Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sultoni Arifudin, Mantan Napi Terorisme, Berbaur dan diterima Masyarakat

Sigerindo, Kota Metro — Mantan narapidana terorisme (napiter) membagikan paket sembako kepada
masyarakat disekitar lingkungannya RT 40/RW 07, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara, Kota
Metro pada Sabtu (15/04/2023) sore

Mantan narapidana terorisme (napiter) asal Kota Metro ini ialah bernama Sultoni Arifudin umur 39
tahun. Pria kelahiran Tulang Bawang Barat

Ia merupakan eks mantan narapidana terorisme (napiter) jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang
ditangkap Densus 88 Mabes Polri pada Jum’at 6 November 2020 yang lalu bersamaan dengan 23 teroris
di delapan lokasi di Sumatera. Kini, Sultoni Arifudin (39) thn telah bebas menghirup udara segar pada 12Januari 2023 yang lalu

Sultoni Arifudin (39) thn eks napiter asal Kota Metro ini, ia menceritakan bahwa dirinya bergabung di
organisasi Jamaah Islamiyah (JI) tidak mengetahui bahwa organisasi tersebut dilarang oleh Pemerintah
di Indonesia pada saat itu

“Jadi, awal saya bergabung diorganisasi itu pada tahun 2016 tidak dikasih tau sama mereka yang
mengajak saya untuk ikut di kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Setelah bergabung dari pertama
pertemuan hingga berapa kali sampai akhirnya pembinaan selama 2,5 tahun,” ucap Sultoni 

Singkat cerita Sultoni Arifudin (39) thn mengatakan bahwa, dirinya diangkat menjadi kepala guru agama dibidang kaderisasi untuk wilayah Sumatera

“Kemudian saya diangkat menjadi guru agama. Tugas saya menjadi guru agama itu masuk di bagian
kaderisasi anggota untuk wilayah Lampung, Bengkulu, Palembang. Saya di sana sebagai guru agama
menjelaskan apa yang diinginkan oleh lembaga Jamaah Islamiyah,” ujarnya

“Waktu itu baru-baru awal saya nggak tahu yang saya ikuti ini adalah kelompok Jamaah Islamiyah
Sampai setelah saya masuk saya baru tahu, ternyata saya itu berada di Jamaah Islamiyah. Karena
memang sistem kita itu betul-betul rahasia gitu ya, sampai amir atau pemimpin JI pun saya tidak tahu,”
sambungnya

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa, pihaknya menjabat sebagai kepala guru kaderisasi kelompok
Jamaah Islamiyah selama kurung waktu 6 bulan

“Kalau saya itu menangani untuk orang- orang yang baru masuk. Itu saya tangani pembinaan, ya kalau
dulu tuh di awal saya kan menjabat jadi kepala sekolah, atau kepala kaderisasi itu kurang lebih nggak
lama sekitar 6 bulan, dari pertama bergabung di tahun 2016 itu, yang masuk menjadi anggota Jamaah
Islamiyah itu sekitar 250 orang yang tergabung di organisasi terlarang itu,” tuturnya

Sultoni Arifudin menjelaskan bahwa,dirinya di pertengahan tahun 2017 saya diminta untuk mewakili Indonesia berangkat ke Negara Suriah untuk misi sosial disana. Tapi kodaruloh tidak sampai di Negara Suriah, karena baru sampai di thailand kita sudah di cegat oleh pegawai maskapai

“Tidak bisa melakukan perjalanan karena human trafficking error atau perjalanan mencurigakan. Karena di thailand ada riwayat penangkapan terorisme, akhirnya saya pulang enggak jadi kesana,” jelasnya

“Akhirnya saya di tahun 2017 saya di off kan karena saya punya riwayat pulang dari sana. Ya, sudah saya Mandiri sana ke sini terus diajak bergabung lagi ketika pimpinan Amir Jamaah Islamiyah tertangkap. Dan akhirnya di tahun 2020 pada tanggal 6 November saya diamankan oleh Densus 88 Mabes Polri,” tambahnya

Sultoni menambahkan, Setelah menjalani masa rehabilitasi atau pembinaan selama dua tahun dibalik
jeruji besi. Kini, dirinya bebas dan tidak mau bergabung lagi organisasi Jamaah Islamiyah maupun
organisasi yang telah dilarang oleh Pemerintah

“Setelah saya ditangkap ini, dan kini sudah bebas. Saya enggak akan bergabung organisasi terlarang. Dan saya akan bergabung organisasi yang telah diakui Negara Pemerintah Indonesia,” imbuhnya

Sultoni Arifudin (39) thn eks napiter mengajak mantan narapidana terorisme untuk menjalani kehidupan
sosial ditengah dimasyarakat untuk berbaur, dan berkomunikasi dengan baik di masyarakat

“Kalau di kampung kami alhamdulillah kondusif. Karena sebelum saya ditangkap memang tidak pernah
melakukan apa yang menjadi permasalah ditengah masyarakat, saya selalu berbaur dengan masyarakat.
Mungkin juga bisa dijadikan pelajaran oleh teman-teman yang ketika eks napi pulang dari status napi itu kenapa kok diusir itu bukan salah masyarakat nya itu. Mungkin dulu sebelum ditangkap itu tidak berbaur dengan masyarakat,” katanya

Sultoni Arifudin (39) thn eks napiter berpesan bagi masyarakat Indonesia khususnya Kota Metro untuk
dapat mengikuti organisasi yang secara sah telah diakui Negara

“Saya berpesan masyarakat umum seluruh warga Indonesia. Kalau mau mengikuti pengajian, ikutilah
kajian- kajian yang sudah lengkap kredibilitas organisasi itu. Misalnya seperti organisasi yang telah diakui Pemerintah seperti organisasi Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan Dewan Dakwah. Secara hukum organisasi Jamaah Islamiyah yang saya ikuti dahulu tidak memiliki badan hukum,” pungkasnya

Adapun 10 paket sembako yang diberikan oleh Mantan Eks Narapidana Terorisme bagi warga sekitarnya berupa Beras, Minyak dan pakaian busana muslim

Sementara itu Hamdani tetangga RT/RW 40/07 Kelurahan Purwosari mengatakan bahwa, sikap Sultoni
Arifudin eks mantan napiter setelah bebas menjalani pembinaan di Lapas dan kembali di lingkungan
masyarakat selama ini terlihat baik

“Orangnya baik mau bergabung kembali dengan masyarakat dan diterima oleh masyarakat sini.
Masyarakat disini tidak merasa terganggu, malah sosial dia lebih baik lagi ke warga. Untuk sehari- hari
beliau menjalani aktivitas seperti biasanya berdakwah di Masjid, dan bekerja sebagai mekanik,”
tandasnya. (toni)
BERITA TERBARU