Jalan Terang Pesantren Waria Menata Hidup Transgender Bertemu Tuhan

- Senin, 19 Desember 2022 | 12:19 WIB
Ketua Pesantren Waria Jogyakarta saat mengajar mengaji para transgender (SM/dok)
Ketua Pesantren Waria Jogyakarta saat mengajar mengaji para transgender (SM/dok)

Sebab dalam pandangan umum, banyak transgender yang melacurkan diri. 

"Padahal di luar sana banyak perempuan dan laki-laki yang juga melacurkan diri. Tapi mengapa yang disorot hanya waria.,"

"Maka dari itu, kami akan fokus meningkatkan ekonomi kawan-kawan waria melalui sebuah pelatihan, sehingga mereka bisa sejahtera baik secara ekonomi dan sosial," ungkapnya. 

Menurut Shinta, para transgender ini memang harus mendapatkan perhatian khusus untuk menata kehidupan yang lebih baik.

Kebanyakan para transgender ini tidak punya keluarga. Hal itu diakibatkan dalam perkembangannya ketika menginjak usia remaja terdapat gesekan atau konflik dalam keluarga.

Sehingga terjadi komunikasi yang tidak baik. Akhirnya remaja tadi ada yang diusir dari rumah dan ada yang melarikan diri keluar jauh dari rumah. 

Dalam pelarian tersebut para remaja tadi tak punya bekal keterampilan, pendidikan rendah, tak ada lapangan pekerjaan dan tak punya modal untuk berwirausaha.

Kemudian mereka mencari sebuah komunitas yang bisa menerima dirinya.

Mereka menemukan hanyalah komunitas transgender yang bisa menerima apa adanya.

Akhirnya yang bisa mereka lakukan hanyalah mengamen dan melacurkan diri. 

"Saat mencari komunitas waria mereka ada yang berlari ke Yogyakarta dan Jakarta. Dari situlah tanpa adanya pengawasan dari orang tua mereka akhirnya tumbuh menjadi liar, tanpa kontrol dan moral,"

"Tak heran, jika yang nyantri di pesantren, kami menerima waria ada yang dari Makasar, Lombok, Kalimantan, Medan dan masih banyak lagi," terang Shinta. 

Lalu setelah bergabung dengan komunitas transgender, ketika menginjak usia 17 tahun para remaja tadi mulai sudah menerima keadaan dirinya sebagai seorang transgender.

Bagi mereka tak ada kata menyesal menjadi seorang transgender.

Mereka beranggapan bahwa pilihannya menjadi seorang transgender adalah takdir Tuhan. 

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X