Syekh Abdullah, lanjut Kiai Said, mengajari Joko Tingkir tentang makam spiritual. Ada empat puluh makam spiritual yang diajarkan dengan ma’rifat sebagai puncak ajarannya.
“(yaitu) Taubat, wara’, zuhud, tawakkal, ridlo, syukur, tuma’ninah, sakinah, ghaibah, terus sampai empat puluh dan puncaknya ma’rifat,” jelas peraih gelar Doktor dari Universitas Umm Al Qura itu.
Baca Juga: Ada Tawa di Konser Mistis Yogyakarta Gamelan Festival 2022
Kiai Said menambahkan, setelah Joko Tingkir merasa cukup dengan ilmu yang didapatkannya, ia berniat untuk kembali ke Kerajaan Pajang untuk mengambil alih kekuasaanya yang pernah dikudeta oleh iparnya. Namun ada suara atau ilham yang membisiki Joko Tingkir hingga akhirnya Joko Tingkir mengurungkan niatnya.
“Namun ada ilham atau suara (ke Joko Tingkir), ngapain kamu ilmunya segitu besarnya hanya untuk merebut kekuasaan duniawi, kursi duniawi,” cerita Kiai Said.
Kemudian, imbuh Kiai Said, Joko Tingkir pergi naik sampan di Sungai Bengawan Solo dan pergi ke arah Timur. Di dalam perjalannya itu, Joko Tingkir didorong oleh empat puluh buaya.
Baca Juga: Nagita dan Raffi Ahmad Bertemu 'Petinggi' Korea Selatan. Ada Apa Nih ?
“(empat puluh buaya) Yaitu empat puluh makam spiritualnya. Sampai di Desa Tringgobayan Lamongan dan mendirikan pesantren yang menjadi cikal bakan pesantren di Jawa Timur,” urainya.
Menurut Kiai Said, Joko Tingkir atau Hadiwijoyo adalah seorang wali Allah. Joko Tingkir telah meninggalkan pengaruh dan pesan-pesan spiritual. Dari cerita tersebut, Kiai Said menegaskan bahwa jabatan seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk ambisi pribadi.
Sementara merujuk catatan Kiai Ishomuddin Hadziq atau Gus Ishom, muhaqiq kumpulan karya Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Joko Tingkir adalah kakek ke-3 dari KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Itu berarti Presiden ke 4 RI Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah generasi ke-6.
Baca Juga: Pematung Yusman Gelar Pameran Tunggal Sebulan di Galeri Nasional Jakarta
Nasab Joko Tingkir bertemu dengan Maulana Ishaq ayah Sunan Giri, salah satu Walisongo yang telah berjasa besar dalam mendakwahkan Islam di Nusantara.
Dalam tahqiq kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim oleh Gus Ishom tercatat silsilah Joko Tingkir sebagaimana berikut:
Mengenal Penulis kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim. Nama dan nasabnya: beliau adalah (1) Muhammad Hasyim bin (2) Asy’ari, bin (3) Abdul Wahid, bin (4) Abdul Halim yang bergelar Pangeran Benowo, bin (5) Abdurrahman yang berjulukan Joko Tingkir dan bergelar Sultan Hadiwijoyo, bin (6) Abdullah, bin (7) Abdul Aziz, bin (9) Abdul Fatah, bin (10) Maulana Ishaq ayahnya Raden Ainul Yaqin yang terkenal dengan gelar Sunan Giri, Tebuireng Jombang. (Ishomuddin Hadziq, Tahqiq Adabul ‘Alim wal Muta’allim, [Jombang, Maktabatut Turatsil Islami: 1415], halaman 3).
Baca Juga: Mulai November 2022 Bandara Kertajati Layani Penerbangan Umroh. Ini Alasannya
Artikel Terkait
Pencipta Lagu Joko Tingkir Minta Maaf Setelah Diprotes Tokoh NU
Lirik Lagu ‘Joko Tingkir’ Diubah Jadi ‘Tukang Parkir’