Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mari Sejenak Membayangkan Hari Kiamat


Topswara.com -- Kebanyakan manusia membayangkan Hari Kiamat masih sangat lama. Masih sangat jauh. Entah masih ribuan tahun lagi. Bahkan mungkin masih jutaan tahun lagi. 

Namun, tidak demikian menurut Allah SWT. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaknya setiap diri kalian memperhatikan apa yang telah dia persiapkan untuk Hari Esok. (TQS al-Hasyr [17]: 19)

Para mufassir, seperti Imam Ibnu Katsir dan Imam al-Qurthubi, umumnya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Hari Esok" adalah Hari Kiamat. Hari Kiamat disebut "Hari Esok", menurut sebagian mufassir, karena begitu dekat kedatangannya, seperti datangnya esok hari.

Hari Kiamat adalah penanda awal alam akhirat. Hari Kiamat terjadi saat malaikat meniup sangkakala yang pertama. Tiupan pertama ini menghancurkan seluruh kehidupan di jagat raya. Tiupan pertama disusul dengan tiupan kedua yang membangunkan kembali semua mahluk. Inilah yang Allah SWT gambarkan dalam Al-Qur'an: 

Ditiuplah sangkakala. Lalu matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi. Tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) (TQS az-Zumar [39]: 68). 

Semua manusia terbangun dan bergegas menuju ke Padang Mahsyar. Untuk dihisab perbuatan baik dan buruknya yang dilakukan selama berada di alam dunia. Pada saat itu sudah ada yang celaka dan ada pula yang berbahagia. Begitulah sebagaimana firman-Nya: 

Mereka berkata, “Aduhai celakalah kami!  Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?”  (TQS Yasin [36]: 51-54; TQS Hud [11]: 103-105).

Setelah terjadi Hari Kiamat, disusul dengan Hari Kebangkitan, di alam akhirat akan ada pengumpulan semua manusia di Padang Mahsyar. Padang Mahsyar adalah tempat penghitungan amal. Di sinilah terjadi Hari Perhitungan. Pada peristiwa ini seluruh umat manusia mulai dari Nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. 
Allah SWT berfirman: 

Sungguh Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala. Lalu kalian datang berkelompok-kelompok (TQS an-Naba' [78]:17-18).

Orang-orang yang mulia telah diberi ketetapan yang baik dari Allah SWT. Mereka itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada Hari Kiamat. Begitu yang Allah SWT gambarkan melalui firman-Nya: 

Mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. Mereka kekal dalam menikmati apa yang mereka inginkan. Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada Hari Kiamat). Mereka disambut oleh para malaikat. (TQS al-Anbiya [21]: 101-104).

Keadaan manusia pada Hari Kiamat pada umumnya berada dalam kepanikan yang amat dahsyat. Namun, ada pula yang bergembira. Bergantung pada amalan masing-masing, sebagaimana firman-Nya: 

Jika datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan mereka. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Banyak pula muka pada hari itu tertutup debu dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka. (TQS Abasa [80]: 33-42). 

Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya Hari Kebangkitan dan perjumpaan mereka dengan Allah SWT pada Hari Kiamat akan menyesal. Mereka pun akan menerima azab dengan memikul dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam ayat berikut:

Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah hingga jika Kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami karena kelalaian kami tentang Kiamat itu!” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya (TQS al-Anam [6]: 30-31).

Setiap manusia akan diadili di Pengadilan Akhirat dengan membela diri sendiri saat diminta pertanggungjawaban atas perbuatan kita di dunia. Begitulah Allah SWT gambarkan:  

(Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri. (TQS an-Nahl [16]: 111).

Tidak ada orang lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita di Pengadilan Akhirat di hadapan Hakim Yang Maha Adil, Allah SWT: 

Takutlah kalian pada suatu hari saat seseorang tidak dapat menggantikan orang lain sedikit pun. Tidak akan diterima suatu tebusan dari dirinya. Tidak akan memberi manfaat syafaat apapun bagi dia. Tidak pula mereka akan ditolong. (TQS al-Baqarah [2]: 123).

Dipastikan manusia diminta pertanggungjawabannya atas apa pun yang dia pernah dikerjakan di dunia, dengan segala argumentasi dan alasan-alasan pembenaran perbuatannya (TQS al-Qiyamah [75]: 13-15).

Tangan dan kaki ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia (TQS an-Nur [24]: 24). 

Mulut-mulut mereka pun terkunci (TQS Yasin [36]: 65). 

Bahkan semua anggota tubuh manusia, termasuk kulitnya, ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia (TQS Fushshilat [41]: 19-22). 

Nasib manusia setelah dijatuhkan vonis bermacam-macam. Pada akhirnya, di alam akhirat, tempat terakhir manusia ada di antara dua: surga atau neraka. 

Surga adalah tempat orang yang bertakwa. Neraka adalah tempat bagi orang-orang kafir dan fasik yang banyak berbuat dosa. 

Orang kafir dan fasik dibawa ke Neraka Jahanam berombong-rombongan. Saat mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya. Tentu, Neraka Jahanam inilah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri (TQS az-Zumar [39]: 71-72). 

Sebaliknya, orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT dibawa ke dalam surga berombong-rombongan pula. Saat mereka sampai ke surga itu, terbukalah pintu-pintunya. Tentu, surga itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang beramal shalih (TQS az-Zumar [39]: 73-74). 

Pertanyaannya: jika pada akhirnya surga adalah tujuan akhir dari hidup kita di dunia ini, sudahkah kita melayakkan diri menjadi salah satu penghuninya kelak? Caranya tentu dengan terus-menerus berusaha menjadi pribadi yang benar-benar bertakwa; yang senantiasa berupaya memperbanyak amal shalih, berusaha selalu taat kepada Allah SWT, serta tidak melakukan banyak dosa dan maksiat kepada-Nya. 

Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah 'alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib.


Oleh: Ustaz Arief B. Iskandar
Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar