Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Sektor Penyumbang Emisi Karbon Terbesar Versi Kemenperin

Ini Sektor Penyumbang Emisi Karbon Terbesar Versi Kemenperin PLTU Muara Tawar. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia menaruh target penurunan emisi karbon atau gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan sebesar 29 persen pada 2030 mendatang. Salah satu sektor yang digenjot pemerintah adalah industri otomotif.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan, Kementerian Perindustrian, Sony Sulaksono menyatakan, bahwa industri otomotif hanya salah satu bagian dari banyaknya sektor yang menyumbang emisi karbon. Menurutnya, banyak sektor lain menyumbang lebih besar.

"(Industri Otomotif) Menyumbang 21 persen saja, sementara 47 persen justru energi (penyumbang emisi karbon)," katanya dalam webinar Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi, Jumat (15/10).

Dia bahkan menyebut bahwa sektor energi lebih 'rakus' dalam menyumbang emisi karbon. Selain sektor energi, Sony melihat penyumbang emisi karbon lainnya adalah sampah rumah tangga.

"Jadi, harus diingat industri transportasi otomotif itu hanya salah satu saja penyumbang emisi, masih ada, yang rakus. Energi, juga mengeluarkan emisi itu pembangkit, itu salah satunya, kemudian industri rumah tangga, waste rumah tangga," katanya.

Maka dari itu, dia beranggapan bahwa penurunan emisi karbon yang jadi target pemerintah tak bisa hanya diselesaikan dari satu sektor otomotif saja. "Jadi salah satunya saja, tidak bisa semuanya diselesaikan oleh otomotif saja," katanya.

Upaya Kurangi Emisi Karbon

Dalam pemaparannya, Sony menjelaskan beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah sebagai upaya mengurangi emisi karbon, khususnya di sektor transportasi. Dia menyebut, sektor ini menjadi yang digenjot pemerintah untuk mampu menekan emisi karbon.

Dia menyebut, salah satu caranya dengan mengizinkan kendaraan konversi listrik untuk bisa digunakan di jalan umum. Kemudian, berbagai kemudahan juga diberikan bagi calon pemilik kendaraan listrik.

Selain itu, di sisi penunjang, pemerintah juga mengedepankan penyediaan charging station bagi kendaraan-kendaraan listrik roda empat. Pun, salah satunya adalah mendorong indonesia sebagai basis produksi baterai kendaraan listrik atau BEV.

"Berbagai kebijakan ini ditujukan agar Indonesia cepat menjadi negara termasuk didepan dalam memanfaatkan teknologi baterai listrik jadi penggerak kendaraan listrik, dalam rangka pengurangan emisi," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut untuk membuat ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) memerlukan keterlibatan para pemangku kepentingan yang terkait.

"Menciptakan ekosisem BEV tentu memerlukan keterlibatan para pemangku kepentingan yang terdiri dari produsen, produsen baterai, pilot project, konsumen, dan infrastruktur," katanya.

Dia menyebut, pemerintah menargetkan produksi BEV pada 2030 mencapai 600 ribu unit untuk roda empat, dan 2,45 juta unit baterai untuk roda dua.

"Produksi kendaraan listrik diharapkan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda 4 atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua," katanya.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan industrialisasi BEV, katanya, pemerintah memberikan berbagai insentif baik ranah fiskal maupun non-fiskal.

"Seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk, bea masuk ditanggung pemerintah, dan super tax deduction untuk research and development," katanya.

"Untuk mempercepat popularisasi pemerintah akan menetapkan peraturan penggunaan EV di instansi pemerintahan dalam roadmap tersebut, diperkirakan pemilikan kendaraan listrik akan mencapai 135 ribu unit, roda 4, 400 ribu unit roda dua pada tahun 2030," tambahnya.

Dia turut menambahkan, meningkatnya kebutuhan kendaraan listrik akan ikut dukung peran strategis dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik. "Hal ini mengingat posisi indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia serta tingginya cadangan primer lainnya seperti kobalt, mangan, dan aluminium," katanya.

"Saat ini terdapat 9 perusahaan yang dukun industri baterai, 5 penyedia dan 4 perusahaan penyedia baterai. Dengan demikian indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai, perakitan baterai, manufacture EV hingga daur ulang EV," tambahnya.

Reporter: Arief Rahman

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Orang Kaya Biang Kerok Kemacetan di Jakarta, Ini Faktanya
Ternyata Orang Kaya Biang Kerok Kemacetan di Jakarta, Ini Faktanya

Hal ini juga dinilai menjadi salah satu hambatan upaya mengurangi tingkat emisi karbon dari sektor transportasi.

Baca Selengkapnya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Pemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan

Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia
Menkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia

Melihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.

Baca Selengkapnya
Menggali Potensi Energi Terbarukan di Klungkung
Menggali Potensi Energi Terbarukan di Klungkung

Inisiatif ini tidak hanya akan membantu Indonesia mencapai tujuan zero emission, tetapi juga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca Selengkapnya
Buka IIMS 2024, Jokowi Minta Semua Perusahaan Otomotif Dunia Produksi Mobil Listrik di Indonesia
Buka IIMS 2024, Jokowi Minta Semua Perusahaan Otomotif Dunia Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Jokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kementerian BUMN Gelar RUPS Pertamina Tetapkan Jajaran Direksi Baru
Kementerian BUMN Gelar RUPS Pertamina Tetapkan Jajaran Direksi Baru

Kementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.

Baca Selengkapnya
Yuk Hindari, Lima Faktor Bikin Mobil Anda Jadi Boros Bahan Bakar
Yuk Hindari, Lima Faktor Bikin Mobil Anda Jadi Boros Bahan Bakar

Teknologi mobil saat ini sudah semakin canggih, apalagi sekarang sistem pembakarannya sudah menggunakan injeksi yang dikendalikan komputer.

Baca Selengkapnya
Kemenperin Catat 74.000 Motor dan Mobil Listrik Mengaspal di Indonesia
Kemenperin Catat 74.000 Motor dan Mobil Listrik Mengaspal di Indonesia

Dalam catatan Kementerian Perindustrian, sebanyak 62.000 motor listrik dan 12.000 mobil listrik telah mengaspal di Indonesia.

Baca Selengkapnya