25.08.2016 Views

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

Buletin%20Ketenagalistrikan%20No.46%20Vol.12%20Juni%202016

Buletin%20Ketenagalistrikan%20No.46%20Vol.12%20Juni%202016

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

mendukung Zona Integritas<br />

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani<br />

serta<br />

Wilayah Bebas dari Korupsi<br />

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL<br />

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN<br />

Jalan HR Rasuna Said Blok X2, Kav.7-8, Kuningan<br />

Jakarta Selatan 12950<br />

Telp. (021) 5225180, Fax (021) 5256044<br />

www.djk.esdm.go.id


Dari Redaksi<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Edisi 46 Volume 12|<br />

JUNI 2016<br />

SUSUNAN REDAKSI<br />

Penanggung Jawab<br />

Sekretaris <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Redaktur<br />

Totoh Abdul Fatah<br />

Wiwid Mulyadi<br />

Heru Setiawan<br />

Ear Marison<br />

Hagni Surendro<br />

Sudarti<br />

Jackson Frans<br />

Fathorrahman<br />

Hari Dwi Wijayanto<br />

Pandu Satria Jati B<br />

Anggita Miftah Hairani<br />

David F Silalahi<br />

Ahmad Amiruddin<br />

Miftah Haris<br />

Novan Akhiriyanto<br />

Dina Andriani<br />

Hening Surya Bayu A.<br />

Fanny Ristantono<br />

M. Tomas Triananta<br />

Penyunting/ Editor<br />

Hutami Hikma Asih<br />

Ernawaty<br />

Sahri Mahmud<br />

Ridwan Budi Santoso<br />

Desain Grafis/Fotografer<br />

Achmad Yusuf Haryono<br />

Agus Supriyadi<br />

Ajat Munajat<br />

Agah Muhammad Abduh<br />

Adar<br />

Sekretariat<br />

Emi Tursilah<br />

Irman Suryana<br />

Novi Pravitasari<br />

Lutfhi<br />

Dewi Agustini<br />

Alamat Redaksi<br />

Redaksi Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jalan HR Rasuna Said Blok X2,<br />

Kav.7-8, Kuningan<br />

Jakarta Selatan 12950<br />

www.djk.esdm.go.id<br />

Pembaca yang budiman,<br />

Masyarakat kini lebih mudah mendapat sambungan baru tenaga listrik.<br />

Layanan satu pintu sambungan listrik merupakan bentuk komitmen<br />

pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Topik<br />

mengenai hal ini kami angkat menjadi Tajuk Utama.<br />

Pembaca diajak untuk lebih mengenal ASEAN Power Grid dalam Liputan<br />

Khusus, termasuk mengenai latar belakang dan proyeksinya ke depan.<br />

ASEAN Power Grid dibentuk untuk meningkatkan kerjasama negaranegara<br />

ASEAN serta meningkatkan ketahanan energi regional.<br />

Topik mengenai subsidi listrik dan Program 35.000 MW juga masih menjadi<br />

sorotan. Topik lainnya yang dibahas dalam edisi ini antara lain mengenai<br />

rangkaian koordinasi dan supervisi KPK di sektor ketenagalistrikan serta<br />

rencana pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah timur<br />

Indonesia. Dalam rubrik Galeri ditampilkan pelantikan 28 PNS baru Ditjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> dan pemberian penghargaan Satya Lencana Karya Satya<br />

bagi pegawai sesuai dengan pengabdiannya.<br />

Selamat membaca!<br />

Salam Redaksi<br />

Kirimkan tulisan Anda ke Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong> dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

Syarat Teknis :<br />

1.Font penulisan naskah menggunakan Arial<br />

2.Ukuran font yang digunakan 12<br />

3.Jarak spasi penulisan 1,5<br />

4.Jumlah kata dalam satu naskah 600-1000 kata<br />

Syarat Umum:<br />

1.Judul naskah menggunakan kalimat yang menarik<br />

2.Penulisan menggunakan bahasa yang umum (mudah dimengerti)<br />

3.Tema naskah bisa tentang ketenagalistrikan, atau naskah umum misalnya: tentang manajemen,<br />

pengembangan diri, dll.<br />

4.Naskah asli belum pernah dimuat di media lain<br />

5.Naskah bisa ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris<br />

6.Naskah dikirim melalui email ke humas.djk@gmail.com<br />

7.Naskah dikirim beserta foto/ilustrasi yang sesuai sebanyak tiga buah foto dengan caption<br />

8.Penulis menyertakan biodata beserta foto diri<br />

9.Redaksi berhak memuat naskah dengan perubahan atau tidak memuat naskah yang<br />

dikirim dalam Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 3


DAFTAR ISI<br />

27<br />

KPK Siap Beri Pendampingan pada Proyek-Proyek <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Dari Redaksi<br />

Tajuk Utama<br />

6 Masyarakat Semakin Mudah Sambung Listrik<br />

8 Sambungan Baru Paling Lama 25 Hari<br />

10 YLKI: Revolusi Mental di Sektor <strong>Ketenagalistrikan</strong> Sudah Ada<br />

Sejak Dulu<br />

11 SLO Online Dipamerkan dalam Simposium dan Gelar Inovasi<br />

Pelayanan Publik<br />

Liputan Khusus<br />

12 Mengenal ASEAN Power Grid<br />

Warta Kita<br />

16 Subsidi Listrik Harus Tepat Sasaran<br />

17 Subsidi Listrik Tepat Sasaran Perlu Dukungan Banyak Pihak<br />

18 Subsidi Listrik Tepat Sasaran agar Listrik Dinikmati Merata<br />

20 Pemerintah Cari Solusi Masalah Energi di Nusa Tenggara<br />

22 Enam Provinsi Jadi Pilot Project Program Indonesia Terang<br />

23 Program 35.000 MW dan Indonesia Terang Butuh Dukungan Pemda<br />

24 Tiga Cara Melistriki Daerah Timur Indonesia<br />

26 KPK Kawal Ketahanan Energi<br />

27 KPK Siap Beri Pendampingan pada Proyek-Proyek <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

28 Korsup KPK di Surabaya, Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Harapkan<br />

Kerjasama Pemda<br />

29 Narasi Tunggal Penting dalam Sosialisasikan Kebijakan Pemerintah<br />

32 PLTB Terbesar di Indonesia Siap Dibangun<br />

33 Pemerintah Minta PLN Tingkatkan Efisiensi<br />

4 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


35 Program 35.000 MW Perwujudan Nawa Cita<br />

37 Teten Masduki: 35.000 MW Satu-Satunya<br />

di Dunia<br />

38 Pemerintah Bertekad Kurangi BBM<br />

dalam Pembangkit Listrik<br />

39 Delegasi Malaysia Kunjungi Calon Tapak<br />

GI Perawang<br />

40 Hindari Bahaya, Instalasi Listrik Harus Sesuai<br />

PUIL 2011<br />

42 Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> Diharap Terus<br />

Tingkatkan Kompetensi<br />

45 Pemerintah Minta PLN Tinjau Kontrak<br />

PLTD Sewa<br />

46 Pastikan Keandalan Pasokan Daya Listrik,<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Kunjungi Nias<br />

48 Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Dampingi Menteri<br />

KeTTHA Malaysia Kunjungi Bengkayang<br />

52 Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Hadiri Pembukaan<br />

The 3rd ISES 2016<br />

54 Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Meriahkan<br />

Pekan Inovasi Sumut<br />

56 Kebijakan Pelayanan <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Disosialisasikan di Makassar<br />

11<br />

SLO Online Dipamerkan dalam Simposium<br />

dan Gelar Inovasi Pelayanan Publik<br />

20<br />

Pemerintah Cari Solusi Masalah Energi di<br />

Nusa Tenggara<br />

Galeri<br />

30 Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Ambil Sumpah<br />

Jabatan 28 PNS<br />

Resensi<br />

44 - American Electricians' Handbook<br />

- Jelajah Wisata Nusantara<br />

Tips<br />

50 Tips Membuat Presentasi yang Efektif<br />

Pojok Peraturan<br />

58 Daftar Legislasi & Regulasi Terbaru<br />

Koleksi Perpustakaan DJK<br />

Bulan Januari - Juni 2016<br />

40<br />

Hindari Bahaya, Instalasi Listrik Harus<br />

Sesuai PUIL 2011<br />

42<br />

Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> Diharap<br />

Terus Tingkatkan Kompetensi<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 5


Tajuk Utama<br />

MASYARAKAT<br />

SEMAKIN MUDAH<br />

SAMBUNG LISTRIK<br />

Penyambungan listrik kini dipermudah dengan diterapkannya<br />

layanan satu pintu. Dengan layanan ini, masyarakat hanya<br />

perlu menghubungi PLN melalui PLN 123 atau website<br />

PLN untuk mendapatkan sambungan listrik. Hal tersebut<br />

dikemukakan Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dalam acara<br />

coffee morning bertajuk Pelayanan Satu Pintu Sambungan<br />

Listrik pada Jumat (29/4) bertempat di Gedung Ditjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jakarta.<br />

“Jadi layanan satu pintu ini pada prinsipnya adalah<br />

menggabungkan database 123 PLN dengan database LIT-TR<br />

(Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah) secara online<br />

dan juga database SLO (Sertifikat Laik Operasi) di Ditjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong>. Sehingga masyarakat hanya melalui<br />

satu pintu saja saat menyambung listrik termasuk biaya<br />

pembayarannya juga,” jelas Jarman.<br />

kedua kota tersebut sudah siap sistemnya. Akhir tahun ini<br />

layanan satu pintu ini diharapkan sudah dapat diterapkan di<br />

seluruh Indonesia.<br />

Jangka waktu maksimum layanan penyambungan listrik<br />

dibedakan menjadi tiga, yakni 5 hari kerja tanpa perluasan<br />

jaringan, 15 hari kerja dengan perluasan jaringan, dan 25<br />

hari kerja jika ada penambahan trafo. Kecepatan pelayanan<br />

sambungan baru tegangan rendah ini menjadi salah satu<br />

indikator Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.<br />

Artinya, jika kecepatan penyambungan lebih lama dari yang<br />

sudah ditetapkan, maka PLN harus memberikan potongan<br />

tagihan listrik sebesar 35% dari biaya beban atau biaya<br />

minimum untuk pelanggan nonsubsidi dan 20% untuk<br />

pelanggan subsidi.<br />

Jarman mengatakan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral (ESDM) telah menyampaikan surat kepada direksi<br />

PLN agar layanan satu pintu ini bisa diimplementasikan<br />

tahun ini. Disampaikan Jarman, bulan April 2016 layanan<br />

ini baru dapat diaplikasikan di Jakarta dan Surabaya karena<br />

Jarman melanjutkan bahwa sistem online satu pintu ini<br />

memangkas prosedur yang dulu lima menjadi hanya tiga<br />

prosedur. Jika sistem yang lama secara manual punya<br />

waktu maksimum penyambungan 79 hari kerja, sistem<br />

yang baru ini mempersingkat menjadi 25 hari kerja. Jarman<br />

Coffee morning diadakan untuk mensosialisasikan kebijakan<br />

pemerintah pada para stakeholder.<br />

Peserta coffee morning merupakan stakeholder di sektor<br />

ketenagalistrikan.<br />

6 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Tajuk Utama<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dalam coffee morning (29/4) mengungkapkan bahwa penyambungan listrik dipermudah dengan diterapkannya<br />

layanan satu pintu.<br />

menambahkan, masyarakatpun diuntungkan dengan biaya<br />

penyambungan yang lebih rendah 20% dari sistem yang<br />

lama.<br />

Kebijakan layanan satu pintu penyambungan listrik ini dibuat<br />

selaras dengan komitmen pemerintah untuk mempermudah<br />

masyarakat dalam mendapatkan sambungan listrik. Jarman<br />

menyampaikan hasil survey dari World Bank dimana tingkat<br />

getting electricity Indonesia naik peringkat di tahun 2015<br />

menjadi 45 dari tahun sebelumnya yang berada pada urutan<br />

161 dari total 189 negara yang disurvey.<br />

Sesi tanya-jawab dimanfaatkan oleh peserta coffee morning untuk<br />

mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat.<br />

Tahun ini, Jarman menambahkan, jika tidak ada inovasi<br />

yang dilakukan, peringkat getting electricity Indonesia bisa<br />

turun ke 46. Padahal Presiden Joko Widodo menargetkan<br />

getting electricity Indonesia bisa berada di posisi 20 besar.<br />

Target ini tentu merupakan tanggung jawab berat dan tidak<br />

mudah, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh<br />

pemangku kepentingan, serta upaya inovatif seperti layanan<br />

satu pintu ini agar target dapat tercapai. (AMH)<br />

Coffee morning menjadi media efektif yang dapat menjadi jembatan<br />

penghubung antara pemerintah, PLN, dan stakeholder.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 7


Tajuk Utama<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman berharap pada Hari Listrik Nasional pada Oktober nanti, Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik dapat<br />

diterapkan di seluruh Indonesia.<br />

SAMBUNGAN BARU<br />

PALING LAMA 25 HARI<br />

Masyarakat akan lebih mudah mendapat sambungan baru<br />

tenaga listrik. Dengan kebijakan satu pintu sambungan<br />

listrik, masyarakat paling lama akan mendapatkan listrik 25<br />

hari sejak pendaftaran. Jika tanpa perluasan jaringan, lama<br />

penyambungan listrik bahkan hanya lima hari. Selain waktu<br />

penyambungan yang akan dipercepat, prosedur juga akan<br />

dipermudah.<br />

Sesuai aturan baru, kecepatan penyambungan baru tenaga<br />

listrik merupakan indikator baru pinalti Tingkat Mutu<br />

Pelayanan (TMP). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan<br />

Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2016 tentang<br />

Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 33 Tahun<br />

2014 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang<br />

Terkait Dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh Perusahaan<br />

Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara.<br />

pembacaan KWH Meter, dan waktu koreksi kesalahan<br />

rekening merupakan indikator pinalti jika PT PLN (Persero)<br />

tidak sesuai dengan poin yang dideklarasikan.<br />

Menurut Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jarman, apabila PLN<br />

melebihi batas waktu pelayanan yang telah ditetapkan,<br />

maka masyarakat ataupun swasta akan mendapatkan<br />

diskon hingga 35 persen. PLN pun akan mendapatkan denda<br />

apabila target waktu ini tidak terpenuhi.<br />

"PLN akan berikan diskon 35 persen. Katakanlah dia apply<br />

bulan April, ternyata lebih 25 hari kerja. Pada bulan Juni<br />

dia dapat diskon dan PLN kena penalti," ungkap Jarman.<br />

Untuk itu, masyarakat pun diminta untuk aktif memberikan<br />

informasi apabila PLN tidak gagal mencapai target waktu<br />

yang telah ditetapkan oleh pemerintah.<br />

Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Pengusahaan<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Satya Zulfanitra saat menyampaikan<br />

presentasi mengenai Permen ESDM Nomor 8 Tahun 2016,<br />

Jumat (29/4). Sesuai aturan tersebut, selain kecepatan<br />

penyambungan listrik, lama gangguan, jumlah gangguan,<br />

kecepatan pelayanan perubahan daya, kesalahan<br />

Untuk memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan<br />

sambungan listrik, Kementerian ESDM meluncurkan<br />

kebijakan Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik. Untuk<br />

bulan ini akan diterapkan di Jakarta dan Surabaya. Secara<br />

bertahap, seluruh masyarakat akan merasakan sambungan<br />

satu pintu sebelum Hari Listrik Nasional, Oktober 2016.<br />

8 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Tajuk Utama<br />

"Diharapkan pada Hari Listrik Nasional bulan Oktober sudah<br />

seluruh Indonesia, kecuali untuk daerah remote yang<br />

memang susah secara geografis," tutupnya.<br />

Menurut Jarman, masyarakat yang meminta sambungan<br />

listrik cukup mendaftar secara online melalui website PLN<br />

di pln.go.id atau menghubungi contact center PLN di nomor<br />

123. Tak perlu lagi mendatangi berbagai kantor instansi.<br />

Menurut Kepala Divisi PT PLN (Persero), Benny Marbun, saat<br />

memasukan data (entry data), pemohon tinggal menunjuk<br />

koordinat lokasi untuk penyambungan listrik. Pembayaran<br />

biaya sambungan dan biaya pemeriksaan dilakukan melalui<br />

bank, tidak dibayar melalui tatap muka dengan petugas<br />

PLN atau petugas pemeriksa. Setelah itu pemohon tinggal<br />

menunggu saja, dalam waktu paling lama 25 hari listrik dari<br />

PLN sudah tersambung. (PSJ)<br />

Seorang peserta coffee morning bertanya seusai presentasi paparan<br />

materi.<br />

Peserta coffee morning menyimak paparan materi.<br />

Direktur Pembinaan Pengusahaan <strong>Ketenagalistrikan</strong> Satya Zulfanitra menjelaskan tentang Tingkat Mutu Pelayanan PT PLN (persero).<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 9


Tajuk Utama<br />

YLKI: Revolusi Mental di<br />

Sektor <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Sudah Ada Sejak Dulu<br />

Tulus Abadi mengapresiasi Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik sebagai sebuah inovasi<br />

Yayasan Lembaga<br />

Konsumen Indonesia<br />

(YLKI) mengapresiasi<br />

terobosan yang dilakukan<br />

di sektor ketenagalistrikan<br />

melalui pemberian<br />

kompensasi kepada<br />

pelanggan listrik jika<br />

Tingkat Mutu Pelayanan<br />

(TMP) tidak tercapai.<br />

Ketua Harian YLKI Tulus<br />

Abadi menyampaikan<br />

hal tersebut dalam acara<br />

coffee morning di Ditjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jumat<br />

(29/4).<br />

“Revolusi mental sudah terjadi lebih dulu di sektor<br />

ketenagalistrikan. Sejak tahun 2003 konsumen sudah<br />

mendapat kompensasi atas ketidakmampuan PLN<br />

memenuhi TMP. Belum ada organisasi pelayanan publik yang<br />

menyediakan hal seperti ini, baru listrik. Tarifnya belum<br />

tentu naik setiap tahun, tapi sudah berani memberikan<br />

kompensasi,” tutur Tulus.<br />

Ia menambahkan, meskipun kompensasi itu masih tidak<br />

terlalu besar nilainya, itu merupakan bentuk itikad baik<br />

pada konsumen. Terkait layanan satu pintu sambungan<br />

listrik, Tulus menilai itu juga merupakan sebuah revolusi<br />

karena bukan hanya menyangkut kenyamanan, namun juga<br />

transparansi. Dengan sistem online yang lebih transparan,<br />

Tulus mengungkapkan, tidak ada lagi biaya yang lebih dari<br />

yang telah ditentukan dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) pun<br />

sudah tidak ada lagi yang hanya di atas kertas.<br />

Salah satu tugas sosial YLKI adalah menerima pengaduan<br />

dan keluhan masyarakat dari berbagai sektor. Tulus<br />

menyampaikan bahwa di tahun 2015, pengaduan konsumen<br />

tertinggi ada di sektor perbankan, disusul oleh perumahan,<br />

telekomunikasi, belanja online, dan lainnya.<br />

"Sektor listrik biasanya masuk lima besar, tapi tahun<br />

kemarin turun menjadi ranking tujuh,” ujar Tulus. Artinya,<br />

sektor ketenagalistrikan membaik dalam hal pengaduan<br />

dan keluhan dari masyarakat. Tulus berharap pengaduan<br />

konsumen listrik semakin turun seiring dengan semakin<br />

mudahnya masyarakat mendapatkan akses penyambungan<br />

listrik dan rasio elektrifikasi yang semakin meningkat.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Tulus juga menyoroti SLO yang<br />

masih kurang dipahami oleh masyarakat. Ia menyarankan<br />

sosialisasi yang lebih masif termasuk mengenai pengetahuan<br />

dasar tentang SLO serta mekanisme dan sanksinya.<br />

“Sosialisasi ke masyarakat penting agar mereka tahu.<br />

Ini adalah kewajiban menyangkut hak konsumen atas<br />

keselamatan ketenagalistrikan,” pungkas Tulus. (AMH)<br />

10 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Tajuk Utama<br />

SLO Online Dipamerkan<br />

dalam Simposium dan Gelar<br />

Inovasi Pelayanan Publik<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menjelaskan bahwa<br />

pengawasan SLO yang semula dilakukan secara manual<br />

menjadi online sejak 1 Januari 2015 melalui Sistem Database<br />

Registrasi SLO Online pada situs slo.djk.esdm.go.id. Sistem<br />

Database Registrasi SLO Online terhubung dengan database<br />

Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah (LIT-TR) yang<br />

menerbitkan SLO di seluruh wilayah Indonesia. SLO yang<br />

diterbitkan oleh LIT-TR dinyatakan sah setelah mendapatkan<br />

nomor register dari <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>.<br />

Jarman juga menyampaikan bahwa melalui website SLO,<br />

masyarakat juga dapat mengakses untuk melakukan cek<br />

Status Permohonan SLO, verifikasi SLO, serta mencetak<br />

salinan SLO.<br />

Tiga inovasi dari Kementerian ESDM berhasil masuk Top 99 Inovasi<br />

Pelayanan Publik. SLO merupakan salah satu inovasi yang dipamerkan<br />

dalam Simposium dan Gelar Inovasi Pelayanan Publik 2016.<br />

Setelah masuk Top 99, Registrasi Sertifikat Laik Operasi<br />

(SLO) Online dipamerkan dalam Simposium dan Gelar<br />

Inovasi Pelayanan Publik 2016. Bersama dengan Minerba<br />

One Maps Indonesia (MOMI) dan E-Lelang Migas, SLO Online<br />

berpartisipasi dalam pameran yang digelar oleh Kementerian<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

(PAN RB) ini. Pameran digelar di Jatim Expo Surabaya hari<br />

Kamis (31/3) hingga Sabtu (2/4).<br />

Saat mengunjungi Stan Kementerian ESDM, Menteri ESDM<br />

Sudirman Said menyatakan bahwa SLO Online merupakan<br />

suatu standar layanan yang bisa diakses masyarakat untuk<br />

menilai kelaikan operasi instalasi tenaga listrik. “Sehingga<br />

kita kemudian memiliki kualitas yang lebih baik,” terang<br />

Sudirman. Dalam kunjungan ke stan yang mengangkat<br />

tema Warung Pelayanan KESDM, Sudirman Said didampingi<br />

oleh Deputi Pelayanan Publik kemeterian PAN RB Mirawati<br />

Sudjono, Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman,<br />

serta Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM<br />

Sujatmiko.<br />

Melalui Keputusan Menteri PAN RB No. 51/2016, Kementerian<br />

PANRB telah menetapkan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik,<br />

dari 2.476 inovasi peserta kompetisi. Dari 11 Inovasi<br />

Kementerian, 3 Inovasi berasal dari Kementerian ESDM.<br />

“Kita bersyukur, mudah-mudahan selanjutnya dapat masuk<br />

ke-35 besar. Tapi tentu saja ini bukan soal perlombaan,<br />

tetapi soal mendorong inovasi di lingkup pemerintahan,<br />

termasuk Kementerian ESDM,” ujar Sudirman.<br />

Menurut Sudirman, inovasi penting untuk dilakukan<br />

setiap saat. Kompetisi menurutnya bagus, namun jangan<br />

menjadi tujuan utama. Ketiga inovasi pelayanan publik<br />

yang dikembangkan oleh Kementerian ESDM menurutnya<br />

bukanlah sesuatu yang dibuat untuk dilombakan namun<br />

dibuat untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada<br />

masyarakat. Registrasi SLO Online sendiri dibuat pada akhir<br />

tahun 2014 untuk mempermudah pemberian pelayanan dan<br />

pengawasan pada instalasi listrik sesuai dengan kewajiban<br />

Pemerintah.<br />

“SLO yang awalnya diterbitkan dalam waktu 7 (tujuh) hari<br />

dipercepat menjadi paling lambat 3 (hari),” ujar Jarman.<br />

“Bahkan 72% dilakukan kurang dari satu hari,” tambahnya.<br />

(PSJ)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 11


Liputan Khusus<br />

Sumber gambar: Google.<br />

Mengenal<br />

ASEAN POWER GRID<br />

12 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Liputan Khusus<br />

Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>,<br />

Jarman mewakili Menteri ESDM<br />

pada Senin (9/5) lalu mendampingi<br />

Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan<br />

Air (KeTTHA) Malaysia, YB. Datuk Seri<br />

Panglima Dr. Maximus Johnity Ongkili<br />

meninjau proyek ASEAN Power Grid<br />

yang ada di Kalimantan Barat.<br />

ASEAN Power Grid (APG) merupakan<br />

program yang dimandatkan oleh para<br />

Kepala Negara/Pemerintah ASEAN<br />

berdasarkan Visi ASEAN 2020. Pada<br />

pelaksanaan pertemuan the 17th<br />

ASEAN Ministers on Energy Meeting<br />

di Bangkok pada bulan Juli 1997 yang<br />

menghasilkan dokumen ASEAN Plan of<br />

Action for Energy Cooperation (APAEC)<br />

1999 - 2004 mencakup implementasi<br />

program APG. Selanjutnya MoU APG<br />

ditandatangani para Menteri Energi<br />

pada bulan Maret 2007 dengan tujuan<br />

untuk memperkuat kerjasama negara<br />

anggota ASEAN dalam pengembangan<br />

kebijakan interkoneksi dan transaksi<br />

tenaga listrik lintas batas, dan pada<br />

akhirnya untuk merealisasikan APG<br />

dalam rangka meningkatkan ketahanan<br />

energi regional. Indonesia telah<br />

meratifikasi MOU APG tersebut melalui<br />

Perpres Nomor 77 Tahun 2008 tentang<br />

Pengesahan MOU on the ASEAN Power<br />

Grid. Secara teknis pembentukan<br />

APG memiliki tujuan di antaranya<br />

meningkatkan perdagangan listrik<br />

lintas batas, lewat integrasi jaringan<br />

listrik nasional, untuk memenuhi<br />

meningkatnya permintaan listrik<br />

dan memperbaiki akses jasa energi<br />

dan berbagi kapasitas pembangkit<br />

cadangan antar negara anggota ASEAN<br />

untuk meningkatkan keamanan secara<br />

umum dan mengurangi biaya.<br />

Secara garis besar Interkoneksi<br />

ASEAN dibagi menjadi tiga wilayah<br />

yaitu Eastern area, Southern area dan<br />

Northern area. Sumatera, Singapura,<br />

Batam dan Semenanjung Malaysia<br />

termasuk di Southern area. Kalimantan,<br />

Sarawak, Brunei, Sabah, dan Filipina<br />

termasuk di Eastern area dan Northern<br />

area terdiri dari negara-negara yang<br />

berada di daratan Asia seperti Vietnam,<br />

Kamboja, Laos, Thailand, Myanmar.<br />

Saat ini sudah ada empat jaringan<br />

interkoneksi antar negara ASEAN yang<br />

sudah beroperasi. Jaringan tersebut<br />

menghubungkan antara semenanjung<br />

Malaysia-Thailand, Semenanjung<br />

Malaysia-Singapura, Thailand-<br />

Kamboja, dan Vietnam-Kamboja. Total<br />

pertumbuhan beban negara ASEAN<br />

diprediksi sebesar 255 GW pada<br />

tahun 2025, dan diharapkan dengan<br />

terbangunnya interkoneksi negara<br />

ASEAN melalui APG dapat berkontribusi<br />

sebesar 19,5 GW dalam transaksi<br />

listrik ke negara yang membutuhkan<br />

dan 3 GW dalam hal pertukaran energi<br />

akibat perbedaan beban puncak. APG<br />

diprediksi bisa menghemat biaya<br />

operasi dan investasi sebesar 4,475<br />

juta US dolar.<br />

Proyek interkoneksi antara Indonesia<br />

dan Malaysia dalam kerangka APG<br />

terdiri dari 3 (tiga) yaitu:<br />

1.Proyek Sarawak – Kalimantan Barat<br />

2.Proyek Sumatra – Semenanjung<br />

Malaysia<br />

3.Proyek Sabah – Kalimantan Utara<br />

Secara bilateral kedua pemimpin dan<br />

pejabat tinggi telah bertemu dan<br />

mendiskusikan hal-hal yang dapat<br />

dilakukan bersama untuk mempercepat<br />

implementasi interkoneksi dimaksud,<br />

di antaranya melalui pertemuan antara<br />

Menteri ESDM RI dengan Menteri<br />

KeTTHA Malaysia pada tanggal 26 Juni<br />

2015 di Jakarta yang menghasilkan<br />

kesepakatan pembentukan Komite<br />

Teknis untuk memfasilitasi proyek<br />

lintas batas antara kedua negara.<br />

Rombongan meninjau proyek ASEAN Power Grid yang ada di Kalimantan Barat (9/5).<br />

Pertemuan tersebut selanjutnya<br />

ditindaklanjuti oleh Menteri KeTTHA<br />

Malaysia dengan mengirimkan surat<br />

tertanggal 20 Agustus 2015 yang<br />

bermaksud melanjutkan pembentukan<br />

Komite Teknis sebagaimana yang telah<br />

disepakati pada pertemuan tanggal<br />

26 Juni 2015 sekaligus penyampaian<br />

usulan Term of Reference Tim Teknis.<br />

Selanjutnya kembali berlangsung<br />

pertemuan bilateral pada tanggal 21<br />

Januari 2016 di Putrajaya yang dihadiri<br />

Menteri ESDM menemui Menteri<br />

KeTTHA, di mana dalam pertemuan<br />

tersebut Sudirman dan Panglima<br />

Maximus mengharapkan interkoneksi<br />

Riau-Semenanjung Malaya dan Sabah-<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 13


Liputan Khusus<br />

Kalimantan Utara dapat terwujud pula, serta kerja sama<br />

energi dapat diperluas di masa mendatang, terutama di<br />

bidang energi terbarukan.<br />

Pada tanggal 5 April 2016 di Putrajaya, Malaysia, kembali<br />

dilaksanakan pertemuan antara delegasi Indonesia dan<br />

Malaysia yang dipimpin oleh Jarman dan Datuk Loo Took<br />

Gee, Sekjen KeTTHA Malaysia untuk merealisasikan<br />

pembentukan komite teknis bersama antara kedua negara<br />

untuk percepatan pelaksanaan proyek interkoneksi antar<br />

kedua negara di bawah kerangka APG. Dan sebagai bentuk<br />

komitmen bersama, pada tanggal 12 Februari 2016 di sela<br />

penyelenggaraan BCEF, Sudirman dan Panglima Maximus<br />

menandatangani Joint Statement on the Acceleration of the<br />

Implementation of Power Interconnection Projects between<br />

Indonesia-Malaysia Under ASEAN Power Grid.<br />

2.Proyek Sumatra – Semenanjung Malaysia<br />

Studi Kelayakan tahap I terkait High Voltage Direct Current<br />

(HVDC) telah usai dan dipandang layak secara ekonomi bisnis<br />

dan teknis. Joint Development Agreement (JDA) antara PLN<br />

dan PTBA dengan TNB sedang tahap kajian mendalam untuk<br />

perbaharuan. TNB menyatakan siap menindaklanjuti dan<br />

menandatangani dalam waktu yang tidak lama.<br />

Untuk itu mereka akan melakukan pembicaraan lebih<br />

lanjut mengenai kelanjutan proyek. Studi Kelayakan yang<br />

dilaksanakan oleh PT. Bukit Asam telah usai. Pihak Malaysia<br />

mengharapkan percepatan proyek interkoneksi ini dapat<br />

COD pada tahun 2021. Proyek ini disingkat dengan nama<br />

PERTALIAN (Pertautan-Tambang-Listrik-Interkoneksi-Antar-<br />

Bangsa). Proyek melibatkan investasi PLTU Mulut Tambang<br />

dan interkoneksi HVDC.<br />

Status Terkini Proyek ASEAN Power Grid Indonesia-<br />

Malaysia<br />

1.Proyek Sarawak – Kalimantan Barat<br />

Proyek ini merupakan interkoneksi High Voltage Alternate<br />

Current (HVAC) antara Gardu Induk (GI) Mambong 275kV<br />

di Mambong, Serawak, dengan GI Bengkayang 275kV di<br />

Kalimantan Barat melalui saluran transmisi sirkuit ganda<br />

275kV dengan frekuensi 50Hz. Interkoneksi tersebut telah<br />

energized dan sinkron pada tanggal 20 Januari 2016 di mana<br />

saat ini dengan pasokan 50MW. Selanjutnya, pasokan energi<br />

listrik akan meningkat hingga 170MW seiring penyelesaian<br />

saluran transmisi dan GI 500kV di Serawak, dan menjadi<br />

230MW dalam 6 (enam) bulan berikut.<br />

3.Proyek Sabah – Kalimantan Utara<br />

Proyek ini diinisiasi oleh IPP, yaitu MASER dan IM Power<br />

dengan titik interkoneksi melalui Tawau atau Kalabakan<br />

di Tarakan, Kalimantan Utara. Atas inisiatif baru tersebut<br />

masih memerlukan kajian mendalam dan konsultasi dengan<br />

berbagai pihak terkait.<br />

Kondisi <strong>Ketenagalistrikan</strong> di Kalimantan Barat<br />

Sistem kelistrikan Kalimantan Barat terdiri dari atas 1 (satu)<br />

sistem interkoneksi yaitu sistem Khatulistiwa (termasuk<br />

interkoneksi Kalbar – Serawak) dan 7 (tujuh) sistem isolated<br />

yaitu sistem Ketapang, Ngabang, Sekadau, Sanggau, Nanga<br />

Pinoh, Sintang, Putusibau. Neraca daya total sistem di<br />

Kalimantan Barat memiliki daya mampu sebesar 499 MW,<br />

beban puncak sebesar 481 MW,<br />

dan cadangan sebesar 18 MW.<br />

Sistem interkoneksi Kalbar-<br />

Serawak mulai beroperasi<br />

dan masuk dalam sistem<br />

Khatulistiwa sejak tanggal<br />

20 Januari 2016 pukul 14.26<br />

dengan pasokan daya sebesar<br />

50 MW melalui satu sirkit dan<br />

akan bertambah menjadi 90<br />

MW pada bulan Mei 2016.<br />

Penyelesaian satu sirkit lainnya<br />

direncanakan pada bulan Mei<br />

2016.<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (tengah) diwawancarai media terkait ASEAN Power Grid.<br />

14 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Liputan Khusus<br />

Pengoperasian Sistem Interkoneksi Kalbar-Serawak<br />

Jangka waktu kerja sama jual beli tenaga listrik antara PT PLN<br />

(Persero) Wilayah Kalimantan Barat dengan Sarawak Electricity<br />

Supply Corporation (SESCO) adalah selama 20 tahun yang terdiri<br />

dari :<br />

a.Fase pertama (5 tahun): skema take and pay, di mana PT PLN<br />

(Persero) Wilayah Kalbar mengimpor tenaga listrik dari SESCO mulai<br />

dari 50 MW dan naik secara bertahap tergantung kesiapan jaringan<br />

transmisi di Indonesia dan membayar sesuai dengan jumlah energi<br />

listrik yang diimpor.<br />

b.Fase kedua (15 tahun): skema take or pay, di mana dimungkinkan<br />

bagi kedua pihak untuk saling bertransaksi jual beli tenaga listrik<br />

dengan kapasitas jual beli yang akan dibicarakan kemudian.<br />

Pengaturan pengoperasian sistem interkoneksi Kalbar-Serawak<br />

dilakukan oleh komite Grid System Operator (GSO) yang diwakili<br />

oleh kedua pihak:<br />

a.Sarawak Grid System Operator: Senior Vice President, Grid<br />

Operation Division (Assistant General Manager, Manager, Senior<br />

Engineer).<br />

b.PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat: General Manager,<br />

Manajer Transmisi dan Distribusi, Manajer Niaga, Manajer APDP.<br />

Pengaturan pasokan tenaga listrik dari SESCO masih dilakukan<br />

secara manual, karena belum dilengkapi teknologi Automatic<br />

Generation Control (AGC), dan besaran daya diatur oleh PT PLN<br />

(Persero) APDP Wilayah Kalbar dengan rentang ±10%. Perhitungan<br />

transaksi energi dilakukan secara bulanan pada akhir bulan pukul<br />

24.00 Waktu Serawak dengan acuan hasil pengukuran kWhmeter<br />

main di GITET Mambong. Kedua belah pihak masing-masing memiliki<br />

3 (tiga) kWh meter yang terdiri dari kWhmeter main, check, dan<br />

pembanding. Hal-hal yang diatur terkait dengan kualitas daya pada<br />

sistem interkoneksi Kalbar – Serawak antara pihak PT PLN (Persero)<br />

Wilayah Kalbar dan SESCO adalah tegangan dengan toleransi 275 ±<br />

5% kV, frekuensi 50 ± 0,2 Hz, dan faktor daya minimum sebesar 0,9.<br />

PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mengimpor listrik dari<br />

SESCO melalui jaringan transmisi 275 kV sepanjang 120 km yang<br />

menghubungkan gardu induk GITET Bengkayang (Kalbar) dengan<br />

GITET Mambong (Serawak). Jumlah menara transmisi milik Indonesia<br />

(dari GITET Bengkayang sampai perbatasan) sebanyak 201 menara<br />

dan menara transmisi milik Malaysia (dari GITET Mambong sampai<br />

perbatasan) sebanyak 144 menara.<br />

Manfaat Sistem Pengoperasian Interkoneksi Kalbar –<br />

Sarawak, dan Sistem Kalimantan<br />

Sejak beroperasinya sistem interkoneksi Kalbar-Serawak, terjadi 1<br />

(satu) kali gangguan pada tanggal 6 April 2016 selama 45 menit<br />

sebesar 50 MW tetapi tidak menimbulkan blackout pada sistem<br />

Khatulistiwa karena beroperasinya underfrequency relay untuk<br />

Sumber gambar: Google.<br />

mengantisipasi kehilangan daya tersebut.<br />

Sistem interkoneksi Kalbar – Serawak menambah<br />

pasokan daya pada sistem Khatulistiwa, sehingga<br />

tidak terjadi defisit:<br />

a.Sebelum beroperasinya sistem interkoneksi<br />

Kalbar – Serawak, neraca daya sistem<br />

Khatulistiwa mengalami defisit sebesar 27 MW<br />

(daya mampu sebesar 258,4 MW dan beban<br />

puncak sebesar 285,4 MW).<br />

b.Setelah beroperasinya sistem interkoneksi<br />

Kalbar – Serawak, neraca daya sistem<br />

Khatulistiwa memiliki cadangan sebesar 17 MW<br />

(daya mampu sebesar 308,4 MW dan beban<br />

puncak sebesar 291,4 MW).<br />

Dengan beroperasinya sistem interkoneksi<br />

Kalbar – Serawak, menurunkan Biaya Pokok<br />

Penyediaan (BPP) tenaga listrik sebagai berikut:<br />

a.Sebelum beroperasinya sistem interkoneksi<br />

Kalbar – Serawak, BPP tenaga listrik sekitar Rp<br />

1.977/kWh,<br />

b.Setelah beroperasinya sistem interkoneksi<br />

Kalbar – Serawak, BPP tenaga listrik sekitar Rp<br />

1.642/kWh.<br />

(Asumsi: harga HSD = Rp 9.000/liter, MFO =<br />

Rp 7.000/liter, BPP impor = 30,91 Ringgit/kWh =<br />

Rp 1.000/kWh) (RBS)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 15


Warta Kita<br />

SUBSIDI LISTRIK<br />

HARUS TEPAT SASARAN<br />

“Tarif tenaga listrik tidak ditetapkan semena-mena oleh<br />

pemerintah, tapi juga melalui persetujuan Dewan Perwakilan<br />

Rakyat (DPR) selaku wakil rakyat,” ujar Jisman. Dalam Rapat<br />

Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM tanggal 17<br />

September 2015 dan hasil Panja Banggar DPR RI tanggal<br />

30 September 2015, disepakati bahwa subsidi listrik tahun<br />

2016 dialokasikan sebesar Rp38,39 triliun yang difokuskan<br />

pada rumah tangga miskin dan rentan miskin sesuai data<br />

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan<br />

(TNP2K) . Ini berkurang dibanding subsidi tahun 2015 yakni<br />

Rp66,15 triliun.<br />

Kasubdit Harga dan Subsidi Listrik Jisman menjelaskan subsidi<br />

listrik tepat sasaran dapat membantu melistriki wilayah yang rasio<br />

elektrifikasinya rendah.<br />

Pemerintah menegaskan subsidi listrik hanya diberikan<br />

kepada masyarakat miskin dan rentan miskin. Sesuai<br />

dengan amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007<br />

tentang Energi, pemerintah dan pemerintah daerah<br />

menyediakan dana subsidi untuk kelompok masyarakat<br />

tidak mampu. Namun selama ini subsidi juga dinikmati<br />

oleh masyarakat yang mampu. Oleh karena itu, pemerintah<br />

menertibkan pelanggan rumah tangga 900 VA yang tidak<br />

layak menerima subsidi, sementara pelanggan 450 VA masih<br />

tetap diprioritaskan untuk mendapat subsidi listrik. Demikian<br />

disampaikan oleh Kasubdit Harga dan Subsidi Listrik Jisman<br />

Hutajulu dalam paparannya dalam acara bertajuk “Kebijakan<br />

Subsidi Listrik Tepat Sasaran dan Pemanfaatan Energi Baru<br />

dan Terbarukan (EBT) untuk Mendukung Kedaulatan Energi”<br />

di Surabaya (30/3).<br />

Jisman menjelaskan tentang kebijakan subsidi listrik<br />

tepat sasaran. Ia mengatakan pemerintah menjaga agar<br />

penyediaan tenaga listrik dilakukan secara efisien dan<br />

menjaga keseimbangan kepentingan penyedia listrik (PLN)<br />

dan konsumen. Pemerintah juga melakukan evaluasi Biaya<br />

Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik PLN, dengan berprinsip<br />

pada allowable cost dan memaksimalkan efisiensi melalui<br />

diversifikasi energi primer dan penurunan losses. Jisman<br />

menambahkan, subsidi listrik diprioritaskan bagi konsumen<br />

tidak mampu, dan tarif konsumen lainnya ditetapkan sesuai<br />

keekonomian secara bertahap.<br />

Penurunan subsidi listrik ini akan dialihkan untuk melistriki<br />

wilayah yang rasio elektrifikasinya masih rendah, seperti di<br />

daerah Indonesia bagian timur. Rasio elektrifikasi Indonesia<br />

pada tahun 2015 adalah 88,30%. Artinya, masih ada 11,7%<br />

wilayah di Indonesia yang masih belum teraliri listrik.<br />

Pemerintah menargetkan rasio eletrifikasi di tahun 2019<br />

sebesar 97,35%.<br />

Berdasarkan data TNP2K, ada 4,15 juta rumah tangga<br />

miskin dan rentan miskin pelanggan daya 900 VA yang layak<br />

mendapat subsidi. Sementara itu, jumlah pelanggan rumah<br />

tangga daya 900 VA adalah 22,8 juta. Dengan demikian,<br />

ada 18,65 juta pelanggan rumah tangga yang tidak lagi<br />

diberikan subsidi listrik.<br />

Pemerintah menugaskan kepada PLN untuk melakukan<br />

pendataan bagi konsumen rumah tangga daya 900 VA<br />

sebanyak 4,15 juta rumah tangga miskin dan rentan miskin<br />

yang layak mendapat subsidi. Pencocokan data tersebut<br />

dilakukan PLN sejak 18 Januari 2016 dan selesai dilakukan<br />

pada 12 Maret 2016. Untuk mengantisipasi error data yang<br />

dikeluarkan oleh TNP2K, pemerintah siapkan POSDUMAS<br />

(pos pengaduan masyarakat) di tingkat kelurahan atau<br />

Badan Permusyawaratan Desa di tingkat desa terkait<br />

pelaksanaan subsidi listrik tepat sasaran<br />

“Misal harusnya disubsidi namun tidak, maka bisa lapor.<br />

Begitu juga sebaliknya. Nanti kami kembalikan lagi ke TNP2K<br />

untuk dicek,” pungkas Jisman. (AMH)<br />

16 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Subsidi Listrik<br />

Tepat Sasaran Perlu<br />

Dukungan Banyak Pihak<br />

Subsidi listrik hanya akan diberikan kepada masyarakat<br />

tidak mampu. Pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah<br />

agar subsidi listrik lebih tepat sasaran.<br />

Sumber gambar: Google.<br />

Subsidi Listrik hanya akan diberikan kepada masyakat tidak<br />

mampu. Saat ini pemerintah tengah menyiapkan langkahlangkah<br />

yang akan dilakukan agar subsidi listrik lebih tepat<br />

sasaran. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang<br />

nomor 30 tahun 2009 tentang <strong>Ketenagalistrikan</strong>. Sosialisasi<br />

mengenai hal ini perlu dilakukan secara masif dan dukungan<br />

dari berbagai pihak.<br />

Hal tersebut disampaikan Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Kementerian ESDM Jarman, saat memimpin Rapat Persiapan<br />

Penerapan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Tahun<br />

2016 di kantor Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Kamis (7/4).<br />

Hadir dalam rapat tersebut Sekretaris Eksekutif Tim<br />

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)<br />

Bambang Widianto, perwakilan dari Kementerian Dalam<br />

negeri, Kementerian Kominfo, dan PT PLN (Persero). Rapat<br />

membahas evaluasi pencocokan data rumah tangga miskin<br />

dan rentan miskin dengan daya 900 VA, serta mekanisme<br />

sosialisasi dan penananganan pengaduan masyarakat.<br />

Menurut Jarman, saat ini penerapan subsidi listrik yang lebih<br />

tepat sasaran memasuki tahap finalisasi, namun pekerjaan<br />

besar menanti khususnya untuk melakukan sosialisasi<br />

kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut menurutnya<br />

membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya<br />

Kementerian Kominfo, Kementerian Sosial, dan Kementerian<br />

Dalam Negeri. “Kerjasama perlu dilakukan dengan baik,<br />

tentu bersama-sama dengan PLN” sambung Jarman.<br />

Rapat koordinasi ini merupakan tindak lanjut dari Workshop<br />

Pelaksanaan Subsidi Listrik Tepat Sasaran yang dilaksanakan<br />

di Bandung awal Maret lalu. PT PLN telah menyampaikan<br />

proses dan progress pencocokan Basis Data Terpadu (BDT),<br />

mekanisme pengaduan bagi masyarakat yang merasa<br />

berhak namun belum terdata, serta tahapan sosialisasi dan<br />

komunikasi. TNP2K juga telah menyampaikan rekomendasi<br />

mekanisme pengaduan yang memanfaatkan peran desa<br />

dan kelurahan sebagai saluran bagi masyarakat untuk<br />

menyampaikan pengaduan terkait kepesertaan.<br />

Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM juga telah<br />

bergerak dengan mengundang seluruh humas Kementerian/<br />

Lembaga dalam Forum Bakohumas di Surabaya dengan<br />

mengangkat tema pemberian subsidi listrik tepat sasaran.<br />

Diharapkan para Humas Kementerian/Lembaga tersebut<br />

dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya<br />

penerapan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran ini.<br />

Acara rapat koordinasi ini ditutup dengan penandatangan<br />

Memorandum of Understanding (MoU) antara TNP2K<br />

yang diwakili Sekretaris Eksekutif Bambang Widianto dan<br />

Kementerian ESDM yang diwakili oleh Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jarman. MoU ini terkait basis data terpadu yang tengah<br />

disiapkan oleh TNP2K. (PSJ)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 17


Warta Kita<br />

SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN<br />

AGAR LISTRIK<br />

DINIKMATI MERATA<br />

Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan bahwa menggeser<br />

subsidi listrik pada masyarakat yang benar-benar berhak merupakan<br />

bentuk equal treatment atau pemihakan pada mereka yang belum<br />

beruntung.<br />

Menaikkan rasio elektrifikasi secara signifikan dalam rentang<br />

lima tahun merupakan tanggung jawab berat. Namun<br />

dengan menggeser subsidi listrik ke masyarakat yang benarbenar<br />

berhak, selain menghemat belasan triliun rupiah,<br />

penghematan itu bisa dialihkan ke tempat-tempat yang<br />

listriknya masih rendah. Menteri Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral (ESDM) Sudirman Said menyampaikan hal tersebut<br />

dalam diskusi bertajuk Subsidi Listrik Tepat Sasaran yang<br />

diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)<br />

bekerja sama dengan Harian Kompas, Rabu (27/4).<br />

“Kita bukan saja menjaga subsidi jatuh kepada yang berhak,<br />

namun itu juga bentuk equal treatment atau pemihakan<br />

kepada mereka yang belum beruntung,” jelas Sudirman.<br />

18 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Budiman Tanuredjo (kanan) dari Kompas dan Fabby Tumiwa<br />

(bawah) dari Institute for Essential Services Reform (IESR) ikut<br />

menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Subsidi Listrik Tepat<br />

Sasaran yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara<br />

(PLN) bekerja sama dengan Harian Kompas, Rabu (27/4).<br />

sekedar dwelling atau menggali masalah-masalah masa lalu.”<br />

Sudirman kemudian menceritakan bahwa dalam perannya<br />

sebagai Menteri ESDM, ia telah mengunjungi pelosok-pelosok<br />

negeri. Tempat-tempat yang belum terlistriki dengan baik,<br />

menurut Sudirman, ada di tempat-tempat yang paling sulit,<br />

jauh dari pusat kekuasaan dan jauh dari pusat pembuat<br />

kebijakan.<br />

“Saya menyimpulkan membangun listrik seperti mencapai<br />

nilai ujian. Untuk mendapatkan nilai rata-rata 6-7 kita bisa,<br />

nilai 8-9 perlu effort yang lebih. Dan dari 8 menuju 10<br />

memerlukan kesempurnaan. Tidak boleh salah, fokus pada<br />

hal yang belum dicapai,” tutur Sudirman.<br />

Ia kembali mengingatkan jika listrik adalah pintu masuk<br />

kemajuan peradaban. Menurutnya, listrik adalah sebuah<br />

drive atau dorongan menuju kesejahteraan, pendidikan<br />

dan kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, ujarnya,<br />

membangun listrik tidak boleh dilihat sebagai sebuah<br />

pekerjaan.<br />

“Ini (membangun listrik) bukan bisnis. This is movement,<br />

ini satu gerakan,” Sudirman menegaskan. Sudirman<br />

melanjutkan, sebagai sebuah gerakan, dibutuhkan dukungan<br />

dari semua pihak, termasuk stakeholder, parlemen, dan<br />

media.<br />

“Mari kita angkat (pembangunan) listrik sebagai sebuah<br />

gerakan. Secara nasional dukungan media, parlemen,<br />

pemerhati, YLKI menjadi sangat penting. Bagaimana media<br />

dan para opinion leader menggeser noise menjadi voice.<br />

Yang diharapkan itu sesuatu yang sifatnya solutif, bukan<br />

Sudirman menjelaskan jika beberapa kabupaten baru sama<br />

sekali belum tersentuh listrik. Di enam provinsi Indonesia<br />

bagian timur, rasio elektrifikasi 46 kabupaten di sana masih<br />

di bawah 50%. Di seluruh Indonesia, lanjut Sudirman, ada<br />

56 kabupaten dan ada 12.659 desa yang belum dilistriki<br />

dengan baik, dan 12.519 di antaranya betul-betul masih<br />

gelap. Itulah sebabnya subsidi tepat sasaran penting agar<br />

penghematan bisa dilakukan supaya listrik merata di Tanah<br />

Air.<br />

Diskusi ini menampilkan paparan dari Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jarman yang menjelaskan teknis subsidi listrik tepat sasaran.<br />

Selain itu, ada pula paparan dari PLN, anggota Dewan<br />

Perwakilan Rakyat (DPR), pengamat kelistrikan, hingga<br />

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). (AMH)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 19


Warta Kita<br />

Pemerintah Cari Solusi<br />

Masalah Energi<br />

di Nusa Tenggara<br />

Kunjungan ke PLTU Jeranjang, Nusa Tenggara Barat (28/4) dilakukan oleh pimpinan KPK,<br />

pemerintah pusat dan daerah, serta PT PLN (persero).<br />

Sebagai usaha mengurai berbagai<br />

permasalahan sektor energi di Nusa<br />

Tenggara, Kementerian ESDM bersama<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)<br />

pada Rabu (27/4) menyelenggarakan<br />

pertemuan Koordinasi dan Supervisi<br />

(Korsup) Kedaulatan Energi di Lombok<br />

Nusa Tenggara Barat (NTB). Pertemuan<br />

ini mengundang seluruh elemen<br />

pemerintah daerah, badan usaha,<br />

elemen masyarakat di NTB dan NTT.<br />

Ketua KPK Agus Raharjo dalam<br />

sambutannya mengapresiasi keinginan<br />

dari peserta untuk melakukan<br />

perbaikan tata kelola di sektor energi.<br />

Menurutnya pertemuan Korsup ini perlu<br />

dilakukan secara periodik.<br />

“KPK akan membantu turun ke<br />

lapangan membantu permasalahan,”<br />

jelasnya.<br />

Menurutnya tugas KPK tidak hanya<br />

melakukan penindakan namun juga<br />

pendampingan, pencegahan, serta<br />

monitoring. Fokus dari pendampingan<br />

melalui Korsup ini adalah mengurai<br />

persoalan perizinan, permasalahan<br />

lahan, pemenuhan hak-hak masyarakat<br />

dan deregulasi.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Direktur<br />

Pembinaan Program <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Alihuddin Sitompul menyampaikan<br />

berbagai persoalan ketenagalistrikan<br />

dari pembangkitan hingga jaringan<br />

listrik yang perlu mendapat perhatian<br />

dari pemerintah daerah maupun<br />

Kementerian/Lembaga lainnya. Kondisi<br />

kelistrikan di NTB dan NTT dijelaskan<br />

Alihudddin sebagian besar masih dalam<br />

20 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

kondisi siaga. Rasio elektrifikasi di NTB masih<br />

berada pada angka 72%, sedangkan NTT<br />

sebesar 53%. Angka ini lebih rendah dari ratarata<br />

nasional sebesar 87%.<br />

Untuk itu program 35.000 MW memerlukan<br />

dukungan dari pemerintah daerah dan instansi<br />

pemerintah lainnya sehinga masyarakat dapat<br />

mengejar ketertinggalan tersebut. Menurut<br />

Alihuddin, dukungan tidak hanya pada<br />

pembangunan pembangkit, namun juga pada<br />

pembangunan jaringan transmisi sehingga<br />

listrik yang dihasilkan dapar bermanfaat bagi<br />

masyarakat.<br />

Dalam pembahasan Korsup tersebut,<br />

diharapkan adanya upaya sistematis dari<br />

semua pihak untuk mengembangkan potensi<br />

energi terbarukan sebagai pembangkit listrik.<br />

“Kebutuhan energi terus meningkat. Harus kita<br />

sediakan “ jelas Agus Raharjo.<br />

Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi yang hadir<br />

dalam Korsup tersebut menegaskan pentingnya<br />

membuka kesempatan untuk pengembangan<br />

energi baru dan terbarukan sebagai pembangkit<br />

listrik. Ia berharap pemerintah mempercepat<br />

pembangunan pembangkit yang akan dibangun<br />

di NTB serta mengoptimalkan pembangkit yang<br />

telah berjalan.<br />

Keesokan harinya, Kamis (28/4) dilaksanakan<br />

kunjungan ke PLTU Jeranjang (4 x 25 MW)<br />

di NTB yang dihadiri KPK, pemerintah pusat,<br />

pemerintah daerah dan jajaran PT PLN<br />

(Persero) yang khusus mengurai persoalanpersoalan<br />

ketenagalistrikan di NTB. Selanjutnya<br />

rangkaian acara Korsup akan dilanjutkan<br />

untuk daerah Indonesia Timur, Sulawesi, dan<br />

Sumatera Bagian Selatan sebelum ditutup di<br />

Jakarta. (PSJ)<br />

Atas - Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (kiri) turut hadir dalam acara Korsup<br />

Kedaulatan Energi di Lombok, NTB.<br />

Tengah - Pemaparan mengenai kondisi kelistrikan di NTB.<br />

Bawah - Kunjungan ke PLTU Jeranjang (4x25 MW) menjadi salah satu acara<br />

dalam rangkaian Korsup Kedaulatan Energi.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 21


Warta Kita<br />

ENAM PROVINSI<br />

Jadi Pilot Project<br />

Program Indonesia Terang<br />

Akses desa terhadap listrik masih<br />

minim. Ada 12.659 desa di Indonesia<br />

yang belum mendapatkan pasokan<br />

listrik, 2.527.469 KK dengan jumlah<br />

penduduk sekitar 9.926.515 jiwa.<br />

Pemerintah pun mencanangkan<br />

Program Indonesia Terang untuk<br />

melistriki wilayah Indonesia yang<br />

belum terlistriki.<br />

Sasaran Program Indonesia Terang<br />

dimulai untuk desa tempat PLN<br />

belum hadir, yakni desa-desa yang<br />

tidak memiliki listrik sama sekali<br />

atau hanya menggunakan sistem<br />

pembakaran bahan bakar fosil seperti<br />

genset. Demikian disampaikan oleh<br />

Menteri Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral (ESDM) Sudirman Said saat<br />

memberikan pengarahan pada Forum<br />

Tematik Bakohumas di Surabaya<br />

(31/3).<br />

Sudirman kemudian menjelaskan<br />

ada 10.300 desa target 2019 dalam<br />

Program Indonesia Terang. Dari jumlah<br />

tersebut, 6.689 desa ada pada enam<br />

provinsi yakni Papua (4.047 desa),<br />

Papua Barat (1.124 desa), Maluku<br />

(434 desa), Maluku Utara (411 desa),<br />

Nusa Tenggara Timur (646 desa) dan<br />

Nusa Tenggara Barat (27 desa). Total<br />

kapasitas yang perlu terpasang adalah<br />

180 MW.<br />

“Sebagian pilot project Indonesia Terang<br />

akan dilakukan di wilayah Indonesia<br />

timur. Enam provinsi tersebut karena<br />

karakter geografisnya sama, kita akan<br />

Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan tentang pilot project Program Indonesia Terang<br />

dekati dengan pendekatan yang sama. Dalam kesempatan yang sama,<br />

Mudah-mudahan dalam 4-5 tahun ke Sudirman juga berbicara mengenai<br />

depan bisa terang,” jelas Sudirman. kebijakan pemerintah terkait<br />

pemanfaatan energi baru terbarukan<br />

Sudirman menyampaikan bahwa listrik (EBT).<br />

adalah jendela peradaban. Dengan<br />

adanya listrik, bukan saja terang yang “Pembahasan mengenai EBT tidak<br />

didapat namun pendidikan, kesehatan, boleh lagi menjadi lampiran dari<br />

dan kegiatan ekonomi juga akan sebuah buku, dengan proyek kecilkecil<br />

tersebar dan pembahasan yang<br />

bergerak.<br />

tidak didengar publik. Sekarang kita<br />

“Rentetan dari masuknya listrik luar taruh EBT di depan,” tegas Sudirman.<br />

biasa besar. Listrik bukan hanya Ia mencontohkan program Pembangkit<br />

sekedar proyek, tapi juga movement Listrik Tenaga Surya (PLTS) 5000 MW<br />

supaya akses kita sama terhadap yang merupakan wujud keseriusan<br />

berbagai hal yang telah disebutkan pemerintah dalam mendorong<br />

tadi,” Sudirman menambahkan.<br />

pemanfaatan EBT. (AMH)<br />

22 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Program 35.000 MW dan Indonesia Terang<br />

Butuh Dukungan Pemda<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> harapkan<br />

pemerintah daerah di Sumatera Bagian<br />

Selatan membantu menyelesaikan<br />

beberapa persoalan yang menghambat<br />

pembangunan ketenagalistrikan di<br />

wilayah masing-masing. Menurutnya<br />

pembangunan ketenagalistrikan<br />

melalui program 35.000 MW dan<br />

Program Indonesia Terang tidak akan<br />

berjalan tanpa bantuan dari pemerintah<br />

daerah. Hal itu ia sampaikan saat<br />

menyampaikan papran pada acara<br />

Koordinasi dan Supervisi (Korsup)<br />

Kementerian ESDM dan Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi di Hotel Arista<br />

Palembang Sumatera Selatan, Rabu<br />

(11/5).<br />

Korsup yang kelima ini menghadirkan<br />

pemerintah daerah di provinsi Sumatera<br />

Selatan, Jambi, Lampung, dan Bangka<br />

Belitung. Dalam korsup energi ini,<br />

KPK ingin membantu menyelesaikan<br />

beberapa proyek energi yang terhambat<br />

dan mencegah praktek-praktek korupsi<br />

di sektor energi. Hadir dalam Korsup<br />

tersebut, Deputi Pengawasan Internal<br />

dan Pengaduan Masyarakat Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi (KPK) Ranu<br />

Wiharja dan Sekretaris <strong>Jenderal</strong> Dewan<br />

Energi Nasional Satry Nugraha, serta<br />

pemerintah Provinsi dan Kabupaten/<br />

Kota di wilayah tersebut.<br />

Ranu Wiharja mengajak para pejabat<br />

pengguna anggaran untuk patuh dan<br />

taat pada sumpah jabatan yang telah<br />

diucapkan di depan para bupati dan<br />

walikota se Sumbagsel. “Kalau saja<br />

elemen di Eksekutif menjalankan<br />

apa yang menjadi sumpahnya saat<br />

akan menjabat, maka korupsi dapat<br />

dihilangkan. Oleh itu marilah bersama<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman mengjharapkan partisipasi Pemda dalam mensukseskan<br />

program 35.000 MW saat presentasi dalam forum Koordinasi dan Supervisi bersama KPK di<br />

Palembang, Rabu (11/5).<br />

sama untuk masyarakat menjalankan<br />

tugasnya dengan jujur,” himbau Ranu.<br />

Menurut Jarman, konsumsi perkapita<br />

Indonesia masih rendah jika<br />

dibandingkan dengan negara-negara<br />

tertangga. Rasio elektrifikasi di Provinsi<br />

Bangka Belitung sudah baik namun<br />

untuk Provinsi Sumatera Selatan,<br />

Jambi, dan Lampung masih di bawah<br />

rasio elektrifikasi nasional.<br />

Ia menegaskan bahwa Program listrik<br />

perdesaan dan instalasi listrik gratis<br />

untuk masyarakat tidak mampu tetap<br />

akan dijalankan.<br />

Selain itu untuk<br />

meningkatkan kapasitas pembangkit<br />

listrik nasional, program 35.000 MW dan<br />

program indonesia terang diharapkan<br />

dapat berjalan sesuai dengan rencana.<br />

Untuk itu dukungan pemerintah daerah<br />

sangatlah diharapkan (PSJ)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 23


Warta Kita<br />

TIGA CARA<br />

MELISTRIKI DAERAH<br />

TIMUR INDONESIA<br />

Listrik merupakan pembuka jalan ke peradaban. Listrik<br />

memberikan cahaya, dan memberikan akses kepada<br />

pendidikan, kesehatan, ekonomi, teknologi, sampai<br />

pertahanan. Untuk itu pemerintah melalui Kementerian ESDM<br />

memiliki Program Indonesia Terang (PIT). Menurut Direktur<br />

<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, PIT menjadi bagian dari<br />

target pemerintah menyediakan akses penerangan bagi<br />

masyarakat Indonesia yang membutuhkan pendekatan<br />

khusus, yaitu daerah-daerah terluar dan terisolasi.<br />

"Program Indonesia Terang adalah bagian dari terobosan<br />

kebijakan dan peningkatan kapasitas, program ini<br />

harus segera diselesaikan untuk memenuhi target rasio<br />

elektrifikasi Indonesia”, tegas Jarman saat diskusi di Kantor<br />

Staf Kepresidenan, Kamis (12/5)<br />

Jarman dalam kesempatan itu menjelaskan tiga cara<br />

melistriki kawasan Indonesia timur yang direncanakan oleh<br />

pemerintah melalui PIT. Pertama, desa yang berdekatan<br />

dengan desa yang telah berlistrik akan dialiri melalui<br />

sambungan listrik oleh PT PLN. Melalui program listrik<br />

perdesaan dan listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu,<br />

pemerintah dan PLN mengejar target rasio elektrifikasi 97%<br />

di tahun 2019. Kedua, untuk Desa yang Kepala Keluarga (KK)<br />

berdekatan, akan dibangun pembangkit listrik tenaga surya<br />

(PLTS) terpusat, sedangkan bagi desa yang Kknya berjauhan<br />

akan dibangun Solar Home System (SHS). Menurutnya<br />

Sasaran PIT dimulai untuk desa tempat PLN belum hadir,<br />

yakni desa-desa yang baik tidak memiliki listrik sama sekali<br />

atau hanya menggunakan sistem pembakaran bahan bakar<br />

fosil (misalnya genset).<br />

Rapat di Kantor Staf Kepresidenan (12/5) membahas Program Indonesia Terang.<br />

24 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Dirut PLN Sofyan Basir (kiri), Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (tengah), Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (kanan) dalam diskusi<br />

membahas infrastruktur ketenagalistrikan di timur Indonesia.<br />

Menurut Jarman, strategi yang dilakukan untuk PIT<br />

adalah inklusif, terjangkau, bertahap, serta transparan<br />

dan akuntabel. Inklusif berarti semua pihak terkait akan<br />

dilibatkan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan serta<br />

pemantauan. Terjangkau berarti harga langganan listrik<br />

EBT tidak melampaui kemampuan daya beli masyarakat.<br />

Bertahap artinya dimulai dari desa-desa tertinggal di pelosok<br />

Indonesia Timur dan secara bertahap menuju ke Barat<br />

Indonesia. Sedangkan transparan dan akuntabel berarti<br />

program ini diaudit dan dievaluasi dampak program tersebut<br />

oleh pihak ketiga yang terpercaya.<br />

Menurut Pembina Gabungan Pengusaha Industri Makanan<br />

dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Fransiscus Welirang,<br />

ketersediaan listrik adalah komponen penting dalam<br />

perkembangan usaha makanan dan minuman di Indonesia.<br />

Apalagi, menurutnya industri makanan dan minuman<br />

menyumbang 31 persen dalam perhitungan Produk Domestik<br />

Bruto (PDB). Listrik menjadi penting karena lebih dari 90<br />

persen industri makanan dan minuman didominasi dengan<br />

industri dalam skala kecil dan menengah. Menurutnya<br />

peningkatan ketersediaan pembangkit listrik berbagai<br />

daerah dilihat dapat memicu kemunculan dan perkembangan<br />

industri lokal serta menjadikan Indonesia sebagai sasaran<br />

investasi yang baik. (PSJ)<br />

Dirut PLN Sofyan Basir (kanan) menyampaikan paparannya.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 25<br />

4


Warta Kita<br />

KPK KAWAL<br />

KETAHANAN ENERGI<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertekad mengawal<br />

proses pembangunan di sektor energi dan sumber daya<br />

mineral. Untuk itu KPK ingin melihat langsung proses bisnis<br />

dan memotong mata rantai korupsi. Hal tersebut disampaikan<br />

Wakil ketua KPK Laode M Syarif saat menyampaikan<br />

sambutan dalam Koordinasi dan Supervisi (Korsup)<br />

Ketahanan Energi yang diselenggarakan di Pekanbaru, Riau,<br />

Kamis (17/3). “Korsup ini semata-mata ingin mewujudkan<br />

kemakmuran rakyat,” tegas Laode.<br />

Korsup Ketahanan Energi yang diselenggarakan di Pekanbaru<br />

adalah acara pertama dari rencana enam kali pertemuan<br />

Korsup Energi bersama KPK. Acara pertama ini mengundang<br />

pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dari<br />

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.<br />

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Aceh Zaini Abdullah,<br />

Plt. Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Plt.<br />

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, serta wakil Gubernur<br />

kepulauan Riau Soerya Respationo. Dari Kementerian ESDM<br />

hadir mewakili Menteri ESDM, Sekretaris <strong>Jenderal</strong> KESDM M.<br />

Teguh Pamudji, Inspektur <strong>Jenderal</strong> Mochtar Husein, Dirjen<br />

Migas IGN Wiraatmaja, dan Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman.<br />

tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan<br />

Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Fokus pelaksanaan<br />

kegiatan ini disebutnya mencakup beberapa hal antara lain<br />

penataan perizinan, pelaksanaan kewajiban, pengembangan<br />

integritasi sistem data dan informasi, pemenuhan hak-hak<br />

masyarakat, pengawasan dan pengendalian, regulasi &<br />

kebijakan, serta peningkatan kelembagaan.<br />

Dalam pembahasan yang berlangsung setengah hari<br />

tersebut, peserta Korsup khususnya dari pemerintah<br />

daerah dapat menyampaikan kendala-kendala yang terjadi<br />

selama ini khususnya di subsektor migas. Beberapa kepala<br />

daerah juga menyampaikan hambatan yang dialami di<br />

daerah masing-masing yang menyangkut sub sektor<br />

ketenagalistrikan. Setelah Pekanbaru, rencananya Korsup<br />

akan diselenggarakan di Sorong, Surabaya, Lombok,<br />

Balikpapan, Palembang, dan DKI Jakarta. (PSJ)<br />

Menurut Teguh Pamuji, acara ini merupakan tindak lanjut dari<br />

Kick off-Meeting Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup)<br />

KPK Sektor Energi Tahun 2016 yang telah dilaksanakan<br />

tanggal 15 Februari 2016 di Gedung KPK, Jakarta. Melalui<br />

Korsup Ketahanan Energi, Kementerian ESDM ingin<br />

membangun sistem data & informasi terintegrasi (baseline)<br />

sebagai dasar pengambilan kebijakan sektor energi. “Selain<br />

itu kerja sama ini ingin menutup titik rawan korupsi dan<br />

menyelamatkan kekayaan negara di sektor energi,” jelas<br />

Teguh.<br />

Menurut Teguh hal-hal yang dilakukan oleh Kementerian<br />

ESDM dalam Korsup Ketahanan Energi ini antara lain<br />

melakukan monitoring pelaksanaan kewajiban pelaku<br />

usaha, menyelesaikan permasalahan lintas Kementerian/<br />

Lembaga dan pemerintah daerah yang menghambat<br />

kegiatan di sektor energi, memperbaiki sistem tata kelola<br />

untuk menutup celah terjadinya tindak pidana korupsi, serta<br />

menyelamatkan kekayaan negara. Selain itu menurut Teguh<br />

KPK juga akan mengawal pelaksanaan kebijakan energi yang<br />

26 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

KPK Siap Beri<br />

Pendampingan pada<br />

Proyek-Proyek <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

proyek yang masih membutuhkan dukungan dari KPK dan<br />

Komisi VII DPR RI untuk penyelesaiannya.<br />

Agus Rahardjo menyampaikan bahwa melalui Korsup ini,<br />

KPK berkomitmen membantu mengurai persoalan-persoalan<br />

yang dihadapi sektor energi termasuk di dalamnya sub<br />

sektor kelistrikan. "Jika terdapat kebijakan yang tidak sesuai<br />

dengan peraturan dan kebutuhan masyarakat, kami punya<br />

kewenangan untuk menyampaikannya kepada Presiden,"<br />

jelas Agus.<br />

Ketua KPK Agus Rahardjo dalam kunjungan lapangan ke PLTU<br />

Jeranjang (28/4). Ia menyatakan KPK siap berikan pendampingan<br />

pada proyek-proyek ketenagalistrikan.<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap memberikan<br />

pendampingan pada proyek-proyek ketenagalistrikan,<br />

khusus nya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tugas<br />

KPK tidak hanya memberikan penindakan pada tindak pidana<br />

korupsi saja namun juga pencegahan dan pendampingan<br />

melalui Koordinasi dan Supervisi (Korsup), salah satunya<br />

Korsup Ketahanan Energi. Hal tersebut disampaikan Ketua<br />

KPK Agus Rahardjo saat mengikuti kunjungan Lapangan ke<br />

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang (3 x 25 MW)<br />

di Lombok, NTB, Kamis (28/4). Dalam kunjungan lapangan<br />

tersebut, Agus didampingi Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman,<br />

anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi, serta Plh. Direktur Bisnis<br />

Regional Sulawesi Nusatenggara PT PLN (Persero) Djoko<br />

Rahardjo.<br />

Sistem kelistrikan di NTB terdiri dari sistem kelistrikan<br />

Lombok, Bima, dan Sumbawa dengan kondisi kelistrikan<br />

pada umumnya berstatus siaga. Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jarman mengungkapkan bahwa kondisi Indonesia yang<br />

terdiri dari ribuan pulau membutuhkan teknis melistriki yang<br />

berbeda dengan negara kontinen. Saat ini kondisi NTB sudah<br />

jauh lebih baik, namun menurutnya terdapat beberapa<br />

Menurut Jarman saat ini persoalan pengadaan lahan untuk<br />

infrastruktur ketenagalistrikan telah mendapat payung hukum<br />

dengan terbitnya Peraturan Presiden no 4 tahun 2016 tentang<br />

Percepatan Pembangunan Infrastruktur <strong>Ketenagalistrikan</strong>.<br />

Perpres ini disebutnya telah mempermudah perizinan<br />

termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). "Semua<br />

prosedur memang harus dilalui, namun dengan terbitnya<br />

Perpres ini, semua dapat dipercepat," jelas Jarman.<br />

Kurtubi menyampaikan bahwa sebagai wakil rakyat, dirinya<br />

mendapat banyak keluhan dari masyarakat NTB terkait<br />

seringnya pemadaman listrik. "Apalagi sekarang teknologi<br />

sangat maju, masyarakat bisa mengadu lewat hape,"<br />

jelasnya. Kunjungan ini diharapnya dapat menyemangati<br />

PLN untuk bekerja dengan lebih baik dan sesuai dengan<br />

peraturan. Jarman juga menjelaskan bahwa saat ini PLN<br />

harus patuh pada standard Tingkat Mutu Pelayanan (TMP).<br />

Jika terjadi pemadaman, maka PLN wajib memberikan<br />

kompensasi sesuai dengan Deklarasi TMP.<br />

PLTU Jeranjang sendiri terdiri dari tiga unit yang masingmasing<br />

berkapasitas 25 MW. Unit 3 yang didanai APBN<br />

telah beroperasi pada tahun 2012. Sedangkan unit 1 dan<br />

2 ditargetkan selesai tahun ini. Sebelum berkunjung ke<br />

PLTU Jeranjang, rombongan menyempatkan diri menengok<br />

lokasi pembangunan PLTGU Lombok Peaker (60MW) yang<br />

akan digunakan saat beban puncak atau malam hari. PLTGU<br />

tersebut ditargetkan beroperasi tahun depan. (PSJ)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 27


Warta Kita<br />

Korsup KPK di Surabaya,<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Harapkan Kerjasama Pemda<br />

negara sehingga dapat digunakan<br />

untuk kesejahteraan rakyat. Korsup<br />

Sektor Energi ini dilaksanakan<br />

KPK untu selanjutnya dilaporkan<br />

kepada Presiden. "Karena fungsi<br />

KPK diantaranya adalah monitoring,<br />

pencegahan dan supervisi. Hasil<br />

monitoring harus dilaporkan<br />

ke Presiden dan masyarakat",<br />

imbuhnya.<br />

Setelah semua gubernur<br />

menyampaikan kendala-kendala<br />

yang dihadapi dalam pembangunan<br />

energi di wilayah masingmasing,<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan persoalan-persoalan ketenagalistrikan di Jawa<br />

giliran para Eselon I di<br />

dan Sulawesi pada forum Koordinasi dan Supervisi KPK di Surabaya.<br />

Kementerian ESDM yang menyampaikan paparannya. Dirjen<br />

Untuk menyelesaikan berbagai hambatan pembangunan<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dalam kesempatan tersebut<br />

ketenagalistrikan di Jawa dan Sulawesi Selatan, Direktur<br />

<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman mengharapkan kerja<br />

menyampakan kendala-kendala teknis yang dihadapi sektor<br />

ketenagalistrikan di wilayah Jawa dan Sulawesi Selatan.<br />

sama dari Gubernur, Walikota, dan Bupati setempat. Hal<br />

Sebelumnya Jarman memaparkan program kelistrikan<br />

tersebut disampaikannya saat menyampaikan presentasi<br />

dalam acara Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Ketahanan<br />

Energi, antara Kementerian ESDM dan Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi (KPK) di Surabaya (13/4).<br />

nasional 35.000 MW. Menurutnya dalam lima tahun ke<br />

depan, kebutuhan listrik akan tumbuh rata-rata sekitar<br />

8,7% per tahun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi<br />

nasional mencapai 7-8% pada tahun 2019. Untuk memenuhi<br />

pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai pendorong<br />

Acara korsup yang ketiga ini dihadiri wakil ketua KPK Laode<br />

M. Syraif, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil<br />

Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang, serta<br />

perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten.<br />

pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio<br />

elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas terpasang<br />

sekitar 35.000 MW pada tahun 2015-2019, di luar 7.400 MW<br />

yang dalam konstruksi.<br />

Korsup sebelumnya telah diselenggarakan di Pekanbaru<br />

dan Balikpapan. Ke depan korsup kedaulatan energi akan<br />

Jarman mengharapkan bantuan dari para pemerintah<br />

dilanjutkan di Lombok, Sorong, Padang, dan Jakarta. Acara<br />

ini dibuka oleh laporan Sekretaris <strong>Jenderal</strong> Kementerian<br />

ESDM M. Teguh Pamuji.<br />

daerah khususnya gubernur, walikota, dan bupati yang hadir<br />

dalam acara tersebut untuk membantu persoalan-persoalan<br />

sektor ketenagalistrikan di bidang pembangkitan, gardu<br />

induk, jaringan transmisi, dan distribusi. Beberapa perizinan<br />

Menurut Laode, kesenjangan atau gap antara orang kaya<br />

dan miskin di Indonesia sangat tinggi. Faktor pendidikan<br />

menurutnya menjadi salah satu penting yang menyebabkan<br />

AMDAL, izin penetapan lokasi, izin prinsip serta izin lainnya<br />

yang menghambat pembangunan ketenagalistrikan. KPK<br />

berharap Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> mengirim surat resmi<br />

itu. Laode mengingatkan komitmen para pelaksana<br />

kepada pihak-pihak terkait untuk segera menyelesaikan<br />

pemerintahan untuk menyelamatkan aset dan kekayaan<br />

persoalan yang ada, serta mengirim tembusannya kepada<br />

28 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

NARASI<br />

TUNGGAL<br />

Penting dalam<br />

Sosialisasikan<br />

Kebijakan<br />

Pemerintah<br />

Pemerintah saat ini tengah gencar memberikan sosialisasi<br />

mengenai kebijakan subsidi listrik tepat sasaran. Sebagai<br />

upaya untuk pembentukan narasi tunggal dari program kerja<br />

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait<br />

kebijakan tersebut, Pusat Komunikasi Publik Kementerian<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan<br />

Forum Tematik Bakohumas bertajuk “Kebijakan Subsidi<br />

Listrik Tepat Sasaran dan Pemanfaatan Energi Baru dan<br />

Terbarukan (EBT) untuk Mendukung Kedaulatan Energi” di<br />

Surabaya (30/3).<br />

Mewakili Sekretaris <strong>Jenderal</strong> Kementerian ESDM, Direktur<br />

Teknik dan Lingkungan <strong>Ketenagalistrikan</strong> Munir Ahmad<br />

menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Forum<br />

Tematik Bakohumas. Munir mengungkapkan jika harga<br />

pokok pembangkitan tenaga listrik belum sepenuhnya<br />

mencapai level keekonomian yang dapat dibayar oleh<br />

masyarakat yang miskin dan rentan miskin. Oleh karena<br />

itu, untuk menjaga keberlanjutan usaha penyediaan tenaga<br />

listrik dan pemenuhan kebutuhan listrik bagi kelompok tidak<br />

mampu, Pemerintah menyediakan subsidi listrik.<br />

“Selama ini subsidi listrik dinikmati masyarakat mampu.<br />

Oleh karena itu, Pemerintah perlu menetapkan kebijakan<br />

subsidi listrik tepat sasaran,” ujar Munir. Dengan demikian,<br />

subsidi listrik diberikan kepada masyarakat yang benarbenar<br />

berhak mendapatkannya.<br />

Munir juga menjelaskan bahwa Pemerintah mendorong energi<br />

baru dan terbarukan (EBT) sebagai sumber energi primer<br />

dalam penyediaan listrik. Ia mengingatkan jika penyediaan<br />

listrik bagi masyarakat – selain mempertimbangkan aspek<br />

keekonomian – juga harus memperhatikan perlindungan<br />

dan keberlanjutan lingkungan.<br />

Sumber gambar: Google.<br />

“Salah satu bentuk nyata inisiatif tersebut adalah dengan<br />

memanfaatkan sampah sebagai sumber energi pembangkit<br />

listrik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.<br />

Dalam tiga tahun ke depan, Kota Surabaya direncanakan<br />

menjadi salah satu kota hijau (green city) di Indonesia,”<br />

Munir menjelaskan. Untuk mengembangkan energi baru,<br />

Pemerintah bermitra dengan pemda, pengusaha, dan<br />

lembaga internasional.<br />

Munir mengajak para peserta forum yang merupakan<br />

humas pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga<br />

untuk memahami kebijakan subsidi listrik tepat sasaran.<br />

Ia berharap acara ini juga dapat memberikan pemahaman<br />

mengenai program pengembangan EBT Kementerian ESDM.<br />

Koordinasi antar-kementerian dan lembaga mesti terus<br />

diperkuat. Munir berharap humas pemerintah mendapatkan<br />

bekal pengetahuan yang mendalam sehingga dapat<br />

menyebarluaskan informasi sektor ESDM kepada publik.<br />

Dengan demikian, publik mendapatkan informasi yang tepat<br />

dan akurat mengenai kebijakan pemerintah.<br />

Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya<br />

Kementerian Komunikasi dan Informatika, Djoko Agung<br />

Harijadi, dalam paparannya juga menekankan pentingnya<br />

menciptakan narasi tunggal untuk dapat disebarluaskan<br />

ke masyarakat. Djoko kemudian mengutip arahan Presiden<br />

Joko Widodo untuk penguatan komunikasi ke rakyat dan<br />

country branding Indonesia ke dunia internasional.<br />

Forum Tematik Bakohumas diselenggarakan selama dua hari<br />

pada 30-31 Maret 2016. Pada hari pertama diselenggarakan<br />

diskusi panel dengan tiga narasumber dari PT PLN (persero),<br />

Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>, dan Dinas Kebersihan dan<br />

Pertamanan Pemkot Surabaya. Sementara di hari kedua<br />

ada pengarahan dari Menteri ESDM Sudirman Said yang<br />

dilanjutkan dengan kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga<br />

Sampah (PLTSa) Benowo. (AMH)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 29


Galeri<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Ambil Sumpah Jabatan<br />

28 PNS<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman mengambil sumpah jabatan<br />

28 Pegawai Negeri Sipil (PNS), Senin (30/5), di Auditorium<br />

Samaun Samadikun, Gedung Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jakarta. Mereka yang diambil sumpahnya merupakan Calon<br />

Pegawai Negeri Sipil (CPNS) angkatan tahun 2015. Para<br />

rohaniawan ikut mendampingi pelaksanaan pengambilan<br />

sumpah jabatan ini. Selain mengambil sumpah jabatan PNS,<br />

Jarman juga memberikan tanda kehormatan Satyalancana<br />

Karya Satya (SLKS) 30 Tahun kepada 7 pegawai dan SLKS<br />

10 Tahun kepada 22 pegawai Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong>.<br />

Empat orang perwakilan dari tiap-tiap unit eselon II<br />

Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> menandatangani berita acara<br />

pengangkatan PNS, yakni Suzana A. Wakum, Arif Bagus<br />

Prastomo, Elisabet Y. Lenakoly, dan Rahmad Cahyo Nugroho.<br />

SK PNS diberikan oleh Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman dan<br />

disaksikan oleh Sekretaris Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agoes<br />

Triboesono, Direktur Pembinaan Program <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Alihuddin Sitompul, dan Direktur Teknik dan Lingkungan<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> Munir Achmad. (AMH)<br />

30 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Galeri<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 31


Warta Kita<br />

PLTB TERBESAR DI INDONESIA<br />

SIAP DIBANGUN<br />

Penandatanganan LoC pembiayaan<br />

PLTB Sidrap disaksikan oleh Dirjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, Kamis (7/4). PLTB<br />

ini akan menjadi PLTB terbesar di Indoneisa<br />

dengan kapasitas 70 MW.<br />

Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Kementerian Energi<br />

dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman pada Kamis<br />

(7/4) menyaksikan penandatanganan Letter of Cooperation<br />

pembiayaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu<br />

(PLTB) Sidrap di kantor pusat PT PLN (Persero), Jakarta.<br />

Penandatanganan ini menandai siap dibangunnnya<br />

pembangkit listrik ramah lingkungan di Kabupaten Sidenreng<br />

Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan. Rencananya lokasi<br />

tersebut akan dibangun pembangkit listrik tenaga bayu<br />

terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 70 MW.<br />

Hadir menyaksikan penandatanganan ini Direktur Utama PT.<br />

PLN (Persero) Sofyan Basir dan Duta Besar Amerika Serikat<br />

untuk Indonesia Robert Blake.<br />

Dalam sambutannya Jarman menyampaikan bahwa<br />

penandatangan kerja sama ini merupakan langkah besar<br />

dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. “Kita<br />

baru saja menyaksikan penandatanganan dari pembiayaan<br />

proyek energi terbarukan skala besar. Ini menjadi penanda<br />

bahwa energi terbarukan memegang peranan penting dalam<br />

sektor energi di Indonesia,” ujar Jarman.<br />

Proyek pembangkit listrik di Sidrap ini, menurut Jarman<br />

dapat mendukung pencapaian target 25% energi baru<br />

terbarukan dalam bauran energi Indonesia di tahun 2025<br />

dan membantu pengurangan emisi sebesar 29% di 2030.<br />

“Kami berharap di tahun 2025 kita dapat mencapai apa<br />

yang telah menjadi komitmen kita bersama dan semoga<br />

dalam dua tahun ke depan, energi hijau ini akan dapat<br />

dioperasikan,” jelas Jarman.<br />

PLTB Sidrap dikembangkan oleh Independent Power Producer<br />

(IPP) Internasional UPC Renewables Indonesia bekerja sama<br />

dengan PT Binatek Energi Terbarukan. Provinsi Sulawesi<br />

Selatan memang memiliki potensi tenaga angin/bayu yang<br />

cukup besar khususnya di Sidenreng Rappang (Sidrap) dan<br />

di Jeneponto. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk<br />

pembangkit tenaga listrik yang tersambung ke grid Sulsel.<br />

Dengan ditandatanganinya Letter of Cooperation ini, maka<br />

pembangunan proyek ini akan dimulai pada April 2016 dan<br />

beroperasi pada 2017.<br />

PLTB merupakan pembangkit listrik yang berasal dari<br />

energi terbarukan dimana sumber energinya tidak pernah<br />

habis. Selain itu energi yang dibangkitkan tidak mencemari<br />

lingkungan, memiliki potensi yang sangat besar untuk<br />

dibuat dalam skala besar, serta dapat dikembangkan pada<br />

daerah remote. Turbin angin menggunakan space yang lebih<br />

kecil dibanding pembangkit pada umumnya, sehingga tanah<br />

disekitar turbin masih dapat digunakan untuk keperluan<br />

lainnya, misalnya untuk pertanian. (PSJ)<br />

32 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Pemerintah Minta PLN<br />

Tingkatkan Efisiensi<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan pentingnya efisiensi PT PLN (Persero) dalam Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan di<br />

Padang, Kamis (16/5).<br />

Pemerintah meminta PT PLN (Persero) serius meningkatkan<br />

efisiensi, khususnya untuk menurunkan susut jaringan.<br />

Jika mampu mengurangi biaya produksi, menurut Direktur<br />

<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, otomatis margin<br />

perusahaan akan meningkat. Efisiensi ini menurut Jarman<br />

bukan semata-mata menuruti aturan pemerintah namun<br />

untuk meningkatkan keuntungan bagi PLN sendiri. Jarman<br />

menjelaskan hal tersebut saat membuka Workshop Upaya<br />

Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik dalam Rangka<br />

Pelaksanaan Subsidi Listrik, yang digelar di Padang hari<br />

Kamis (16/5).<br />

Menurut Jarman Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PT PLN<br />

(Persero) harus dijadikan Key Performance Indikator<br />

(KPI) di masing-masing area. Jika memperbaiki losses,<br />

otomatis pelayanan pelanggan naik,” jelas Jarman. Sesuai<br />

Permen ESDM nomor 10 tahun 2015, mulai 1 Januari<br />

2016 perhitungan TMP dilakukan oleh pemerintah. Ditjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> akan memonitor deklarasi TMP yang<br />

telah disampaikan oleh masing-masing Wilayah PLN.<br />

Dalam sambutannnya Jarman berharap PLN dapat meniru<br />

efisiensi yang dilakukan Metropolitan Electricity Authority<br />

(MEA), perusahaan listrik di Thailand. Menurutnya ada<br />

tiga hal yang dilakukan MEA sehingga dapat menurunkan<br />

susut jaringan, yaitu memastikan kualitas tegangan yang<br />

bagus, meteran listrik yang dapat dideteksi, serta menindak<br />

pencurian listrik. Jarman berharap PLN dapat menerapkan<br />

ketiga hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan<br />

di Indonesia. Dengan memperbaiki ketiga hal tersebut<br />

menurutnya kualitas pelayanan kepada masyarakat akan<br />

naik.<br />

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero), Djoko<br />

Rahardjo Abumanan menyatakan bahwa PT PLN menyiapkan<br />

orang-orang muda untuk mengikuti workshop ini.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 33


Warta Kita<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan pentingnya efisiensi PT PLN (Persero) dalam Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan di<br />

Padang, Kamis (16/5).<br />

Jarman berpesan agar PLN trus meningkatkan efisiensi<br />

sehingga target rasio elektrifikasi, susut jaringan dan<br />

getting electricity terus membaik. “Kita jangan kalah dari<br />

negara-negara tetangga,” tegas Jarman. Untuk itulah ia<br />

meminta layanan sambungan satu pintu PLN yang sudah<br />

berjalan di Jakarta dan Surabaya, pada akhir tahun ini dapat<br />

diimplementasikan di seluruh area kecuali area remote.<br />

Menurut Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero),<br />

Djoko Rahardjo Abumanan, PT PLN menyiapkan orang-orang<br />

muda untuk mengikuti workshop yang diselenggarakan<br />

Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> tersebut. Ia mengaku bahwa PLN<br />

ditargetkan untuk terus melakukan penyambungan listrik.<br />

Namun menurutnya jika terus melakukan penyambungan<br />

tanpa melakukan perbaikan sistem, maka susut jaringan<br />

akan meningkat.<br />

“Susut membuang keuntungan PLN,” jelas Djoko. “Mari kita<br />

duduk, membuat workplan dan mematuhi workplan itu,”<br />

tambahnya. Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan<br />

Tenaga Listrik ini merupakan acara yang diselenggarakan<br />

Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> dengan mengundang PT PLN<br />

(Persero) di seluruh wilayah dan area. Peserta untuk<br />

workshop di padang ini mencapai seratus orang. (PSJ)<br />

34 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Program 35.000 MW<br />

Perwujudan Nawa Cita<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman menyampaikan bahwa program 35.000 MW merupakan perwujudan empat dari sembilan nawa cita.<br />

Program 35.000 yang diresmikan oleh Presiden Jokowi<br />

merupakan perwujudan dari nawacita. Setidaknya empat<br />

dari sembilan butir nawacita tercapai dengan program<br />

pembangunan ketenagalistrikan ini. Melalui program 35.000<br />

MW, pemerintah ingin membangun Indonesia dari pinggiran<br />

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka<br />

negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup manusia dan<br />

masyarakat Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat<br />

dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan<br />

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor<br />

strategis.<br />

Hal tersebut disampaikan Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jarman, saat membacakan keynote speech Menteri ESDM<br />

dalam acara Rembug Nasional Kebutuhan Energi Listrik<br />

untuk Percepatan Pembangunan yang Berkelanjutan, Rabu<br />

(30/3). Acara ini diselenggarakan oleh Institut Lembang<br />

Sembilan di Hotel Aston Makassar, Sulawesi Selatan. Melalui<br />

acara ini, Institut Lembang Sembilan mengajak masyarakat<br />

untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program 35.000<br />

MW agar dapat berjalan sesuai dengan target.<br />

Dalam rembug nasional tersebut Jarman optimistis program<br />

35.000 MW dapat berjalan meski menghadapi berbagai<br />

rintangan. "Dengan selesainya program 35.000 MW<br />

kita harapkan konsumsi perkapita kita akan meningkat,<br />

kekurangan listrik dapat diatasi, mampu mengejar<br />

ketertinggalan rasio elektrifikasi dari negara-negara<br />

tetangga, serta tidak kalah penting target pertumbuhan<br />

ekonomi nasional dapat tercapai," jelas Jarman.<br />

Dengan 5000 MW yang akan dibangun oleh PT PLN, Jarman<br />

berharap PLN dapat lebih fokus untuk menyelesaikan<br />

pembangunan sistrm transmisi tenaga listrik sehingga daya<br />

yang dibangkitkan dapat dievakuasi dengan baik. Dengan<br />

selesainya program 35.000 MW, maka total kapasitas<br />

pembangkit listrik nasional akan mencapai 100 GW. "PLN<br />

akan mengelola kapasitas sekitar dua kali lipat dari kapasitas<br />

sekarang, oleh karena itu dibutuhkan orang yang tepat<br />

dalam mengambil keputusan," jelas Jarman.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 35


Kementerian ESDM menyambut baik diskusi publik<br />

yang mengangkat tema pengembangan insfrastruktur<br />

ketenagalistrikan. Program 35.000 membutuhkan koordinasi<br />

dan dukungan semua pihak baik dari instansi Kementerian/<br />

Lembaga, PLN, Pemda, stakeholder dan masyarakat. Jarman<br />

juga mengingatkan para pengembang listrik swasta untuk<br />

lebih serius dan berkomitmen, sebab 35.000 MW bukanlah<br />

sebuah mimpi kosong tetapi merupakan suatu kebutuhan<br />

yang harus dipenuhi.<br />

Dalam rembug nasional tersebut, Sekretaris <strong>Direktorat</strong><br />

<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agoes Triboesono memaparkan<br />

materi mengenai upaya pemenuhan kebutuhan tenaga listrik<br />

nasional. Selain menjelaskan kondisi kelistrikan nasional<br />

dan perencanaan ketenagalistrikan yang tertuang dalam<br />

draft Rencana Umum <strong>Ketenagalistrikan</strong> Nasional (RUKN),<br />

Agoes juga memaparkan kendala dan solusi dari program<br />

35.000 MW. (PSJ)<br />

Sekretaris <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agoes Triboesono<br />

(kedua dari kanan) memaparkan materi mengenai upaya pemenuhan<br />

kebutuhan tenaga listrik nasional.<br />

Kementerian ESDM menyambut baik diskusi publik yang mengangkat tema pengembangan insfrastruktur ketenagalistrikan.<br />

36 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Teten Masduki:<br />

35.000 MW<br />

Satu-satunya di Dunia<br />

Program percepatan pembangunan ketenagalistrikan<br />

35.000 MW yang diluncurkan Presiden Jokowi April 2015<br />

lalu menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki<br />

merupakan satu-satunya di dunia. Teten mengaku bahwa<br />

pelaksanaan program ini bukan sesuatu hal mudah, namun<br />

proyek ini sangat penting dibangun untuk membangkitkan<br />

ekonomi nasional.<br />

"Memang ini satu-satunya di dunia. Proyek 35 ribu MW<br />

tidak ada di dunia cuma ada di Indonesia," jelasnya saat<br />

diskusi bersama Dirjen Ketenaglistrikan Jarman dan Direktur<br />

Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir di Gedung Bina Graha,<br />

Jakarta, Kamis (12/5).<br />

Menurut Teten, pemerintah saat ini gencar melakukan<br />

pembangunan infrastruktur kelistrikan, pelabuhan, dan<br />

bandara khususnya bagi Indonesia bagian timur yang<br />

maasih tertinggal. Presiden ingin membawa Indonesia<br />

menjadi negara tujuan investasi. "Kita butuh itu karena<br />

dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak cukup untuk<br />

serap tenaga kerja," jelasnya. Teten juga menilai lesunya<br />

ekonomi dunia merupakan saat yang tepat bagi Indonesia<br />

untuk berbenah. Agar ketika ekonomi dunia membaik,<br />

Indonesia siap untuk berkompetisi. "Ini momen yang ingin<br />

dicapai presiden," ungkapnya.<br />

Sofyan Basir dalam diskusi tersebut menjelaskan bahwa<br />

PT PLN (Persero) terus berupaya mewujudkan 35.000 MW<br />

termasuk di dalamnya memperbaiki struktur dan SDM yang<br />

ada di organisasi internal PLN. Hingga April 2016 disebutnya<br />

sudah ada pembangkit dengan kapasitas 3.400 MW yang<br />

beroperasi atau sekitar 1 persen dari total kapasitas.<br />

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (kiri) menjelaskan saat<br />

ini pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur<br />

ketenagalistrikan.<br />

PLTD/PLTMG semula 12-24 bulan ditargetkan menjadi 6-18<br />

bulan. Tak hanya itu, pembangunan Tranmisi, semula ratarata<br />

1.500 kms per tahun ditargetkan menjadi 9.000 kmsper<br />

tahun. Pembangunan gardu Induk, semula rata-rata 2.000<br />

MVA per tahun ditargetkan menjadi 7.000 MVA per tahun.<br />

Perihal melistriki Indonesia Timur, PLN mengaku yang<br />

menjadi Key Performance Indicator (KPI) bukanlah margin<br />

keuntungan namun peningkatan rasio elektrifikasi. Ia ingin<br />

listrik berada di depan peningkatan ekonomi. “Listrik yang<br />

menciptakan ekonomi. Kami tidak mau mengekor,” tegasnya.<br />

(PSJ)<br />

Beberapa terobosan yang dilakukan PLN antara lain<br />

percepatan proses tender semula 8 bulan menjadi 4,5 bulan.<br />

"Financial Close semula 1 tahun menjadi 6 bulan," terangnya.<br />

Kemudian Konstruksi PLTU semula 54 bulan setelah Financial<br />

Close ditargetkan menjadi 48 bulan setelah tandatangan<br />

PPA (Power Purchase Agreement) dan Konstruksi PLTG/<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 37


Warta Kita<br />

Pemerintah Bertekad<br />

Kurangi BBM dalam<br />

Pembangkit Listrik<br />

Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai energi primer<br />

pembangkit listrik selain kurang ramah lingkungan juga<br />

mahal biaya produksinya. Jika menggunakan BBM , harga<br />

jual listrik mencapai sekitar Rp 2.200 per kw, sedangkan<br />

jika menggunakaan gas hanya sekitar Rp 1.300 per kw.<br />

Pengalihan bahan bakar pembangkit listrik dari BBM ke gas<br />

telah menghasilkan saving bagi PT. PLN (Persero) di tahun<br />

2015 sebesar Rp 15 triliun. Untuk itu Pemerintah bertekad<br />

mengurangi BBM dalam bauran energi primer pembangkit<br />

listrik. Keputusan tersebut sesuai dengan amanat Kebijakan<br />

Energi Nasonal (KEN) dan draft Rencana Usaha Penyediaan<br />

Tenaga Listrik (RUKN).<br />

Hal tersebut disampaikan Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Jarman saat mendampingi kunjungan Menteri ESDM<br />

saatmeninjau kesiapan Compressed Natural Gas (CNG) Plant<br />

Gresik yang berada di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas<br />

dan uap (PLTGU) Gresik, Jawa Timur. Menurutnya dengan<br />

mengalihkan bahan bakar pembangkit dari BBM ke gas akan<br />

memberi banyak keuntungan, selain lebih hemat dari sisi<br />

biaya, penggunaan bahan bakar gas juga lebih bersih dan<br />

ramah bagi lingkungan.<br />

Bakar Minyak (BBM). “Pemerintah serius untuk menggeser<br />

energi fosil yang polutif ke energi terbarukan yang bersih.<br />

Apa yang telah dilakukan PJB Gresik akan menjadi role<br />

model bagi pembangkit lain”, papar Menteri ESDM Sudirman<br />

Said.<br />

Saat ini CNG Plant Gresik masih dalam tahap Comissioning.<br />

Saat beban puncak, pembangkit ini dapat menggantikan<br />

pembangkit BBM sebesar 300 MW, sehingga dapat<br />

mengurangi pemakaian BBM setara 450 kilo liter per hari<br />

atau menghemat sekitar Rp 2, 25 Miliar per hari. CNG Plant<br />

Gresik juga dimanfaatkan untuk memasok gas ke Pulau<br />

Bawean, pulau kecil di utara Gresik. Ke depan, CNG Plant<br />

ini akan dikembangkan untuk memenuhi energi primer<br />

pembangkit listrik ke pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau<br />

fasilitas pipa gas. (PSJ)<br />

“Pemerintah dan PLN sudah komit untuk mengurangi<br />

pembangkit-pembangkit yang menggunakan BBM, tahun<br />

2011 prosentase pembangkit yang menggunakan BBM itu<br />

22% dan tahun 2014 pembangkit yang menggunakan BBM<br />

menyusut menjadi hanya 12%,” jelas Jarman. Konversi dari<br />

pembangkit listrik tenaga diesel ke gas akan terus dilakukan.<br />

“Tahun 2016 ini, diharapkan kita akan turunkan lagi menjadi<br />

sekitar dibawah 7% artinya konsumsi BBMnya dibawah 6<br />

juta kiloliter untuk seluruh Indonesia,” lanjut Jarman.<br />

Pembangunan CNG Plant di Gresik merupakan salah<br />

satu upaya PLN untuk mendukung Pemerintah dalam<br />

mempercepat proyek ketenagalistrikan 35.000 MW sebab<br />

CNG Plant Gresik yang direncanakan mulai beroperasi<br />

pada April 2016 ini memasok kebutuhan listrik di pulau<br />

jawa. Dengan beroperasinya CNG Plant pada PLTGU Gresik,<br />

pada saat beban puncak pembangkit dapat beroperasi<br />

menggunakan gas, sehingga tidak lagi menggunakan Bahan<br />

38 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

DELEGASI MALAYSIA<br />

Kunjungi Calon Tapak<br />

GI Perawang<br />

Dalam rangkaian Pertemuan the 1st Joint Technical<br />

Committee (JTC) on Bilateral Interconnection Projects<br />

antara Indonesia – Malaysia, delegasi Malaysia yang<br />

terdiri dari perwakilan Suruhan Jaya (Energy Commission),<br />

Kementerian TTHA Malaysia, TNB, SEB dan SESB didampingi<br />

perwakilan <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>, PT. PLN<br />

(Persero), PT. Bukit Asam (PTBA), Dinas ESDM Provinsi Riau<br />

dan perwakilan pejabat Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak,<br />

Provinsi Riau meninjau calon lokasi tapak pembangunan<br />

Gardu Induk (GI) Perawang, Selasa (17/05).<br />

GI Perawang direncanakan sebagai GI Konverter AC-DC<br />

termasuk bagian dari proyek interkoneksi antara Sumatera<br />

– Peninsular Malaysia dalam kerangka kerja sama ASEAN<br />

Power Grid (APG) saluran transmisi interkoneksi HVDC (High<br />

Voltage Direct Current) 600MW. Total panjang transmisi<br />

sekitar 259 Km dari Perawang (Riau, Indonesia) ke Telok<br />

Gong (Peninsular Malaysia), di mana termasuk 59 Km kabel<br />

bawah laut dan 200 KM Saluran Udara Tegangan Tinggi<br />

(SUTT). Saluran transmisi akan melalui Selat Rupat, Pulau<br />

Rupat dan Selat Malaka.<br />

Lokasi tapak GI Perawang saat ini sedang dalam tahap<br />

pembebasan lahan, di mana sebagian besar lahan dimaksud<br />

masih berupa kebun kelapa sawit. Kota Perawang sendiri<br />

terletak sekitar 60 Km dari pusat Kota Pekanbaru, Provinsi<br />

Riau arah timur laut, dan dapat ditempuh dengan perjalanan<br />

darat sekitar dua jam melalui jalan Minas – Perawang yang<br />

sebagian besar sudah merupakan jalan beton permanen.<br />

Jalan tersebut dibeton untuk mengakomodasi transportasi<br />

hasil perkebunan kelapa sawit yang menggunakan truk<br />

bertonase besar.<br />

Dalam peninjauan tersebut, delegasi Malaysia menyampaikan<br />

harapan agar hal-hal terkait pembebasan lahan dapat segera<br />

tuntas agar proyek interkoneksi dapat segera terwujud.<br />

Kedua negara membutuhkan proyek tersebut karena<br />

transaksi listrik dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan<br />

beban puncak kedua negara. (RBS)<br />

Dirjen Jarman mendampingi Delegasi Malaysia mengunjungi calon<br />

lokasi tapak pembangunan Gardu Induk Perawang (17/5)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 39


Warta Kita<br />

Hindari Bahaya,<br />

Instalasi Listrik Harus<br />

Sesuai PUIL 2011<br />

Energi listrik selain bermanfaat juga dapat menimbulkan<br />

bahaya jika pemasangannya tidak sesuai standard. Namun<br />

masyarakat tidak perlu khawatir akan bahya yang ditimbulkan<br />

jika instalasi listriknya sesuai dengan persyaratan umum<br />

instalasi listrik (PUIL). Hal tersebut disampaikan oleh<br />

Kasubdit Standardisasi <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agus Sufianto saat<br />

membacakan sambutan Direktur Teknik dan Lingkungan<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> pada pembukaan Forum PUIL yang<br />

diselenggarakan di Hotel Grand Tulip, Banjarmasin, Rabu<br />

(25/5).<br />

“Belakangan ini, kita sering mendengar berita kebakaran<br />

di perumahan dan beberapa area publik seperti pasar/<br />

pusat perbelanjaan, yang sebagian besar penyebabnya<br />

diduga adalah bahaya akibat listrik,” ungkap Agus. “Untuk<br />

menghindari bahaya akibat listrik, maka instalasi tenaga<br />

listrik harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan,<br />

di Indonesia dikenal sebagai Persyaratan Umum Instalasi<br />

Listrik atau PUIL,” tambahnya. Saat ini yang menjadi standar<br />

wajib adalah PUIL 2011 beserta amandemennya sesuai<br />

Peraturan Menteri ESDM No. 36 Tahun 2014 tanggal 24<br />

Desember 2014. PUIL 2011 merupakan persyaratan yang<br />

harus dipenuhi saat akan memasang instalasi listrik voltase<br />

rendah (230 V), baik untuk perumahan, komersial maupun<br />

industri.<br />

Menurut Agus, terdapat beberapa syarat yang harus<br />

dimiliki oleh instalasi tenaga listrik untuk mendukung<br />

aspek keselamatan. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh<br />

instalasi listrik tersebut antara lain penerapan Standard<br />

Nasional Indonesia (SNI) untuk peralatan dan pemanfaat<br />

tenaga listrik, penerapan sertifikat laik operasi (SLO)<br />

Kasubdit Standardisasi <strong>Ketenagalistrikan</strong> Agus Sufianto menegaskan pentingnya instalasi tenaga listrik berstandard.<br />

40 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

bagi instalasi tenaga listrik yang beroperasi, penerapan<br />

sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik dalam usaha<br />

ketenagalistrikan, penerapan akreditasi, klassifikasi dan<br />

sertifikasi bagi usaha penunjang tenaga listrik, penerapan<br />

ketentuan lingkungan hidup bagi usaha penyediaan<br />

tenaga listrik. Jika kelima aspek tersebut terpenuhi maka<br />

keselamatan ketenagalistrikan akan terjamin.<br />

Agus menambahkan Bimbingan Teknis Melalui Forum PUIL<br />

2011 <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> merupakan<br />

wadah bagi pelaku usaha, industri, pakar, dan konsumen<br />

dalam menuangkan gagasan, ide, dan pikirannya untuk<br />

penyempurnaan PUIL yang disepakati oleh semua pihak<br />

secara konsensus.<br />

“Tugas di bidang standardisasi tidak pernah selesai,<br />

penyusunan PUIL perlu mempertimbangkan aspek<br />

persyaratan teknis dan kemampuan industri nasional serta<br />

daya beli masyarakat,” sebutnya. Ia menambahkan bahwa<br />

komunikasi dan kerjasama yang telah terbina dengan baik<br />

dalam masyarakat standardisasi ketenagalistrikan perlu<br />

terus ditingkatkan.<br />

Peserta yang menghadiri acara Forum PUIL ini berasal<br />

dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yg diwakili<br />

oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan<br />

Selatan, PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan<br />

dan Tengah, civitas akademika, asosiasi, serta perwakilan<br />

dari perusahaan lain yang terkait. Pembicara pada acara<br />

ini adalah pakar dan ahli yang berpengalaman di bidang<br />

Instalasi Listrik, dan merupakan penyusun PUIL 2011.<br />

Melalui acara ini Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> berharap para<br />

stakeholder mendapat informasi dan wawasan baru yang<br />

bermafaat khususnya dalam pelaksanaan pemasangan<br />

instalasi listrik yang sesuai dengan standar dan memenuhi<br />

ketentuan Keselamatan <strong>Ketenagalistrikan</strong>. (PSJ)<br />

Atas - Melalui Forum PUIL diharapkan para stakeholder<br />

mendapatkan informasi dan wawasan baru yang bermanfaat<br />

Tengah - Seorang peserta dalam sesi tanya jawab<br />

Bawah - Peserta berasal dari Dinas Pertambangan<br />

dan Energi Provinsi Kalimantan Selatan, PT PLN (persero), civitas<br />

akademika, asosiasi, serta perwakilan dari perusahaan lain yang<br />

terkait<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 41


Warta Kita<br />

Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Diharap Terus Tingkatkan<br />

Kompetensi<br />

PT Siemens Indonesia mengundang para inspektur ketenagalistrkan untuk melakukan kunjungan lapangan ke fasilitas produksi di Pulomas<br />

Jakarta dan Cilegon Banten, pada Senin (16/5) hingga Selasa (17/5).<br />

Inspektur ketenagalistrikan diharapkan untuk terus<br />

meningkatkan kompetensi dan kemampuan terkait dengan<br />

teknologi dan isu-isu terkini. Kunjungan lapangan untuk<br />

melihat secara langsung bagaimana teknologi diterapkan<br />

dalam industri ketenagalistrikan merupakan hal penting dan<br />

harus terus dilakukan. Untuk itu pemerintah mengapresiasi<br />

PT Siemens Indonesia yang mengundang para inspektur<br />

ketenagalistrkan untuk melakukan kunjungan lapangan ke<br />

fasilitas produksi di Pulomas Jakarta dan Cilegon Banten,<br />

pada Senin (16/5) hingga Selasa (17/5). Menurut Direktur<br />

<strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman, acara tersebut penting<br />

untuk pengembangan sumber daya manusia di sektor<br />

ketenagalistrikan.<br />

Menurut Jarman, acara yang digagas PT Siemens Indonesia<br />

dan Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> ini merupakan harmoni<br />

antara pemerintah dan industri di sektor ketenagalistrikan.<br />

“Acara hari ini dapat menjadi contoh dari tindak lanjut dari<br />

pertemuan penting antara Presiden Indonesia, Joko Widodo,<br />

dan Kanselir Jerman, Angela Merkel pada bulan April 2016<br />

untuk memperkuat kerjasama bagi pengembangan sumber<br />

daya manusia di sektor kelistrikan di Indonesia,” jelas Jarman.<br />

Acara ini sendiri merupakan tindak lanjut dari Workshop<br />

Siemens Power System Planning di Bekasi tanggal 5-6 April<br />

2016 yang dihadiri oleh 30 inspektur ketenagalistrikan.<br />

Dalam sambutannya Jarman menyampaikan bahwa<br />

pembangunan dan pengoperasian infrastruktur<br />

ketenagalistrikan memiliki tantangan yang tak terelakkan<br />

tentang keselamatan dan keandalan operasi terutama<br />

karena meningkatnya jumlah energi terbarukan dalam<br />

sistem ketenagalistrikan. Ia menjelaskan bahwa Ditjen<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> saat ini memiliki 54 orang inspektur<br />

ketenagalistrikan yang bertanggung jawab untuk<br />

42 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

melakukan inspeksi dan investigasi mengenai keselamatan<br />

ketenagalistrikan pada suatu instalasi listrik. “Termasuk<br />

instalasi pembangkit listrik, transmisi, gardu, distribusi dan<br />

pengguna akhir,” jelas Jarman.<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman (kedua dari kiri) menyambut baik<br />

kunjungan lapangan yang diiniasai oleh PT Siemens Indonesia.<br />

Jarman berharap kunjungan lapangan ini membawa<br />

manfaat bagi para inspektur ketenagalistrikan untuk terus<br />

meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka.<br />

Pihaknya ingin tahu bagaimana Siemens dapat mendukung<br />

Pemerintah Jerman dalam mencapai pembangunan energi<br />

terbarukan di negara tersebut. Jerman sendiri merupakan<br />

salah satu negara dengan komitmen tinggi untuk<br />

pengembangan energi baru dan terbarukan. Menurut IRENA<br />

Report 2015, energi terbarukan Jerman mencapai hingga<br />

25% dari bauran energi di tahun 2014. Jerman juga telah<br />

memiliki sebuah patokan internasional tentang bagaimana<br />

energi terbarukan dapat diintegrasikan tanpa memunculkan<br />

masalah sistemik dalam stabilitas sistem energi.<br />

Melalui kunjungan lapangan ini, Jarman percaya bahwa para<br />

inspektur ketenagalistrikan dapat memperoleh pengalaman<br />

berharga dan pengetahuan. “Kami sangat mendukung<br />

pelaksanaan kunjungan lapangan ke pabrik Siemens, mudahmudahan<br />

kerjasama dapat berlanjut” ungkap Jarman. (PSJ)<br />

Kunjungan lapangan ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi para inspektur ketenagalistrikan untuk terus meningkatkan<br />

kompetensi dan kemampuan mereka.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 43


Resensi Buku<br />

Judul: American Electricians’ Handbook<br />

Pengarang: Terrel Croft, Frederic P.Hartwell,<br />

Wilford I. Summers<br />

Data Fisik: 23,5 cm, 900 hlm.<br />

Data Terbit: 2013: USA, McGraw-Hill, Inc<br />

Edisi: Sixteenth Edition<br />

Judul: Jelajah wisata Nusantara<br />

Pengarang: Tri Maya Yulianingsih<br />

Data Fisik: 21 cm, vi, 442 hlm.<br />

Data Terbit: Yogyakarta, Media Pressindo<br />

Selama satu abad, American Electricians’ Handbook menjadi<br />

buku acuan dunia industri yang berfungsi sebagai sarana<br />

informasi mengenai perancangan, instalasi, operasi, dan<br />

pemeliharaan sistem listrik dan peralatannya. Buku edisi ke-<br />

16 ini direvisi untuk mematuhi Kode Listrik Nasional 2011<br />

dan Kode Keselamatan Listrik Nasional 2012, serta mencakup<br />

teknologi hemat energi saat ini, seperti photovoltaics dan<br />

pencahayaan induksi. Rincian foto, diagram, grafik, tabel,<br />

dan perhitungan disertakan secara menyeluruh dalam buku<br />

ini. Buku ini cukup praktis untuk dimiliki oleh setiap ahli<br />

listrik profesional.<br />

Adapun isi buku ini terdiri dari:<br />

1.Fundamentals<br />

2.Properties and splicing of conductors<br />

3.Circuits and circuit calculations<br />

4.General electrical equipment and batteries<br />

5.Transformers<br />

6.Solid-state devices and circuits<br />

7.Generators and motors<br />

8.Outside distribution<br />

9.Interior wiring<br />

10.Electric lighting<br />

11.Optical fiber<br />

12.Wiring and design tables<br />

Indonesia disebut sebagai negara kepulauan terbesar di<br />

dunia. Dengan 17.000 pulau-pulau yang terhampar lebih<br />

dari 5.000 km ke arah timur dari Sabang di utara Sumatra<br />

sampai Merauke di Papua. Tak salah kiranya, jika negeri ini<br />

sering distilahkan sebagai Untaian Zamrud dari Khatulistiwa.<br />

Mulai dari Bali yang eksotis dengan wisata alam dan religinya<br />

sampai Wakatobi sebagai unggulan baru dari Sulawesi<br />

Tenggara dengan wisata pantai dan dunia bawah lautnya.<br />

Atau, keindahan mahakarya Candi Borobudur, Prambanan,<br />

Ratu Boko sebagai salah satu warisan budaya dunia. Pucak<br />

Jaya, Rinjani, Semeru, Bromo dan lain-lain akan memanjakan<br />

Anda yang menyukai wisata petualangan penuh tantangan.<br />

Buku ini berisi referensi wisata di 33 provinsi di Indonesia<br />

yang dilengkapi dengan gambar-gambar representatif untuk<br />

setiap objek wisatanya. Buku ini dapat dijadikan sebagai<br />

pedoman yang akan membantu pembaca dalam menentukan<br />

obyek wisata yang akan dikunjungi.<br />

Resensi oleh:<br />

Dina Andriani<br />

Pustakawan Muda<br />

44 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

PEMERINTAH MINTA PLN<br />

TINJAU KONTRAK PLTD SEWA<br />

Pasokan listrik di Nias, Sumatera Utara sudah kembali normal<br />

setelah sempat mengalami krisis listrik. Untuk menghindari<br />

kejadian serupa, Kementerian Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral (ESDM) meminta PT PLN (Persero) mengevaluasi<br />

semua kontrak sewa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel<br />

(PLTD). Hal tersebut ditegaskan Menteri ESDM Sudirman<br />

Said saat melakukan kunjungan kerja ke PLTD Idanoi di<br />

Nias, Kamis (14/4).<br />

"Karenanya, semua kontrak sewa PLN dengan PLTD harus<br />

dievaluasi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk<br />

lainnya di kemudian hari," ungkapnya.<br />

PLTD Idanoi merupakan pembangkit listrik yang pemasok<br />

utama sistem kelistrikan Nias. PLTD ini menghasilkan 10 MW<br />

listrik yang dieselnya disewa dari PT Amerika Power Rent<br />

(APR). PT APR juga mensuplai energi untuk PLTD Moawo 10<br />

MW di Nias. Dari 2 (dua) PLTD tersebut, PT APR mensuplai<br />

20 MW listrik di Nias, sedangkan total suplai listrik di<br />

Kepulauan Nias adalah sebesar 26 MW. Sehingga ketika PT<br />

APR memberhentikan suplainya, lebih dari 90% Nias gelap<br />

gulita.<br />

termasuk amdalnya yang di prediksi akhir agustus bisa<br />

selesai. Keempat, PLN akan membangun transmisi mulai<br />

dari Gunung sitoli sampai teluk dalam, dilanjutkan dari<br />

gunung sitoli ke nias utara. Sehingga nantinya dari utara ke<br />

selatan akan tersambung.<br />

"Saya targetnya tahun 2017 akan selesai" ungkap Direktur<br />

Bisnis Wilayah Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosidi.<br />

Sudirman Said mengatakan, pemerintah mengapresiasi<br />

gerak cepat PT PLN dalam mencari solusi menangani krisis<br />

listrik di Nias. Ia meminta masyarakat memahami kondisi<br />

bahwa PLN sebagai korporasi tentunya membutuhkan<br />

hitungan untuk menangani permasalahan listrik saat ini.<br />

"Kita tidak ingin ini terjadi lagi, PLN sudah menyusun langkah<br />

pencegahan agar kejadian ini tidak terulang. Pemerintah<br />

akan beri perhatian khusus, penangan kemarin baru solusi<br />

jangka pendek. Ke depan kita akan siapkan solusi jangka<br />

panjang untuk mengatasi keterbatasan listrik di Nias." tegas<br />

Sudirman. (PSJ)<br />

Dalam kunjungannya Sudirman mengungkapkan bahwa<br />

keadaan di Nias memang sudah sulit, apalagi tanpa<br />

listrik maka keadaan akan menjadi sulit. "Sejak awal<br />

saya katakan kita mesti ke Nias, hanya masalah waktu.<br />

Sekaligus memonitor yang dikerjakan PLN," papar Sudirman<br />

menjelaskan keinginannya meninjau kondisi listrik di Nias.<br />

Penanggulangan krisis listrik di Nias merupakan kerja<br />

keras dari berbagi pihak, baik dari PLN, Pemda, Pemangu<br />

kepentingan dan masyarakat. Sebagai aksi konkrit, PLN<br />

telah mendatangkan 46 genset milik PLN dari berbagai<br />

daerah. Selain itu PLN juga telah menyusun langkahlangkah<br />

strategis jangka pendek dan jangka panjang guna<br />

menghindari keadaan krisis terulang.<br />

Hal pertama yang dilakukan PLN adalah melakukan<br />

pemulihan kemudian langkah berikutnya akan memasang<br />

genset yang dari langsa 8 MW. Selanjutnya PLN akan<br />

membangun pembangkit 25 MW yang mesinnya dari General<br />

Electric (GE), saat ini PLN sedang mengurus perijinannya<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 45


Warta Kita<br />

Pastikan Keandalan<br />

Pasokan Daya Listrik,<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Kunjungi Nias<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman meninjau PLTD Moawo dan pengatur distribusi di Moawo Nias untuk memastikan kecukupan pasokan daya<br />

listrik bagi masyarakat setempat, Kamis (26/5)<br />

Guna memastikan kondisi kelitrikan di Pulau Nias,<br />

Sumatera Utara, pada hari Kamis (26/5), Direktur <strong>Jenderal</strong><br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> Jarman melakukan kunjungan lapangan<br />

ke Pulau yang terletak di sebelah barat Sumatera tersebut.<br />

Dalam kunjungannya, Jarman melakukan pemantauan<br />

progres pembangunan dan pemasangan PLTD Sewa Idanoi<br />

(12 MW) dan PLTD Sewa Idanoi (6 MW). Ia juga melakukan<br />

kunjungan ke PLTD Moawo dan pengatur distribusi di Moawo<br />

untuk memastikan kecukupan pasokan daya listrik bagi<br />

masyarakat setempat. Pemerintah melalui Kementerian<br />

ESDM ingin memastikan bahwa tidak ada lagi pemadaman<br />

bergilir di Pulau Nias.<br />

Dalam kunjungannya, Jarman didampingi beberapa pejabat<br />

dan inspektur ketenagalistrikan di Kementerian ESDM.<br />

Hadir pula dalam kunjungan tersebut Kepala Divisi Operasi<br />

Regional Sumatera PT PLN (Persero), GM Wilayah Sumatera<br />

Utara PT PLN (Persero) dan jajaran PT PLN (Persero) Area<br />

Nias.<br />

Saat ini, sistem kelistrikan Pulau Nias memiliki beban puncak<br />

25,97 MW dengan total daya mampu pembangkit 40,2 MW<br />

yang disuplai dari PLTD Moawo, PLTD Teluk Dalam serta<br />

PLTD Sewa tersebar di Moawo, Idanoi dan Teluk Dalam. Oleh<br />

karena itu cadangan sistem Pulau Nias saat ini mencapai<br />

14,23 MW.<br />

46 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Dalam kunjungannya, Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> meminta PT. PLN (Persero) segera menyelesaikan pemasangan PLTD Sewa Idanoi (12 MW dan<br />

6 MW) serta PLTD Teluk Dalam (6 MW).<br />

Untuk meningkatkan pasokan daya listrik di Pulau Nias,<br />

Pemerintah melalui <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Kementerian ESDM meminta PT. PLN (Persero) segera<br />

menyelesaikan pemasangan PLTD Sewa Idanoi (12 MW dan<br />

6 MW) serta PLTD Teluk Dalam (6 MW). PT PLN (Persero)<br />

sendiri telah menyiapkan operasi mobile genset sebanyak<br />

39 unit dengan rata-rata kapasitas 100 kVA per unit yang<br />

disiagakan pada jaringan SUTM 20 kV dan mengoperasikan<br />

unit-unit mesin cadangan pada PLTD Sewa.<br />

Menurut Jarman, <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

akan terus menempatkan Inspektur <strong>Ketenagalistrikan</strong> dan<br />

pegawai <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> di Pulau Nias<br />

untuk mengawasi progres pembangunan PLTD Sewa sampai<br />

dengan selesai.<br />

Sebagai informasi, PT PLN (Persero) Area Nias telah<br />

memberikan kompensasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP)<br />

terhadap 69.504 pelanggan akibat dampak pemadaman<br />

listrik bulan April lalu. Besaran kompensasi yang diberikan<br />

kepada pelanggan mengacu pada Peraturan Menteri ESDM<br />

No. 33 Tahun 2014. Kompensasi TMP juga akan diberikan<br />

kepada pelanggan akibat dampak pemadaman listrik bulan<br />

Mei 2016. (PSJ)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 47


Warta Kita<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Dampingi Menteri KeTTHA<br />

Malaysia Kunjungi Bengkayang<br />

Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jarman mewakili Menteri ESDM mendampingi Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air (KeTTHA) Malaysia,<br />

YB. Datuk Seri Panglima Dr. Maximus Johnity Ongkili dalam kunjungan kerja meninjau implementasi proyek infrastruktur transmisi tenaga<br />

listrik di wilayah perbatasan antara Bengkayang (Indonesia) – Mambong (Malaysia) Senin (10/5).<br />

Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>, Jarman mewakili<br />

Menteri ESDM mendampingi Menteri Tenaga, Teknologi Hijau<br />

dan Air (KeTTHA) Malaysia, YB. Datuk Seri Panglima Dr.<br />

Maximus Johnity Ongkili dalam kunjungan kerja meninjau<br />

implementasi proyek infrastruktur transmisi tenaga listrik<br />

di wilayah perbatasan antara Bengkayang (Indonesia) –<br />

Mambong (Malaysia) Senin (10/5) di Kabupaten Bengkayang,<br />

Provinsi Kalimantan Barat.<br />

Dalam kunjungan tersebut Maximus didampingi oleh YBhg<br />

Dato’ Dr. Nadzri bin Yahaya, Deputi Sekjen KeTTHA; YBhg<br />

Datuk Daniel Kinsik, Political Secretary untuk Menteri KeTTHA;<br />

YBhg Dato' Joseph Salang Gandum, anggota parlemen<br />

Malaysia Nick Wright Wakil Presiden dari CEO bidang Kantor<br />

dan Pengembangan Usaha SEB; dan Threnes Voo, Petugas<br />

Relasi Media SEDA. Selain disambut oleh Kementerian<br />

ESDM, rombongan juga disambut oleh Gubernur Kalimantan<br />

Barat Cornelis, Bupati Bengkayang Suryadman Gidot, dan<br />

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Djoko<br />

Abumanan.<br />

Dalam pertemuan bilateral antar kedua negara, Jarman<br />

menyampaikan bahwa Indonesia akan bertindak selaku<br />

tuan rumah pelaksanaan Pertemuan Perdana Joint Technical<br />

Committee antara Indonesia dan Malaysia terkait Proyek<br />

Interkoneksi Lintas Batas di bawah ASEAN Power Grid (APG).<br />

Pertemuan tersebut sebagai tindaklanjut dari MOU yang<br />

telah ditandatangani kedua Menteri pada tanggal 12 Februari<br />

2016 di sela Bali Clean Energy Forum (BCEF) di Nusa Dua,<br />

Bali. Secara terpisah, PLN, Tenaga Nasional Berhad (TNB),<br />

48 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Kondisi listrik di Kalimantan Barat lebih<br />

stabil dengan adanya kerjasama Indonesia<br />

dan Malaysia di sektor ketenagalistrikan<br />

Sarawak Energy Berhad (SEB) dan Sabah Electricity (SESB)<br />

secara aktif juga melangsungkan pertemuan membahas halhal<br />

teknis terkait administratif, legalitas, finansial, teknikal<br />

dan manajemen resiko secara Business to Business (B2B).<br />

Jarman mengungkapkan apresiasi pemerintah Indonesia<br />

terhadap kunjungan delegasi Malaysia. "Kami merasa bangga<br />

atas lawatan kerja Menteri Malaysia ke Bengkayang," tutur<br />

Jarman. Ia menambahkan kunjungan kerja ini merupakan<br />

bentuk komitmen kedua belah pihak dalam membantu<br />

memenuhi pasokan listrik di masing-masing negara<br />

melalui interkoneksi Kalimantan dengan Serawak. "Akan<br />

memungkinkan untuk menjajaki kerja sama lain di sektor<br />

energi," harap Jarman.<br />

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri KeTTHA Malaysia.<br />

Ia memberikan apresiasi atas kerja sama yang sudah<br />

dibangun sejak Januari 2016. "Ini permulaan kerja yang<br />

terberat di bidang energi. Kerja sama ini bisa mengatasi<br />

masalah listrik bukan sekadar perkara-perkara yang biasa,"<br />

kata Maximus saat pertemuan bilateral dengan jajaran<br />

pemerintah Indonesia.<br />

Kunjungan kerja ini merupakan bentuk komitmen<br />

kedua belah pihak (Indonesia dan Malaysia)<br />

dalam membantu memenuhi pasokan listrik<br />

di masing-masing negara melalui interkoneksi<br />

Kalimantan dengan Serawak.<br />

Adanya kerja sama ini banyak memberikan keuntungan<br />

bagi kebutuhan listrik Kalimantan Barat. Hal ini diakui oleh<br />

Direktur Bisnis Regional mengakui kelistrikan Kalimantan,<br />

Djoko Rahardjo Abumanan, mengenai kondisi listrik di<br />

wilayah tersebut. "Bisa diamati sejak Januari, listrik di Kalbar<br />

jarang byar pet," ungkap Djoko. (PSJ)<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 49


Tips<br />

Sumber gambar: Google.<br />

Tips Membuat<br />

Slide Presentasi<br />

yang EFEKTIF<br />

Pernahkah anda datang ke suatu seminar dimana pembicara<br />

menggunakan slide presentasi yang penuh dengan tulisan?<br />

Bahkan font nya dibuat kecil agar semua tulisan cukup<br />

masuk dalam slide tersebut. Bagaimana pendapat anda<br />

mengenai slide tersebut? Tentu sebagian besar dari anda<br />

akan mengatakan bahwa slide tersebut membosankan dan<br />

cenderung membuat anda tidak terlalu tertarik dengan apa<br />

yang disampaikan oleh pembicara.<br />

untuk membuat slide presentasi yang baik.<br />

1.Buat opening slide sebaik mungkin<br />

Slide pembuka yang menjadi awal presentasi adalah<br />

kesempatan anda untuk menarik perhatian audiens. Gunakan<br />

tulisan disertai dengan gambar yang unik, menarik, dan<br />

warna yang mengundang perhatian. Buat audiens penasaran<br />

dengan isi dari slide berikutnya.<br />

Slide presentasi yang baik sangat dibutuhkan untuk<br />

mendukung anda menyampaikan suatu pesan yang ingin<br />

anda sampaikan. Tentunya cara anda menyampaikan pesan<br />

kepada audiens adalah hal utama agar pesan tersampaikan,<br />

namun dengan slide presentasi yang baik, audiens akan<br />

lebih mudah memahami dan tertarik dengan pesan yang<br />

disampaikan tersebut. Berikut disampaikan beberapa tips<br />

2.Gunakanlah kata kunci dan gambar<br />

Buatlah kata-kata kunci dari pesan yang anda ingin<br />

sampaikan disertai dengan gambar yang mendukung kata<br />

kunci tersebut. Hal ini membuat audiens mudah memahami<br />

dan mudah mengingat apa yang anda sampaikan.<br />

50 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Tips<br />

3.Meringkas teks<br />

Jangan sampaikan penjelasan melalui tulisan yang panjang<br />

dalam sebuah slide. Tulisan yang panjang dan bertele-tele<br />

akan membuat audiens cepat merasa bosan.<br />

4.Gunakan font yang tepat<br />

Presentasi anda dilihat oleh seluruh audiens, baik yang<br />

posisinya dekat ke layar presentasi maupun posisi paling<br />

jauh dari layar. Pastikan teks digunakan dengan tepat dan<br />

mudah dibaca. Gunakan ukuran font yang cukup besar<br />

sehingga tetap terlihat dengan baik oleh audiens yang duduk<br />

di kursi paling belakang sekalipun.<br />

5.Tambahkan video<br />

Sesekali tambahkan video dalam slide presentasi anda<br />

agar audiens tidak merasa jenuh. Pastikan video yang anda<br />

tambahkan sudah sesuai dengan materi. Perhatikan juga<br />

durasi penayangan video, sebaiknya jangan terlalu lama<br />

atau terlalu sebentar.<br />

7.Buat slide yang yang interaktif<br />

Buat slide presentasi anda terasa lebih hidup dengan<br />

menambahkan efek-efek pada tulisan, gambar dan transisi<br />

setiap pada tiap slidenya sehingga presentasi anda lebih<br />

terlihat interaktif. Masukan juga kalimat-kalimat yang<br />

mengandung unsur pertanyaan kepada udiens sehingga<br />

mereka merasa dilibatkan untuk aktif bersama anda.<br />

8.Sederhana<br />

Penggunaan warna yang terlalu mencolok, gambar yang<br />

terlalu banyak dan efek yang terlalu berlebihan juga kurang<br />

baik untuk slide presentasi anda. Usahakan slide presentasi<br />

anda dibuat dengan sederhana tapi tetap menarik.<br />

Dengan slide presentasi yang baik, akan membuat audiens<br />

merasa tertarik dengan apa yang akan anda sampaikan.<br />

Jadi, anda juga harus menjelaskan pesan yang ingin anda<br />

sampaikan dengan baik dan semenarik mungkin dengan<br />

bantuan slide presentasi teraebut. Selamat mencoba! (UH)<br />

Sumber gambar: Google.<br />

6.Perhatikan warna latar belakang<br />

Sesuaikan warna latar belakang slide dengan pemilihan<br />

warna teks atau gambar dalam slide anda. Usahakan warna<br />

yang digunakan kontras sehingga keterbacaannya menjadi<br />

jelas. Misalnya jangan gunakan latar belakang warna hitam<br />

dengan teks berwarna biru tua.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>|Juni 2016| 51


Warta Kita<br />

Dirjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Hadiri Pembukaan<br />

The 3rd ISES 2016<br />

Sumber gambar: themalaysianreserve.com<br />

ISES ke-3 tahun 2016 menampilkan sejumlah tokoh dan profesional bidang energi dari berbagai organisasi dan lembaga yang membahas<br />

pemanfaatan energi terbarukan untuk menjamin demokratisasi penyediaan tenaga listrik.<br />

Direktur <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong>,<br />

Jarman mewakili Menteri ESDM<br />

menghadiri pembukaan dan bertindak<br />

selaku Keynote Panelist pada Forum<br />

The 3rd International Sustainable<br />

Energy Summit (ISES) 2016. Acara<br />

yang diselenggarakan Selasa (5/4)<br />

di Putrajaya Marriott Hotel, Kuala<br />

Lumpur, Malaysia ini dibuka oleh Yang<br />

Berhormat Dato Seri Panglima Dr.<br />

Maximus Johnity Ongkili, Minister of<br />

Energy, Green Technology and Water<br />

(Kementerian Tenaga, teknologi Hijau<br />

dan Air –KeTTHA), Malaysia.<br />

Forum dua tahunan ISES ke-3 tahun<br />

2016 ini sendiri berlangsung hingga<br />

Rabu (6/4) dan menampilkan sejumlah<br />

tokoh dan profesional bidang energi<br />

dari berbagai organisasi dan lembaga<br />

yang membahas pemanfaatan<br />

energi terbarukan untuk menjamin<br />

demokratisasi penyediaan tenaga<br />

listrik. ISES ke-3 2016 diselenggarakan<br />

oleh Sustainable Energy Development<br />

Authority (SEDA) Malaysia, di mana<br />

ISES ke-1 diselenggarakan sebagai<br />

forum berbagi pengalaman dan<br />

pengetahuan untuk memenuhi the<br />

Strategic Thrust 5 of the National<br />

Renewable Energy Policy and Action<br />

Plan (NREPAP) Malaysia.<br />

ISES ke-3 tahun 2016 mengangkat<br />

tema Democraticising Electricity<br />

Supply. Tema ini sebagai simbol<br />

kedewasaan sistem pasukan tenaga<br />

listrik sebagai pilihan bagi konsumen<br />

dan penghargaan bahwa akses listrik<br />

merupakan kebutuhan dasar manusia.<br />

Pembicara dalam ISES ke-3 tahun<br />

2016 adalah profesional di bidang<br />

pemanfaatan energi terbarukan dan<br />

bidang terkait.<br />

Menteri KeTTHA DR. Maximus<br />

52 | Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

menyatakan dalam kerangka<br />

melaksanakan Rencana ke-11 telah<br />

mengidentifikasi pentingnya akses<br />

energi untuk seluruh bangsa pada<br />

tahun 2020, dan serius mengejar<br />

target Malaysia menjadi negara yang<br />

aktif menggunakan energi bersih<br />

dan hijau, bahkan mengancam tidak<br />

ragu akan mencabut proyek yang<br />

telah diberikan oleh Pemerintah<br />

Malaysia kepada Pengembang yang<br />

gagal melaksanakan proyek energi<br />

terbarukan dengan mekanisme Feedin<br />

Tariff (FiT). SEDA Malaysia bertugas<br />

memantau pelaksanaan proyek-proyek<br />

tersebut.<br />

Malaysia telah memasukkan Intended<br />

Nationally Determined Contribution<br />

(INDC) yang lebih rendah daripada the<br />

Paris Agreement di mana Pemerintah<br />

Malaysia telah menetapkan target<br />

ambisius pengurangan emisi Gas<br />

Rumah Kaca (Greenhouse Gas -GHG)<br />

GDP 45% pada tahun 2030 relatif<br />

terhadap intensitas emisi tahun<br />

2005. Pencapaian target 35% atas<br />

unconditional basis, dengan tambahan<br />

10% conditioned dari iklim finansial<br />

dan dukungan negara maju. Ini adalah<br />

janji, yang tersurat dalam the 11MP to<br />

decarbonise the economy.<br />

Dalam kesempatan selanjutnya,<br />

Jarman menyampaikan Aksi Indonesia<br />

untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah<br />

Kaca di sektor <strong>Ketenagalistrikan</strong>. Dalam<br />

paparannya Jarman menekankan<br />

tujuan penyediaan tenaga listrik yang<br />

cukup jumlahnya, bagus kualitasnya<br />

dan terjangkau harganya, untuk itu<br />

energi primer harus dimanfaatkan<br />

secara optimal sejalan dengan<br />

Kebijakan Energi Nasional, termasuk<br />

dengan prioritasi pemanfaatan<br />

energi baru dan terbarukan. Jarman<br />

kemudian memaparkan kondisi sistem<br />

ketenagalistrikan Indonesia dimana<br />

Rasio Elektrifikasinya masih 88,30%<br />

dan memerlukan tambahan pasokan<br />

tenaga listrik. Untuk itu, program<br />

infrastruktur ketenagalistrikan 35 GW<br />

merupakan suatu kebutuhan bagi<br />

bangsa Indonesia.<br />

Dalam kerangka mengurangi efek<br />

Gas Rumah Kaca khususnya dari<br />

pertambahan pembangkit listrik<br />

berbahan bakar fosil, Pemerintah<br />

Indonesia berkomitmen ‘mengunci’<br />

bauran energi batubara dalam<br />

pembangkitan tenaga listrik maksimum<br />

50% pada tahun 2025 dari status<br />

53% pada tahun 2014, menetapkan<br />

persentase bauran gas yang sama<br />

24% antara tahun 2014 dan 2025,<br />

menekan bauran Minyak Bumi hingga<br />

hanya maksimal 1% dan mendorong<br />

pemanfaatan energi terbarukan dari<br />

12% di tahun 2014 menjadi 25% pada<br />

tahun 2025. Khusus untuk Batubara,<br />

saat ini Pemerintah mendorong<br />

pengembang Pembangkit Listrik Tenaga<br />

Uap (PLTU) berbahan bakar Batubara<br />

menggunakan teknologi ramah<br />

lingkungan, bahkan telah mewajibkan<br />

untuk PLTU Batubara berkapasitas lebih<br />

dari 600 MW menggunakan teknologi<br />

Super Critical (SC), dan PLTU Batubara<br />

berkapasitas lebih dari 1.000 MW wajib<br />

menggunakan teknologi Ultra Super<br />

Critical (USC).<br />

Seusai Pembukaan Forum ISES ke-3 dan<br />

menjadi salah satu Keynote Panelist,<br />

selanjutnya Jarman didampingi oleh<br />

perwakilan PT. PLN (Persero), pejabat<br />

dan staf Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

serta didampingi KBRI Kuala Lumpur<br />

menghadiri pertemuan bilateral<br />

Indonesia – Malaysia. Pertemuan ini<br />

diinisiasi oleh Malaysia dalam rangka<br />

menindaklanjuti pernyataan bersama<br />

Menteri Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral (ESDM) Indonesia dan Menteri<br />

Tenaga, Tenaga Hijau dan Air (KeTTHA)<br />

Malaysia pada tanggal 12 Februari 2016<br />

di Nusa Dua, Bali terkait pembentukan<br />

komite teknis bersama antara kedua<br />

negara untuk percepatan pelaksanaan<br />

proyek interkoneksi antar kedua negara<br />

di bawah kerangka ASEAN Power Grid<br />

(APG).<br />

Delegasi Malaysia dipimpin oleh Sekjen<br />

Kementerian KeTTHA, Datuk Loo<br />

Took Gee dan didampingi perwakilan<br />

KeTTHA, Energy Commission, TNB,<br />

SESB, serta SESCO. Pertemuan<br />

membahas 3 (tiga) proyek interkoneksi<br />

antar kedua negara, yaitu:<br />

a.The Peninsular Malaysia<br />

(Malacca) – Sumatera (Pekanbaru);<br />

b.Sarawak (Kuching) – West<br />

Kalimantan (Pontianak); dan<br />

c.Sabah (Tawau) – Kalimantan<br />

Utara (Tarakan).<br />

Pertemuan juga membahas<br />

keanggotaan komite teknis, di mana<br />

Malaysia telah menyusun keanggotaan<br />

komite teknis. Selanjutnya kedua<br />

pihak menyepakati pertemuan<br />

pertama Komite Teknis Bersama<br />

akan berlangsung di Indonesia dan<br />

waktu pelaksanaannya diharapkan<br />

berlangsung dalam Bulan Mei 2016<br />

sebelum Bulan Ramadhan.<br />

Kedua pimpinan delegasi mengharapkan<br />

hasil pertemuan tim teknis selanjutnya<br />

dapat dilaporkan pada pertemuan the<br />

34th ASEAN Senior Official Meeting<br />

on Energy (SOME) pada tanggal 12 –<br />

15 Juli 2016 dan pertemuan the 34th<br />

ASEAN Ministers on Energy Meeting<br />

(AMEM) tanggal 19 – 23 September<br />

2016 yang keduanya akan berlangsung<br />

di Nay Pyi Taw, Myanmar.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 53


Warta Kita<br />

Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Meriahkan<br />

Pekan Inovasi Sumut<br />

<strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> bergabung dalam stan<br />

Kementerian ESDM memeriahkan Pekan Inovasi Sumatera<br />

Utara yang digelar di Lapangan Merdeka Medan, Kamis<br />

(19/5) hingga Minggu (22/5). Pameran yang dihadiri instansi<br />

pemerintah pusat dan daerah se-Sumatera Utara, BUMN dan<br />

BUMD dan swasta ini mengangkat tema peningkatan inovasi<br />

dan kreativitas guna menghadapi Masyarakat Ekonomi<br />

ASEAN (MEA).<br />

Dalam sambutan pembukaan pameran tersebut, Wakil<br />

Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengungkapkan bahwa<br />

MEA merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas<br />

lokal dan nasional. "MEA yang dimulai Desember 2015 di<br />

mana seluruh negara-negara ASEAN melakukan kegiatan<br />

ekonomi secara bebas yang otomatis membuat produk asing<br />

semakin banyak beredar dengan harga murah di dalam<br />

negeri hanya bisa diatasi dengan produk yang memiliki<br />

keunggulan," kata Erry.<br />

Peningkatan inovasi dan kreatifitas sangat penting<br />

mengingat perlunya pertumbuhan ekonomi Sumut serta<br />

tugas untuk merealisasikan investasi sebesar Rp11 triliun<br />

pada tahun ini, Menurut, pertumbuhan ekonomi Sumut<br />

yang masih melambat di triwulan I 2015 harus ditingkatkan.<br />

Sementara target realisasi investasi Rp11 triliun juga harus<br />

bisa dicapai bahkan kalau memungkinkan berada di atasnya.<br />

Sumut menurutnya harus bisa mempertahankan menjadi<br />

salah satu daerah pemberi kontribusi pertumbuhan ekonomi<br />

<strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong> <strong>Ketenagalistrikan</strong> bergabung dalam stan Kementerian ESDM memeriahkan Pekan Inovasi Sumatera Utara yang digelar di<br />

Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/5) hingga Minggu (22/5).<br />

54 |Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Seorang petugas pameran dari Ditjen <strong>Ketenagalistrikan</strong> sedang<br />

memberikan penjelasan pada pengunjung.<br />

nasional dan masuknya sebagai 10 provinsi terbesar dalam<br />

pencapaian realisasi investasi PMA dan PMDN. "Pekan Inovasi<br />

Sumut yang dilakukan terjadwal tiap tahun harus didukung<br />

semua kalangan agar benar-benar menjadi pendorong<br />

ekonomi Sumut," kata Erry.<br />

Guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara,<br />

pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mencanangkan<br />

beberapa program diantaranya program 35.000 MW<br />

yang ditargetkan selesai tahun 2019. Pembangunan<br />

pembangkit listrik dan jaringan transmisi serta distribusinya<br />

membutuhkan investasi dari swasta melalui mekanisme<br />

Independent Power Producers (IPP). Swasta juga<br />

dilibatkan dalam usaha penunjang tenaga listrik seperti<br />

peralatan pendukung, keterlibatan dalam penelitian dan<br />

pengembangan, serta peningkatan sumber daya manusia di<br />

sektor ketenagalistrikan. Hal-hal tersebut ditampilkan dalam<br />

stan Kementerian ESDM di pameran ini.<br />

Pekan inovasi ini selain menampilkan beberapa program<br />

pemerintah juga bisa dijadikan momentum memasarkan<br />

produk-produk strategis dan potensial karya pengusaha<br />

lokal dan dalam negeri lainnya. Bahkan pagelaran dalam<br />

pameran ini bisa menjadi media publikasi dan promosi seni<br />

dan budaya serta meningkatkan kreatifitas masyarakat luas<br />

dan termasuk pemerintah daerah. Kegiatan yang diikuti<br />

80 peserta termasuk dari kementerian/lembaga Pusat,<br />

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di luar Sumut,<br />

perguruan tinggi, BUMN/BUMD, dan perusahaan swasta itu<br />

terlihat ramai dikunjungi masyarakat. (PSJ)<br />

Atas - Seorang pengunjung tengah membaca bahan yang dipamerkan<br />

pada stan Kementerian ESDM di Pekan Inovasi Sumatera Utara.<br />

Bawah - Karnaval peragaan busana sebelum mengawali pameran.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 55


Warta Kita<br />

Kebijakan Pelayanan<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

Disosialisasikan di Makassar<br />

Listrik telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, untuk itu<br />

pelayanan ketenagalistrikan menjadi salah satu isu penting.<br />

Dalam rangka mensosialisasikan kebijakan Pemerintah di<br />

bidang pelayanan ketenagalistrikan, <strong>Direktorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> cq. Subdit Perlindungan Konsumen Listrik<br />

menyelenggarakan Sosialisasi Kebijakan Pelayanan di Bidang<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong> yang diselenggarakan di Hotel Santika,<br />

Makassar, Provinsi Sulawesi Selatann, Kamis (26/5).<br />

Acara dibuka oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong>, Satya Zulfanitra. Hadir sebagai<br />

narasumber Kasubdit Perlindungan Konsumen Tenaga Listrik<br />

Ridwan Dumroh, Kasubdit Tarif dan Subsidi Tenaga Listrik<br />

Jisman Hutajulu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga<br />

Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Manajer Bidang<br />

Niaga PT PLN (Persero) Distribusi Wilayah Sulselrabar<br />

Riza Novianto, serta Manager Senior Niaga dan Pelayanan<br />

Pelanggan PT. PLN (Persero) Pusat Mukhtar.<br />

Dalam sambutannnya, Satya berpesan bahwa peningkatan<br />

pelayanan oleh PLN tidak hanya menguntungkan konsumen<br />

akan tetapi juga menguntungkan PLN secara korporasi.<br />

Dengan menyalurkan tenaga listrik secara terus menerus<br />

dengan mutu dan keandalan yang baik berarti PLN<br />

mendapatkan penjualan listrik secara terus menerus dan<br />

tidak kehilangan penjualan akibat dari pemadaman listrik<br />

yang dirasakan oleh konsumen.<br />

Menurut Satya, peningkatan pelayanan juga terkait dengan<br />

peringkat indikator getting electricity yang merupakan salah<br />

satu indikator pada ease of doing business Indonesia yang<br />

diharapkan semakin meningkat setiap tahun. Pada tahun<br />

2012 getting electricity Indonesia adalah 161 dari 189<br />

negara, pada tahun 2013 meningkat menjadi peringkat 147,<br />

tahun 2014 peringkat 101, tahun 2015 peringkat 78 dan<br />

pada tahun 2016 peringkat 46. Dengan perbaikan pelayanan,<br />

diharapkan pada tahun 2017 peringkat Indonesia menanjak<br />

menjadi peringkat 24 dunia. “Peningkatan peringkat getting<br />

electricity menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah<br />

terhadap investasi,” jelas Satya.<br />

Dalam paparannya Ridwan Dumroh menjelaskan mengenai<br />

hak dan kewajiban konsumen listrik dan kewajiban bagi PT.<br />

PLN (Persero) di bidang pelayanan ketenagalistrikan. Hak dan<br />

kewajiban konsumen listrik telah ditentukan dalam Undang-<br />

Undang No. 30 tahun 2009 tentang <strong>Ketenagalistrikan</strong> dan<br />

Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan<br />

Konsumen.<br />

Ridwan juga menyampaikan bahwa sesuai Permen 8 Tahun<br />

2016 tentang Perubahan Permen 33 Tahun 2014 yang mulai<br />

berlaku tanggal 1 Januari 2017, PT. PLN (Persero) wajib untuk<br />

memberikan kompensasi sebesar 20% dari biaya beban<br />

atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan<br />

tarif yang tidak dikenakan penyesuaian tarif tenaga listrik<br />

dan 35% dari biaya beban atau rekening minimum untuk<br />

konsumen pada golongan tarif yang dikenakan penyesuaian<br />

tarif tenaga listrik bagi konsumen yang terkena lama atau<br />

jumlah pemadaman listrik (lama gangguan dan jumlah<br />

gangguan) melebihi yang dijanjikan PT. PLN (Persero), juga<br />

untuk indikator pinalti Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) yang<br />

lain, yaitu untuk indikator kecepatan pelayanan perubahan<br />

daya tegangan rendah, kesalahan pembacaan kWh meter<br />

dan waktu koreksi rekening.<br />

Lebih lanjut Ridwan memaparkan bahwa pada tahun 2015,<br />

PT. PLN (Persero) di Wilayah Sulselrabar telah memberikan<br />

kompensasi sebesar Rp 5.130.566.155 untuk 783.140<br />

pelanggan, adapun kompensasi untuk seluruh wilayah<br />

Indonesia sebesar Rp 79.344.424.274 untuk 7.583.782<br />

konsumen.<br />

Sementara itu, Jisman Hutajulu menjelaskan mengenai<br />

kebijakan Pemerintah terkait tarif dan subsidi listrik dimana<br />

pemerintah berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik<br />

bagi masyarakat tidak mampu. Ia menyampaikan bahwa<br />

subsidi listrik akan tetap ada, namun diprioritaskan bagi<br />

konsumen tidak mampu, sementara tarif untuk konsumen<br />

lainnya ditetapkan sesuai keekonomian secara bertahap. D<br />

Dalam menerapkan tarif kepada konsumen PT. PLN<br />

56| Juni 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Warta Kita<br />

Narasumber Sosialisasi Kebijakan Pelayanan di Bidang <strong>Ketenagalistrikan</strong> yang diselenggarakan di Hotel Santika, Makassar, Provinsi Sulawesi<br />

Selatann, Kamis (26/5). Kasubdit Perlindungan Konsumen Tenaga Listrik Ridwan Dumroh (Tengah) menjelaskan mengenai hak dan kewajiban<br />

konsumen listrik<br />

(Persero), Pemerintah harus memperhatikan kepentingan<br />

dan kemampuan masyarakat. Kasubdit Tarif dan Subsidi<br />

Tenaga Listrik ini juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2015<br />

terdapat 12 golongan tarif non subsidi yaitu R1 1300VA<br />

dan 2200VA, R2, R3, B2, B3, I3, I4, P1 6600VA ke atas,<br />

P2, P3 dan Layanan Khusus (L). Untuk ke 12 golongan<br />

tarif tersebut, fluktuasi BPP karena faktor yang bersifat<br />

uncontrollable (kurs, inflasi, ICP) tidak dibebankan pada<br />

subsidi, namun dibebankan kepada pelanggan non subsidi<br />

melalui mekanisme tariff adjustment.<br />

Sebagai narasumber penutup adalah Ketua Pengurus Harian<br />

YLKI, Tulus Abadi. Menurut data aduan yang masuk ke<br />

YLKI selama tahun 2015, beberapa hal yang diadukan oleh<br />

Konsumen di Indonesia adalah Mayoritas mengenai operasi<br />

Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) yang dilakukan<br />

oleh PT. PLN (Persero); Masih seringnya pemadaman listrik<br />

khususnya yang terjadi di luar pulau jawa; Pemaksaan<br />

penggunaan meteran listrik pra bayar serta Masalah SLO<br />

(dugaan adanya SLO abal-abal dan ada tarif tambahan).<br />

Sosialisasi tersebut diakhiri dengan tanya jawab dan diskusi<br />

dengan peserta. (FR/AJT/PSJ)<br />

Narasumber dari PT PLN (Persero) Pusat, Mukhtar<br />

menyampaikan presentasi berjudul Tariff Adjustmentt dan<br />

Layanan Tanpa Batas. Ia menjelaskan Tariff Adjustmentt<br />

yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero) dan upaya<br />

transformasi yang menjadikan layanan PT. PLN (Persero)<br />

tanpa batas ruang dan waktu dengan program-program<br />

contact center 123, satu pintu gerbang interaksi komunikasi<br />

dengan pelanggan, satu aplikasi terpusat dan area layanan<br />

yang terpadu. Sementara itu narasumber dari PT. PLN<br />

(Persero) Wilayah Sulselrabar, Riza Novianto, sebagai tuan<br />

rumah menjelaskan program-program unggulan yang ada di<br />

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.<br />

Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>| Juni 2016| 57


Pojok Peraturan<br />

Daftar Legislasi dan Regulasi<br />

Koleksi Perpustakaan DJK<br />

Bulan Januari – Juni 2016<br />

oleh: Dina Andriani (Pustakawan Muda)<br />

No.<br />

Daftar Legislasi dan Regulasi Terbaru Koleksi Perpustakaan DJK<br />

1. Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

2. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit<br />

Listrik Berbasis Sampah di Provinsi Dki Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang,<br />

Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Makassar<br />

3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengakuan Sertifikat Produk<br />

dan Laporan Hasil Uji peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik yang Diterbitkan Lembaga Penilaian<br />

Kesesuaian yang Terdaftar di ASEAN<br />

4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 02 Tahun 2016 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar<br />

Kompetensi Tenaga Teknik <strong>Ketenagalistrikan</strong> Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub<br />

Bidang Asesor <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

5. Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas<br />

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2012 tentang Tata Cara<br />

Permohonan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum<br />

6. Peraturan Menteri ESDM Nomor 08 Tahun 2016 tentang Perubahan atas<br />

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tingkat<br />

Mutu Pelayanan dan Biaya Yang Terkait Dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh Perusahaan<br />

Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara<br />

7. Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyediaan dan Penetapan<br />

Harga Batubara Untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang<br />

8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan<br />

Sertifikasi <strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

9. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha<br />

<strong>Ketenagalistrikan</strong><br />

10. Keputusan Menteri ESDM Nomor 5899 K/20/MEM/2016 tentang<br />

Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)<br />

Tahun 2016 s.d. 2025<br />

58| Maret 2016|Buletin <strong>Ketenagalistrikan</strong>


Peralatan listrik ber-SNI<br />

dijamin AMAN,<br />

membuat hidup menjadi nyaman

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!