Sosok post authorPatrick Sorongan 24 Januari 2021

Wujud Manusia Lahir dari Perkawinan Manusia dan Simpanse?

Photo of Wujud Manusia Lahir dari Perkawinan Manusia dan Simpanse? Wujud manusia diklaim merupakan spesies hibrida dari hasil perkawinan antara nenek moyang manusia awal dan monyet atau simpanse.(Grafis Foto: Patrick WGS)

JANGAN melecehkan 'kaum' monyet apalagi berteriak 'monyet' untuk memaki. Suatu penelitian mengklaim, wujud manusia modern sekarang ini, merupakan spesies hibrida dari hasil perkawinan antara nenek moyang manusia awal dan monyet atau simpanse.  

Berdasarkan studi genom manusia dan simpanse, para ilmuwan yakin, pemisahan antara garis manusia dan simpanse terjadi jauh lebih baru daripada yang diperkirakan sebelumnya. Diperkirakan waktunya tidak lebih dari 5,4 sampai 6,3 juta tahun silam.

Genom sendiri merupakan suatu set DNA komplit dari makhluk hidup termasuk manusia. Genom mengandung semua informasi yang diperlukan untuk membentuk dan menjalankan fungsi tubuh. 

Nenek moyang manusia dan simpanse mulai bercabang pada pohon evolusi primata sekitar sembilan juta tahun silam. Namun berdasarkan celah yang signifikan dari catatan fosil menunjukkan, pemisahan penuh (yang oleh para ilmuwan disebut spesiasi) tidak tercapai selama hampir empat juta tahun, dan mungkin telah terjadi dua kali.

Para peneliti dari Harvard Medical School dan Broad Institute of MIT dan Harvard, mencocokkan urutan genom manusia dengan wilayah yang sama dari kode genetik simpanse, dan beberapa spesies primata lainnya. DNA ini terdiri dari urutan basa kimia, diberi label A, T, G, dan C.

Mereka membandingkan kode-kode tersebut, huruf demi huruf, dan mencatat di mana terdapat perbedaan. Berdasarkan perkiraan tingkat mutasi relatif, sebagaimana dilansir laman Live Science (17 Mei 2006), para peneliti kemudian menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh mutasi sehingga bisa ditentukan bahwa divergensi genetik yang berlangsung selama jutaan tahun, sehingga terjadi spesiasi awal sekitar 6,3 juta tahun yang lalu.  

Dari awal hingga akhir, spesiasi lengkap berlangsung dalam rentang waktu yang lebih lama ketimbang kera modern lainnya. "Variasinya sangat besar," kata penulis utama studi, Nick Patterson dari Broad Institute. "Ada daerah genom yang tampaknya tidak lebih dari lima juta tahun. Ada pula daerah yang tampaknya empat juta tahun lebih tua dari itu. Ini merupakan waktu bagi leluhur manusia dan simpanse berspesialisasi, di mana tidak ada lagi aliran gen yang waktunya mencakup empat juta tahun."

 

X yang Menandai  Titik

Tim juga mengamati bahwa manusia dan simpanse sangat mirip pada kromosom X, atau kadang-kadang disebut sebagai kromosom seks wanita. Usia rata-rata kromosom X pada manusia adalah sekitar 1,2 juta tahun lebih muda dari kromosom lainnya.

Perubahan terakhir diperkirakan terjadi sekitar 5,4 juta tahun yang lalu. Ini menunjukkan, setelah spesiasi pertama pada 6,3 juta tahun yang lalu, nenek moyang manusia purba mungkin telah hidup dan bereproduksi dengan simpanse sebagai leluhur yang kemudian menghasilkan keturunan spesies baru berupa primata hibrida.

"Ini akan membantu menjelaskan mengapa divergensi X antara manusia dan simpanse sangat rendah. Mencampur dan mencocokkan informasi genetik dari dua spesies, tidak selalu berhasil dengan baik, dan spesies hibrida sering mengalami kesulitan untuk berkembang biak,"  kata Patterson.

Masalah umumnya muncul dari perbedaan pada kromosom X. "Situasi tidak menguntungkan untuk memiliki satu X, dari satu spesies dan satu dari lainnya  ketika hibrida berkembang biak di antara mereka. Kromosom X akan terbentuk, dan setiap orang akan memiliki X yang sama," tambahnya.

Patterson kemudian menjelaskan satu kemungkinan tentang bagaimana hal itu bisa terjadi. Menurutnya, perpecahan awal terjadi sekitar 6,3 juta tahun lalu. Beberapa waktu kemudian, lahir keturunan dari nenek moyang manusia paling awal yang diketahui. Mahluk yang ditemukan ini dinamakan Toumai.

Mahluk berusia antara 6,5 ??hingga 7,5 juta tahun ini berkaki dua, dan  tidak terlihat jauh berbeda dari nenek moyang simpanse. Spesies ini kemudian kawin dengan leluhur simpanse sehingga menciptakan spesies hibrida yang berevolusi manusia moderen.

"Jika itu terjadi, mereka mungkin cukup kompatibel pada X, sehingga akan cocok dengan satu spesies atau lainnya. Kebetulan, itu terjadi pada simpanse, tapi bisa saja terjadi sebaliknya. Dan ini hanyalah satu penjelasan, dan tidak dimaksudkan untuk ditafsirkan sebagai jawaban lengkap," katanya.

Para peneliti di Broad Institute juga mengerjakan pengurutan genom gorila dan primata lainnya. Mereka  mencari pola evolusi serupa untuk membantu menceritakan keseluruhan cerita dengan lebih baik.(001)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda