Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

K.H. Hasyim Asy'ari

Mahaguru Bijak Islam Nusantara

1 Pembaca
Rp 79.000 15%
Rp 67.150

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 201.450 13%
Rp 58.197 /orang
Rp 174.590

5 Pembaca
Rp 335.750 20%
Rp 53.720 /orang
Rp 268.600

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"K.H. Hasyim Asy’ari kakek dari K.H. Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4 (1999-2001) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang dipandang sebagai salah seorang tokoh terbesar Islam Nusantara. Sumbangsih dan kiprah K.H. Hasyim Asy’ari sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan bangsa dan gerakan Islam di Indonesia. Organisasi massa Islam yang didirikannya, Nahdlatul Ulama (NU), membawa dampak sangat penting bagi Islam Nusantara dan kepentingan bangsa Indonesia. Di kalangan dunia pesantren dan para kiai atau ulama pesantren, K.H. Hasyim Asy’ari dinugerahi gelar “Hadhratusy-Syaikh,” yang berarti Mahaguru. Kiranya, gelar ini dipandang tidak terlalu berlebihan, mengingat beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya NU. Di samping itu, K.H. Hasyim Asy’ari juga dikenal sebagai seorang pemikir Islam dengan berbagai karya tulisnya dijadikan sebagai rujukan oleh para ulama terkemudian. Mengingat kiprah dan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara Indonesia, sepak-terjang dan jejak-langkah berikut perjuangannya yang dituturkan dalam buku ini sangat layak diteladani oleh generasi muda bangsa dan negara kita tercinta ini. Oleh sebab itu, buku ini sangat penting untuk disimak kandungannya untuk kemudian dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dewasa ini."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Moh. Habib Asyhad
Editor: Irwan Kurniawan

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023501991
Terbit: Februari 2017 , 104 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

"K.H. Hasyim Asy’ari kakek dari K.H. Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4 (1999-2001) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang dipandang sebagai salah seorang tokoh terbesar Islam Nusantara. Sumbangsih dan kiprah K.H. Hasyim Asy’ari sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan bangsa dan gerakan Islam di Indonesia. Organisasi massa Islam yang didirikannya, Nahdlatul Ulama (NU), membawa dampak sangat penting bagi Islam Nusantara dan kepentingan bangsa Indonesia. Di kalangan dunia pesantren dan para kiai atau ulama pesantren, K.H. Hasyim Asy’ari dinugerahi gelar “Hadhratusy-Syaikh,” yang berarti Mahaguru. Kiranya, gelar ini dipandang tidak terlalu berlebihan, mengingat beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya NU. Di samping itu, K.H. Hasyim Asy’ari juga dikenal sebagai seorang pemikir Islam dengan berbagai karya tulisnya dijadikan sebagai rujukan oleh para ulama terkemudian. Mengingat kiprah dan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara Indonesia, sepak-terjang dan jejak-langkah berikut perjuangannya yang dituturkan dalam buku ini sangat layak diteladani oleh generasi muda bangsa dan negara kita tercinta ini. Oleh sebab itu, buku ini sangat penting untuk disimak kandungannya untuk kemudian dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dewasa ini."

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
K.H. Hasyim Asy’ari adalah tokoh yang dianggap sebagai mahaguru bijak Islam Nusantara. Pemikiran dan gerakan tokoh ini sangat berpengaruh bagi kemajuan Islam di Indonesia. Organisasi massa Islam yang beliau dirikan membawa dampak yang sangat signifikan, baik bagi agama Islam maupun bagi kepentingan Bangsa Indonesia.

K.H. Hasyim Asy’ari adalah pendiri ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki peran penting dalam perkembangan agama Islam di Indonesia. Di samping itu, sumbangsih organisasi yang didirikannya sangat penting bagi Bangsa Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren, K.H.Hasyim Asy’ari dijuluki dengan gelar “Hadhratus Syaikh,” yang berarti mahaguru. Kiranya, gelar ini dipandang tak terlalu berlebihan mengingat beliau adalah salah seorang pemrakarsa berdirinya NU. Gelar itu adalah bentuk kecintaan umat Nahdliyin kepada pemimpinnya.

Sebelum mendirikan NU, sejak berusia 15 tahun, K.H. Hasyim Asy’ari sudah mulai menimba ilmu dari berbagai pesantren di wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selanjutnya, beliau menimba ilmu di Makkah. Sepulang dari Makkah, beliau mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899, pesantren terbesar di Jawa. Selanjutnya, beliau mendirikan NU pada 1926.

K.H. Hasyim Asy’ari juga dikenal sebagai pemikir Islam. Banyak karya tulisnya yang dijadikan sebagai referensi oleh ulama-ulama selanjutnya. Peranannya yang cukup besar dalam pemikiran Islam dan kebangsaan membuat beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Mengingat kiprah dan segala sokongannya, baik pemikiran maupun perbuatannya, bagi negeri ini, K.H.

Hasyim Asy’ari sangat layak untuk diteladani. Apalagi, semakin berkembangnya NU tentu tidak akan bisa dilepaskan dari pendirinya. Oleh karena itu, sangat perlu bagi generasi muda untuk membaca jejak langkah beliau.

Daftar Isi

1. Sampul
2. Kata Pengantar
3. Mukadimah
4. Era Kolonial
5. Kebangkitan Islam
6. Tradisional dan Modern
7. Perkembangan NU
8. Trah Majapahit
9. Dari Pesantren ke Pesantren
10. Wafatnya Sang Istri
11. Menolak Pengkultusan
12. Penulis Produktif
13. Ijtihad Melawan Taklid
14. Pendidik Teguh
15. Terinspirasi Muhammad Abduh
16. Nasionalisme Ala Pesantren
17. Digoda Belanda
18. Menolak Kaisar
19. Era Parlemen
20. Dualisme Masyumi
21. Komando Jihad
22. Tokoh Etika Pendidikan
23. Jejak Kalender K.H Hasyim Asy'ari
24. Daftar Pustaka
25. Glosarium
26. Indeks
27. Tentang Penulis