Tautan-tautan Akses

China Protes Pertemuan antara Pejabat AS dan Dalai Lama di India


Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama dibantu berjalan saat ia tiba di acara peringatan hari ulang tahunnya yang ke-88 di Dharamsala, India, pada 6 Juli 2023. (Foto: AFP/Sanjay Baid)
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama dibantu berjalan saat ia tiba di acara peringatan hari ulang tahunnya yang ke-88 di Dharamsala, India, pada 6 Juli 2023. (Foto: AFP/Sanjay Baid)

China, pada Senin (10/7), menyampaikan protes terhadap pertemuan Dalai Lama dengan seorang pejabat Amerika Serikat yang menangani urusan Tibet pada akhir pekan lalu, dengan mengatakan “tidak ada kekuatan eksternal yang berhak ikut campur” dalam urusan Tibet.

Uzra Zeya, koordinator khusus AS untuk urusan Tibet, yang juga merupakan Wakil Menteri Urusan Keamanan Sipil, Demokrasi dan HAM, pada Minggu (9/7) melangsungkan pertemuan dengan Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan. Tibet sendiri dianeksasi oleh China pada tahun 1950.

Namgyal Choedup, perwakilan Dalai Lama di Washington DC yang ikut menghadiri pertemuan itu mengatakan “Wakil Menteri Uzra Zeya menegaskan kembali perhatian dan dukungan berkelanjutan pemerintah Amerika Serikat untuk masalah-masalah Tibet.”

Kedutaan Besar Tiongkok di India mencuit di Twitter bahwa “China dengan tegas menentang segala bentuk kontak antara pejabat asing dan pasukan kemerdekaan Tibet.”

“Dalai Lama ke-14 sama sekali bukan hanya seorang tokoh agama, tetapi juga seorang tokoh politik di pengasingan yang telah sejak lama terlibat dalam kegiatan separatis anti-China dan berupaya memisahkan Tibet dari China. ... Apa yang disebut sebagai 'pemerintah Tibet di pengasingan' adalah kelompok separatis politik yang keluar-masuk dan organisasi ilegal yang telah sepenuhnya melanggar konstitusi dan undang-undang China. Hal itu tidak diakui oleh negara mana pun di dunia,” cuit juru bicara Kedutaan Besar China di India, Wang Xiaojian.

Penpa Tsering, pemimpin Administrasi Tibet Pusat, juga menghadiri pertemuan itu. Pemerintah di pengasingan itu mewakili sekitar seratus ribu orang Tibet yang tinggal di sekitar 30 negara, termasuk India, Nepal, Kanada dan Amerika Serikat.

Kantor berita Reuters melaporkan Zeya pada bulan Maret lalu memberitahu komisi di Kongres AS bahwa China masih terus “melancarkan kampanye untuk berupaya memaksakan pengaruh China secara represif” terhadap enam juta orang Tibet di negara itu dengan menghilangkan warisan agama, budaya, dan bahasa Tibet.

Dalam laporan itu, anggota DPR dari Partai Republik Chris Smith, yang mengepalai Komisi Eksekutif Kongres untuk China – yang bipartisan – mengatakan ketika fokus perhatian dunia pada aktivitas China di Taiwan, Hong Kong dan Xinjiang, “kita tidak boleh mengalihkan perhatian dari genosida yang masih terus berlangsung terhadap warga Tibet.”

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan dalam lawatannya ke kawasan itu pada tanggal 8-14 Juli, Zeya juga akan singgah di Bangladesh di mana ia diperkirakan akan bertemu dengan sejumlah pejabat senior pemerintah India untuk membahas kemitraan Amerika Serikat-India, termasuk dalam “memajukan solusi bersama atas tantangan global, demokrasi, stabilitas kawasan dan kerjasama bantuan kemanusiaan.” [em/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG