Kisah Meutya Hafid 10 Kali Bayi Tabung 3 Kali Keguguran, Ini Pesan Suami untuk Pengantin Baru!

Noer Fajriensyah dan Meutya Hafid berjuang selama 5 tahun untuk memiliki buah hati. Apa pesannya untuk para pengantin baru?

Sabtu, 11 November 2023 | 15:38 WIB
Kisah Meutya Hafid 10 Kali Bayi Tabung 3 Kali Keguguran, Ini Pesan Suami untuk Pengantin Baru!
Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid. (Dok: DPR)

Suara.com - Suami pasien bayi tabung, Noer Fajriensyah menyarankan pasangan pengantin jangan berkata ingin menunda punya anak, karena efeknya bisa lebih sulit punya buah hati.

Lelaki yang akrab disapa Fajri itu adalah suami dari Meutya Hafid yang sempat menunda memiliki momongan setelah menikah pada Februari 2014 silam. Sehingga menurutnya, ia dan Meutya berjuang selama 5 tahun untuk memiliki buah hati.

"Jadi saya kasih pesan, jangan kasih ucapan punya anak nanti dulu ya. Akhirnya kita bayar waktu yang tidak bisa kita kembalikan. Jadi kita akhirnya malah bablas (tertunda) sampai 5 tahun," ujar Fajri melalui rilis peluncuran buku Lyora yang diterima suara.com, Sabtu (11/11/2023).

Menurut Fajri perkataan ingin tunda momongan ini jadi salah satu doa belum diberi buah hati oleh sang pencipta. Padahal menurutnya, baik dari keluarga Meutya maupun keluarganya tidak ada satupun yang diberi buah hati dengan waktu yang lama.

Fenomena inilah yang menurut lelaki yang mempersunting Ketua Komisi I DPR-RI itu, tidak bisa dijelaskan secara medis atau dari sudut pandang berpikir logis.

"Jadi jangan ada ucapan tunda punya anak, karena Allah bisa berikan secara gratis," katanya.

Kini, karena keputusannya di masa lalu dengan kondisi istri sudah berusia 37 tahun barulah Meutya menjalani program bayi tabung dengan 10 kali percobaan. Mirisnya dari puluhan kali percobaan itu dengan biaya tidak sedikit, mantan jurnalis yang pernah jadi korban penyanderaan di Irak itu mengalami tiga kali keguguran.

"Kondisi ini yang akhirnya membuat kita alami trauma besar. Jadi ada psikologis kita terganggu dan mau nggak mau jadi down, tapi bismillah kita bisa (diteruskan programnya)," kata Fajri lagi.

Sementara itu sebagai dokter yang menangani langsung kondisi Meutya, CEO Morula IVF Indonesia Dr. dr. Ivan R Sini menemukan kondisi politisi Golkar itu memiliki tuba falopi tertutup sehingga kehamilannya sulit berkembang maksimal.

"Tapi akhirnya diangkat kedua tuba falopinya, untuk memutuskan itu butuh setengah tahun diskusinya," kata Meutya.

Dr. Ivan kemudian menjelaskan peluang hamil di usia lebih dari 35 tahun dengan hubungan seks alami tanpa bantuan apapun dan hanya memanfaatkan masa subur yaitu berkisar antara 2 hingga 4 persen per bulan.

"Tapi setelah minum obat hormon maka bakal naik 5 sampai 6 persen, dan begitu seterusnya," papar Dr. Ivan.

Kabar baiknya, setelah perjuangan panjang itu kini Meutya Hafid dan Fajri dikaruniai seorang anak perempuan yang didapat dari proses bayi tabung, Lyora Shaqueena Ansyah pada 9 September 2022 lalu. Lyora berhasil dilahirkan saat Meutya berusia 44 tahun.

Uniknya, dari perjalanan dan proses panjang dan yang membuat Meutya dan Fajri jatuh bangun ini. Pasangan suami istri ini pilih mengabadikan cerita itu dalam buku berjudul Lyodra: Keajaiban yang Dinanti, yang ditulis oleh Fenty Effendy.

Buku ini diluncurkan dengan tujuan sekaligus memberikan inspirasi pasangan suami istri untuk tidak pernah menyerah memiliki buah hati.

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. (Suara.com/Dea)
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. (Suara.com/Dea)

Meutya Hafid dari Jurnalis Jadi Anggota DPR

Meutya Viada Hafid, lahir pada 3 Mei 1978, merupakan seorang politisi yang sebelumnya dikenal sebagai jurnalis dan presenter berita di Metro TV. Pengalamannya sebagai jurnalis mencuat ketika ia dan juru kameranya, Budyianto, meliput daerah konflik di Irak.

Pada 18 Februari 2005, keduanya diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di Irak, hilang kontak pada 15 Februari 2005, dan akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Meutya mendokumentasikan tragedi tersebut dalam bukunya berjudul "168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak."

Meutya Hafid, lulusan S1 New South Wales University dan S2 Universitas Indonesia, juga meraih berbagai penghargaan di bidang jurnalistik. Pada tahun 2007, ia memenangkan Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill dari pemerintah Australia. Tahun 2008, Meutya menerima penghargaan alumni Australia 2008 dalam kategori Jurnalisme dan Media.

Pada tahun 2012, Meutya Hafid terpilih sebagai salah satu dari lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia versi Mizan, menjadi satu-satunya tokoh perempuan dalam daftar tersebut.

Jejak Politik Meutya Hafid

Meutya Hafid meninggalkan karier jurnalistik pada tahun 2010 ketika ia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Binjai bersama H Dhani Setiawan Isma. Meutya diusung oleh Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS, dan 16 Partai non-fraksi DPRD Binjai, namun pasangan ini tidak terpilih.

Pada Agustus 2010, Meutya Hafid menjadi Anggota DPR antar waktu dari Partai Golkar, menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia. Selama 17 bulan, ia duduk di Komisi XI bidang Keuangan dan Perbankan.

Selanjutnya, Meutya Hafid dipindahkan ke Komisi I bidang Pertahanan Luar Negeri, Komunikasi, dan Informasi hingga tahun 2014. Kembali terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar dari Dapil Sumatera Utara pada 2014 hingga 2019, Meutya Hafid melanjutkan perjalanan politiknya.

Meutya Hafid (twitter.com/BNGPY)
Meutya Hafid (twitter.com/BNGPY)

Proses Bayi Tabung

Proses bayi tabung, atau fertilisasi in vitro (IVF), adalah metode reproduksi buatan yang membantu pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. Proses ini melibatkan beberapa langkah, dimulai dari stimulasi ovarium hingga transfer embrio ke rahim. Berikut adalah penjelasan mengenai proses bayi tabung dari awal sampai akhir.

1. Stimulasi Ovarium

Proses dimulai dengan memberikan hormon penstimulasi ovarium kepada wanita untuk merangsang perkembangan multiple telur dalam ovarium. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam mengumpulkan telur matang.

2. Pengumpulan Telur (Ovum Retrieval)

Setelah telur telah mencapai tahap kematangan, dokter melakukan pengumpulan telur dengan menggunakan jarum khusus yang dimasukkan ke dalam ovarium melalui dinding vagina. Telur yang berhasil dikumpulkan kemudian disiapkan untuk proses fertilisasi.

3. Fertilisasi dan Pembuahan

Telur yang dikumpulkan kemudian dibuahi oleh sperma dalam laboratorium. Proses ini dapat dilakukan secara konvensional, yaitu dengan meletakkan sperma bersama dengan telur, atau dengan menggunakan teknik injeksi sperma langsung ke dalam telur (ICSI). Setelah pembuahan terjadi, embrio tumbuh dan berkembang dalam kondisi kontrol laboratorium.

4. Kultivasi Embrio

Embrio yang telah terbentuk dibiarkan tumbuh dan berkembang dalam kondisi laboratorium selama beberapa hari. Dokter akan memonitor perkembangan embrio untuk menentukan kualitasnya sebelum dipilih untuk transfer ke dalam rahim.

5. Transfer Embrio

Embrio yang memiliki kualitas baik dipilih untuk di-transfer ke rahim wanita. Proses ini melibatkan memasukkan embrio ke dalam rahim melalui saluran serviks menggunakan kateter khusus. Setelah transfer, wanita biasanya diminta untuk istirahat beberapa waktu untuk meningkatkan peluang keberhasilan implantasi embrio.

Seiring dengan perkembangan teknologi medis, proses bayi tabung terus mengalami peningkatan dan penyempurnaan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dan membantu pasangan yang menghadapi masalah kesuburan. Meskipun proses ini tidak selalu berhasil pada setiap percobaan, banyak pasangan yang berhasil memiliki anak melalui metode bayi tabung. 

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti Suara.com WhatsApp Channel di ponsel kamu
Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

LIFESTYLE

TERKINI