Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Gudeg Manggar, Rahasia Kecantikan ala Putri Jogja

Oleh Nia Kartika 18 Oct 2015

Warnanya kuning langsat khas Indonesia, bersih, ayu, dengan aroma khas yang segar. Bunga ini tersembul dengan cantik di atas sana. Memilih untuk melengkapi pohon yang nyaris sempurna karena kemanfaatannya. Dialah Manggar, Si Bunga Kelapa.

Manggar, Si Bunga Kelapa

Kisah Si Bunga Kelapa…

Ketika itu, 500 tahun lalu, di bagian Selatan Jogjakarta, tepatnya di Desa Mangiran, bunga-bunga ini bermunculan. Begitu banyak dan serentaknya hingga menarik perhatian seorang wanita yang tak kalah ayu. Beliau adalah putri dari Panembahan Senopati, Gusti Kanjeng Ratu Pambayun. Melihat begitu banyaknya manggar yang tersembul di atas pohon kelapa, terbersitlah ide dari Gusti untuk memanfaatkan manggar-manggar tersebut. Akhirnya dari tangan GKR Pambayun inilah racikan makanan khas dari bunga kelapa ini tercipta. Menjadi tersohor hingga sekarang karena keunikannya dan dikenal luas dengan nama Gudeg Manggar.

***

Gudeg Manggar…

Memang, lazimnya gudeg identik dengan bahan utama gori atau nangka muda. Namun kreasi Gusti yang menjadikan bunga kelapa sebagai bahan utama gudeg patut diacungi jempol. Siapa sangka bahan dasar yang berbeda jauh dari biasanya ini bisa menyiptakan kekhasan tersendiri.


Beberapa khalayak masih heran dengan bagian dari bunga kelapa yang dimasak untuk manggar. Bagian bijiannya kah? Bagian batangnya? Atau apa? Jawabannya adalah keseluruhan bunganya. Bentuk bunga kelapa seperti padi. Ada bagian batang dan ada juga bagian yang mirip biji-bijian. Nah, bagian ini semua yang dimasak dan diolah menjadi gudeg manggar. Tentu saja yang dimasak adalah bunga kelapa yang masih muda.

Cara memasak gudeg manggar relatif sama dengan gudeg nangka. Hampir semua bumbu dan pendampingnya sama persis. Hanya saja gudeg manggar dimasak lebih lama karena bahan utamanya lebih keras.

“Sekitar 14 jam, Mbak, pakai tungku ini”

Begitu jawaban salah seorang pemilik usaha gudeg manggar, ketika saya tanya lama proses pembuatannya. Menurut beliau, proses tersebut, baik lama pembuatan dan juga kompor yang digunakan harus dipertahankan agar cita rasa gudeg manggar tetap terjaga. Ternyata cukup lama ya. Tak salah jika memasak gudeg manggar disebut sebagai salah latihan untuk belajar ‘kesabaran’.

tungku yang digunakan salah satu pembuat gudeg manggar di daerah Jebugan, Bantul

Untuk rasa, gudeg manggar sedikit berbeda dari gudeg biasa. Tidak seperti gudeg nangka yang boleh memilih menggunakan santan atau tidak, gudeg manggar wajib menggunakannya. Mungkin inilah yang membuat rasa gudeg manggar menjadi manis-gurih. Perpaduan antara manis dan gurih namun tidak berlebihan. Rasanya pun lebih legit. Enak. Tidak mengherankan gudeg manggar masih menjadi salah satu sajian favorit keluarga Keraton Jogja hingga sekarang.

Yang terasa berbeda lagi, adalah karena tekstur dari gudeg manggar yang khas. Jadi akan ada sedikit sensasi ‘kres..kres..’ saat dimakan. Eh, tapi jangan salah, gudeg manggar sama sekali tidak keras meski berbahan bunga kelapa. Bahkan batang bunganya tetap mudah dimakan dan lembut.

Biasanya, dalam penyajian, gudeg manggar juga disandingkan dengan krecek, telur, dan opor ayam.

sepiring nasi, gudeg manggar, suir ayam, telur, dan krecek :)

Beberapa orang mengatakan, sekarang sulit sekali menemukan gudeg manggar. Jarang yang menjual dan langka. Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah. Gudeg manggar memang lebih jarang beredar karena bahan bakunya agak sulit didapat. Namun, gudeg manggar masih bisa dijumpai dan dinikmati di daerah asalnya, bagian Selatan Jogja, kawasan Bantul. Di antaranya di daerah Jebugan, Mangiran, Manding, dan Srandakan. Para pemilik usaha gudeg manggar ini masih mempertahankan teknik memasak untuk menjaga cita rasanya.
Meski bahan dasarnya terbilang tidak mudah, bukan berarti gudeg ini akan tergilas jaman dan terancam hilang. Selain masih bisa ditemui di beberapa tempat di Bantul, gudeg manggar kini mulai melebarkan sayap ke pulau-pulau lain dan juga kancah global.
Mulai sekitar 3 tahun ini, gudeg manggar bisa dijumpai dalam bentuk kalengan. Produk ini merupakan hasil kerja sama seorang produsen dengan Koperasi LIPI Gading Yogyakarta. Satu kaleng gudeg manggar seberat 200 gram dijual seharga 30 - 40 ribu rupiah. Tidak tanggung-tanggung ternyata gudeg manggar kaleng ini bisa bertahan hingga 1 tahun. Wow.
gudeg manggar kaleng
Dengan penyajian dalam bentuk kaleng ini gudeg manggar semakin merambah jarak. Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi adalah beberapa pulau yang sering memesan gudeg manggar kalengan ini. Selain itu gudeg manggar kaleng ini pun sudah terbang ke negara-negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Baik sebagai bekal hidup di luar negeri maupun sebagai oleh-oleh bagi warga negara asing di negera tertentu.
Sebuah rahasia di balik bunga kelapa..
Rasanya manis, gurih, dan lezat. Ternyata tidak cukup sampai disitu. Gudeg manggar masih memberikan manfaat yang terkandung di dalamnya. Dalam setiap sajiannya, ada nilai gizi yang bisa kita dapatkan. Gudeg manggar memiliki kandungan vitamin A, B1, dan C. Selebihnya, kandungan nilai gizi yang bisa kita peroleh dari 100 gram gudeg manggar adalah sebagai berikut:
Energi total : 200 kkal
Energi dari lemak : 100 kkal
Lemak total : 15 g
Protein : 19 g
Karbohidrat total : 30g
Natrium : 102 mg
Dan, bukan hanya ini saja manfaat dari gudeg manggar. Ada rahasia menarik dibalik gudeg bunga kelapa ini. Hal yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Jogja. Sebuah rahasia bahwa gudeg manggar adalah makanan yang memiliki manfaat bagi kecantikan luar dan dalam. Bahkan Ibu Mooryati Sudibyo, pakar kecantikan, turut mempromosikan manfaat gudeg manggar ini sampai ke kancah internasional. Ah, jika memang benar, berarti GKR Pambayun tidak hanya sekadar menyiptakan resep, melainkan juga sebuah rahasia kecantikan ala putri Jogja…
selamat makan gudeg manggar :)
Salam,
Kachan

Referensi:
- https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-culinary/manggar-manding/

jelajah gizi