br />
memberi banyak keuntungan, selain lebih hemat dari sisi<br />
biaya, penggunaan bahan bakar gas juga lebih bersih dan<br />
ramah bagi lingkungan.<br />
Bakar Minyak (BBM). “Pemerintah serius untuk menggeser<br />
energi fosil yang polutif ke energi terbarukan yang bersih.<br />
Apa yang telah dilakukan PJB Gresik akan menjadi role<br />
model bagi pembangkit lain”, papar Menteri ESDM Sudirman<br />
Said.<br />
Saat ini CNG Plant Gresik masih dalam tahap Comissioning.<br />
Saat beban puncak, pembangkit ini dapat menggantikan<br />
pembangkit BBM sebesar 300 MW, sehingga dapat<br />
mengurangi pemakaian BBM setara 450 kilo liter per hari<br />
atau menghemat sekitar Rp 2, 25 Miliar per hari. CNG Plant<br />
Gresik juga dimanfaatkan untuk memasok gas ke Pulau<br />
Bawean, pulau kecil di utara Gresik. Ke depan, CNG Plant<br />
ini akan dikembangkan untuk memenuhi energi primer<br />
pembangkit listrik ke pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau<br />
fasilitas pipa gas. (PSJ)<br />
“Pemerintah dan PLN sudah komit untuk mengurangi<br />
pembangkit-pembangkit yang menggunakan BBM, tahun<br />
2011 prosentase pembangkit yang menggunakan BBM itu<br />
22% dan tahun 2014 pembangkit yang menggunakan BBM<br />
menyusut menjadi hanya 12%,” jelas Jarman. Konversi dari<br />
pembangkit listrik tenaga diesel ke gas akan terus dilakukan.<br />
“Tahun 2016 ini, diharapkan kita akan turunkan lagi menjadi<br />
sekitar dibawah 7% artinya konsumsi BBMnya dibawah 6<br />
juta kiloliter untuk seluruh Indonesia,” lanjut Jarman.<br />
Pembangunan CNG Plant di Gresik merupakan salah<br />
satu upaya PLN untuk mendukung Pemerintah dalam<br />
mempercepat proyek ketenagalistrikan 35.000 MW sebab<br />
CNG Plant Gresik yang direncanakan mulai beroperasi<br />
pada April 2016 ini memasok kebutuhan listrik di pulau<br />
jawa. Dengan beroperasinya CNG Plant pada PLTGU Gresik,<br />
pada saat beban puncak pembangkit dapat beroperasi<br />
menggunakan gas, sehingga tidak lagi menggunakan Bahan<br />
38 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
DELEGASI MALAYSIA<br />
Kunjungi Calon Tapak<br />
GI Perawang<br />
Dalam rangkaian Pertemuan the 1st Joint Technical<br />
Committee (JTC) on Bilateral Interconnection Projects<br />
antara Indonesia – Malaysia, delegasi Malaysia yang<br />
terdiri dari perwakilan Suruhan Jaya (Energy Commission),<br />
Kementerian TTHA Malaysia, TNB, SEB dan SESB didampingi<br />
perwakilan <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>, PT. PLN<br />
(Persero), PT. Bukit Asam (PTBA), Dinas ESDM Provinsi Riau<br />
dan perwakilan pejabat Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak,<br />
Provinsi Riau meninjau calon lokasi tapak pembangunan<br />
Gardu Induk (GI) Perawang, Selasa (17/05).<br />
GI Perawang direncanakan sebagai GI Konverter AC-DC<br />
termasuk bagian dari proyek interkoneksi antara Sumatera<br />
– Peninsular Malaysia dalam kerangka kerja sama ASEAN<br />
Power Grid (APG) saluran transmisi interkoneksi HVDC (High<br />
Voltage Direct Current) 600MW. Total panjang transmisi<br />
sekitar 259 Km dari Perawang (Riau, Indonesia) ke Telok<br />
Gong (Peninsular Malaysia), di mana termasuk 59 Km kabel<br />
bawah laut dan 200 KM Saluran Udara Tegangan Tinggi<br />
(SUTT). Saluran transmisi akan melalui Selat Rupat, Pulau<br />
Rupat dan Selat Malaka.<br />
Lokasi tapak GI Perawang saat ini sedang dalam tahap<br />
pembebasan lahan, di mana sebagian besar lahan dimaksud<br />
masih berupa kebun kelapa sawit. Kota Perawang sendiri<br />
terletak sekitar 60 Km dari pusat Kota Pekanbaru, Provinsi<br />
Riau arah timur laut, dan dapat ditempuh dengan perjalanan<br />
darat sekitar dua jam melalui jalan Minas – Perawang yang<br />
sebagian besar sudah merupakan jalan beton permanen.<br />
Jalan tersebut dibeton untuk mengakomodasi transportasi<br />
hasil perkebunan kelapa sawit yang menggunakan truk<br />
bertonase besar.<br />
Dalam peninjauan tersebut, delegasi Malaysia menyampaikan<br />
harapan agar hal-hal terkait pembebasan lahan dapat segera<br />
tuntas agar proyek interkoneksi dapat segera terwujud.<br />
Kedua negara membutuhkan proyek tersebut karena<br />
transaksi listrik dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan<br />
beban puncak kedua negara. (RBS)<br />
Dirjen Jarman mendampingi Delegasi Malaysia mengunjungi calon<br />
lokasi tapak pembangunan Gardu Induk Perawang (17/5)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 39
Warta Kita<br />
Hindari Bahaya,<br />
Instalasi Listrik Harus<br />
Sesuai PUIL 2011<br />
Energi listrik selain bermanfaat juga dapat menimbulkan<br />
bahaya jika pemasangannya tidak sesuai standard. Namun<br />
masyarakat tidak perlu khawatir akan bahya yang ditimbulkan<br />
jika instalasi listriknya sesuai dengan persyaratan umum<br />
instalasi listrik (PUIL). Hal tersebut disampaikan oleh<br />
Kasubdit Standardisasi <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agus Sufianto saat<br />
membacakan sambutan Direktur Teknik dan Lingkungan<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> pada pembukaan Forum PUIL yang<br />
diselenggarakan di Hotel Grand Tulip, Banjarmasin, Rabu<br />
(25/5).<br />
“Belakangan ini, kita sering mendengar berita kebakaran<br />
di perumahan dan beberapa area publik seperti pasar/<br />
pusat perbelanjaan, yang sebagian besar penyebabnya<br />
diduga adalah bahaya akibat listrik,” ungkap Agus. “Untuk<br />
menghindari bahaya akibat listrik, maka instalasi tenaga<br />
listrik harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan,<br />
di Indonesia dikenal sebagai Persyaratan Umum Instalasi<br />
Listrik atau PUIL,” tambahnya. Saat ini yang menjadi standar<br />
wajib adalah PUIL 2011 beserta amandemennya sesuai<br />
Peraturan Menteri ESDM No. 36 Tahun 2014 tanggal 24<br />
Desember 2014. PUIL 2011 merupakan persyaratan yang<br />
harus dipenuhi saat akan memasang instalasi listrik voltase<br />
rendah (230 V), baik untuk perumahan, komersial maupun<br />
industri.<br />
Menurut Agus, terdapat beberapa syarat yang harus<br />
dimiliki oleh instalasi tenaga listrik untuk mendukung<br />
aspek keselamatan. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh<br />
instalasi listrik tersebut antara lain penerapan Standard<br />
Nasional Indonesia (SNI) untuk peralatan dan pemanfaat<br />
tenaga listrik, penerapan sertifikat laik operasi (SLO)<br />
Kasubdit Standardisasi <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agus Sufianto menegaskan pentingnya instalasi tenaga listrik berstandard.<br />
40 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
bagi instalasi tenaga listrik yang beroperasi, penerapan<br />
sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik dalam usaha<br />
ketenagalistrikan, penerapan akreditasi, klassifikasi dan<br />
sertifikasi bagi usaha penunjang tenaga listrik, penerapan<br />
ketentuan lingkungan hidup bagi usaha penyediaan<br />
tenaga listrik. Jika kelima aspek tersebut terpenuhi maka<br />
keselamatan ketenagalistrikan akan terjamin.<br />
Agus menambahkan Bimbingan Teknis Melalui Forum PUIL<br />
2011 <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> merupakan<br />
wadah bagi pelaku usaha, industri, pakar, dan konsumen<br />
dalam menuangkan gagasan, ide, dan pikirannya untuk<br />
penyempurnaan PUIL yang disepakati oleh semua pihak<br />
secara konsensus.<br />
“Tugas di bidang standardisasi tidak pernah selesai,<br />
penyusunan PUIL perlu mempertimbangkan aspek<br />
persyaratan teknis dan kemampuan industri nasional serta<br />
daya beli masyarakat,” sebutnya. Ia menambahkan bahwa<br />
komunikasi dan kerjasama yang telah terbina dengan baik<br />
dalam masyarakat standardisasi ketenagalistrikan perlu<br />
terus ditingkatkan.<br />
Peserta yang menghadiri acara Forum PUIL ini berasal<br />
dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yg diwakili<br />
oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan<br />
Selatan, PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan<br />
dan Tengah, civitas akademika, asosiasi, serta perwakilan<br />
dari perusahaan lain yang terkait. Pembicara pada acara<br />
ini adalah pakar dan ahli yang berpengalaman di bidang<br />
Instalasi Listrik, dan merupakan penyusun PUIL 2011.<br />
Melalui acara ini Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> berharap para<br />
stakeholder mendapat informasi dan wawasan baru yang<br />
bermafaat khususnya dalam pelaksanaan pemasangan<br />
instalasi listrik yang sesuai dengan standar dan memenuhi<br />
ketentuan Keselamatan <strong>Ketenagalistrikan</strong>. (PSJ)<br />
Atas - Melalui Forum PUIL diharapkan para stakeholder<br />
mendapatkan informasi dan wawasan baru yang bermanfaat<br />
Tengah - Seorang peserta dalam sesi tanya jawab<br />
Bawah - Peserta berasal dari Dinas Pertambangan<br />
dan Energi Provinsi Kalimantan Selatan, PT PLN (persero), civitas<br />
akademika, asosiasi, serta perwakilan dari perusahaan lain yang<br />
terkait<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 41
Warta Kita<br />
Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Diharap Terus Tingkatkan<br />
Kompetensi<br />
PT Siemens Indonesia mengundang para inspektur ketenagalistrkan untuk melakukan kunjungan lapangan ke fasilitas produksi di Pulomas<br />
Jakarta dan Cilegon Banten, pada Senin (16/5) hingga Selasa (17/5).<br />
Inspektur ketenagalistrikan diharapkan untuk terus<br />
meningkatkan kompetensi dan kemampuan terkait dengan<br />
teknologi dan isu-isu terkini. Kunjungan lapangan untuk<br />
melihat secara langsung bagaimana teknologi diterapkan<br />
dalam industri ketenagalistrikan merupakan hal penting dan<br />
harus terus dilakukan. Untuk itu pemerintah mengapresiasi<br />
PT Siemens Indonesia yang mengundang para inspektur<br />
ketenagalistrkan untuk melakukan kunjungan lapangan ke<br />
fasilitas produksi di Pulomas Jakarta dan Cilegon Banten,<br />
pada Senin (16/5) hingga Selasa (17/5). Menurut Direktur<br />
<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, acara tersebut penting<br />
untuk pengembangan sumber daya manusia di sektor<br />
ketenagalistrikan.<br />
Menurut Jarman, acara yang digagas PT Siemens Indonesia<br />
dan Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> ini merupakan harmoni<br />
antara pemerintah dan industri di sektor ketenagalistrikan.<br />
“Acara hari ini dapat menjadi contoh dari tindak lanjut dari<br />
pertemuan penting antara Presiden Indonesia, Joko Widodo,<br />
dan Kanselir Jerman, Angela Merkel pada bulan April 2016<br />
untuk memperkuat kerjasama bagi pengembangan sumber<br />
daya manusia di sektor kelistrikan di Indonesia,” jelas Jarman.<br />
Acara ini sendiri merupakan tindak lanjut dari Workshop<br />
Siemens Power System Planning di Bekasi tanggal 5-6 April<br />
2016 yang dihadiri oleh 30 inspektur ketenagalistrikan.<br />
Dalam sambutannya Jarman menyampaikan bahwa<br />
pembangunan dan pengoperasian infrastruktur<br />
ketenagalistrikan memiliki tantangan yang tak terelakkan<br />
tentang keselamatan dan keandalan operasi terutama<br />
karena meningkatnya jumlah energi terbarukan dalam<br />
sistem ketenagalistrikan. Ia menjelaskan bahwa Ditjen<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> saat ini memiliki 54 orang inspektur<br />
ketenagalistrikan yang bertanggung jawab untuk<br />
42 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
melakukan inspeksi dan investigasi mengenai keselamatan<br />
ketenagalistrikan pada suatu instalasi listrik. “Termasuk<br />
instalasi pembangkit listrik, transmisi, gardu, distribusi dan<br />
pengguna akhir,” jelas Jarman.<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (kedua dari kiri) menyambut baik<br />
kunjungan lapangan yang diiniasai oleh PT Siemens Indonesia.<br />
Jarman berharap kunjungan lapangan ini membawa<br />
manfaat bagi para inspektur ketenagalistrikan untuk terus<br />
meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka.<br />
Pihaknya ingin tahu bagaimana Siemens dapat mendukung<br />
Pemerintah Jerman dalam mencapai pembangunan energi<br />
terbarukan di negara tersebut. Jerman sendiri merupakan<br />
salah satu negara dengan komitmen tinggi untuk<br />
pengembangan energi baru dan terbarukan. Menurut IRENA<br />
Report 2015, energi terbarukan Jerman mencapai hingga<br />
25% dari bauran energi di tahun 2014. Jerman juga telah<br />
memiliki sebuah patokan internasional tentang bagaimana<br />
energi terbarukan dapat diintegrasikan tanpa memunculkan<br />
masalah sistemik dalam stabilitas sistem energi.<br />
Melalui kunjungan lapangan ini, Jarman percaya bahwa para<br />
inspektur ketenagalistrikan dapat memperoleh pengalaman<br />
berharga dan pengetahuan. “Kami sangat mendukung<br />
pelaksanaan kunjungan lapangan ke pabrik Siemens, mudahmudahan<br />
kerjasama dapat berlanjut” ungkap Jarman. (PSJ)<br />
Kunjungan lapangan ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi para inspektur ketenagalistrikan untuk terus meningkatkan<br />
kompetensi dan kemampuan mereka.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 43
Resensi Buku<br />
Judul: American Electricians’ Handbook<br />
Pengarang: Terrel Croft, Frederic P.Hartwell,<br />
Wilford I. Summers<br />
Data Fisik: 23,5 cm, 900 hlm.<br />
Data Terbit: 2013: USA, McGraw-Hill, Inc<br />
Edisi: Sixteenth Edition<br />
Judul: Jelajah wisata Nusantara<br />
Pengarang: Tri Maya Yulianingsih<br />
Data Fisik: 21 cm, vi, 442 hlm.<br />
Data Terbit: Yogyakarta, Media Pressindo<br />
Selama satu abad, American Electricians’ Handbook menjadi<br />
buku acuan dunia industri yang berfungsi sebagai sarana<br />
informasi mengenai perancangan, instalasi, operasi, dan<br />
pemeliharaan sistem listrik dan peralatannya. Buku edisi ke-<br />
16 ini direvisi untuk mematuhi Kode Listrik Nasional 2011<br />
dan Kode Keselamatan Listrik Nasional 2012, serta mencakup<br />
teknologi hemat energi saat ini, seperti photovoltaics dan<br />
pencahayaan induksi. Rincian foto, diagram, grafik, tabel,<br />
dan perhitungan disertakan secara menyeluruh dalam buku<br />
ini. Buku ini cukup praktis untuk dimiliki oleh setiap ahli<br />
listrik profesional.<br />
Adapun isi buku ini terdiri dari:<br />
1.Fundamentals<br />
2.Properties and splicing of conductors<br />
3.Circuits and circuit calculations<br />
4.General electrical equipment and batteries<br />
5.Transformers<br />
6.Solid-state devices and circuits<br />
7.Generators and motors<br />
8.Outside distribution<br />
9.Interior wiring<br />
10.Electric lighting<br />
11.Optical fiber<br />
12.Wiring and design tables<br />
Indonesia disebut sebagai negara kepulauan terbesar di<br />
dunia. Dengan 17.000 pulau-pulau yang terhampar lebih<br />
dari 5.000 km ke arah timur dari Sabang di utara Sumatra<br />
sampai Merauke di Papua. Tak salah kiranya, jika negeri ini<br />
sering distilahkan sebagai Untaian Zamrud dari Khatulistiwa.<br />
Mulai dari Bali yang eksotis dengan wisata alam dan religinya<br />
sampai Wakatobi sebagai unggulan baru dari Sulawesi<br />
Tenggara dengan wisata pantai dan dunia bawah lautnya.<br />
Atau, keindahan mahakarya Candi Borobudur, Prambanan,<br />
Ratu Boko sebagai salah satu warisan budaya dunia. Pucak<br />
Jaya, Rinjani, Semeru, Bromo dan lain-lain akan memanjakan<br />
Anda yang menyukai wisata petualangan penuh tantangan.<br />
Buku ini berisi referensi wisata di 33 provinsi di Indonesia<br />
yang dilengkapi dengan gambar-gambar representatif untuk<br />
setiap objek wisatanya. Buku ini dapat dijadikan sebagai<br />
pedoman yang akan membantu pembaca dalam menentukan<br />
obyek wisata yang akan dikunjungi.<br />
Resensi oleh:<br />
Dina Andriani<br />
Pustakawan Muda<br />
44 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
PEMERINTAH MINTA PLN<br />
TINJAU KONTRAK PLTD SEWA<br />
Pasokan listrik di Nias, Sumatera Utara sudah kembali normal<br />
setelah sempat mengalami krisis listrik. Untuk menghindari<br />
kejadian serupa, Kementerian Energi dan Sumber Daya<br />
Mineral (ESDM) meminta PT PLN (Persero) mengevaluasi<br />
semua kontrak sewa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel<br />
(PLTD). Hal tersebut ditegaskan Menteri ESDM Sudirman<br />
Said saat melakukan kunjungan kerja ke PLTD Idanoi di<br />
Nias, Kamis (14/4).<br />
"Karenanya, semua kontrak sewa PLN dengan PLTD harus<br />
dievaluasi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk<br />
lainnya di kemudian hari," ungkapnya.<br />
PLTD Idanoi merupakan pembangkit listrik yang pemasok<br />
utama sistem kelistrikan Nias. PLTD ini menghasilkan 10 MW<br />
listrik yang dieselnya disewa dari PT Amerika Power Rent<br />
(APR). PT APR juga mensuplai energi untuk PLTD Moawo 10<br />
MW di Nias. Dari 2 (dua) PLTD tersebut, PT APR mensuplai<br />
20 MW listrik di Nias, sedangkan total suplai listrik di<br />
Kepulauan Nias adalah sebesar 26 MW. Sehingga ketika PT<br />
APR memberhentikan suplainya, lebih dari 90% Nias gelap<br />
gulita.<br />
termasuk amdalnya yang di prediksi akhir agustus bisa<br />
selesai. Keempat, PLN akan membangun transmisi mulai<br />
dari Gunung sitoli sampai teluk dalam, dilanjutkan dari<br />
gunung sitoli ke nias utara. Sehingga nantinya dari utara ke<br />
selatan akan tersambung.<br />
"Saya targetnya tahun 2017 akan selesai" ungkap Direktur<br />
Bisnis Wilayah Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosidi.<br />
Sudirman Said mengatakan, pemerintah mengapresiasi<br />
gerak cepat PT PLN dalam mencari solusi menangani krisis<br />
listrik di Nias. Ia meminta masyarakat memahami kondisi<br />
bahwa PLN sebagai korporasi tentunya membutuhkan<br />
hitungan untuk menangani permasalahan listrik saat ini.<br />
"Kita tidak ingin ini terjadi lagi, PLN sudah menyusun langkah<br />
pencegahan agar kejadian ini tidak terulang. Pemerintah<br />
akan beri perhatian khusus, penangan kemarin baru solusi<br />
jangka pendek. Ke depan kita akan siapkan solusi jangka<br />
panjang untuk mengatasi keterbatasan listrik di Nias." tegas<br />
Sudirman. (PSJ)<br />
Dalam kunjungannya Sudirman mengungkapkan bahwa<br />
keadaan di Nias memang sudah sulit, apalagi tanpa<br />
listrik maka keadaan akan menjadi sulit. "Sejak awal<br />
saya katakan kita mesti ke Nias, hanya masalah waktu.<br />
Sekaligus memonitor yang dikerjakan PLN," papar Sudirman<br />
menjelaskan keinginannya meninjau kondisi listrik di Nias.<br />
Penanggulangan krisis listrik di Nias merupakan kerja<br />
keras dari berbagi pihak, baik dari PLN, Pemda, Pemangu<br />
kepentingan dan masyarakat. Sebagai aksi konkrit, PLN<br />
telah mendatangkan 46 genset milik PLN dari berbagai<br />
daerah. Selain itu PLN juga telah menyusun langkahlangkah<br />
strategis jangka pendek dan jangka panjang guna<br />
menghindari keadaan krisis terulang.<br />
Hal pertama yang dilakukan PLN adalah melakukan<br />
pemulihan kemudian langkah berikutnya akan memasang<br />
genset yang dari langsa 8 MW. Selanjutnya PLN akan<br />
membangun pembangkit 25 MW yang mesinnya dari General<br />
Electric (GE), saat ini PLN sedang mengurus perijinannya<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 45
Warta Kita<br />
Pastikan Keandalan<br />
Pasokan Daya Listrik,<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Kunjungi Nias<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman meninjau PLTD Moawo dan pengatur distribusi di Moawo Nias untuk memastikan kecukupan pasokan daya<br />
listrik bagi masyarakat setempat, Kamis (26/5)<br />
Guna memastikan kondisi kelitrikan di Pulau Nias,<br />
Sumatera Utara, pada hari Kamis (26/5), Direktur <strong>Jenderal</strong><br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman melakukan kunjungan lapangan<br />
ke Pulau yang terletak di sebelah barat Sumatera tersebut.<br />
Dalam kunjungannya, Jarman melakukan pemantauan<br />
progres pembangunan dan pemasangan PLTD Sewa Idanoi<br />
(12 MW) dan PLTD Sewa Idanoi (6 MW). Ia juga melakukan<br />
kunjungan ke PLTD Moawo dan pengatur distribusi di Moawo<br />
untuk memastikan kecukupan pasokan daya listrik bagi<br />
masyarakat setempat. Pemerintah melalui Kementerian<br />
ESDM ingin memastikan bahwa tidak ada lagi pemadaman<br />
bergilir di Pulau Nias.<br />
Dalam kunjungannya, Jarman didampingi beberapa pejabat<br />
dan inspektur ketenagalistrikan di Kementerian ESDM.<br />
Hadir pula dalam kunjungan tersebut Kepala Divisi Operasi<br />
Regional Sumatera PT PLN (Persero), GM Wilayah Sumatera<br />
Utara PT PLN (Persero) dan jajaran PT PLN (Persero) Area<br />
Nias.<br />
Saat ini, sistem kelistrikan Pulau Nias memiliki beban puncak<br />
25,97 MW dengan total daya mampu pembangkit 40,2 MW<br />
yang disuplai dari PLTD Moawo, PLTD Teluk Dalam serta<br />
PLTD Sewa tersebar di Moawo, Idanoi dan Teluk Dalam. Oleh<br />
karena itu cadangan sistem Pulau Nias saat ini mencapai<br />
14,23 MW.<br />
46 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Dalam kunjungannya, Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> meminta PT. PLN (Persero) segera menyelesaikan pemasangan PLTD Sewa Idanoi (12 MW dan<br />
6 MW) serta PLTD Teluk Dalam (6 MW).<br />
Untuk meningkatkan pasokan daya listrik di Pulau Nias,<br />
Pemerintah melalui <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Kementerian ESDM meminta PT. PLN (Persero) segera<br />
menyelesaikan pemasangan PLTD Sewa Idanoi (12 MW dan<br />
6 MW) serta PLTD Teluk Dalam (6 MW). PT PLN (Persero)<br />
sendiri telah menyiapkan operasi mobile genset sebanyak<br />
39 unit dengan rata-rata kapasitas 100 kVA per unit yang<br />
disiagakan pada jaringan SUTM 20 kV dan mengoperasikan<br />
unit-unit mesin cadangan pada PLTD Sewa.<br />
Menurut Jarman, <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
akan terus menempatkan Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> dan<br />
pegawai <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> di Pulau Nias<br />
untuk mengawasi progres pembangunan PLTD Sewa sampai<br />
dengan selesai.<br />
Sebagai informasi, PT PLN (Persero) Area Nias telah<br />
memberikan kompensasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP)<br />
terhadap 69.504 pelanggan akibat dampak pemadaman<br />
listrik bulan April lalu. Besaran kompensasi yang diberikan<br />
kepada pelanggan mengacu pada Peraturan Menteri ESDM<br />
No. 33 Tahun 2014. Kompensasi TMP juga akan diberikan<br />
kepada pelanggan akibat dampak pemadaman listrik bulan<br />
Mei 2016. (PSJ)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 47
Warta Kita<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Dampingi Menteri KeTTHA<br />
Malaysia Kunjungi Bengkayang<br />
Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jarman mewakili Menteri ESDM mendampingi Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air (KeTTHA) Malaysia,<br />
YB. Datuk Seri Panglima Dr. Maximus Johnity Ongkili dalam kunjungan kerja meninjau implementasi proyek infrastruktur transmisi tenaga<br />
listrik di wilayah perbatasan antara Bengkayang (Indonesia) – Mambong (Malaysia) Senin (10/5).<br />
Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jarman mewakili<br />
Menteri ESDM mendampingi Menteri Tenaga, Teknologi Hijau<br />
dan Air (KeTTHA) Malaysia, YB. Datuk Seri Panglima Dr.<br />
Maximus Johnity Ongkili dalam kunjungan kerja meninjau<br />
implementasi proyek infrastruktur transmisi tenaga listrik<br />
di wilayah perbatasan antara Bengkayang (Indonesia) –<br />
Mambong (Malaysia) Senin (10/5) di Kabupaten Bengkayang,<br />
Provinsi Kalimantan Barat.<br />
Dalam kunjungan tersebut Maximus didampingi oleh YBhg<br />
Dato’ Dr. Nadzri bin Yahaya, Deputi Sekjen KeTTHA; YBhg<br />
Datuk Daniel Kinsik, Political Secretary untuk Menteri KeTTHA;<br />
YBhg Dato' Joseph Salang Gandum, anggota parlemen<br />
Malaysia Nick Wright Wakil Presiden dari CEO bidang Kantor<br />
dan Pengembangan Usaha SEB; dan Threnes Voo, Petugas<br />
Relasi Media SEDA. Selain disambut oleh Kementerian<br />
ESDM, rombongan juga disambut oleh Gubernur Kalimantan<br />
Barat Cornelis, Bupati Bengkayang Suryadman Gidot, dan<br />
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Djoko<br />
Abumanan.<br />
Dalam pertemuan bilateral antar kedua negara, Jarman<br />
menyampaikan bahwa Indonesia akan bertindak selaku<br />
tuan rumah pelaksanaan Pertemuan Perdana Joint Technical<br />
Committee antara Indonesia dan Malaysia terkait Proyek<br />
Interkoneksi Lintas Batas di bawah ASEAN Power Grid (APG).<br />
Pertemuan tersebut sebagai tindaklanjut dari MOU yang<br />
telah ditandatangani kedua Menteri pada tanggal 12 Februari<br />
2016 di sela Bali Clean Energy Forum (BCEF) di Nusa Dua,<br />
Bali. Secara terpisah, PLN, Tenaga Nasional Berhad (TNB),<br />
48 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Kondisi listrik di Kalimantan Barat lebih<br />
stabil dengan adanya kerjasama Indonesia<br />
dan Malaysia di sektor ketenagalistrikan<br />
Sarawak Energy Berhad (SEB) dan Sabah Electricity (SESB)<br />
secara aktif juga melangsungkan pertemuan membahas halhal<br />
teknis terkait administratif, legalitas, finansial, teknikal<br />
dan manajemen resiko secara Business to Business (B2B).<br />
Jarman mengungkapkan apresiasi pemerintah Indonesia<br />
terhadap kunjungan delegasi Malaysia. "Kami merasa bangga<br />
atas lawatan kerja Menteri Malaysia ke Bengkayang," tutur<br />
Jarman. Ia menambahkan kunjungan kerja ini merupakan<br />
bentuk komitmen kedua belah pihak dalam membantu<br />
memenuhi pasokan listrik di masing-masing negara<br />
melalui interkoneksi Kalimantan dengan Serawak. "Akan<br />
memungkinkan untuk menjajaki kerja sama lain di sektor<br />
energi," harap Jarman.<br />
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri KeTTHA Malaysia.<br />
Ia memberikan apresiasi atas kerja sama yang sudah<br />
dibangun sejak Januari 2016. "Ini permulaan kerja yang<br />
terberat di bidang energi. Kerja sama ini bisa mengatasi<br />
masalah listrik bukan sekadar perkara-perkara yang biasa,"<br />
kata Maximus saat pertemuan bilateral dengan jajaran<br />
pemerintah Indonesia.<br />
Kunjungan kerja ini merupakan bentuk komitmen<br />
kedua belah pihak (Indonesia dan Malaysia)<br />
dalam membantu memenuhi pasokan listrik<br />
di masing-masing negara melalui interkoneksi<br />
Kalimantan dengan Serawak.<br />
Adanya kerja sama ini banyak memberikan keuntungan<br />
bagi kebutuhan listrik Kalimantan Barat. Hal ini diakui oleh<br />
Direktur Bisnis Regional mengakui kelistrikan Kalimantan,<br />
Djoko Rahardjo Abumanan, mengenai kondisi listrik di<br />
wilayah tersebut. "Bisa diamati sejak Januari, listrik di Kalbar<br />
jarang byar pet," ungkap Djoko. (PSJ)<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 49
Tips<br />
Sumber gambar: Google.<br />
Tips Membuat<br />
Slide Presentasi<br />
yang EFEKTIF<br />
Pernahkah anda datang ke suatu seminar dimana pembicara<br />
menggunakan slide presentasi yang penuh dengan tulisan?<br />
Bahkan font nya dibuat kecil agar semua tulisan cukup<br />
masuk dalam slide tersebut. Bagaimana pendapat anda<br />
mengenai slide tersebut? Tentu sebagian besar dari anda<br />
akan mengatakan bahwa slide tersebut membosankan dan<br />
cenderung membuat anda tidak terlalu tertarik dengan apa<br />
yang disampaikan oleh pembicara.<br />
untuk membuat slide presentasi yang baik.<br />
1.Buat opening slide sebaik mungkin<br />
Slide pembuka yang menjadi awal presentasi adalah<br />
kesempatan anda untuk menarik perhatian audiens. Gunakan<br />
tulisan disertai dengan gambar yang unik, menarik, dan<br />
warna yang mengundang perhatian. Buat audiens penasaran<br />
dengan isi dari slide berikutnya.<br />
Slide presentasi yang baik sangat dibutuhkan untuk<br />
mendukung anda menyampaikan suatu pesan yang ingin<br />
anda sampaikan. Tentunya cara anda menyampaikan pesan<br />
kepada audiens adalah hal utama agar pesan tersampaikan,<br />
namun dengan slide presentasi yang baik, audiens akan<br />
lebih mudah memahami dan tertarik dengan pesan yang<br />
disampaikan tersebut. Berikut disampaikan beberapa tips<br />
2.Gunakanlah kata kunci dan gambar<br />
Buatlah kata-kata kunci dari pesan yang anda ingin<br />
sampaikan disertai dengan gambar yang mendukung kata<br />
kunci tersebut. Hal ini membuat audiens mudah memahami<br />
dan mudah mengingat apa yang anda sampaikan.<br />
50 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Tips<br />
3.Meringkas teks<br />
Jangan sampaikan penjelasan melalui tulisan yang panjang<br />
dalam sebuah slide. Tulisan yang panjang dan bertele-tele<br />
akan membuat audiens cepat merasa bosan.<br />
4.Gunakan font yang tepat<br />
Presentasi anda dilihat oleh seluruh audiens, baik yang<br />
posisinya dekat ke layar presentasi maupun posisi paling<br />
jauh dari layar. Pastikan teks digunakan dengan tepat dan<br />
mudah dibaca. Gunakan ukuran font yang cukup besar<br />
sehingga tetap terlihat dengan baik oleh audiens yang duduk<br />
di kursi paling belakang sekalipun.<br />
5.Tambahkan video<br />
Sesekali tambahkan video dalam slide presentasi anda<br />
agar audiens tidak merasa jenuh. Pastikan video yang anda<br />
tambahkan sudah sesuai dengan materi. Perhatikan juga<br />
durasi penayangan video, sebaiknya jangan terlalu lama<br />
atau terlalu sebentar.<br />
7.Buat slide yang yang interaktif<br />
Buat slide presentasi anda terasa lebih hidup dengan<br />
menambahkan efek-efek pada tulisan, gambar dan transisi<br />
setiap pada tiap slidenya sehingga presentasi anda lebih<br />
terlihat interaktif. Masukan juga kalimat-kalimat yang<br />
mengandung unsur pertanyaan kepada udiens sehingga<br />
mereka merasa dilibatkan untuk aktif bersama anda.<br />
8.Sederhana<br />
Penggunaan warna yang terlalu mencolok, gambar yang<br />
terlalu banyak dan efek yang terlalu berlebihan juga kurang<br />
baik untuk slide presentasi anda. Usahakan slide presentasi<br />
anda dibuat dengan sederhana tapi tetap menarik.<br />
Dengan slide presentasi yang baik, akan membuat audiens<br />
merasa tertarik dengan apa yang akan anda sampaikan.<br />
Jadi, anda juga harus menjelaskan pesan yang ingin anda<br />
sampaikan dengan baik dan semenarik mungkin dengan<br />
bantuan slide presentasi teraebut. Selamat mencoba! (UH)<br />
Sumber gambar: Google.<br />
6.Perhatikan warna latar belakang<br />
Sesuaikan warna latar belakang slide dengan pemilihan<br />
warna teks atau gambar dalam slide anda. Usahakan warna<br />
yang digunakan kontras sehingga keterbacaannya menjadi<br />
jelas. Misalnya jangan gunakan latar belakang warna hitam<br />
dengan teks berwarna biru tua.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 51
Warta Kita<br />
Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Hadiri Pembukaan<br />
The 3rd ISES 2016<br />
Sumber gambar: themalaysianreserve.com<br />
ISES ke-3 tahun 2016 menampilkan sejumlah tokoh dan profesional bidang energi dari berbagai organisasi dan lembaga yang membahas<br />
pemanfaatan energi terbarukan untuk menjamin demokratisasi penyediaan tenaga listrik.<br />
Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>,<br />
Jarman mewakili Menteri ESDM<br />
menghadiri pembukaan dan bertindak<br />
selaku Keynote Panelist pada Forum<br />
The 3rd International Sustainable<br />
Energy Summit (ISES) 2016. Acara<br />
yang diselenggarakan Selasa (5/4)<br />
di Putrajaya Marriott Hotel, Kuala<br />
Lumpur, Malaysia ini dibuka oleh Yang<br />
Berhormat Dato Seri Panglima Dr.<br />
Maximus Johnity Ongkili, Minister of<br />
Energy, Green Technology and Water<br />
(Kementerian Tenaga, teknologi Hijau<br />
dan Air –KeTTHA), Malaysia.<br />
Forum dua tahunan ISES ke-3 tahun<br />
2016 ini sendiri berlangsung hingga<br />
Rabu (6/4) dan menampilkan sejumlah<br />
tokoh dan profesional bidang energi<br />
dari berbagai organisasi dan lembaga<br />
yang membahas pemanfaatan<br />
energi terbarukan untuk menjamin<br />
demokratisasi penyediaan tenaga<br />
listrik. ISES ke-3 2016 diselenggarakan<br />
oleh Sustainable Energy Development<br />
Authority (SEDA) Malaysia, di mana<br />
ISES ke-1 diselenggarakan sebagai<br />
forum berbagi pengalaman dan<br />
pengetahuan untuk memenuhi the<br />
Strategic Thrust 5 of the National<br />
Renewable Energy Policy and Action<br />
Plan (NREPAP) Malaysia.<br />
ISES ke-3 tahun 2016 mengangkat<br />
tema Democraticising Electricity<br />
Supply. Tema ini sebagai simbol<br />
kedewasaan sistem pasukan tenaga<br />
listrik sebagai pilihan bagi konsumen<br />
dan penghargaan bahwa akses listrik<br />
merupakan kebutuhan dasar manusia.<br />
Pembicara dalam ISES ke-3 tahun<br />
2016 adalah profesional di bidang<br />
pemanfaatan energi terbarukan dan<br />
bidang terkait.<br />
Menteri KeTTHA DR. Maximus<br />
52 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
menyatakan dalam kerangka<br />
melaksanakan Rencana ke-11 telah<br />
mengidentifikasi pentingnya akses<br />
energi untuk seluruh bangsa pada<br />
tahun 2020, dan serius mengejar<br />
target Malaysia menjadi negara yang<br />
aktif menggunakan energi bersih<br />
dan hijau, bahkan mengancam tidak<br />
ragu akan mencabut proyek yang<br />
telah diberikan oleh Pemerintah<br />
Malaysia kepada Pengembang yang<br />
gagal melaksanakan proyek energi<br />
terbarukan dengan mekanisme Feedin<br />
Tariff (FiT). SEDA Malaysia bertugas<br />
memantau pelaksanaan proyek-proyek<br />
tersebut.<br />
Malaysia telah memasukkan Intended<br />
Nationally Determined Contribution<br />
(INDC) yang lebih rendah daripada the<br />
Paris Agreement di mana Pemerintah<br />
Malaysia telah menetapkan target<br />
ambisius pengurangan emisi Gas<br />
Rumah Kaca (Greenhouse Gas -GHG)<br />
GDP 45% pada tahun 2030 relatif<br />
terhadap intensitas emisi tahun<br />
2005. Pencapaian target 35% atas<br />
unconditional basis, dengan tambahan<br />
10% conditioned dari iklim finansial<br />
dan dukungan negara maju. Ini adalah<br />
janji, yang tersurat dalam the 11MP to<br />
decarbonise the economy.<br />
Dalam kesempatan selanjutnya,<br />
Jarman menyampaikan Aksi Indonesia<br />
untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah<br />
Kaca di sektor <strong>Ketenagalistrikan</strong>. Dalam<br />
paparannya Jarman menekankan<br />
tujuan penyediaan tenaga listrik yang<br />
cukup jumlahnya, bagus kualitasnya<br />
dan terjangkau harganya, untuk itu<br />
energi primer harus dimanfaatkan<br />
secara optimal sejalan dengan<br />
Kebijakan Energi Nasional, termasuk<br />
dengan prioritasi pemanfaatan<br />
energi baru dan terbarukan. Jarman<br />
kemudian memaparkan kondisi sistem<br />
ketenagalistrikan Indonesia dimana<br />
Rasio Elektrifikasinya masih 88,30%<br />
dan memerlukan tambahan pasokan<br />
tenaga listrik. Untuk itu, program<br />
infrastruktur ketenagalistrikan 35 GW<br />
merupakan suatu kebutuhan bagi<br />
bangsa Indonesia.<br />
Dalam kerangka mengurangi efek<br />
Gas Rumah Kaca khususnya dari<br />
pertambahan pembangkit listrik<br />
berbahan bakar fosil, Pemerintah<br />
Indonesia berkomitmen ‘mengunci’<br />
bauran energi batubara dalam<br />
pembangkitan tenaga listrik maksimum<br />
50% pada tahun 2025 dari status<br />
53% pada tahun 2014, menetapkan<br />
persentase bauran gas yang sama<br />
24% antara tahun 2014 dan 2025,<br />
menekan bauran Minyak Bumi hingga<br />
hanya maksimal 1% dan mendorong<br />
pemanfaatan energi terbarukan dari<br />
12% di tahun 2014 menjadi 25% pada<br />
tahun 2025. Khusus untuk Batubara,<br />
saat ini Pemerintah mendorong<br />
pengembang Pembangkit Listrik Tenaga<br />
Uap (PLTU) berbahan bakar Batubara<br />
menggunakan teknologi ramah<br />
lingkungan, bahkan telah mewajibkan<br />
untuk PLTU Batubara berkapasitas lebih<br />
dari 600 MW menggunakan teknologi<br />
Super Critical (SC), dan PLTU Batubara<br />
berkapasitas lebih dari 1.000 MW wajib<br />
menggunakan teknologi Ultra Super<br />
Critical (USC).<br />
Seusai Pembukaan Forum ISES ke-3 dan<br />
menjadi salah satu Keynote Panelist,<br />
selanjutnya Jarman didampingi oleh<br />
perwakilan PT. PLN (Persero), pejabat<br />
dan staf Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
serta didampingi KBRI Kuala Lumpur<br />
menghadiri pertemuan bilateral<br />
Indonesia – Malaysia. Pertemuan ini<br />
diinisiasi oleh Malaysia dalam rangka<br />
menindaklanjuti pernyataan bersama<br />
Menteri Energi dan Sumber Daya<br />
Mineral (ESDM) Indonesia dan Menteri<br />
Tenaga, Tenaga Hijau dan Air (KeTTHA)<br />
Malaysia pada tanggal 12 Februari 2016<br />
di Nusa Dua, Bali terkait pembentukan<br />
komite teknis bersama antara kedua<br />
negara untuk percepatan pelaksanaan<br />
proyek interkoneksi antar kedua negara<br />
di bawah kerangka ASEAN Power Grid<br />
(APG).<br />
Delegasi Malaysia dipimpin oleh Sekjen<br />
Kementerian KeTTHA, Datuk Loo<br />
Took Gee dan didampingi perwakilan<br />
KeTTHA, Energy Commission, TNB,<br />
SESB, serta SESCO. Pertemuan<br />
membahas 3 (tiga) proyek interkoneksi<br />
antar kedua negara, yaitu:<br />
a.The Peninsular Malaysia<br />
(Malacca) – Sumatera (Pekanbaru);<br />
b.Sarawak (Kuching) – West<br />
Kalimantan (Pontianak); dan<br />
c.Sabah (Tawau) – Kalimantan<br />
Utara (Tarakan).<br />
Pertemuan juga membahas<br />
keanggotaan komite teknis, di mana<br />
Malaysia telah menyusun keanggotaan<br />
komite teknis. Selanjutnya kedua<br />
pihak menyepakati pertemuan<br />
pertama Komite Teknis Bersama<br />
akan berlangsung di Indonesia dan<br />
waktu pelaksanaannya diharapkan<br />
berlangsung dalam Bulan Mei 2016<br />
sebelum Bulan Ramadhan.<br />
Kedua pimpinan delegasi mengharapkan<br />
hasil pertemuan tim teknis selanjutnya<br />
dapat dilaporkan pada pertemuan the<br />
34th ASEAN Senior Official Meeting<br />
on Energy (SOME) pada tanggal 12 –<br />
15 Juli 2016 dan pertemuan the 34th<br />
ASEAN Ministers on Energy Meeting<br />
(AMEM) tanggal 19 – 23 September<br />
2016 yang keduanya akan berlangsung<br />
di Nay Pyi Taw, Myanmar.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 53
Warta Kita<br />
Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Meriahkan<br />
Pekan Inovasi Sumut<br />
<strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> bergabung dalam stan<br />
Kementerian ESDM memeriahkan Pekan Inovasi Sumatera<br />
Utara yang digelar di Lapangan Merdeka Medan, Kamis<br />
(19/5) hingga Minggu (22/5). Pameran yang dihadiri instansi<br />
pemerintah pusat dan daerah se-Sumatera Utara, BUMN dan<br />
BUMD dan swasta ini mengangkat tema peningkatan inovasi<br />
dan kreativitas guna menghadapi Masyarakat Ekonomi<br />
ASEAN (MEA).<br />
Dalam sambutan pembukaan pameran tersebut, Wakil<br />
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengungkapkan bahwa<br />
MEA merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas<br />
lokal dan nasional. "MEA yang dimulai Desember 2015 di<br />
mana seluruh negara-negara ASEAN melakukan kegiatan<br />
ekonomi secara bebas yang otomatis membuat produk asing<br />
semakin banyak beredar dengan harga murah di dalam<br />
negeri hanya bisa diatasi dengan produk yang memiliki<br />
keunggulan," kata Erry.<br />
Peningkatan inovasi dan kreatifitas sangat penting<br />
mengingat perlunya pertumbuhan ekonomi Sumut serta<br />
tugas untuk merealisasikan investasi sebesar Rp11 triliun<br />
pada tahun ini, Menurut, pertumbuhan ekonomi Sumut<br />
yang masih melambat di triwulan I 2015 harus ditingkatkan.<br />
Sementara target realisasi investasi Rp11 triliun juga harus<br />
bisa dicapai bahkan kalau memungkinkan berada di atasnya.<br />
Sumut menurutnya harus bisa mempertahankan menjadi<br />
salah satu daerah pemberi kontribusi pertumbuhan ekonomi<br />
<strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> bergabung dalam stan Kementerian ESDM memeriahkan Pekan Inovasi Sumatera Utara yang digelar di<br />
Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/5) hingga Minggu (22/5).<br />
54 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Seorang petugas pameran dari Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> sedang<br />
memberikan penjelasan pada pengunjung.<br />
nasional dan masuknya sebagai 10 provinsi terbesar dalam<br />
pencapaian realisasi investasi PMA dan PMDN. "Pekan Inovasi<br />
Sumut yang dilakukan terjadwal tiap tahun harus didukung<br />
semua kalangan agar benar-benar menjadi pendorong<br />
ekonomi Sumut," kata Erry.<br />
Guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara,<br />
pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mencanangkan<br />
beberapa program diantaranya program 35.000 MW<br />
yang ditargetkan selesai tahun 2019. Pembangunan<br />
pembangkit listrik dan jaringan transmisi serta distribusinya<br />
membutuhkan investasi dari swasta melalui mekanisme<br />
Independent Power Producers (IPP). Swasta juga<br />
dilibatkan dalam usaha penunjang tenaga listrik seperti<br />
peralatan pendukung, keterlibatan dalam penelitian dan<br />
pengembangan, serta peningkatan sumber daya manusia di<br />
sektor ketenagalistrikan. Hal-hal tersebut ditampilkan dalam<br />
stan Kementerian ESDM di pameran ini.<br />
Pekan inovasi ini selain menampilkan beberapa program<br />
pemerintah juga bisa dijadikan momentum memasarkan<br />
produk-produk strategis dan potensial karya pengusaha<br />
lokal dan dalam negeri lainnya. Bahkan pagelaran dalam<br />
pameran ini bisa menjadi media publikasi dan promosi seni<br />
dan budaya serta meningkatkan kreatifitas masyarakat luas<br />
dan termasuk pemerintah daerah. Kegiatan yang diikuti<br />
80 peserta termasuk dari kementerian/lembaga Pusat,<br />
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di luar Sumut,<br />
perguruan tinggi, BUMN/BUMD, dan perusahaan swasta itu<br />
terlihat ramai dikunjungi masyarakat. (PSJ)<br />
Atas - Seorang pengunjung tengah membaca bahan yang dipamerkan<br />
pada stan Kementerian ESDM di Pekan Inovasi Sumatera Utara.<br />
Bawah - Karnaval peragaan busana sebelum mengawali pameran.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 55
Warta Kita<br />
Kebijakan Pelayanan<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
Disosialisasikan di Makassar<br />
Listrik telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, untuk itu<br />
pelayanan ketenagalistrikan menjadi salah satu isu penting.<br />
Dalam rangka mensosialisasikan kebijakan Pemerintah di<br />
bidang pelayanan ketenagalistrikan, <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> cq. Subdit Perlindungan Konsumen Listrik<br />
menyelenggarakan Sosialisasi Kebijakan Pelayanan di Bidang<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong> yang diselenggarakan di Hotel Santika,<br />
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatann, Kamis (26/5).<br />
Acara dibuka oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Satya Zulfanitra. Hadir sebagai<br />
narasumber Kasubdit Perlindungan Konsumen Tenaga Listrik<br />
Ridwan Dumroh, Kasubdit Tarif dan Subsidi Tenaga Listrik<br />
Jisman Hutajulu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga<br />
Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Manajer Bidang<br />
Niaga PT PLN (Persero) Distribusi Wilayah Sulselrabar<br />
Riza Novianto, serta Manager Senior Niaga dan Pelayanan<br />
Pelanggan PT. PLN (Persero) Pusat Mukhtar.<br />
Dalam sambutannnya, Satya berpesan bahwa peningkatan<br />
pelayanan oleh PLN tidak hanya menguntungkan konsumen<br />
akan tetapi juga menguntungkan PLN secara korporasi.<br />
Dengan menyalurkan tenaga listrik secara terus menerus<br />
dengan mutu dan keandalan yang baik berarti PLN<br />
mendapatkan penjualan listrik secara terus menerus dan<br />
tidak kehilangan penjualan akibat dari pemadaman listrik<br />
yang dirasakan oleh konsumen.<br />
Menurut Satya, peningkatan pelayanan juga terkait dengan<br />
peringkat indikator getting electricity yang merupakan salah<br />
satu indikator pada ease of doing business Indonesia yang<br />
diharapkan semakin meningkat setiap tahun. Pada tahun<br />
2012 getting electricity Indonesia adalah 161 dari 189<br />
negara, pada tahun 2013 meningkat menjadi peringkat 147,<br />
tahun 2014 peringkat 101, tahun 2015 peringkat 78 dan<br />
pada tahun 2016 peringkat 46. Dengan perbaikan pelayanan,<br />
diharapkan pada tahun 2017 peringkat Indonesia menanjak<br />
menjadi peringkat 24 dunia. “Peningkatan peringkat getting<br />
electricity menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah<br />
terhadap investasi,” jelas Satya.<br />
Dalam paparannya Ridwan Dumroh menjelaskan mengenai<br />
hak dan kewajiban konsumen listrik dan kewajiban bagi PT.<br />
PLN (Persero) di bidang pelayanan ketenagalistrikan. Hak dan<br />
kewajiban konsumen listrik telah ditentukan dalam Undang-<br />
Undang No. 30 tahun 2009 tentang <strong>Ketenagalistrikan</strong> dan<br />
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan<br />
Konsumen.<br />
Ridwan juga menyampaikan bahwa sesuai Permen 8 Tahun<br />
2016 tentang Perubahan Permen 33 Tahun 2014 yang mulai<br />
berlaku tanggal 1 Januari 2017, PT. PLN (Persero) wajib untuk<br />
memberikan kompensasi sebesar 20% dari biaya beban<br />
atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan<br />
tarif yang tidak dikenakan penyesuaian tarif tenaga listrik<br />
dan 35% dari biaya beban atau rekening minimum untuk<br />
konsumen pada golongan tarif yang dikenakan penyesuaian<br />
tarif tenaga listrik bagi konsumen yang terkena lama atau<br />
jumlah pemadaman listrik (lama gangguan dan jumlah<br />
gangguan) melebihi yang dijanjikan PT. PLN (Persero), juga<br />
untuk indikator pinalti Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) yang<br />
lain, yaitu untuk indikator kecepatan pelayanan perubahan<br />
daya tegangan rendah, kesalahan pembacaan kWh meter<br />
dan waktu koreksi rekening.<br />
Lebih lanjut Ridwan memaparkan bahwa pada tahun 2015,<br />
PT. PLN (Persero) di Wilayah Sulselrabar telah memberikan<br />
kompensasi sebesar Rp 5.130.566.155 untuk 783.140<br />
pelanggan, adapun kompensasi untuk seluruh wilayah<br />
Indonesia sebesar Rp 79.344.424.274 untuk 7.583.782<br />
konsumen.<br />
Sementara itu, Jisman Hutajulu menjelaskan mengenai<br />
kebijakan Pemerintah terkait tarif dan subsidi listrik dimana<br />
pemerintah berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik<br />
bagi masyarakat tidak mampu. Ia menyampaikan bahwa<br />
subsidi listrik akan tetap ada, namun diprioritaskan bagi<br />
konsumen tidak mampu, sementara tarif untuk konsumen<br />
lainnya ditetapkan sesuai keekonomian secara bertahap. D<br />
Dalam menerapkan tarif kepada konsumen PT. PLN<br />
56| Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Warta Kita<br />
Narasumber Sosialisasi Kebijakan Pelayanan di Bidang <strong>Ketenagalistrikan</strong> yang diselenggarakan di Hotel Santika, Makassar, Provinsi Sulawesi<br />
Selatann, Kamis (26/5). Kasubdit Perlindungan Konsumen Tenaga Listrik Ridwan Dumroh (Tengah) menjelaskan mengenai hak dan kewajiban<br />
konsumen listrik<br />
(Persero), Pemerintah harus memperhatikan kepentingan<br />
dan kemampuan masyarakat. Kasubdit Tarif dan Subsidi<br />
Tenaga Listrik ini juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2015<br />
terdapat 12 golongan tarif non subsidi yaitu R1 1300VA<br />
dan 2200VA, R2, R3, B2, B3, I3, I4, P1 6600VA ke atas,<br />
P2, P3 dan Layanan Khusus (L). Untuk ke 12 golongan<br />
tarif tersebut, fluktuasi BPP karena faktor yang bersifat<br />
uncontrollable (kurs, inflasi, ICP) tidak dibebankan pada<br />
subsidi, namun dibebankan kepada pelanggan non subsidi<br />
melalui mekanisme tariff adjustment.<br />
Sebagai narasumber penutup adalah Ketua Pengurus Harian<br />
YLKI, Tulus Abadi. Menurut data aduan yang masuk ke<br />
YLKI selama tahun 2015, beberapa hal yang diadukan oleh<br />
Konsumen di Indonesia adalah Mayoritas mengenai operasi<br />
Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) yang dilakukan<br />
oleh PT. PLN (Persero); Masih seringnya pemadaman listrik<br />
khususnya yang terjadi di luar pulau jawa; Pemaksaan<br />
penggunaan meteran listrik pra bayar serta Masalah SLO<br />
(dugaan adanya SLO abal-abal dan ada tarif tambahan).<br />
Sosialisasi tersebut diakhiri dengan tanya jawab dan diskusi<br />
dengan peserta. (FR/AJT/PSJ)<br />
Narasumber dari PT PLN (Persero) Pusat, Mukhtar<br />
menyampaikan presentasi berjudul Tariff Adjustmentt dan<br />
Layanan Tanpa Batas. Ia menjelaskan Tariff Adjustmentt<br />
yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero) dan upaya<br />
transformasi yang menjadikan layanan PT. PLN (Persero)<br />
tanpa batas ruang dan waktu dengan program-program<br />
contact center 123, satu pintu gerbang interaksi komunikasi<br />
dengan pelanggan, satu aplikasi terpusat dan area layanan<br />
yang terpadu. Sementara itu narasumber dari PT. PLN<br />
(Persero) Wilayah Sulselrabar, Riza Novianto, sebagai tuan<br />
rumah menjelaskan program-program unggulan yang ada di<br />
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.<br />
Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 57
Pojok Peraturan<br />
Daftar Legislasi dan Regulasi<br />
Koleksi Perpustakaan DJK<br />
Bulan Januari – Juni 2016<br />
oleh: Dina Andriani (Pustakawan Muda)<br />
No.<br />
Daftar Legislasi dan Regulasi Terbaru Koleksi Perpustakaan DJK<br />
1. Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
2. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit<br />
Listrik Berbasis Sampah di Provinsi Dki Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang,<br />
Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Makassar<br />
3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengakuan Sertifikat Produk<br />
dan Laporan Hasil Uji peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik yang Diterbitkan Lembaga Penilaian<br />
Kesesuaian yang Terdaftar di ASEAN<br />
4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 02 Tahun 2016 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar<br />
Kompetensi Tenaga Teknik <strong>Ketenagalistrikan</strong> Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub<br />
Bidang Asesor <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
5. Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas<br />
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2012 tentang Tata Cara<br />
Permohonan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum<br />
6. Peraturan Menteri ESDM Nomor 08 Tahun 2016 tentang Perubahan atas<br />
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tingkat<br />
Mutu Pelayanan dan Biaya Yang Terkait Dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh Perusahaan<br />
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara<br />
7. Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyediaan dan Penetapan<br />
Harga Batubara Untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang<br />
8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri<br />
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan<br />
Sertifikasi <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
9. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri<br />
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha<br />
<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />
10. Keputusan Menteri ESDM Nomor 5899 K/20/MEM/2016 tentang<br />
Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)<br />
Tahun 2016 s.d. 2025<br />
58| Maret 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>
Peralatan listrik ber-SNI<br />
dijamin AMAN,<br />
membuat hidup menjadi nyaman