Kebanyakan Manusia Membayangkan Hari Kiamat Masih Lama - Tinta Media

Jumat, 04 Agustus 2023

Kebanyakan Manusia Membayangkan Hari Kiamat Masih Lama



 
Tinta Media - Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor, Ustadz Arief B. Iskandar (ABI) mengatakan bahwa kebanyakan manusia membayangkan hari kiamat masih lama.
 
“Kebanyakan manusia membayangkan hari kiamat masih sangat lama. Masih sangat jauh. Entah masih ribuan tahun lagi. Bahkan mungkin masih jutaan tahun lagi,” ungkapnya kepada Tinta Media, Jumat (4/8/2023).
 
Namun, ia mengatakan, tidak demikian menurut Allah Swt. Ia mengutip Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 19.  
 
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaknya setiap diri kalian memperhatikan apa yang telah dia persiapkan untuk hari esok.
 
“Para mufassir, seperti Imam Ibnu Katsir dan Imam al-Qurthubi, umumnya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "hari esok" adalah hari kiamat. Hari kiamat disebut "hari esok", menurut sebagian mufassir, karena begitu dekat kedatangannya, seperti datangnya esok hari,” jelasnya.
 
Hari kiamat, lanjutnya,  adalah penanda awal alam akhirat. Hari kiamat terjadi saat malaikat meniup sangkakala yang pertama. Tiupan pertama ini menghancurkan seluruh kehidupan di jagat raya. Tiupan pertama disusul dengan tiupan kedua yang membangunkan kembali semua mahluk. Inilah yang Allah Swt. gambarkan dalam al-Quran surat Az-Zumar ayat 68.
 
“Semua manusia terbangun dan bergegas menuju ke padang mahsyar, untuk dihisab perbuatan baik dan buruknya yang dilakukan selama berada di alam dunia. Pada saat itu sudah ada yang celaka dan ada pula yang berbahagia. Begitulah sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur’an surat Yasin ayat 51 sampai 54, dan Hud ayat 103 sampai 105,” bebernya.  
 
Hari Kebangkitan
 
ABI mengatakan, setelah terjadi hari kiamat, disusul dengan hari kebangkitan. Di alam akhirat akan ada pengumpulan semua manusia di padang mahsyar.
 
“Padang mahsyar adalah tempat penghitungan amal. Di sinilah terjadi hari perhitungan. Pada peristiwa ini seluruh umat manusia mulai dari Nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat,” jelasnya.  
 
Orang-orang yang mulia, ucapnya,  telah diberi ketetapan yang baik dari Allah Swt. “Mereka itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada hari kiamat sebagaimana yang digambarkan dalam surat Al-Anbiya ayat 101 sampai 104,” paparnya.
 
Menurut ABI, keadaan manusia pada hari kiamat pada umumnya berada dalam kepanikan yang amat dahsyat. Namun, ada pula yang bergembira, bergantung pada amalan masing-masing, sebagaimana firman-Nya dalam surat Abasa ayat 33 sampai 42;
 
“Jika datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan mereka. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Banyak pula muka pada hari itu tertutup debu dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.”
 
Menyesal
 
ABI mengatakan, orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya hari kebangkitan dan perjumpaan mereka dengan Allah Swt. pada hari kiamat akan menyesal.
 
“Mereka pun akan menerima azab dengan memikul dosa-dosa yang telah mereka lakukan, sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-An’am ayat 30 sampai 31,” imbuhnya.
 
Setiap manusia, kata ABI,  akan diadili di pengadilan akhirat dengan membela diri sendiri saat diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia.
 
“Tidak ada orang lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita di pengadilan akhirat di hadapan Hakim Yang Mahaadil, Allah Swt.,” tandasnya.  
 
Ia menegaskan, dipastikan manusia diminta pertanggungjawabannya atas apa pun yang  pernah dikerjakan di dunia, dengan segala argumentasi dan alasan-alasan pembenaran perbuatannya.  Hal ini ditegaskan Allah dalam surat Al-Qiyamah  ayat 13 sampai 15; An-Nur ayat 24, Yasin ayat 65.
“Bahkan semua anggota tubuh manusia, termasuk kulitnya, ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia, sebagaimana dilukiskan dalam surat  Fushshilat ayat 19 sampai 22,” ucapnya.
 
Surga atau Neraka
 
Menurut ABI, setelah nasib manusia  dijatuhkan vonis bermacam-macam, pada akhirnya, di alam akhirat, tempat terakhir manusia ada di antara dua, surga atau neraka.
 
“Surga adalah tempat orang yang bertakwa. Neraka adalah tempat bagi orang-orang kafir dan fasik yang banyak berbuat dosa,” tambahnya.  
 
 
Ia menjelaskan, orang kafir dan fasik dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Saat mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya. Tentu, Neraka Jahanam inilah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
 
“Sebaliknya, orang-orang yang bertakwa kepada Allah Swt. dibawa ke dalam surga berombong-rombongan pula. Saat mereka sampai ke surga itu, terbukalah pintu-pintunya. Tentu, surga itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang beramal shalih, sebagaimana dijelaskan dalam surat Az-Zumar ayat 73 sampai 74,” bebernya.
 
Terakhir ABI mempertanyakan, jika pada akhirnya surga adalah tujuan akhir dari hidup manusia di dunia ini, sudahkah manusia melayakkan diri menjadi salah satu penghuninya kelak?
 
“Caranya tentu dengan terus-menerus berusaha menjadi pribadi yang benar-benar bertakwa, yang senantiasa berupaya memperbanyak amal shalih, berusaha selalu taat kepada Allah Swt, serta tidak melakukan banyak dosa dan maksiat kepada-Nya,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun.
 
 
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :