Sugawa.id - Di masa lalu, becak, kendaraan roda tiga menjadi moda transportasi yang diminati masyarakat. Alat transportasi yang dikayuh ini mudah ditemui baik di pasar maupun di sudut jalan. Sayangnya kini, becak sulit bersaing terutama era digital yang selalu update. Kini, popularitas becak jauh di bawah aktivitas ojek online.
Pak Dhe, seorang tukang becak di kawasan Tangerang Selatan mengaku masih bertahan di tengah persaingan teknologi transportasi yang makin canggih saat ini.
Saat berbincang dengan Sugawa.id, Rabu (5/4/2023), Pak Dhe teringat masa 'kejayaannya' di masa silam.
"Di masa lalu, sebelum kendaraan dan ojek online ada, setiap hari saya bisa bawa Rp50 ribu hingga Rp100 ribu ke rumah. Kalau sekarang, dapat Rp15 ribu sampai Rp20 ribu sudah syukur," tuturnya.
Agar tetap bertahan, pria yang mengaku telah membecak selama 25 tahun ini bahkan bersedia mengayuh sepedanya untuk mengantar pesanan sejauh 3 kilometer.
"Becak ini pernah membawa orderan sayuran penuh. Ongkos jasa antar waktu itu sebesar Rp25 ribu. Pada zaman itu, ongkos itu termasuk besar," ujar Pak Dhe.
Di tengah kemajuan transportasi kini, Pak Dhe akan tetap bertahan menjadi pengayuh becak demi mencukupi kebutuhan keluarga.
"Mau bagaimana lagi? Zaman sekarang serba macet, dan saya hanya bisa bertahan sampai sekarang karena keluarga," ucap Pak Dhe. ***Yohanes Macpal
