PEKANBARU — Budidaya kodok konsumsi kini menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Sebagian orang mungkin jijik sehingga usaha budidaya kodok konsumsi dianggap bertentangan.
Namun pasar ekspor telah menjanjikan hal lain, sehingga ada banyak para pengusaha budidaya kodok konsumsi meraup untung besar karena tingginya permintaan pasar ekspor.
Budidaya kodok konsumsi tak lepas dari proses pembibitan. Bahkan, pembibitan kodok menjadi tahapan paling awal yang harus dilakukan.
Proses pembibitan tentu saja dimulai dari memilih indukan yang sehat dengan kematangan kelamin yang baik.
Indikator kesehatan pada kodok untuk dijadikan indukan, dapat dilihat dari bentuk fisiknya yang tidak cacat, tidak bengkok pada kaki, posisi kedudukannya yang normal, serta, gaya renangnya yang seimbang.
Selain dari cici-ciri itu, penting juga bagi kita untuk memastikan calon indukan kodok yang dipilih, tidak mengidap penyakit kaki merah.
Secara spesifik dalam menentukan indukan, pilihlah kodok yang sehat dan berukuran besar. Disamping itu perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya, yang berkembang saat memasuki masa pubertas.
Pada tahapan selanjutnya, pisahkan induk berdasarkan jenis kelaminnya. Artinya, kita harus menyediakan satu tempat khusus untuk kodok jantan, dan satu tempat khusus untuk kodok betina.
Setelah dipisah, biarkan calon indukan ini berkelompok selama 1 hingga 2 hari. Proses pemisahan calon induk berdasarkan jenis kelamin ini, bertujuan untuk merangsang nafsu perkawinan mereka. Apabila saat kodok jantan dan betina dipertemukan, maka proses perkawinan akan lebih cepat terjadi.
Selama proses pemisahan induk, kodok-kodok idealnya disuplai dengan makanan yang mengandung protein tinggi, seperti cacing-cacingan, daging bekicot segar, termasuk makanan buatan lainnya, sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan.
Sistem Pemijahan
Pemijahan merupakan proses untuk pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan. Proses ini diikuti dengan perkawinan antara kedua indukan kodok.
Dalam budidaya kodok konsumsi, induk jantan dan betina yang berumur 4 bulan, dilakukan penyuntikan perangsang pertumbuhan Gonadotropin Intramuskular, dengan dosis 200 hingga 250 IU/ekor/bulan.
