Mengekspresikan Karakter Diri Sendiri Lewat Gambar Karikatur

- Jumat, 1 Oktober 2021 | 13:17 WIB
MEMBUAT KARIKATUR: Puluhan pelajar membuat gambar karikatur di SMP Negeri 21 Semarang dalam rangka HUT ke 44 tahun, Kamis (30/9). (suaramerdeka.com/Pamungkas Ashadi)
MEMBUAT KARIKATUR: Puluhan pelajar membuat gambar karikatur di SMP Negeri 21 Semarang dalam rangka HUT ke 44 tahun, Kamis (30/9). (suaramerdeka.com/Pamungkas Ashadi)

Ia merupakan guru yang telah berhasil mendapatkan penghargaan kartun tingkat dunia di Serbia. Saat memberi pelatihan, ia berpesan pada anak-anak dalam membuat karikatur tidak boleh mencontoh karakter orang lain.

Hal itu, kata Suratno beresiko terkena tuntutan. Jadi agar terhindar dari tuntutan maka anak diajarkan membuat karakter dirinya sendiri. Untuk membuat karakter diri sendiri paling mudah dengan moncontoh dirinya sendiri misalnya bentuk wajah, mata, hidung, rambut dan sebagainya.

Baca Juga: TVRI Tolak Tayangkan Film G30SPKI, Dirut Iman Brotoseno: Program Pembelajaran Sejarah Kini Lebih Interaktif

"Itulah yang selalu saya tekankan pada anak-anak untuk selalu menggambar diri sendiri sesuai dengan keinginan sendiri dan tidak mencontoh orang lain," jelasnya.

Nantinya, hasil karya karikatur tersebut akan dikirim ke lomba Internasional di Polandia. Kebetulan lomba Internasional tersebut bertemakan sekolahan.

Untuk itu meskipun temanya sekolahan tetapi tetap dikaitkan dengan perdamaian, lingkungan hidup maupun kemanusiaan. Karena jika dikaitkan tiga hal itu berarti kartunis tersebut konsen terhadap hal tersebut.

Menurutnya, untuk menjadi seorang kartunis atau karikaturis juga harus diimbangi dengan banyak membaca agar memiliki wawasan yang luas.

Bahkan ide-ide bisa muncul karena banyak membaca. Misalnya, kalau seorang kartunis isu-isu kejadian di Internasional maka akan kesulitan membuat kartun maupun karikatur.

"Jadi kartunis harus harus mengerti politik politik di negara lain, terutama di negara yang menyelenggarakan lomba karikatur. Hal itu bisa membantu anak mengembangkan idenya," ungkapnya.

Ia berharap hasil karya siswa yang nantinya dikirim bisa tampil sebagai juara. Di samping itu, kalau sering berpartisipasi dalam lomba Internasional bisa sangat membantu industri pariwisata di Semarang. Misalnya saja di SMP Negeri 17 ketika itu mengirim 250 karya siswa dalam lomba internasional di Eropa.

Baca Juga: Hari Batik Nasional: Ikuti Webinar 'Melestarikan Batik di Era Disrupsi' Nanti Malam, Gratis!

Hal itu sangat diapresiasi oleh negara-negara lain karena dari Semarang banyak sekali yang ikut lomba. Akhirnya dari Argentina meminta sembilan karya siswa untuk dikirim ke Museum Gambar di Argentina untuk dipajang. Ternyata setelah dibuka di google, di Museum tersebut banyak dipamerkan pariwisata Kota Semarang, ada Greja Blendoek, Lawang Sewu, Masjid Agung.

"Kalau Semarang sering ikut lomba Internasional paling tidak industri pariwisata di Semarang akan dilirik oleh masyarakat Internasional. Sebab peserta lomba kartun Internasional ada 100 negara. Berarti Semarang dilihat oleh 100 negara," terangnya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 21 Semarang, Agung Nugroho mengatakan, dalam rangka memperingati HUT SMP Negeri 21 Semarang yang ke 44 tahun dengan mengadakan beberapa kegiatan. Ada 10 kegiatan salah satunya pelatihan menggambar karikatur.

Kemudian puncak acara pada 1 oktober, Jumat (1/10) akan menampilkan hasil karya secara virtual, kegiatan sosial, bakti sosial, pameran, lomba karikatur, parade band, pelatihan urban farming dari Dinas Pertanian Kota Semarang, lomba keterampilan pramuka secara virtual.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X