PITUTUR.id - Bayangkan Anda hidup di zaman prasejarah, ketika tidak ada pakaian hangat, pemanas, atau makanan yang mudah didapat.
Bayangkan Anda harus berjuang untuk bertahan hidup di benua yang dingin dan kering, di mana suhu bisa turun hingga minus 20 derajat Celcius di musim dingin. Bagaimana Anda bisa bertahan?
Itulah yang dialami oleh nenek moyang kita, manusia purba, sekitar 1,1 juta tahun lalu. Mereka adalah penduduk pertama Eropa, yang datang dari Afrika sekitar 1,4 juta tahun lalu. Mereka hidup berburu dan mengumpulkan makanan di hutan dan padang rumput.
Namun, suatu hari, sesuatu yang luar biasa terjadi. Suhu di Eropa tiba-tiba turun lebih dari 5 derajat Celcius. Ini disebabkan oleh fenomena alam yang disebut Big Freeze, yang belum pernah terungkap oleh sains sebelumnya.
Baca Juga: Dua Belas Mantan Koruptor Kembali Berlaga di Pemilu 2024
Fenomena ini membuat iklim Eropa menjadi sangat dingin dan kering selama 200.000 tahun.
Akibatnya, manusia purba tidak bisa bertahan hidup di Eropa. Mereka terpaksa meninggalkan benua itu dan mencari tempat yang lebih hangat dan lembab.
Mereka mungkin kembali ke Afrika atau pergi ke Asia. Eropa pun menjadi 'kosong' tanpa manusia selama 200.000 tahun.
Bagaimana kita tahu hal ini? Para peneliti dari Korea Selatan menemukan bukti-bukti dari sedimen laut di lepas pantai Lisbon, Portugal.
Sedimen itu mengandung informasi tentang kondisi laut dan tanah pada periode tersebut. Dengan menggunakan komputer, para peneliti membuat simulasi iklim Eropa pada saat itu.
Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Picu Lonjakan Kasus ISPA dan Pneumonia, Ini Dampak Jangka Panjangnya
Hasilnya mengejutkan. Para peneliti menemukan bahwa suhu rata-rata musim dingin di berbagai wilayah Eropa anjlok hingga jauh di bawah titik beku, termasuk di Mediterania yang biasanya lebih sejuk. Vegetasi pun berubah menjadi lebih kering dan jarang.
Para peneliti mengatakan bahwa manusia purba belum beradaptasi dengan baik untuk menghadapi kondisi ekstrem seperti itu. Mereka tidak memiliki pakaian hangat atau pemanas.
Mereka juga tidak bisa mengendalikan api dengan baik. Makanan pun menjadi sulit didapat karena hewan dan tumbuhan berkurang.
Artikel Terkait
Warna iPhone 15 Pro Bocor Lagi dan Inilah Penampakannya
Dua Belas Mantan Koruptor Kembali Berlaga di Pemilu 2024
Polusi Udara Jakarta Picu Lonjakan Kasus ISPA dan Pneumonia, Ini Dampak Jangka Panjangnya
Menggambar, Cara Asyik Lepas dari Genggaman Ponsel
Lowongan Kerja Pertamina: Posisi Tersedia dari Hulu sampai Hilir