'Rahasia' Politik Demokrat Habis Dikuliti Anas Urbaningrum, Gagal Usung AHY Jadi Cawapres

Demokrat awalnya begitu getol mendorong AHY bisa jadi cawapres pendamping Anies Baswedan

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 30 November 2023 | 08:48 WIB
'Rahasia' Politik Demokrat Habis Dikuliti Anas Urbaningrum, Gagal Usung AHY Jadi Cawapres
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara, Anas Urbaningrum memberikan pidato politiknya di Kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (15/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengupas habis 'rahasia' politik Demokrat yang sebelumnya getol mendorong ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan.

Diketahui, Anies Baswedan telah lama dideklarasikan oleh Partai NasDem sebagai capres di Pilpres 2024. Di mana salah satu keputusan yang diambil adalah pemilihan sosok cawapres ditentukan sendiri oleh Anies.

Pada perjalanannya, Demokrat sempat bergabung dengan NasDem dan PKS di Koalisi Perubahan yang mengusung Anies sebagai capres. Namun, penentuan siapa sosok cawapres terbilang panjang.

Di sisi lain, Demokrat menginginkan AHY menjadi cawapres Anies. Tapi, di bulan September 2023, pilihan Anies justru jatuh kepada Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang secara tiba-tiba bergabung ke dalam Koalisi Perubahan bersama PKB.

Padahal, PKB sudah lama bergandengan dengan Gerindra.

Anas Urbaningrum di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored yang diunggah pada Senin (27/11/2023) menceritakan apa yang ia dengar dari rumor atau pembicaraan politik internal partai, termasuk di internal Koalisi Perubahan yang saat itu masih ada Demokrat.

Dalam kanan Youtube itu, Anas membeberkan analisanya mengapa Partai Demokrat begitu getol mendorong AHY untuk jadi Cawapres Anies. Salah satunya adalah terkait efek ekor jas.

"Tetapi buat Demokrat, kalau AHY jadi cawapres, Demokrat bisa mengambil efek ekor jas dari pilpres itu sehingga Pilegnya selamat," kata Anas.

Kedua, jika AHY benar-benar berpasangan dengan Anies maka hal itu menjadi sebuah investasi politik lanjutan bagi putra Presiden SBY itu di panggung yang lebih besar.

"Yang kedua itu adalah investasi politik lanjutan bagi AHY untuk tampil di panggung yang lebih besar dari Pilkada DKI dulu, yang panggung DKI dulu kan punya elektoral berarti ya," imbuhnya.

Anas yang kini duduk sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN) juga buka-bukaan terkait batalnya Anies Baswedan memilih AHY sebagai cawapres di Pilpres 2024. Dia bilang, jika Anies memilih AHY justru itu adalah sebuah deklarasi kekalahan bagi Anies.

Sebaliknya, jika Anies Baswedan benar-benar mendeklarasikan AHY sebagai cawapresnya, pada akhirnya itu adalah kemenangan Demokrat.

Bagi Anas, keputusan Anies tak memilih AHY menjadi cawapres adalah pilihan tepat. Dia menilai, hal itu karena tak ada prospek kemenangan jika Anies-AHY bersatu.

"Ini saya sebagai pengamat ini...., Waktu itu saya dengar perbincangan yang intinya begini.... Kalau waktu itu dideklarasikan Anies AHY, pembicaraannya, deklarasi itu adalah deklarasi kekalahan Anies," kata dia.

"Pada saat yang sama adalah deklarasi kemenangan Demokrat. Karena dalam perbincangan itu ya, kalau Anies-AHY itu, tidak ada prospek untuk menang Pilpres," imbuhnya.

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti Suara.com WhatsApp Channel di ponsel kamu
Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

KOTAK SUARA

TERKINI