"Legong Sang Pertiwi" Penghargaan pada Semesta

- Rabu, 20 November 2019 | 20:22 WIB
TARI BALI: Penari dari Komunitas Tari Bali Sekar Jepun mementaskan lima tari yang menggambarkan penghormatan pada ibu pertiwi.(suaramerdeka.com/dok- )
TARI BALI: Penari dari Komunitas Tari Bali Sekar Jepun mementaskan lima tari yang menggambarkan penghormatan pada ibu pertiwi.(suaramerdeka.com/dok- )

 


YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Komunitas Tari Bali Sekar Jepun menggelar pagelaran bertajuk ''Legong Sang Pertiwi: Tarian Penghargaan pada Semesta''. Komunitas ini merupakan wadah kegiatan pelatihan dan produksi pementasan tari Bali di bawah payung Universitas Sanata Dharma (USD).

Ketua Pagelaran Sekar Jepun 2019, Abraham Aji menjelaskan anggota komunitas tidak hanya terdiri atas mahasiswa melainkan para dosen, karyawan, dan alumni USD yang tertarik dengan tari Bali. Komunitas juga tidak menerima anggota yang berasal dari Bali saja, semua bisa ikut bergabung meskipun dengan latar belakang budaya yang berbeda.

Sekar Jepun sudah berusia 22 tahun dan secara rutin rutin menggelar pagelaran. Kegiatan tahun 2019 ini menjadi salah satu rangkaian Dies Natalis ke-64 USD. Penggerak komunitas yakni Ni Luh Putu Rosiandani MHum dosen dari Program Studi Sastra Inggris USD.

''Tema Pagelaran Sekar Jepun merupakan tarian semesta yaitu rasa penghargaan kepada ibu pertiwi dan rasa ingin mengharmonisasikan manusia dengan semesta,'' ujar Abraham.

Lima Tarian

Pagelaran berlangsung di Lapangan Kampus 2 USD, mempersembahkan lima tarian dengan 72 penari. Mereka terdiri atas mahasiswa, karyawan, dan dosen USD. Lima tarian tersebut yaitu Tari Baris Tunggal, tarian yang mengisahkan tentang pemuda, calon pemimpin yang gagah berani dan menunjukan sikap keprajuritan dan kepahlawanan.

Ada juga Tari Topeng Tua, tarian yang menggambarkan seseorang berusia senja namun masih memiliki semangat hidup. Berikutya Tari Gabor, tarian yang memiliki kemiripan dengan Tari Pendet, dan bertujuan acara religius atau kegiatan sakral yang menggambarkan penyambutan atas turunnya dewa-dewi. Dalam perkembangannya, tarian ini juga berfungsi sebagai tari penyambutan bagi para tamu.

''Ada lagi Tari Rejang Renteng, tarian kesenian rakyat Bali yang ditarikan perempuan dewasa. Sering ditampilkan sebagai pelengkap upacara pengider buana. Terakhir, Tari Legong Sang Pertiwi, sebuah doa dan upaya setiap jiwa untuk memulihkan keselarasan semesta,'' papar Abraham.(agung pw- )

Editor: Rosikhan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X