2. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan
antara struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi
organ pada hewan berdasarkan hasil pengamatan.
Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada
hewan berdasarkan hasil pengamatan untuk
menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan
fungsi jaringan pada hewan terhadap bioproses yang
berlangsung pada hewan.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF
Siswa dapat mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi jaringan, serta organ penyusun sistem organ
pada tubuh hewan/manusia.
Siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku
ilmiah, yaitu teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, peduli dalam onservasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan atau berargumentasi,
bekerja sama, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
serta responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
atau dalam melakukan pengamatan tentang
struktur dan fungsi jaringan hewan.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF
Siswa dapat menganalisis berbagai bentuk dan struktur sel
penyusun jaringan epitel.
Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam jaringan
ikat dalam tubuh hewan/manusia.
Siswa dapat membedakan jaringan otot polos, otot lurik,
dan otot jantung.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri jaringan saraf.
Siswa dapat mengaitkan struktur jaringan dengan letak dan
fungsinya dalam tubuh hewan/manusia.
Siswa dapat memerinci organ-organ penyusun sistem
organ pada tubuh manusia.
Siswa dapat menjelaskan tentang sel punca (stem cell).
Siswa dapat mengemukakan abnormalitas sel-sel pada
penyakit tumor/kanker, dan penyebabnya.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
PSIKOMOTORIK
Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam
jaringan penyusun organ tubuh hewan melalui
pengamatan gambar.
Siswa dapat membuat sketsa atau gambar
berbagai macam jaringan hewan dari hasil
pengamatan.
7. I. JENIS JARINGAN PADA HEWAN VERTEBRATA
Ciri-ciri:
Terdiri atas sel-sel yang bersisi,
bersudut banyak, terkadang
bentuknya tidak teratur
Sel-sel tersusun rapat tanpa atau
sedikit substansi interseluler.
Memiliki daya regenerasi tinggi.
Beberapa jenis jaringan epitel
memiliki tonjolan yang disebut
mikrovili.
Tidak mengandung pembuluh darah
dan pembuluh limfa.
A. JARINGAN EPITEL
Fungsi:
Melindungi jaringan di
bawahnya.
Transportasi zat-zat.
Absorpsi
Sekresi
Ekskresi
Eksteroreseptor
Membantu respirasi
8. JENIS-JENIS JARINGAN EPITEL:
a. Jaringan epitel pipih
• Epitel pipih selapis.
Terdapat pada endotelium,
mesotelium, lapisan parietal
kapsul Bowman, alveolus
paru-paru, dll.
• Epitel pipih berlapis
banyak.
Terdapat pada kulit,
vagina, rongga mulut,
dll.
Epitel pipih selapis
Epitel pipih berlapis
banyak
9. b. Jaringan Epitel Kubus
(Kuboid)
• Epitel kubus selapis.
Banyak ditemukan pada
kelenjar, baik pada bagian
sekretori maupun saluran
keluarnya.
• Epitel kubus berlapis
banyak.
Terdapat pada bagian tubuh
untuk proteksi, absorpsi, dan
sekresi, misalnya kelenjar
keringat
Epitel kubus selapis
Epitel kubus berlapis
banyak
10. c. Jaringan Epitel Silindris
• Epitel silindris selapis.
Epitel silindris selapis bersilia terdapat pada uterus,
duktus deferens, bronkus intrapulmoner, dll.
Epitel silindris selapis tidak bersilia terdapat pada
sebagian besar saluran pencernaan.
Epitel silindris
selapis bersilia
Epitel silindris selapis
tidak bersilia
11. • Epitel silindris berlapis banyak.
Terdapat pada uretra, faring, laring, trakea, dan
kelenjar ludah.
12. d. Jaringan Epitel Transisional
Peralihan antara epitel pipih berlapis banyak dengan
epitel silindris berlapis banyak, terdapat pada bagian
yang mengalami tekanan dari dalam, misalnya sistem
urinaria.
e. Jaringan Epitel Kelenjar
• Kelenjar eksokrin, menyalurkan sekretnya ke permukaan
tubuh.
• Kelenjar endokrin, menyalurkan sekretnya ke aliran
darah atau limfa.
Epitel transisional Epitel kelenjar endokrin
13. Fungsi:
Pengikat dan penyambung antarjaringan.
Penyokong dan pembentuk struktur tubuh.
Penyimpan energi.
Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit.
Pelindung suatu organ.
Transpor cairan tubuh.
B. JARINGAN IKAT (JARINGAN PENYAMBUNG)
14. Jaringan ikat tersusun atas bahan intersel (matriks) dan sel-
sel penyusun jaringan ikat.
1) Matriks Jaringan Ikat, terdiri atas substansi intersel
amorf (tidak berbentuk) dan substansi intersel fibrosa
(dibedakan menjadi serat kolegen, serat retikular, dan
serat elastik).
2) Sel-Sel Penyusun Jaringan Ikat, yaitu fibroblas,
makrofag (histiosit), sel lemak (adiposa), mast cell (sel
tiang), sel plasma, sel pigmen, leukosit (sel darah putih),
dan sel mesenkim.
16. Jaringan ikat dibedakan menjadi tiga jenis:
1) Jaringan Ikat Sejati
• Jaringan ikat longgar, misalnya jaringan mukosa,
jaringan areolar, jaringan lemak (adiposa), dan
jaringan retikuler.
• Jaringan ikat padat, dibedakan menjadi jaringan ikat
padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur.
Jaringan mukosa Jaringan lemak (adiposa)
17. Jaringan ikat padat tidak teratur pada lapisan
dermis kulit
Jaringan ikat padat teratur pada tendon
18. 2) Jaringan Ikat Cair
• Jaringan darah, terdiri atas plasma darah, trombosit
(keping-keping darah) dan sel-sel darah (sel darah
merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit)).
• Jaringan limfa (getah bening), merupakan cairan
yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan
dikembalikan ke darah.
Jaringan darah manusia Jaringan limfa
19. 3) Jaringan Ikat Penyokong
• Jaringan tulang rawan (kartilago), tersusun atas
sel-sel tulang rawan kondrosit dan matriks yang
mengandung kondroitin sulfat. Kondrosit berada di
dalam rongga kecil yang disebut lakuna.
Berdasarkan kandungan senyawa pada matriks,
jaringan tulang rawan dibedakan menjadi:
Tulang rawan hialin
Tulang rawan elastik
Tulang rawan fibroblas
Jaringan tulang rawan hialin pada trakea
20. Jaringan tulang rawan fibroblas pada tendon
Jaringan tulang rawan elastik pada daun telinga
21. • Jaringan Tulang Keras (osteon)
Merupakan penyusun kerangka tubuh yang
tersusun dari komponen nonseluler berupa matriks
yang sangat padat dan kaku serta komponen
seluler. Macam-macam komponen seluler yaitu
osteoprogenitor, osteoblas, osteosit (sel tulang),
dan osteoklas.
Berdasarkan strukturnya, dibedakan menjadi:
Tulang spongiosa (spons)
Tulang kompak
Jaringan tulang
kompak
22. Tersusun dari sel-sel atau serat otot (miofibril)
yang tergabung dalam berkas-berkas.
Sel otot memiliki membran plasma yang disebut
sarkolema dan berisi sitoplasma yang disebut
sarkoplasma.
Miofibril terdiri atas satuan-satuan lebih kecil yang
disebut miofilamen.
Miofilamen tebal mengandung miosin, miofilamen
tipis mengandung aktin.
Setiap miofibril memiliki pita gelap dan pita terang
yang disebut sarkomer.
Tiga macam jaringan otot: jaringan otot polos,
jaringan otot rangka (lurik), dan jaringan otot
jantung
C. JARINGAN OTOT
23. Perbedaan antara otot polos, otot rangka (lurik),
dan otot jantung
Perbedaan Otot Polos Otot Rangka Otot Jantung
Bentuk sel Gelendong Silindris panjang Silindris, bagian
ujung bercabang
dua atau lebih
Ukuran sel Panjang 3-200 µm
Diameter 5-10 µm
Panjang 1-40 mm
Diameter 10-100 µm
Panjang 50-100 µm
Diameter 10-20 µm
Inti sel Bentuk oval, satu
di tengah
Bentuk lonjong,
banyak di tepi serat
Lonjong panjang,
satu di tengah serat
Pita gelap-
terang
Tidak ada Ada Ada
aktivitas Kontraksi lambat,
tidak mudah lelah
Kontraksi cepat,
kuat, mudah lelah
Kontraksi cukup
kuat, otomatis, tidak
mudah lelah
24. Perbedaan antara otot polos, otot rangka (lurik),
dan otot jantung (lanj.)
Perbedaan Otot Polos Otot Rangka Otot Jantung
Pengaruh
saraf
Saraf tak sadar (saraf
otonom), otot involunter
(otot tak sadar)
Saraf sadar, otot
volunter (otot
sadar)
Saraf otonom,
otot involunter
(otot tak
sadar)
Letak Saluran pencernaan,
dinding pembuluh darah,
pembuluh limfa, saluran
pernapasan, saluran
reproduksi, kandung
kemih, dermis, iris, dan
korpus siliaris mata.
Melekat pada
tulang rangka
Jantung
26. Tersebar di dalam tubuh, paling banyak (98%) pada
susunan saraf pusat otak dan medula spinalis (sumsum
tulang belakang).
Berfungsi menghimpun rangsangan dari lingkungan,
mengubah rangsangan menjadi impuls saraf,
memberikan jawaban (respons) ke organ efektor.
Tersusun dari sel saraf (neuron) berbentuk serabut
panjang dan sel penyokong (neuroglia) yang berukuran
kecil.
Neuroglia menghasilkan mielin sebagai penyokong
neuron dan menyatukan jaringan pada susunan saraf
pusat.
D. JARINGAN SARAF
28. II. ORGAN PADA HEWAN
Organ merupakan sekumpulan beberapa jaringan yang
melakukan fungsi tertentu. Organ pada hewan terdiri atas
organ luar (misal mata, telinga, mulut, dll) dan organ dalam
(misal paru-paru, jantung, lambung, dll).
Organ lambung yang tersusun dari beberapa jaringan
29. Sistem organ merupakan gabungan dari beberapa
organ yang melakukan fungsi tertentu.
III. SISTEM ORGAN PADA MANUSIA
Sistem organ pada tubuh manusia:
Sistem gerak
Sistem peredaran darah
Sistem limfa
Sistem pencernaan
Sistem pernapasan
Sistem ekskresi
sistem hormon (endokrin)
Sistem saraf
Sistem indra
Sistem reproduksi laki-laki
Sistem reproduksi betina
30. Sel punca adalah sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan sel
lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme
A. Karakteristik sel punca:
Belum berdiferensiasi, sehingga belum memiliki bentuk dan fungsi
yang spesifik.
Mampu memperbanyak diri dengan cara bereplikasi menghasilkan
sel-sel dengan karakteristik sama dengan induknya.
Dapat berdiferensiasi menjasi lebih dari satu jenis sel. Sel punca
dapat bersifat pluripoten, yaitu kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi sel tubuh apapun yang berasal dari ketiga lapisan
embional (ektoderm, mesoderm, dan endoderm), atau bersifat
multipoten, yaitu kemampuan untuk berdiferensiasi hanya menjadi
beberapa jenis sel yang biasanya berada dalam suatu golongan.
IV. SEL PUNCA (STEM CELL)
31. 1) Sel punca embrionik
Adalah sel punca yang terdapat pada perkembangan
individu yang masih berada dalam tahap embrio.
Terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari.
Bersifat pluripoten.
2) Sel punca Dewasa
Adalah sel punca yang ditemukan di antara sel-sel lainnya
yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan biasa.
Bersifat multipoten.
Contoh: sel punca hematopoteik, sel punca jaringan saraf,
sel punca jaringan kulit, sel punca mesenkimal, dan sel
punca jantung.
B. Jenis Sel Punca
33. Berbagai macam penyakit degeneratif, yaitu
penyakit akibat kerusakan sel-sel dalam jaringan
atau organ,bersifat irreversible.
Contoh penyakit degeneratif: stroke (gangguan
pasokan darah ke otak), diabetes mellitus
(gangguan metabolisme insulin), aterosklerosis
(peradangan pembuluh darah), dll.
Terapi menggunakan sel punca bersifat permanen.
C. Potensi Sel Punca dalam Aplikasi Klinis
34. Teknik transplantasi sel punca untuk regenerasi sel
pankreas penghasil insulin:
1) Sel punca dikultur hingga jumlahnya mencukupi.
2) Sel punca diinjeksikan ke pembuluh darah atau
didiferensiasikan terlebih dahulu menjadi sel β
pankreas yang menghasilkan hormon insulin.
3) Sel punca ditransplantasikan ke organ hati.
35. Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat
pertumbuhan sel-sel abnormal yang tumbuh tidak terkontrol.
Dibedakan menjadi 2 jenis: tumor jinak (benign) dan tumor
ganas (malignant).
Tumor yang bersifat ganas disebut kanker.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol disebabkan oleh
mutasi DNA atau gen yang mengontrol pembelahan sel.
Faktor penyebab tumor/kanker:
V. TUMOR DAN KANKER
Faktor keturunan
Faktor lingkungan
Makanan yang mengandung
bahan kimia
virus
Infeksi
Gangguan keseimbangan hormonal
Faktor kejiwaan dan emosional
Radikal bebas