SURABAYA INSIDER - Siapa sih yang nggak kenal Mbah Kholil Bangkalan sebagai salah satu ulama besar yang ada di Indonesia.
Mbah Kholil Bangkalan, merupakan guru dari KH. Hasyim Asy'ari pendiri NU, yang merupakan ulama syuhud yang lahir di Madura, tepatnya di kabupaten Bangkalan.
Dari tangan-tangan beliau lahirlah ulama-ulama khos antara lain adalah KH. Hayim Asy’ari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama, Kh. Manaf Abdul Karim pendiri pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH. Abdul Mubarok pendiri pengasuh Pondok Pesantren Suralaya Tasikmalaya.
Baca Juga: Luar biasa! tiket meet & greet Kimbab Family langsung fully booked dalam waktu kurang dari 5 menit
Berikut artikel tentang ulama karismatik Madura yang namanya tetap tersohor sampai saat ini, dilansir dari website lontarmadura oleh SURABAYA INSIDER.
Kesuksesan Mbah Kholil juga bermula dari jasa Kiai Abdul Latif sebagai bapak beliau yang mengetahui akan bakat yang dimiliki oleh anaknya.
Sehingga dari sejak kecil sudah didik dengan ajaran Islam oleh ayahnya Kiai Latif.
Baca Juga: Dirawat di rumah sakit, korban penganiyaan warga di Kokoda tidak bisa diselamatkan
Selain ajaran Islam, Mbah Kholil juga dididik dengan ajaran kemanusian, moral, dan budi pekerti.
Sejak kecil bakat dan kecerdasan Muhammad Kholil sudah tampak ini terbukti dengan mudahnya beliau menghafal kitab Alfiah (Kitab Nahwu 1000 bait).
Menginjak remaja Muhammad Kholil dikirim untuk mondok di pesantren di sekitar Bangkalan.
Baca Juga: Polisi tak mampu melerai, korban seorang ibu-ibu di Kokoda dilarikan ke rumah sakit
Setelah dirasa cukup mondok di pesantren Bangkalan atau sekitar 1850-an KH. Muhammad Kholil dikirim mondok di pesantren-pesantren pulau Jawa, antara lain Pesantren Langitan Tuban (Pendiri dan pengasuhnya Kiai Muhammad Noer), Pesantren Cangaan Bangil Jawa Timur (Pendiri dan pengasuhnya Kiai Asyik), Pesantren Darussalam Kebon Candi Pasuruan (Pendiri dan pengasuhnya Kiai Arif), Pesantren Sidogiri Pasuruan (Pendiri dan pengasuhnya Kiai Muhammad Noer).
Tahun 1959, setelah serasa cukup menempuh pendidikan pesantren di Indonesia, KH. Muhammad Kholil melanjutkan pendidikan di Makkah.
Di Kota Mekkah KH. Muhammad Kholil seangkatan dengan Syaikh Imam Nawawi Banten, Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, dan Syaikh Ahmad Yasin Padang.
Artikel Terkait
Tiga jembatan darurat di Trenggalek, telah sah diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Jember dan Tuban ada peristiwa dugaan bunuh diri mengerikan, lompat dari jembatan hingga gantung diri
Sejumlah pelajar SMPI Nurul Bayan Kebunagung mengunjungi pameran lukis di Hotel Suramadu Sumenep
Pemkot kedapatan pedagang jual Chiki Ngebul di Alun-Alun Kota Pasuruan
Warga Tuban temukan pria tewas gantung diri di area pemakaman