Dokar, sebuah transportasi tradisional yang sudah jarang ditemui saat ini. Kendaraan berupa kereta roda dua bertenaga kuda ini pernah menjadi kendaraan favorit di Malang pada zamannya. Meski masih eksistensi dokar Malang masih ada hingga kini, tidak dapat dipungkiri bahwa fungsinya sudah berbeda dari awal penggunaannya.
Di Malang Bernama Dokar
Dokar berasal dari kata Dog-cart yang mulanya merupkan kendaraan untuk berburu. Tidak hanya dikenal sebagai Dokar, kendaraan ini memiliki penyebutan yang berbeda di tiap daerah. Di Yogyakarta populer disebut Andong, sedangkan di Jakarta dan sekitarnya disebut Delman. Konon nama ini yang diambil dari nama penemunya, Ir Charles Theodore Deeleman. Sedangkan di Minangkabau, kendaraan yang sama disebut Bendi.
Angkutan untuk Bepergian
Jika di masa lalu Cikar digunakan untuk mengangkut barang, maka Dokar umumnya digunakan sebagai transportasi untuk bepergian. Di Malang, Dokar mudah ditemui di tempat-tempat umum seperti pasar dan terminal bemo. Tidak heran, kendaraan ini menjadi alat transportasi alternatif karena lajunya yang lebih cepat dari Cikar.
Malang memiliki beberapa tempat mangkal kuda, beberapa di antaranya adalah Kebalen, Halmahera, Jagalan, Kauman, Kidul Dalem, dan Kotalama. Tak banyak orang tahu, ternyata daerah Comboran lekat sejarahnya dengan kuda dan dokar. Nama Comboran berasal dari kata nyombor alias memberi minum/makan kuda. Maka tempat yang biasa menjadi tempat mangkal kuda ini sering disebut comboran.
Orang Terpandang
Masih sama seperti Cikar, pemilik Dokar dulu dianggap sebagai orang yang terpandang. Orang yang memiliki kuda dengan ukuran besar dan banyak bisa disebut orang yang sukses, sama seperti orang sekarang yang ingin memiliki mobil.
Sama seperti pemilik mobil di masa kini, tidak mudah menjadi kusir dokar kendati sudah punya kuda dan dokar. Untuk ketertiban dokar di Malang, Pemerintah Kota Malang menerbitkan SIM untuk kusir Kuda. Dalam SIM tersebut terdapat nomor registrasi dan masa berlaku. Uniknya, tidak ada nama pemilik SIM, namun untuk mengidentifikasinya dipasanglah foto dan tanda tangan sang pemilik. Kemudian di akhir tahun 80an, ada juga STNK Dokar, STNK tersebut berwarna kuning.
Sekarang, pamor dokar sudah banyak digantikan dengan mesin. Mereka kini banyak hadir di wilayah wisata untuk mengantarkan wisatawan berkeliling.
Baca juga: Cikar, Angkutan Hasil Bumi Pada Masanya
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.