menginap-di-baduy

Baduy, sebuah daerah pedalaman yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, telah lama menjadi misteri tersendiri bagi banyak orang. Dengan gaya hidup tradisional yang kental dan keindahan alam yang memesona, Baduy menawarkan pengalaman menginap yang tak terlupakan bagi siapa pun yang berani menjelajahi jauh dari keramaian perkotaan. Dalam postingan blog ini, aku akan berbagi pengalaman ketika menginap di Baduy, menelusuri kehidupan sejuk dan autentik yang masih terjaga hingga saat ini.

Disclaimer: semua foto di postingan ini tidak diambil di Baduy Dalam.

Karena aturannya tidak boleh menggunakan alat elektronik termasuk kamera

Memasuki Tanah Baduy

Perjalanan menuju Baduy sudah dimulai dengan sebuah petualangan. Setelah perjalanan darat yang cukup panjang dan berliku dari Jakarta hingga Lebak, akhirnya saya tiba di pintu gerbang kawasan Baduy yaitu di Ciboleger. Rasanya seperti melangkah kembali dalam waktu ke era yang lebih sederhana. Tanpa kendaraan bermotor dan hanya mengandalkan perjalanan kaki, Baduy benar-benar terisolasi dari modernitas. Ini pula yang aku lakukan bersama rombongan opentrip yaitu berjalan kaki 5 jam menuju kampung Cibeo Baduy Dalam. Desa ini berjarak kurang lebih 10km dari pintu gerbang Baduy luar.

menginap-di-baduy

Tentang perbedaan Baduy luar dalam bisa di baca di sini ya:

Keindahan Alam yang Menakjubkan

Selama menginap di Baduy, aku memiliki kesempatan untuk menjelajahi keindahan alam yang memukau. Hutan hijau yang lebat, sungai yang jernih, dan pemandangan perbukitan yang menghampar membuat aku terpesona oleh keindahan alam yang masih alami dan tidak terjamah oleh tangan manusia. Tapi karena kita nggak boleh berfoto-foto, jadi cukup direkam dalam memori otak saja.

baduy dalam dan baduy luar

Bertemu dengan Masyarakat Baduy

Salah satu momen paling berharga selama perjalanan ini adalah bertemu dengan masyarakat Baduy. Mereka hidup dengan cara yang sangat berbeda dari kebanyakan orang, mempertahankan adat dan tradisi mereka secara ketat. Aku mendapat kesempatan untuk berbincang dengan penduduk setempat, belajar tentang cara hidup mereka, dan merasakan keramahan yang tulus.

Setiap kita menginap di Baduy harus sudah ijin ya, karena aku open trip jadi sudah sepaket. Kami tinggal di rumah Ayah Sanatin yang memiliki anak remaja bernama Doni. Doni ini sekaligus guide lokal kami yang mengantar dari Baduy luar hingga Baduy dalam.

Berikut ini adalah peta kampung Cibeo, Baduy Dalam tempat aku menginap.

Menginap di Rumah Baduy

Pengalaman menginap di rumah orang Baduy adalah pengalaman yang sungguh berbeda. Rumah mereka terbuat dari bambu dan bahan alami lainnya, memberikan suasana yang nyaman dan tenang. Meskipun sederhana, rumah tersebut memberikan kenyamanan yang tak ternilai dengan suasana alam yang begitu dekat.

Oiya rumah di Baduy Dalam ini dibuat tanpa paku, jendela, dan tanpa engsel. Pintunya hanya dari anyaman bambu. Tidak ada kamar-kamar di dalamnya, hanya ada 1 ruangan yang mungkin dipakai untuk menyimpang barang-barang berharga.

Sore itu sesampainya di Cibeo, sebelum hari gelap aku dan teman-teman yang wanita pergi ke sungai untuk membersihkan diri. Tentulah repot pertama kali mandi di sungai dan berganti baju ahhaha. Malamnya, kami makan bersama dengan hidangan soto ayam dan nasi hangat yang dimasak oleh tim open trip, juga kentang mustofa, ahhaha.

Usai santap malam, kami mengobrol hingga tiba-tiba nguaantuk dan terlelap. Pagi harinya, jam 4 pagi tuan rumah sudha bangun dan pergi ke sungai lalu memasak. Tak lama kemudiaan aku juga ke sungai yang ternyata sudah ramai para “ambu” sebutan untuk ibu-ibu Baduy lain.

Pagi itu sarapan spesial berupa nasi hangat, ayam goreng, sambal segar, kentang mustofa, ikan asin, sayur asem dan bakwan. Pas lagi laper-lapernya dan pas banget semuanya enak.

menginap-di-baduy

Untuk memasak orang Baduy memakai tungku, sedangkan untuk penampungan air menggunakan bambu yang biasanya diletakan di teras. Jadi berbeda dengan masyarakat jawa yang memakai gentong tanah liat. Bambu tersebut diisi air yang diambil dari sungai. Gelas yang digunakan menggunakan gelas bambu.

Baduy-Dalam

Tentu saja tidak ada alat elektronik sama sekali, untuk lampu pun kita memakai lampu minyak yang akan dimatikan saat menjelang tidur. Jadi situasinya senyap banget, damai.

Baduy Dalam

Belajar Dari Kearifan Lokal

Menginap di Baduy mengajarkan aku banyak hal tentang kehidupan dan nilai-nilai sejati. Masyarakat Baduy hidup dengan sederhana namun bahagia, menghargai alam dan menjaga harmoni dengan lingkungan. Aku merenungkan betapa pentingnya untuk kembali ke akar-akar budaya dan menjaga keseimbangan dengan alam.

Pengalaman menginap di Baduy adalah sebuah perjalanan spiritual dan kultural yang tak akan pernah saya lupakan. Dalam era modern yang penuh dengan hiruk-pikuk, merasakan ketenangan dan keaslian di tengah-tengah alam Baduy adalah suatu anugerah.

1 Comment

  1. […] Tuliskan pengalaman bertemu dengan penduduk setempat. Fokuskan pada interaksi unik, tradisi lokal, atau kisah inspiratif yang dapat memberikan wawasan mendalam tentang budaya suatu tempat. Perjalanan bukan hanya tentang tempat, tetapi juga tentang orang-orang yang membuatnya istimewa. Aku pernah menuliskan topik ini ketika membahas tentang pengalaman tinggal di Baduy Dalam. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *