Ketahui Sejarah Lumpur Lapindo Sidoarjo Beserta Penyebab & Dampaknya bagi Sekitar
Berikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Berikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya.
Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
Bencana yang terjadi pada tahun 2006 silam ini juga masih menjadi perhatian para ahli geologi.
Lumpur Lapindo sendiri adalah bencana lumpur panas yang menyembur di lokasi Pengeboran Lapindo Brantas, Sidoarjo.
Bukan hanya satu lokasi, lumpur panas ini membuat kawasan pemukiman, pertanian dan perindustrian di sejumlah kecamatan di Sidoarjo turut tergenang.
Bahkan, lumpur panasnya pun sampai saat ini dikabarkan masih terus menyembur. Lantas bagaimana sejarah Lumpur Lapindo di Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar?
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (13/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Menurut Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo, Kementerian PUPR, lumpur Lapindo pertama kali muncul pada tanggal 29 Mei 2006 silam.
Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Lokasi semburan ini juga berada di kawasan pemukiman penduduk. Selain itu, di sekitarnya juga terletak di salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Dikatakan, pusat semburan terletak sekitar 200 meter dari sumur pengeboran gas Banjar Panji - 1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten Sidoarjo.
17 tahun berlalu, belum ada tenda-tanda semburan Lumpur Lapindo atau dikenal juga dengan Lumpur Sidoarjo ini berhenti.
Bahkan, para ahli geologi memperkirakan semburan lumpur panas tersebut akan berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
Tentu saja bencana ini tidak bisa disamakan dengan bencana alam lainnya. Di mana umumnya berlangsung pendek.
Melansir dari liputan6.com, terdapat banyak teori tentang kemunculan lumpur Lapindo.
Para ahli mengidentifikasi bahwa lumpur Lapindo ini terjadi disebabkan oleh bentuk hasil proses struktural gunung api lumpur (mud volcano).
Mud volcano merupakan bentukan ekstrusif erupsi lumpur dengan kandungan air dan gas metan yang tinggi.
Selain itu, menurut Milkov, mud diapirs dan mud volcano terbentuk pada cekungan elional yang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Tingginya aktivitas tektonik (tekanan struktur geologi dan kegempaan)
2. Sedimen muda dan tebal yang terdeposisi secara cepat,
3. Sedimen memiliki kandungan air yang relatif tinggi,
4. Adanya lapisan plastis di bawah permukaan,
5. Adanya tekanan fluida dan sedimen yang tidak terkompaksi sempurna,
6. Tingginya potensi gas dan hidrokarbon,
7. Tingginya gradien geotermal.
Penjelasan tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya lumpur Lapindo yang terjadi di Porong Sidoarjo, Jawa Timur.
Penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli yang pertama adalah akibat dari kesalahan dalam pengeboran.
Adapun ahli yang menyatakan tentang kesalahan pengeboran menjadi penyebab lumpur Lapindo diungkapkan oleh Davies dkk.
Ia berpendapat bahwa semburan lumpur lapindo di Sidoarjo disebabkan oleh kesalahan teknis dalam mengebor.
Hal tersebut ditunjukkan oleh Rojaba, yang juga mengatakan bahwa PT. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur selama 3 bulan dan mencapai kedalaman 10.300 kaki.
Pada kedalaman 9.297 kaki, terjadilah ledakan lumpur yang pertama kalinya.
Dikatakan bahwa rencana pengeboran dilakukan dengan target formasi Kujung, ternyata di lokasi tempat pengeboran tidak dilakukan formasi Kujung.
Selain itu, ketika pengeboran dilakukan, lubang sumur tidak dipasangi casing, sehingga fluida yang mendapat tekanan naik ke atas mengakibatkan semburan lumpur.
Terlebih fluida ini berusaha mencari jalan lain untuk keluar karena pada lubang sumur sudah ditutup.
Semburan fluida tersebut kemudian keluar dari beberapa tempat di area sekitar sumur seperti sawah dan rawa.
Penyebab lumpur Lapindo yang kedua adalah karena faktor bencana alam yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya.
Adapun ahli yang menyatakan tentang faktor bencana alam menjadi penyebab lumpur Lapindo diungkapkan oleh Mazzini dkk.
Ia mengatakan bahwa semburan lumpur Lapindo merupakan salah satu bentuk bencana alam yang dipengaruhi oleh gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di bantul.
Relation and security manager PT Lapindo Brantas, Budi Susanto mengatakan bahwa semburan lumpur disebabkan oleh faktor gempa yang terjadi sebelumnya di bantul.
Ia mengatakan bahwa sebelum terjadi semburan lumpur, telah terjadi gempa bumi yang getarannya sampai di Sidoarjo.
Adanya semburan lumpur dalam skala besar di Sidoarjo ini menimbulkan dampak yang tidak bisa dianggap remeh.
Terdapat sekitar 16 desa di 3 kecamatan tergenang oleh lumpur.
Selain itu 30 pabrik yang terkena dampak genangan lumpur Lapindo ini juga harus menghentikan aktivitasnya.
Hal itu tentu berakibat pada ribuan tenaga kerja yang harus kehilangan sumber mata pencahariannya. Selain itu, pemukiman warga juga terendam oleh lumpur Lapindo.
Tercatat sekitar 1.810 rumah warga terdampak semburan lumpur ini. Ditambah 2 bangunan kantor, 15 pabrik dan 15 masjid dan mushola juga terendam.
Dampak yang ditimbulkan oleh semburan lumpur Lapindo itu tentu bukanlah dampak yang remeh.
Semburan lumpur yang besar tersebut merusak sebagian besar rumah warga dan beberapa bangunan sehingga aktivitas masyarakat setempat menjadi lumpuh.
Berikut kata ucapan peringatan G30S PKI yang kobarkan semangat juang dan mengenang jasa pahlawan dalam peristiwa kelam.
Baca Selengkapnya"Hal ini memang bukan yang pertama kali didengar. Apalagi ada datanya," imbuh Hasto.
Baca SelengkapnyaBenteng Tujuh Lapis menjadi salah satu pertahanan kokoh dalam melawan para penjajah di Riau.
Baca SelengkapnyaMempelajari makna Pancasila penting bagi warga negara Indonesia agar dapat lebih memahami nilainya.
Baca SelengkapnyaGunung Leuser merupakan salah satu jalur pendakian terpanjang di Indonesia
Baca SelengkapnyaTapak tilas Benteng Inong Balee, saksi sejarah kekuatan kemaritiman Indonesia dan terbentuknya prajurit wanita janda di Aceh.
Baca SelengkapnyaLuhut akhirnya mengungkap alasan memilih berobat di Singapura ketimbang Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.
Baca SelengkapnyaAwalnya ada 10 jemaah yang dilaporkan hilang. Namun tujuh jemaah berhasil ditemukan sehingga tersisa tiga jemaah yang masih dalam pencarian.
Baca Selengkapnya