SlideShare a Scribd company logo
1 of 99
SMA/MA Kelas X Semester 1
Biologi
Oleh: Henny Purnamawati
Siti Nur Hidayah
Rumiyati
Disklaimer Daftar isi
Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
BAB I Ruang Lingkup Biologi
BAB II Keanekaragaman Hayati pada Makhluk Hidup
BAB III Virus
BAB IV Bakteri
BAB V Protista
BAB VI Fungi
DAFTAR ISI
BAB
Ruang Lingkup Biologi
I
A. Hakikat Biologi sebagai Ilmu
Sains
B. Metode Ilmiah
C. Prosedur Keselamatan Kerja
di Laboratorium
Kembali ke daftar isi
A. Hakikat Biologi sebagai Ilmu Sains
1. Biologi sebagai Ilmu
2. Objek Kajian Biologi
3. Cabang-Cabang Ilmu dalam Biologi
4. Peranan Biologi bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Biologi sebagai Ilmu
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Apa itu Biologi?
 Biologi atau ilmu hayat merupakan bagian dari Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang disebut juga Sains.
 Sains didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
gejala-gejala alam.
 Gejala-gejala di alam dapat terjadi pada benda hidup
(biotik) maupun benda tidak hidup (abiotik).
 Biologi mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi pada
benda hidup.
 Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu bios (hidup)
dan logos (ilmu).
2. Objek Kajian Biologi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Cabang-Cabang Ilmu dalam Biologi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Peranan Biologi bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pertanian
1) Buah-buahan
tanpa biji.
2) Kultur jaringan
tumbuhan.
Peternakan
1) Inseminasi
buatan.
2) Teknik
fertilisasi in vitro.
Kedokteran
1) Vaksin.
2) Teknik bayi
tabung.
3) Transplantasi
organ.
Lingkungan
1) Mengatasi
pencemaran
akibat tumpahan
minyak di laut
dengan
memanfaatkan
bakteri
Pseudomonas
putida.
B. Metode Ilmiah
1.Langkah-Langkah Metode Ilmiah
2.Sikap Ilmiah
3.Laporan Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Langkah-Langkah Metode Ilmiah
a. Pemilihan Masalah
b. Perumusan Masalah
c. Pengumpulan Keterangan
d. Penyusunan Hipotesis
e. Pengujian Hipotesis
f. Pengolahan Data
g. Pengambilan Kesimpulan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sikap Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Mampu Membedakan Opini dan Fakta
b. Memiliki Rasa Ingin Tahu
c. Peduli Lingkungan
d. Jujur terhadap Fakta
e. Terbuka dan Fleksibel
f. Berani Mencoba
g. Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
h. Bekerja Sama
i. Ulet dan Gigih
j. Bertanggung Jawab
3. Laporan Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Judul Laporan
b. Prakata
c. Daftar Isi
d. Pendahuluan
e. Tinjauan Pustaka
f. Metode Penelitian
g. Hasil dan Pembahasan
h. Kesimpulan
i. Daftar Pustaka
j. Lampiran
C. Prosedur Keselamatan Kerja di
Laboratorium
1.Mengenal Alat-Alat Laboratorium
2.Mengenal Bahan-Bahan Laboratorium
3.Mengenal Prosedur Kerja di Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Mengenal Alat-Alat Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alat-alat laboratorium merupakan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan
praktikum. Beberapa jenis alat laboratorium di antaranya autoklaf, cawan petri,
gelas arloji, tabung reaksi, termometer, dan gelas beker.
2. Mengenal Bahan-Bahan Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bahan-bahan laboratorium yang digunakan meliputi bahan kimia dan bahan
biologi. Bahan-bahan kimia tersebut di antaranya alkohol, akuades, asam klorida,
dan eter. Adapun bahan biologi tersebut yaitu makhluk hidup, dapat berupa
hewan, tumbuhan, Protista, virus, dan bakteri.
3. Mengenal Prosedur Kerja di Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Mudah
meledak
(eksplosif)
pada
kondisi
tertentu.
Dapat
membakar
bahan lain
(pengoksi-
dasi).
Sangat
mudah
terbakar.
Dapat
menimbul-
kan
kerusakan
pada
jaringan
tubuh
manusia
(korosif).
Berbahaya
bagi
kehidupan
organisme
di
lingkungan
.
Bersifat
racun
(toxic)
apabila
terisap,
tertelan,
atau
terpapar
kulit.
BAB
A. Pengertian dan Jenis-Jenis
Keanekaragaman Hayati
B. Keanekaragaman Hayati di
Indonesia
C. Klasifikasi Keanekaragaman
Hayati
Kembali ke daftar isi
Keanekaragaman Hayati
pada Makhluk Hidup
II
A. Pengertian dan Jenis-Jenis
Keanekaragaman Hayati
1.Keanekaragaman Gen
2.Keanekaragaman Jenis
3.Keanekaragaman Ekosistem
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Keanekaragaman Gen
Apa itu keanekaragaman gen?
Keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Keanekaragaman Jenis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Apa itu keanekaragaman jenis?
Keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis
atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau
familia yang sama.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bagaimana keanekaragaman ekosistem terjadi?
Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya perbedaan
letak geografis. Perbedaan letak geografis ini mengakibatkan
terjadinya perbedaan iklim yang akan berpengaruh terhadap jenis-
jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu daerah.
B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
1. Persebaran Flora di Indonesia
2. Persebaran Fauna di Indonesia
3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman
Hayati
4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi
Keanekaragaman Hayati
5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sumber: https://youtu.be/f-vshHBFbe8
1. Persebaran Flora di Indonesia
 Flora di Indonesia tercakup dalam kawasan Malesiana, yang terdiri
atas Indonesia, Filipina, Malaysia, Kepulauan Solomon, dan Papua
Nugini.
 Persebaran flora di Indonesia tidak merata.
 Hutan hujan tropis di Kalimantan mempunyai keanekaragaman
tumbuhan paling tinggi.
 Untuk daerah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda
mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling sedikit.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Persebaran Fauna di Indonesia
 Wallace membuat garis Wallace yang memisahkan jenis fauna Indonesia
bagian barat (daerah Oriental) dengan bagian timur (daerah Australian).
 Weber membuat garis Weber yang memisahkan jenis fauna Indonesia
bagian timur dan tengah yang dikenal sebagai daerah peralihan antara
wilayah Oriental dan Australian.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Daerah Oriental
1) Daerah Oriental meliputi Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan
Kalimantan.
2) Banyak mamalia berukuran besar.
3) Terdapat berbagai jenis kera.
4) Terdapat burung-burung berwarna kurang menarik, tetapi bersuara
merdu.
5) Terdapat berbagai jenis ikan air tawar.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Orang utan Harimau sumatra Jalak bali
b. Daerah Australian
1) Daerah Australian meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya.
2) Terdapat mamalia berukuran kecil.
3) Banyak hewan berkantong.
4) Tidak terdapat spesies kera.
5) Burung berwarna-warni, namun bersuara kurang merdu.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Cenderawasih Kanguru pohon
Kuskus
c. Daerah Peralihan
1) Daerah peralihan meliputi daerah Sulawesi dan
Kepulauan Nusa Tenggara.
2) Terdiri atas hewan-hewan endemik yaitu hewan yang
hanya ada di pulau tersebut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Anoa
Komodo Rangkong Singapuar
Maleo
3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sebagai
Sumber
Pangan,
Sandang,
Papan, dan
Kesehatan
Sebagai
Sumber
Plasma Nutfah
Mempertahan-
kan
Keberlanjutan
Ekosistem
Sebagai Lahan
Penelitian dan
Pengembangan
Ilmu
Pengetahuan
Sebagai
Tempat
Rekreasi
Sebagai
Sumber
Pendapatan/
Devisa
4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi
Keanekaragaman Hayati
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aktivitas manusia yang
dapat menurunkan
keanekaragaman hayati
a. Perusakan habitat.
b. Penggunaan bahan kimia
secara berlebihan.
c. Adanya pertanian monokultur.
d. Pencemaran lingkungan dari
limbah pabrik atau rumah
tangga.
Aktivitas manusia yang
dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati
a. Pemuliaan.
b. Reboisasi (penghijauan).
c. Pembuatan taman-taman kota.
d. Pelestarian plasma nutfah
secara in situ dan ex situ.
e. Penebangan pohon di hutan
dilakukan dengan menerapkan
sistem tebang pilih dan tanam
kembali.
5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Melakukan pelestarian
keanekaragaman hayati baik
secara in situ maupun ex situ.
 Pelestarian secara in situ yaitu
pelestarian makhluk hidup dalam
habitat aslinya.
 Pelestarian secara ex situ yaitu
pelestarian makhluk hidup di luar
habitat aslinya tetapi lingkungan
dibuat mirip aslinya.
b. Memanfaatkan keanekaragaman
hayati dengan menerapkan prinsip-
prinsip berikut.
1) Prinsip daya toleransi.
2) In optimum.
3) Prinsip ketahanbalikan.
4) Faktor pengontrol.
C. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati
1.Perkembangan Sistem Klasifikasi
2.Pemberian Nama Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Perkembangan Sistem Klasifikasi
a. Klasifikasi Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem ini menggunakan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi
(terutama alat reproduksi dan habitatnya) sebagai dasar pengklasifikasian.
a. Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan
morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar.
a. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lain.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Pemberian Nama Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama ilmiah makhluk hidup
dengan sistem tata nama binomial sebagai berikut.
a. Nama Jenis (Spesies)
 Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal yang sudah
dilatinkan.
 Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata kedua merupakan penunjuk
spesies atau jenis.
 Dalam penulisan nama marga, huruf pertama harus dimulai dengan huruf besar.
 Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil.
 Setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digarisbawahi
secara terpisah agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain (bahasa tulis teksnya).
b. Nama Marga (Genus)
 Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda
berbentuk tunggal (mufrad).
 Huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital dan dicetak miring.
c. Nama Suku (Familia)
 Pada tumbuhan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan akhiran -aceae.
 Pada hewan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan dengan -ideae.
BAB
A. Ciri-Ciri Virus
B. Peranan Virus bagi
Kehidupan
Kembali ke daftar isi
Virus
III
A. Ciri-Ciri Virus
1.Sejarah Penemuan Virus
2.Sifat-Sifat Virus
3.Struktur Virus
4.Klasifikasi Virus
5.Replikasi Virus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Sejarah Penemuan Virus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sifat-Sifat Virus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Apa saja sifat-sifat virus?
Virus bukan berupa sel (aseluler).
Virus hanya dapat memperbanyak diri
dalam tubuh makhluk hidup.
Virus hanya tersusun atas satu jenis
asam nukleat yaitu DNA saja atau RNA.
Virus dapat dikristalkan.
3. Struktur Virus
a. Ukuran Virus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. BentukVirus
c. Susunan Tubuh Virus
4. Klasifikasi Virus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Dari uraian tersebut, virus dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan asam
nukleatnya, bentuk dasar, keberadaan selubung yang melapisi nukleokapsid, jumlah
kapsomer, dan sel inang.
a. Pengelompokan Virus Berdasarkan Kandungan Asam Nukleatnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Pengelompokan Virus Berdasarkan Bentuk Dasarnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
c. Pengelompokan Virus Berdasarkan Keberadaan Selubung yang Melapisi Nukleokapsid
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
d. Pengelompokan Virus Berdasarkan Jumlah Kapsomernya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
e. Pengelompokan Virus Berdasarkan Sel Inangnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Replikasi Virus
Replikasi virus merupakan proses reproduksi pada virus. Proses replikasi
virus melalui daur litik dan daur lisogenik.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Peranan Virus bagi Kehidupan
1.Virus yang Menguntungkan
2.Virus yang Merugikan
3.Pencegahan terhadap Inveksi Virus
4.Mengenal Lebih Dekat HIV
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Virus yang Menguntungkan
a. Interferon
b. Profag
c. Vaksin
d. Peta Kromosom
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Virus yang Merugikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Pencegahan terhadap Infeksi Virus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Vaksinasi
Menerapkan Pola Hidup Sehat
• Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang
• Berolahraga secara teratur
• Beristirahat yang cukup
• Menghindari stres
• Menghindari rokok dan minuman beralkohol
• Membiasakan mencuci tangan dengan sabun
4. Mengenal Lebih Dekat HIV
 HIV memiliki ukuran 1/70 kali dari ukuran sel darah putih
manusia.
 HIV menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome).
 HIV menyerang sel darah putih dengan cara menginfeksi sel
CD4.
 HIV dapat ditularkan kepada orang yang sehat melalui berbagai
cara seperti hubungan seksual, transfusi darah, pemakaian
jarum suntik bersama, dan dari ibu penderita AIDS kepada
anaknya yang masih dalam kandungan.
 Sampai saat ini, AIDS belum ada obatnya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Bakteri
IV
A. Ciri-ciri Bakteri
B. Klasifikasi Bakteri serta
Peranannya dalam
Kehidupan
Kembali ke daftar isi
A. Ciri-Ciri Bakteri
1. Ciri Umum Bakteri
2. Struktur Bakteri
3. Bentuk Bakteri
4. Reproduksi Bakteri
5. Morfologi Koloni Bakteri
6. Pewarnaan/Pengecatan Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri Umum Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bakteri mempunyai ciri-ciri umum seperti berikut.
a. Berukuran kecil (diameter 0,5–1 mikron dengan panjang 1–20 mikron)
sehingga sering disebut mikroorganisme.
b. Mempunyai dinding sel.
c. Hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
d. Bersifat uniseluler (terdiri atas satu sel).
e. Bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
f. Bersifat kosmopolit (habitatnya meliputi daerah yang luas).
g. Hidup secara soliter atau berkoloni.
h. Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora saat kondisi
lingkungan tidak menguntungkan. Contoh Clostridium botulinum,
Clostridium tetani, dan Bacillus anthracis.
2. Struktur Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Struktur Umum Bakteri
Struktur umum bakteri meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, dan bahan
inti.
b. Struktur Tambahan Bakteri
Struktur tambahan bakteri meliputi flagela, pili atau fimbrie, kapsul, klorosom, mesosom, vakuola
gas, dan endospora.
3. Bentuk Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Reproduksi Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Reproduksi Aseksual
 Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi
aseksual melalui proses pembelahan biner.
 Proses ini mampu mereproduksi salinan
genetik dari sel induk secara tepat.
 Reproduksi yang cepat ini memungkinkan
bakteri dapat berkembang menjadi sangat
banyak dalam lingkungan yang meng-
untungkan.
a. Reproduksi Seksual
1) Transformasi
2) Transduksi
3) Konjugasi
5. Morfologi Koloni Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
6. Pewarnaan/Pengecatan Bakteri
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pewarnaan atau pengecatan bakteri merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi
bakteri. Secara umum perwarnaan bakteri mempunyai beberapa tujuan berikut.
a. Mempermudah melihat bentuk bakteri.
b. Memperjelas ukuran bakteri.
c. Melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri (jika memungkinkan).
d. Melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia dapat diketahui.
Salah satu teknik pewarnaan yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
yaitu pewarnaan Gram. Melalui pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan antara bakteri
Gram negatif dan bakteri Gram positif.
B. Klasifikasi Bakteri serta Peranannya
dalam Kehidupan
1. Klasifikasi Eubacteria (Bakteri Sejati)
2. Peranan Bakteri dalam Kehidupan
3. Cara Mengatasi Bakteri Merugikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Klasifikasi Eubacteria (Bakteri Sejati)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
pembandingan
signature sequence
dalam RNA ribosomal
•Proteobacteria
•Bakteri Gram Positif
•Spirochetes
•Chlamydias
•Cyanobacteria
Berdasarkan sumber
nutrisinya
•Bakteri Autotrof
•Bakteri Heterotrof
Berdasarkan
kebutuhan oksigennya
•Bakteri Aerob
•Bakteri Anaerob
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Peranan Bakteri dalam Kehidupan
a. Bakteri yang Menguntungkan
1) Peranan Bakteri di Bidang Industri Makanan
2) Peranan Bakteri di Bidang Obat-obatan dan Vitamin
3) Peranan Bakteri di Bidang Pertanian
4) Peranan Bakteri dalam Pembuatan Biogas dan sebagai Pengurai
b. Bakteri yang Merugikan
1) Peranan Bakteri yang Mengakibatkan Penyakit pada Manusia, Hewan,
dan Tumbuhan
2) Peranan Bakteri yang Merusak Makanan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Peranan Bakteri di Bidang Industri Makanan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Peranan Bakteri di Bidang Obat-obatan dan Vitamin
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Peranan Bakteri di Bidang Pertanian
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Peranan Bakteri dalam Pembuatan Biogas dan sebagai Pengurai
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Peranan Bakteri yang Mengakibatkan Penyakit
pada Manusia, Hewan, dan Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Peranan Bakteri yang Merusak Makanan
3. Cara Mengatasi Bakteri Merugikan
a. Pengawetan
makanan
1) Pendinginan
2) Pemanasan
(pasteurisasi)
3) Pengeringan
4) Pengalengan
5) Pengasinan
6) Pemanisan
7) Pengasaman
8) Fermentasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Imunisasi
• Usaha untuk
memperoleh
kekebalan tubuh
terhadap
penyakit yang
disebabkan oleh
mikroorganisme
patogen.
• Salah satu cara
imunisasi dengan
melakukan
vaksinasi.
c. Menjaga Kebersihan
dan Kesehatan Diri serta
Lingkungan
BAB
Protista
V
A. Ciri-Ciri Umum Protista
B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista
Menyerupai Jamur serta
Peranannya bagi Kehidupan
C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista
Menyerupai Tumbuhan (Algae)
serta Peranannya bagi Kehidupan
D. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista
Menyerupai Hewan (Protozoa) serta
Peranannya bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi
A. Ciri-Ciri Umum Protista
1. Eukariotik
2. Uniseluler dan Multiseluler
3. Heterotrof dan Fotoautotrof
4. Bereproduksi secara Seksual dan Aseksual
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista
Menyerupai Jamur serta Peranannya bagi
Kehidupan
1. Klasifikasi Protista menyerupai Jamur
2. Peranan Protista menyerupai Jamur
bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Klasifikasi Protista Menyerupai Jamur
a. Jamur Lendir
b. Jamur Air (Oomycota)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Peranan Protista menyerupai Jamur bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista
Menyerupai Tumbuhan (Algae) serta
Peranannya bagi Kehidupan
1. Ciri-Ciri Algae
2. Klasifikasi dan Peranan Algae
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri-Ciri Algae
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ukuran dan Bentuk
Tubuh
Algae memiliki
ukuran
beranekaragam dari
yang tidak dapat
dilihat (mikroskopik)
sampai yang dapat
dilihat menggunakan
mata telanjang
(makroskopik).
Struktur dan Fungsi
Tubuh
Sel-sel yang
menyusun Algae baik
yang uniseluler
maupun multiseluler
berupa sel eukariotik.
Sel Algae dilapisi
oleh dinding sel dan
di dalamnya terdapat
kloroplas yaitu
organel plastida yang
mengandung zat
warna (pigmen).
Reproduksi
Algae
bereproduksi baik
secara aseksual mapun
seksual. Reproduksi
secara aseksual
berlangsung dengan
pembelahan sel
(pembelahan biner),
fragmentasi, dan
pembentukan spora.
Reproduksi seksual
melibatkan peleburan
dua gamet yang
berbeda jenis untuk
membentuk zigot dan
tumbuh menjadi individu
baru.
Habitat dan
Cara Hidup
Algae memiliki
kloroplas
sehingga mampu
melangsungkan
proses
fotosintesis.
Algae hidup
bebas di perairan
misalnya kolam,
danau, sungai,
rawa, dan laut.
2. Klasifikasi dan Peranan Algae
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Salah satu spesies Bacillariophyta
adalah Navicula yang dapat
dimanfaatkan sebagai campuran
semen, dinamit, dan bahan
penggosok.
b. Beberapa jenis Algae cokelat
misalnya Laminaria dan
Macrocystis menghasilkan algin
(asam alginat). Asam alginat
merupakan bagian koloid dari
ganggang cokelat yang digunakan
dalam pembuatan es krim, pil,
tablet, salep, obat pembersih gigi,
losion, dan krim sehabis mencukur.
Selain itu, Laminaria juga
dimanfaatkan sebagai pupuk dan
makanan ternak karena kandungan
nitrogen dan kaliumnya yang tinggi.
c. Beberapa jenis Algae merah dapat
dimanfaatkan sebagai bahan
pembuat agar-agar, misalnya
Eucheuma spinosum dan Gelidium
robustum.
C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista
Menyerupai Hewan (Protozoa) serta
Peranannya bagi Kehidupan
1. Ciri-Ciri Protozoa
2. Klasifikasi Protozoa Beserta Peranannya
bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri-Ciri Protozoa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Struktur Tubuh
Protozoa nemiliki ukuran
tubuh antara 100–300
mikron sehingga bersifat
mikroskopis. Protozoa
merupakan organisme
bersel satu (uniseluler).
Semua kegiatan
dilakukan oleh satu sel
tunggal. Setiap sel terdiri
atas bagian-bagian
seperti membran plasma,
sitoplasma, vakuola
makanan, vakuola
kontraktil, inti sel, dan
mitokondria.
Reproduksi
Sebagian besar
Protozoa melakukan
reproduksi aseksual
dengan cara
pembelahan biner.
Namun, ada juga
beberapa jenis Protozoa
yang melangsungkan
reproduksi seksual
dengan cara penyatuan
sel generatif (gamet) dan
atau penyatuan inti sel
vegetatif.
Habitat dan Cara Hidup
Protozoa dapat hidup
soliter atau berkoloni pada
berbagai jenis habitat.
Sebagian besar Protozoa
hidup bebas di perairan.
Beberapa jenis lainnya
ada yang hidup di tanah.
Ada juga yang hidup di
dalam tubuh organisme
lainnya seperti hewan dan
manusia dengan cara
bersimbiosis. Protozoa
merupakan organisme
heterotrof yang
memangsa bakteri,
Protista lain, dan sampah
organisme.
2. Klasifikasi Protozoa Beserta Peranannya bagi
Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Fungi
VI
A. Ciri-Ciri Umum Jamur
B. Zygomycotina
C. Ascomycotina
D. Basidiomycotina
E. Deuteromycotina
Kembali ke daftar isi
Pada dasarnya, jamur memiliki ciri-ciri umum seperti berikut.
1. Organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin.
2. Tidak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Fungi
memperoleh bahan organik dari lingkungannya, baik dari makhluk
hidup lain atau dari sisa makhluk hidup.
3. Anggota Fungi ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Tubuh
Fungi multiseluler berupa talus yang tersusun dari hifa yang
bercabangcabang membentuk miselium.
4. Habitatnya di tempat-tempat lembap dengan pH rendah serta bersifat
kosmopolitan (mudah hidup di berbagai tempat).
5. Dalam daur hidup Fungi terjadi reproduksi seksual dan aseksual.
A. Ciri-Ciri Umum Jamur
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Kelompok Jamur Zygomycotina
1. Ciri-Ciri Jamur Zygomycotina
2. Reproduksi Zygomycotina
3. Contoh Zygomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri-Ciri Jamur Zygomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Reproduksi Zygomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora vegetatif.
b. Reproduksi Seksual
Hifa jantan (+) dan hifa betina (–) saling berdekatan. Hifa-hifa tersebut membentuk
cabang hifa (gametangium).
3. Contoh Zygomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak
dalam kedelai menjadi molekul yang lebih sederhana. Beberapa jenis Rhizopus
sebagai berikut.
1) Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi.
2) Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu
dalam pembuatan tempe.
3) Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada
tomat.
b. Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak.
c. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.
d. Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
e. Beauveria bassiana dimanfaatkan sebagai pengendali hama alami.
f. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
C. Kelompok Jamur Ascomycotina
1. Ciri-Ciri Ascomycotina
2. Reproduksi Ascomycotina
3. Contoh Ascomycotina dan Peranannya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri-Ciri Jamur Ascomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Reproduksi Ascomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada
Ascomycotina multiseluler dilakukan
dengan fragmentasi miselium dan
pembentukan konidia. Reproduksi
aseksual pada Ascomycotina
uniseluler dengan membentuk
tunas.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual pada
Ascomycotina uniseluler terjadi
dengan cara konjugasi. Reproduksi
seksual pada Ascomycotina
multiseluler dilakukan dengan cara
seperti gambar di samping.
3. Contoh Ascomycotina dan Peranannya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
D. Kelompok Jamur Basidiomycotina
1. Ciri-Ciri Basidiomycotina
2. Reproduksi Basidiomycotina
3. Contoh Basidiomycotina dan Peranannya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri-Ciri Jamur Basidiomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Reproduksi Basidiomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reproduksi aseksual pada jamur Basidiomycotina dengan cara membentuk konidia.
Sementara itu, reproduksi seksualnya dilakukan dengan cara membentuk basidiospora.
Pada reproduksi seksual, hifa (+) dan hifa (–) saling mendekat dan dinding selnya larut
(plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan dua inti haploid yang berpasangan
(dikariotik).
3. Contoh Basidiomycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Volvariella volvaceae (jamur merang) dan Agaricus sp. sebagai bahan makanan.
Jamur ini ditanam pada media yang mengandung banyak selulosa (misalnya
merang padi) dan mempunyai kelembapan tinggi.
b. Auricularia polytricha (jamur kuping) sebagai bahan makanan. Bentuknya seperti
telinga, kenyal, warnanya cokelat kehitaman, dan hidup pada kayu yang lapuk.
c. Pleurotus (jamur tiram) sebagai bahan makanan. Jamur ini sering dibudidayakan
dengan media serbuk kayu atau bahan yang mengandung banyak lignin dan
selulosa.
d. Ganoderma applanatum (jamur kayu) sebagai bahan obat-obatan. Tubuh buahnya
berbentuk setengah lingkaran seperti kipas dan keras.
E. Kelompok Jamur Deuteromycotina
1. Ciri-Ciri Deuteromycotina
2. Reproduksi Deuteromycotina
3. Contoh Deuteromycotina dan Peranannya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ciri-Ciri Jamur Deuteromycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin.
b. Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis.
c. Hidup sebagai saprofit atau parasit.
d. Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis Fungi
yang sudah dapat diidentifikasi, tetapi belum diketahui cara
reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina.
2. Reproduksi Deuteromycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan
konidia, blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora
(membentuk spora dengan benang hifa).
 Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga
dinamakan Fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna.
 Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi
tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai
dengan cara reproduksi seksualnya.
3. Contoh Deuteromycotina
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a.Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panau pada manusia.
b.Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia.
c.Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia.
d.Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta
menyerang daun dan buah tanaman budi daya.
Sekian dan Terima Kasih
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
Materi 2 klasifikasi
Materi 2 klasifikasiMateri 2 klasifikasi
Materi 2 klasifikasi
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiCabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi
 
PPT Biologi SMA Kelas X Protista-fix
PPT Biologi SMA Kelas X Protista-fixPPT Biologi SMA Kelas X Protista-fix
PPT Biologi SMA Kelas X Protista-fix
 
Sistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataSistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrata
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
 
PPT VIRUS
PPT VIRUSPPT VIRUS
PPT VIRUS
 
12. rpp 8 kingdom plantae
12. rpp 8 kingdom plantae12. rpp 8 kingdom plantae
12. rpp 8 kingdom plantae
 
Virus 5
Virus 5Virus 5
Virus 5
 
PPT INVERTEBRATA
PPT INVERTEBRATAPPT INVERTEBRATA
PPT INVERTEBRATA
 
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - SelMakalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
 
Genetika mikroba
Genetika mikrobaGenetika mikroba
Genetika mikroba
 
stuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkastuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangka
 
Jarinngan sekresi
Jarinngan sekresiJarinngan sekresi
Jarinngan sekresi
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMA
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia )   almansyahnis S...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia )   almansyahnis S...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...
 
Genetika mikroba
Genetika mikrobaGenetika mikroba
Genetika mikroba
 
Lks animalia
Lks animaliaLks animalia
Lks animalia
 
Konsep dasar biologi
Konsep dasar biologiKonsep dasar biologi
Konsep dasar biologi
 
Lkpd virus
Lkpd virusLkpd virus
Lkpd virus
 

Similar to SMA/MA Biologi

Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemFatikah Rahma Dewi
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014Shohib Uddin
 
Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)rame group
 
Makalah ipa kelompok 7
Makalah ipa kelompok 7Makalah ipa kelompok 7
Makalah ipa kelompok 7supiahsari02
 
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxBab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxDekaMuliya1
 
Bedah SKL Biologi SMA TP 2012 2013
Bedah SKL  Biologi SMA TP  2012 2013Bedah SKL  Biologi SMA TP  2012 2013
Bedah SKL Biologi SMA TP 2012 2013almansyahnis .
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran lengkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran lengkapRencana pelaksanaan pembelajaran lengkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran lengkapWenny Klick
 
Bab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan Persekitaran
Bab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan PersekitaranBab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan Persekitaran
Bab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan PersekitaranSafwan Yusuf
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGIIvho Mamonto
 
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktHandout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktFajar Adinugraha
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiEko Supriyadi
 
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxBab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxbertha_tandi
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 cbinasuci
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 cbinasuci
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 cbinasuci
 
PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...
PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...
PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...Kalisthiana Yi Ku
 

Similar to SMA/MA Biologi (20)

Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Un biologi sma ok
Un biologi sma okUn biologi sma ok
Un biologi sma ok
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
 
Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)
 
Makalah ipa kelompok 7
Makalah ipa kelompok 7Makalah ipa kelompok 7
Makalah ipa kelompok 7
 
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxBab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
 
Bedah SKL Biologi SMA TP 2012 2013
Bedah SKL  Biologi SMA TP  2012 2013Bedah SKL  Biologi SMA TP  2012 2013
Bedah SKL Biologi SMA TP 2012 2013
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran lengkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran lengkapRencana pelaksanaan pembelajaran lengkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran lengkap
 
Bab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan Persekitaran
Bab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan PersekitaranBab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan Persekitaran
Bab 4 Saling Bersandaran antara Organisma Hidup dengan Persekitaran
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGI
 
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktHandout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Skl 1.1
Skl 1.1Skl 1.1
Skl 1.1
 
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxBab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
 
Makalah ekosistem
Makalah ekosistemMakalah ekosistem
Makalah ekosistem
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c
 
PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...
PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...
PPT Keanekaragaman hayati, biogeografi, klasifikasi dan taksonomi - BIOLOGI F...
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 

Recently uploaded

Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 

Recently uploaded (6)

Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 

SMA/MA Biologi

  • 1. SMA/MA Kelas X Semester 1 Biologi Oleh: Henny Purnamawati Siti Nur Hidayah Rumiyati Disklaimer Daftar isi
  • 2. Disklaimer • PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. • Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
  • 3. BAB I Ruang Lingkup Biologi BAB II Keanekaragaman Hayati pada Makhluk Hidup BAB III Virus BAB IV Bakteri BAB V Protista BAB VI Fungi DAFTAR ISI
  • 4. BAB Ruang Lingkup Biologi I A. Hakikat Biologi sebagai Ilmu Sains B. Metode Ilmiah C. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium Kembali ke daftar isi
  • 5. A. Hakikat Biologi sebagai Ilmu Sains 1. Biologi sebagai Ilmu 2. Objek Kajian Biologi 3. Cabang-Cabang Ilmu dalam Biologi 4. Peranan Biologi bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 6. 1. Biologi sebagai Ilmu Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Apa itu Biologi?  Biologi atau ilmu hayat merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang disebut juga Sains.  Sains didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam.  Gejala-gejala di alam dapat terjadi pada benda hidup (biotik) maupun benda tidak hidup (abiotik).  Biologi mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi pada benda hidup.  Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu bios (hidup) dan logos (ilmu).
  • 7. 2. Objek Kajian Biologi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 8. 3. Cabang-Cabang Ilmu dalam Biologi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 9. 4. Peranan Biologi bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Pertanian 1) Buah-buahan tanpa biji. 2) Kultur jaringan tumbuhan. Peternakan 1) Inseminasi buatan. 2) Teknik fertilisasi in vitro. Kedokteran 1) Vaksin. 2) Teknik bayi tabung. 3) Transplantasi organ. Lingkungan 1) Mengatasi pencemaran akibat tumpahan minyak di laut dengan memanfaatkan bakteri Pseudomonas putida.
  • 10. B. Metode Ilmiah 1.Langkah-Langkah Metode Ilmiah 2.Sikap Ilmiah 3.Laporan Ilmiah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 11. 1. Langkah-Langkah Metode Ilmiah a. Pemilihan Masalah b. Perumusan Masalah c. Pengumpulan Keterangan d. Penyusunan Hipotesis e. Pengujian Hipotesis f. Pengolahan Data g. Pengambilan Kesimpulan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 12. 2. Sikap Ilmiah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Mampu Membedakan Opini dan Fakta b. Memiliki Rasa Ingin Tahu c. Peduli Lingkungan d. Jujur terhadap Fakta e. Terbuka dan Fleksibel f. Berani Mencoba g. Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis h. Bekerja Sama i. Ulet dan Gigih j. Bertanggung Jawab
  • 13. 3. Laporan Ilmiah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Judul Laporan b. Prakata c. Daftar Isi d. Pendahuluan e. Tinjauan Pustaka f. Metode Penelitian g. Hasil dan Pembahasan h. Kesimpulan i. Daftar Pustaka j. Lampiran
  • 14. C. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium 1.Mengenal Alat-Alat Laboratorium 2.Mengenal Bahan-Bahan Laboratorium 3.Mengenal Prosedur Kerja di Laboratorium Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 15. 1. Mengenal Alat-Alat Laboratorium Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Alat-alat laboratorium merupakan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum. Beberapa jenis alat laboratorium di antaranya autoklaf, cawan petri, gelas arloji, tabung reaksi, termometer, dan gelas beker.
  • 16. 2. Mengenal Bahan-Bahan Laboratorium Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Bahan-bahan laboratorium yang digunakan meliputi bahan kimia dan bahan biologi. Bahan-bahan kimia tersebut di antaranya alkohol, akuades, asam klorida, dan eter. Adapun bahan biologi tersebut yaitu makhluk hidup, dapat berupa hewan, tumbuhan, Protista, virus, dan bakteri.
  • 17. 3. Mengenal Prosedur Kerja di Laboratorium Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Mudah meledak (eksplosif) pada kondisi tertentu. Dapat membakar bahan lain (pengoksi- dasi). Sangat mudah terbakar. Dapat menimbul- kan kerusakan pada jaringan tubuh manusia (korosif). Berbahaya bagi kehidupan organisme di lingkungan . Bersifat racun (toxic) apabila terisap, tertelan, atau terpapar kulit.
  • 18. BAB A. Pengertian dan Jenis-Jenis Keanekaragaman Hayati B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia C. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati Kembali ke daftar isi Keanekaragaman Hayati pada Makhluk Hidup II
  • 19. A. Pengertian dan Jenis-Jenis Keanekaragaman Hayati 1.Keanekaragaman Gen 2.Keanekaragaman Jenis 3.Keanekaragaman Ekosistem Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 20. 1. Keanekaragaman Gen Apa itu keanekaragaman gen? Keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 21. 2. Keanekaragaman Jenis Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Apa itu keanekaragaman jenis? Keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama.
  • 22. 3. Keanekaragaman Ekosistem Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Bagaimana keanekaragaman ekosistem terjadi? Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis ini mengakibatkan terjadinya perbedaan iklim yang akan berpengaruh terhadap jenis- jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu daerah.
  • 23. B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia 1. Persebaran Flora di Indonesia 2. Persebaran Fauna di Indonesia 3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati 4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi Keanekaragaman Hayati 5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Sumber: https://youtu.be/f-vshHBFbe8
  • 24. 1. Persebaran Flora di Indonesia  Flora di Indonesia tercakup dalam kawasan Malesiana, yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Malaysia, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini.  Persebaran flora di Indonesia tidak merata.  Hutan hujan tropis di Kalimantan mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling tinggi.  Untuk daerah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling sedikit. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 25. 2. Persebaran Fauna di Indonesia  Wallace membuat garis Wallace yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat (daerah Oriental) dengan bagian timur (daerah Australian).  Weber membuat garis Weber yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian timur dan tengah yang dikenal sebagai daerah peralihan antara wilayah Oriental dan Australian. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 26. a. Daerah Oriental 1) Daerah Oriental meliputi Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. 2) Banyak mamalia berukuran besar. 3) Terdapat berbagai jenis kera. 4) Terdapat burung-burung berwarna kurang menarik, tetapi bersuara merdu. 5) Terdapat berbagai jenis ikan air tawar. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Orang utan Harimau sumatra Jalak bali
  • 27. b. Daerah Australian 1) Daerah Australian meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. 2) Terdapat mamalia berukuran kecil. 3) Banyak hewan berkantong. 4) Tidak terdapat spesies kera. 5) Burung berwarna-warni, namun bersuara kurang merdu. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Cenderawasih Kanguru pohon Kuskus
  • 28. c. Daerah Peralihan 1) Daerah peralihan meliputi daerah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. 2) Terdiri atas hewan-hewan endemik yaitu hewan yang hanya ada di pulau tersebut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Anoa Komodo Rangkong Singapuar Maleo
  • 29. 3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Sebagai Sumber Pangan, Sandang, Papan, dan Kesehatan Sebagai Sumber Plasma Nutfah Mempertahan- kan Keberlanjutan Ekosistem Sebagai Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sebagai Tempat Rekreasi Sebagai Sumber Pendapatan/ Devisa
  • 30. 4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi Keanekaragaman Hayati Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Aktivitas manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati a. Perusakan habitat. b. Penggunaan bahan kimia secara berlebihan. c. Adanya pertanian monokultur. d. Pencemaran lingkungan dari limbah pabrik atau rumah tangga. Aktivitas manusia yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati a. Pemuliaan. b. Reboisasi (penghijauan). c. Pembuatan taman-taman kota. d. Pelestarian plasma nutfah secara in situ dan ex situ. e. Penebangan pohon di hutan dilakukan dengan menerapkan sistem tebang pilih dan tanam kembali.
  • 31. 5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Melakukan pelestarian keanekaragaman hayati baik secara in situ maupun ex situ.  Pelestarian secara in situ yaitu pelestarian makhluk hidup dalam habitat aslinya.  Pelestarian secara ex situ yaitu pelestarian makhluk hidup di luar habitat aslinya tetapi lingkungan dibuat mirip aslinya. b. Memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan menerapkan prinsip- prinsip berikut. 1) Prinsip daya toleransi. 2) In optimum. 3) Prinsip ketahanbalikan. 4) Faktor pengontrol.
  • 32. C. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati 1.Perkembangan Sistem Klasifikasi 2.Pemberian Nama Ilmiah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 33. 1. Perkembangan Sistem Klasifikasi a. Klasifikasi Sistem Artifisial atau Buatan Sistem ini menggunakan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya) sebagai dasar pengklasifikasian. a. Klasifikasi Sistem Alami Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. a. Klasifikasi Sistem Filogenetik Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lain. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 34. 2. Pemberian Nama Ilmiah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama ilmiah makhluk hidup dengan sistem tata nama binomial sebagai berikut. a. Nama Jenis (Spesies)  Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal yang sudah dilatinkan.  Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata kedua merupakan penunjuk spesies atau jenis.  Dalam penulisan nama marga, huruf pertama harus dimulai dengan huruf besar.  Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil.  Setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digarisbawahi secara terpisah agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain (bahasa tulis teksnya). b. Nama Marga (Genus)  Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda berbentuk tunggal (mufrad).  Huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital dan dicetak miring. c. Nama Suku (Familia)  Pada tumbuhan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan akhiran -aceae.  Pada hewan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan dengan -ideae.
  • 35. BAB A. Ciri-Ciri Virus B. Peranan Virus bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Virus III
  • 36. A. Ciri-Ciri Virus 1.Sejarah Penemuan Virus 2.Sifat-Sifat Virus 3.Struktur Virus 4.Klasifikasi Virus 5.Replikasi Virus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 37. 1. Sejarah Penemuan Virus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 38. 2. Sifat-Sifat Virus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Apa saja sifat-sifat virus? Virus bukan berupa sel (aseluler). Virus hanya dapat memperbanyak diri dalam tubuh makhluk hidup. Virus hanya tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA saja atau RNA. Virus dapat dikristalkan.
  • 39. 3. Struktur Virus a. Ukuran Virus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab b. BentukVirus c. Susunan Tubuh Virus
  • 40. 4. Klasifikasi Virus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Dari uraian tersebut, virus dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan asam nukleatnya, bentuk dasar, keberadaan selubung yang melapisi nukleokapsid, jumlah kapsomer, dan sel inang.
  • 41. a. Pengelompokan Virus Berdasarkan Kandungan Asam Nukleatnya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 42. b. Pengelompokan Virus Berdasarkan Bentuk Dasarnya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 43. c. Pengelompokan Virus Berdasarkan Keberadaan Selubung yang Melapisi Nukleokapsid Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 44. d. Pengelompokan Virus Berdasarkan Jumlah Kapsomernya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 45. e. Pengelompokan Virus Berdasarkan Sel Inangnya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 46. 5. Replikasi Virus Replikasi virus merupakan proses reproduksi pada virus. Proses replikasi virus melalui daur litik dan daur lisogenik. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 47. B. Peranan Virus bagi Kehidupan 1.Virus yang Menguntungkan 2.Virus yang Merugikan 3.Pencegahan terhadap Inveksi Virus 4.Mengenal Lebih Dekat HIV Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 48. 1. Virus yang Menguntungkan a. Interferon b. Profag c. Vaksin d. Peta Kromosom Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 49. 2. Virus yang Merugikan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 50. 3. Pencegahan terhadap Infeksi Virus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Vaksinasi Menerapkan Pola Hidup Sehat • Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang • Berolahraga secara teratur • Beristirahat yang cukup • Menghindari stres • Menghindari rokok dan minuman beralkohol • Membiasakan mencuci tangan dengan sabun
  • 51. 4. Mengenal Lebih Dekat HIV  HIV memiliki ukuran 1/70 kali dari ukuran sel darah putih manusia.  HIV menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).  HIV menyerang sel darah putih dengan cara menginfeksi sel CD4.  HIV dapat ditularkan kepada orang yang sehat melalui berbagai cara seperti hubungan seksual, transfusi darah, pemakaian jarum suntik bersama, dan dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih dalam kandungan.  Sampai saat ini, AIDS belum ada obatnya. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 52. BAB Bakteri IV A. Ciri-ciri Bakteri B. Klasifikasi Bakteri serta Peranannya dalam Kehidupan Kembali ke daftar isi
  • 53. A. Ciri-Ciri Bakteri 1. Ciri Umum Bakteri 2. Struktur Bakteri 3. Bentuk Bakteri 4. Reproduksi Bakteri 5. Morfologi Koloni Bakteri 6. Pewarnaan/Pengecatan Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 54. 1. Ciri Umum Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Bakteri mempunyai ciri-ciri umum seperti berikut. a. Berukuran kecil (diameter 0,5–1 mikron dengan panjang 1–20 mikron) sehingga sering disebut mikroorganisme. b. Mempunyai dinding sel. c. Hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. d. Bersifat uniseluler (terdiri atas satu sel). e. Bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti). f. Bersifat kosmopolit (habitatnya meliputi daerah yang luas). g. Hidup secara soliter atau berkoloni. h. Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan. Contoh Clostridium botulinum, Clostridium tetani, dan Bacillus anthracis.
  • 55. 2. Struktur Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Struktur Umum Bakteri Struktur umum bakteri meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, dan bahan inti. b. Struktur Tambahan Bakteri Struktur tambahan bakteri meliputi flagela, pili atau fimbrie, kapsul, klorosom, mesosom, vakuola gas, dan endospora.
  • 56. 3. Bentuk Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 57. 4. Reproduksi Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab b. Reproduksi Aseksual  Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan biner.  Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat.  Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang menjadi sangat banyak dalam lingkungan yang meng- untungkan. a. Reproduksi Seksual 1) Transformasi 2) Transduksi 3) Konjugasi
  • 58. 5. Morfologi Koloni Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 59. 6. Pewarnaan/Pengecatan Bakteri Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Pewarnaan atau pengecatan bakteri merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi bakteri. Secara umum perwarnaan bakteri mempunyai beberapa tujuan berikut. a. Mempermudah melihat bentuk bakteri. b. Memperjelas ukuran bakteri. c. Melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri (jika memungkinkan). d. Melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui. Salah satu teknik pewarnaan yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yaitu pewarnaan Gram. Melalui pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan antara bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif.
  • 60. B. Klasifikasi Bakteri serta Peranannya dalam Kehidupan 1. Klasifikasi Eubacteria (Bakteri Sejati) 2. Peranan Bakteri dalam Kehidupan 3. Cara Mengatasi Bakteri Merugikan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 61. 1. Klasifikasi Eubacteria (Bakteri Sejati) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Berdasarkan pembandingan signature sequence dalam RNA ribosomal •Proteobacteria •Bakteri Gram Positif •Spirochetes •Chlamydias •Cyanobacteria Berdasarkan sumber nutrisinya •Bakteri Autotrof •Bakteri Heterotrof Berdasarkan kebutuhan oksigennya •Bakteri Aerob •Bakteri Anaerob
  • 62. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Peranan Bakteri dalam Kehidupan a. Bakteri yang Menguntungkan 1) Peranan Bakteri di Bidang Industri Makanan 2) Peranan Bakteri di Bidang Obat-obatan dan Vitamin 3) Peranan Bakteri di Bidang Pertanian 4) Peranan Bakteri dalam Pembuatan Biogas dan sebagai Pengurai b. Bakteri yang Merugikan 1) Peranan Bakteri yang Mengakibatkan Penyakit pada Manusia, Hewan, dan Tumbuhan 2) Peranan Bakteri yang Merusak Makanan
  • 63. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Peranan Bakteri di Bidang Industri Makanan
  • 64. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Peranan Bakteri di Bidang Obat-obatan dan Vitamin
  • 65. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Peranan Bakteri di Bidang Pertanian
  • 66. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Peranan Bakteri dalam Pembuatan Biogas dan sebagai Pengurai
  • 67. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Peranan Bakteri yang Mengakibatkan Penyakit pada Manusia, Hewan, dan Tumbuhan
  • 68. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Peranan Bakteri yang Merusak Makanan
  • 69. 3. Cara Mengatasi Bakteri Merugikan a. Pengawetan makanan 1) Pendinginan 2) Pemanasan (pasteurisasi) 3) Pengeringan 4) Pengalengan 5) Pengasinan 6) Pemanisan 7) Pengasaman 8) Fermentasi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab b. Imunisasi • Usaha untuk memperoleh kekebalan tubuh terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. • Salah satu cara imunisasi dengan melakukan vaksinasi. c. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri serta Lingkungan
  • 70. BAB Protista V A. Ciri-Ciri Umum Protista B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Jamur serta Peranannya bagi Kehidupan C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae) serta Peranannya bagi Kehidupan D. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Hewan (Protozoa) serta Peranannya bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi
  • 71. A. Ciri-Ciri Umum Protista 1. Eukariotik 2. Uniseluler dan Multiseluler 3. Heterotrof dan Fotoautotrof 4. Bereproduksi secara Seksual dan Aseksual Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 72. B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Jamur serta Peranannya bagi Kehidupan 1. Klasifikasi Protista menyerupai Jamur 2. Peranan Protista menyerupai Jamur bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 73. 1. Klasifikasi Protista Menyerupai Jamur a. Jamur Lendir b. Jamur Air (Oomycota) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 74. 2. Peranan Protista menyerupai Jamur bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 75. C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae) serta Peranannya bagi Kehidupan 1. Ciri-Ciri Algae 2. Klasifikasi dan Peranan Algae Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 76. 1. Ciri-Ciri Algae Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Ukuran dan Bentuk Tubuh Algae memiliki ukuran beranekaragam dari yang tidak dapat dilihat (mikroskopik) sampai yang dapat dilihat menggunakan mata telanjang (makroskopik). Struktur dan Fungsi Tubuh Sel-sel yang menyusun Algae baik yang uniseluler maupun multiseluler berupa sel eukariotik. Sel Algae dilapisi oleh dinding sel dan di dalamnya terdapat kloroplas yaitu organel plastida yang mengandung zat warna (pigmen). Reproduksi Algae bereproduksi baik secara aseksual mapun seksual. Reproduksi secara aseksual berlangsung dengan pembelahan sel (pembelahan biner), fragmentasi, dan pembentukan spora. Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet yang berbeda jenis untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Habitat dan Cara Hidup Algae memiliki kloroplas sehingga mampu melangsungkan proses fotosintesis. Algae hidup bebas di perairan misalnya kolam, danau, sungai, rawa, dan laut.
  • 77. 2. Klasifikasi dan Peranan Algae Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Salah satu spesies Bacillariophyta adalah Navicula yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran semen, dinamit, dan bahan penggosok. b. Beberapa jenis Algae cokelat misalnya Laminaria dan Macrocystis menghasilkan algin (asam alginat). Asam alginat merupakan bagian koloid dari ganggang cokelat yang digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krim sehabis mencukur. Selain itu, Laminaria juga dimanfaatkan sebagai pupuk dan makanan ternak karena kandungan nitrogen dan kaliumnya yang tinggi. c. Beberapa jenis Algae merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar, misalnya Eucheuma spinosum dan Gelidium robustum.
  • 78. C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Hewan (Protozoa) serta Peranannya bagi Kehidupan 1. Ciri-Ciri Protozoa 2. Klasifikasi Protozoa Beserta Peranannya bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 79. 1. Ciri-Ciri Protozoa Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Struktur Tubuh Protozoa nemiliki ukuran tubuh antara 100–300 mikron sehingga bersifat mikroskopis. Protozoa merupakan organisme bersel satu (uniseluler). Semua kegiatan dilakukan oleh satu sel tunggal. Setiap sel terdiri atas bagian-bagian seperti membran plasma, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil, inti sel, dan mitokondria. Reproduksi Sebagian besar Protozoa melakukan reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner. Namun, ada juga beberapa jenis Protozoa yang melangsungkan reproduksi seksual dengan cara penyatuan sel generatif (gamet) dan atau penyatuan inti sel vegetatif. Habitat dan Cara Hidup Protozoa dapat hidup soliter atau berkoloni pada berbagai jenis habitat. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di perairan. Beberapa jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Ada juga yang hidup di dalam tubuh organisme lainnya seperti hewan dan manusia dengan cara bersimbiosis. Protozoa merupakan organisme heterotrof yang memangsa bakteri, Protista lain, dan sampah organisme.
  • 80. 2. Klasifikasi Protozoa Beserta Peranannya bagi Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 81. BAB Fungi VI A. Ciri-Ciri Umum Jamur B. Zygomycotina C. Ascomycotina D. Basidiomycotina E. Deuteromycotina Kembali ke daftar isi
  • 82. Pada dasarnya, jamur memiliki ciri-ciri umum seperti berikut. 1. Organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin. 2. Tidak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Fungi memperoleh bahan organik dari lingkungannya, baik dari makhluk hidup lain atau dari sisa makhluk hidup. 3. Anggota Fungi ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Tubuh Fungi multiseluler berupa talus yang tersusun dari hifa yang bercabangcabang membentuk miselium. 4. Habitatnya di tempat-tempat lembap dengan pH rendah serta bersifat kosmopolitan (mudah hidup di berbagai tempat). 5. Dalam daur hidup Fungi terjadi reproduksi seksual dan aseksual. A. Ciri-Ciri Umum Jamur Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 83. B. Kelompok Jamur Zygomycotina 1. Ciri-Ciri Jamur Zygomycotina 2. Reproduksi Zygomycotina 3. Contoh Zygomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 84. 1. Ciri-Ciri Jamur Zygomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 85. 2. Reproduksi Zygomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Reproduksi Aseksual Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora vegetatif. b. Reproduksi Seksual Hifa jantan (+) dan hifa betina (–) saling berdekatan. Hifa-hifa tersebut membentuk cabang hifa (gametangium).
  • 86. 3. Contoh Zygomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai menjadi molekul yang lebih sederhana. Beberapa jenis Rhizopus sebagai berikut. 1) Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi. 2) Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu dalam pembuatan tempe. 3) Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada tomat. b. Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak. c. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai. d. Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. e. Beauveria bassiana dimanfaatkan sebagai pengendali hama alami. f. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
  • 87. C. Kelompok Jamur Ascomycotina 1. Ciri-Ciri Ascomycotina 2. Reproduksi Ascomycotina 3. Contoh Ascomycotina dan Peranannya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 88. 1. Ciri-Ciri Jamur Ascomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 89. 2. Reproduksi Ascomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Reproduksi Aseksual Reproduksi aseksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan fragmentasi miselium dan pembentukan konidia. Reproduksi aseksual pada Ascomycotina uniseluler dengan membentuk tunas. b. Reproduksi Seksual Reproduksi seksual pada Ascomycotina uniseluler terjadi dengan cara konjugasi. Reproduksi seksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan cara seperti gambar di samping.
  • 90. 3. Contoh Ascomycotina dan Peranannya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 91. D. Kelompok Jamur Basidiomycotina 1. Ciri-Ciri Basidiomycotina 2. Reproduksi Basidiomycotina 3. Contoh Basidiomycotina dan Peranannya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 92. 1. Ciri-Ciri Jamur Basidiomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 93. 2. Reproduksi Basidiomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Reproduksi aseksual pada jamur Basidiomycotina dengan cara membentuk konidia. Sementara itu, reproduksi seksualnya dilakukan dengan cara membentuk basidiospora. Pada reproduksi seksual, hifa (+) dan hifa (–) saling mendekat dan dinding selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan dua inti haploid yang berpasangan (dikariotik).
  • 94. 3. Contoh Basidiomycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Volvariella volvaceae (jamur merang) dan Agaricus sp. sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada media yang mengandung banyak selulosa (misalnya merang padi) dan mempunyai kelembapan tinggi. b. Auricularia polytricha (jamur kuping) sebagai bahan makanan. Bentuknya seperti telinga, kenyal, warnanya cokelat kehitaman, dan hidup pada kayu yang lapuk. c. Pleurotus (jamur tiram) sebagai bahan makanan. Jamur ini sering dibudidayakan dengan media serbuk kayu atau bahan yang mengandung banyak lignin dan selulosa. d. Ganoderma applanatum (jamur kayu) sebagai bahan obat-obatan. Tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran seperti kipas dan keras.
  • 95. E. Kelompok Jamur Deuteromycotina 1. Ciri-Ciri Deuteromycotina 2. Reproduksi Deuteromycotina 3. Contoh Deuteromycotina dan Peranannya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 96. 1. Ciri-Ciri Jamur Deuteromycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a. Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin. b. Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis. c. Hidup sebagai saprofit atau parasit. d. Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis Fungi yang sudah dapat diidentifikasi, tetapi belum diketahui cara reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina.
  • 97. 2. Reproduksi Deuteromycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab  Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia, blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan benang hifa).  Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan Fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna.  Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi seksualnya.
  • 98. 3. Contoh Deuteromycotina Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab a.Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panau pada manusia. b.Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia. c.Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia. d.Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta menyerang daun dan buah tanaman budi daya.
  • 99. Sekian dan Terima Kasih Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab