SILANEWS - Pada 26-28 Juli 2022 Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi tiga negara mitra strategis Indonesia di Asia Timur yaitu Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.
Kunjungan Presiden Jokowi ke tiga tiga negara yang merupakan mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi tersebut memusatkan pembahasan mengenai penguatan kerja sama ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan investasi.
Pada saat yang bersamaan, Indonesia sedang persiapan akan mengadakan latihan bersama AS dengan sandi Super Garuda Shield 2022. Menurut siaran pers Kedubes AS di Jakarta, ini adalah latihan gabungan tahunan antara TNI dengan Komando Indo-Pasifik AS atau INDOPACOM, yang dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, kepercayaan, dan kerja sama yang dibangun selama beberapa dekade pengalaman bersama.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Kirim Pesan Tahun Baru Islam 1444H, Apa Isinya?
Latihan Super Garuda Shield 2022 akan jauh lebih besar cakupan dan skalanya daripada latihan sebelumnya, melibatkan unsur gabungan dari ketiga matra, yakni Darat, Laut dan Udara di Area latihan Baturaja, Amborawang, dan Pulau Batam.
Peristiwa yang berlangsung hampir bersamaan ini tidak luput dari tinjauan Pengamat Intelijen Prayitno Ramelan .
Melalui tulisan diblog pribadinya yang berjudul "Keseimbangan Kawasan versi Presiden Jokowi, Tinjauan dari Perspektif Intelijen", Prayitno menulis bahwa di tengah kondisi tekanan potensi ancaman konflik militer AS versus Tiongkok dan melihat bahaya AS akan mengambil langkah ekstrem ke arah pimpinan nasional apabila kepentingan nasionalnya terganggu (ia merujuk kasus kejatuhan PM Najib di Malaysia), Presiden Jokowi pada akhirnya memutuskan mengambil langkah keseimbangan.
Menurut Prayitno, ada dua langkah yang diambil Presiden Jokmowi yaitu Pertama, mewadahi kepentingan AS dengan memberikan clearance TNI mengadakan latihan militer dengan AS dan sekutunya di wilayah Indonesia. Kedua, memberi akses beberapa spot strategis untuk dipakai sebagai medan latihan yang mengarah ke koridor Laut China Selatan.
Langkah memberikan latihan Super Garuda Shield 2022 kali ini yang melibatkan tiga matra, menjadi lebih komprehensif menjurus kearah latma multi nasional. Terjadi kesepakatan terutama security clearance penggunaan ruang udara dan airfield tertentu di Indonesia.
Menurut Prayitno Ramelan, hakl tersebut karena AS jelas menginginkan akses tersebut berkaca dari pengalaman pahit saat operasi mengejar Osama bin Laden dan ditolaknya operasi udara USAF di ruang udara Pakistan.
Baca Juga: Kepala BPIP: 'Pancasila Bisa Membentuk Tatanan Baru Dunia Lebih Maju'
Dengan kunjungan ke Tiongkok dan pada saat bersamaan mewadahi kepentingan militer AS di kawasan Asia Timur, Prayitno menilai Indonesia mampu membebaskan diri dari posisi jepitan dua kepentingan negara raksasa, AS dan Tiongkok yang berseteru.
Ditambahkan oleh Prayitno bahwa hal tersebut juga sekaligus menegaskan netralitas Indonesia. AS dalam persiapan menghadapi kemungkinan konflik bersenjata dengan Tiongkok mengadakan pendekatan ke Indonesia terutama untuk mendapat akses ruang udara apabila konflik pecah. Selain itu AS terutama bisa melatih geser pasukan dan logistik di spot penting dan taktis. (AHU) ***
Artikel Terkait
Perkuat Pertahanan Udara, Indonesia Beli 42 Jet Tempur Dassault Rafale Perancis
PT PAL Indonesia Akhirnya Selesaikan Perbaikan Menyeluruh KRI Cakra 401
Apa Saja Yang dibicarakan Menhan Prabowo Suibianto Dalam Kunjungan ke Yunani?
Koarmada II Laksanakan Uji Gladi Tugas Tempur atau Glagaspur Tingkat 2 di Laut Jawa
Menhan Prabowo Subianto Ingatkan Tujuan Nasional Bernegara Kepada Komandan Satuan TNI AD
Hebat! Ternyata Kekuatan Tempur Angkatan Udara Indonesia Nomor Satu di Asia Tenggara