Bagaimana Jika Matahari Terbit dari Barat? Simak Penjelasannya Menurut Sains

Jumat 27 Januari 2023, 05:15 WIB
Ilustrasi. Matahari Terbit dari Barat (Sumber : pixabay.com)

Ilustrasi. Matahari Terbit dari Barat (Sumber : pixabay.com)

SUKABUMIUPDATE.com - Matahari terbit atau nama lain arunika adalah peristiwa di mana sisi teratas Matahari muncul di atas horizon di sebelah timur.

Matahari terbit tidak sama dengan istilah fajar, di mana langit mulai terang, beberapa waktu sebelum Matahari muncul, mengakhiri twilight.

Setiap hari, matahari terbit bergerak dari arah timur ke barat. Namun bagaimana jika matahari terbit dari barat? Seperti yang dikhawatirkan umat muslim sebagai tanda-tanda kiamat.

Menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasannya menurut sains seperti dikutip dari Tempo.co.

Matahari merupakan pusat tata surya yang dikelilingi planet-planet, termasuk Bumi. Matahari tidak bergerak mengelilingi Bumi, melainkan sebaliknya. Revolusi dan rotasi Bumi membuat Matahari terbit dari timur tiap pagi dan terbenam di barat tiap petang.

Baca Juga: Kutek Hijau Rambut Pendek, Mayat Perempuan Tanpa Busana di Sungai Cipelang Sukabumi

Bumi berotasi dari arah barat ke timur, itulah sebabnya Matahari dan benda langit lainnya terbit dari timur menuju ke barat. Arah rotasi Bumi yang konstan itu membuat arah terbit dan terbenam Matahari selalu sama. Saat ini, belum ada penelitian mendalam terkait kemungkinan perubahan arah rotasi Bumi.

Pandangan Sains Tentang Matahari Terbit dari Barat

Terlepas dari suatu keyakinan spiritual, ada sejumlah sebab dan akibat terbitnya Matahari dari barat. Satu hal yang bisa mengubah arah rotasi Bumi dan menyebabkan Matahari terbit dari Barat adalah pembalikan geomagnetik atau medan magnet. Sejumlah astronom memang kerap mempelajari hal tersebut, tetapi mereka belum bisa memastikan dampaknya terhadap arah rotasi Bumi.

Melansir businessinsider.com, baru-baru ini mengungkap bahwa inti Bumi memiliki potensi berhenti berputar atau bahkan mengubah arah putarnya. Namun, hal itu tidak semata-mata dapat mengubah arah rotasi Bumi seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Baca Juga: 7 Fenomena Langit Sepanjang Januari 2023, Hujan Meteor Hingga Penampakan Merkurius

Perubahan arah rotasi di planet lain seperti Venus dan Mars juga kerap menjadi perdebatan. Sebagian peneliti menyatakan bahwa perubahan arah rotasi planet nyata adanya, sedangkan sebagian lainnya menganggap itu hanyalah gerak semu (retrograde motion).

Sejauh prediksi ilmuwan, arah rotasi Bumi tak akan berubah secara tiba-tiba. Jika memang suatu saat arah rotasi Bumi berubah, bencana besar yang dapat membinasakan semua makhluk sangat mungkin terjadi. Atmosfer Bumi tidak bisa menahan perubahan spontan itu sehingga akan terjadi badai supersonik, angin topan, hingga megatsunami yang tak terbendung.

Namun, jika arah rotasi Bumi berubah secara perlahan, dampaknya mungkin tidak akan sekacau skenario awal. Seorang peneliti fisika, Sharika Hafeez, mengatakan cuaca di Bumi akan sangat berbeda, membuat makhluk hidup perlu banyak melakukan adaptasi. Gurun akan menyusut, tanaman hijau tumbuh lebih banyak. Tumbuh-tumbuhan subur akan lebih banyak menyimpan karbon sehingga produksi oksigen juga lebih besar. Hal itu akan mendinginkan atmosfer Bumi.

Baca Juga: Mayat Wanita Tanpa Busana di Sungai Cipelang Sukabumi, Ketua RW Sebut Ada Luka

Walau Bumi menjadi lebih hijau, perubahan arah rotasi Bumi bukanlah “solusi ideal” untuk krisis iklim. Sirkulasi termohalin akan lenyap dan akan ada arus lain yang lebih kuat. Gurun baru di Brasil akan tercipta, cyanobacteria pun menguasai lautan dan menghasilkan terlalu banyak oksigen yang berbahaya. Pola angin juga akan ikut berubah dan menyebabkan perbedaan cuaca ekstrem di wilayah Eropa.

Apakah sejumlah perubahan itu semata-mata akan melenyapkan makhluk Bumi?

Seorang penulis sains, Bill Bryson, berpendapat bahwa Bumi seakan-akan sangat cocok bagi makhluk hidup bukan murni karena begitu adanya, melainkan makhluk hiduplah yang terus berevolusi menyesuaikan perkembangan kondisi Bumi.

SUMBER: TEMPO.CO | NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | NASA

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi09 Mei 2024, 00:31 WIB

Hati-hati Jadi TKW! Belajar Rugi dari Warga Sukabumi yang Hamil Sepulang dari Dubai

Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana menanggapi hal tersebut, pihaknya menyebut peristiwa ini harus menjadi contoh (pelajaran) bagi seluruh masyarakat ketika hendak menjadi TKW.
Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (8/5/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi08 Mei 2024, 23:30 WIB

Silaturahmi Kepala Desa Se-Dapil V, Satukan Langkah untuk Kemajuan Sukabumi

Silahturahmi dan Halal Bihalal Apdesi Kabupaten Sukabumi bersama para kepala desa, para istri kepala desa, dan aparat desa se Dapil V di gelar di Agro Park, Kecamatan Nyalindung, Rabu (8/5/2024).
Halal Bihalal dan Silaturahmi Apdesi dan Para Kepala Desa Se Dapil V Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/5/2024) | Foto : Dok. Apdesi
Sukabumi08 Mei 2024, 23:23 WIB

Diduga Sopir Main HP saat Berkendara, Angkot di Sukabumi Seruduk Mobil Penjual Cireng

Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi, diduga gegara sopir asyik main HP saat berkendara.
Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi08 Mei 2024, 22:54 WIB

DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar ungkap hasil raker soal pencabutan status UHC Non-Cut Off bersama Pemda.
Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi dan Pemda soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 21:16 WIB

Banyak Kasus Kriminal Libatkan Anak, Bupati Sukabumi Soroti Dampak Medsos hingga Ekonomi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menyebut pengawasan perserta didik harus diperketat mulai dari pengawasan orang tua, lembaga pendidikan hingga lingkungan sosial
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami | Foto : Asep Awaludin
Sehat08 Mei 2024, 21:00 WIB

Tanaman Jelatang: Nutrisi dan 5 Khasiatnya untuk Mengobati Beragam Penyakit

Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae.
Ilustrasi - Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae. (Sumber : pexels.com/@Simon Gough).
Sukabumi08 Mei 2024, 20:59 WIB

Kamboja Belajar soal Pencegahan Perkawinan Anak ke Pemkab Sukabumi

Kabupaten Sukabumi jadi tempat belajar soal pencegahan perkawinan anak bagi delegasi Kamboja.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat berbagi cenderamata dengan delegasi pemerintah Kamboja. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 20:14 WIB

Kebakaran Rumah di Lengkong Sukabumi Diduga Akibat Korsleting Listrik, Penghuni Mengungsi

Kerugian akibat kebakaran rumah di Lengkong Sukabumi ini capai Rp65 Juta. Penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Kondisi rumah di Lengkong Sukabumi yang hangus terbakar. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih08 Mei 2024, 20:09 WIB

Pleno DPD Nasdem Putuskan Ayep Zaki Bacalon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi

DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi menetapkan Ayep Zaki sebagai satu-satunya nama bakal calon wali kota / wakil wali kota Sukabumi yang lolos penjaringan.
Pleno DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi memutuskan H Ayep Zaki satu-satunya yang lolos penjaringan dan akan diusulkan ke DPW Nasdem Jabar, Rabu (8/5/2024) | Foto : Syams
Sehat08 Mei 2024, 20:00 WIB

12 Bahan Alami untuk Mencegah Asam Lambung Naik di Malam Hari

Selain mengonsumsi bahan alami, penderita asam lambung juga penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, dan minuman berkarbonasi.
Ilustrasi. Beberapa bahan alami dapat membantu mencegah asam lambung naik dan meredakan gejalanya (Sumber : Freepik/diana.grytsku)