Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Sultan Siak Sumbangkan Harta Kekayaan untuk Indonesia

Cerita Sultan Siak Sumbangkan Harta Kekayaan untuk Indonesia Kesultanan Siak. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Siak adalah sebuah kesultanan yang kaya raya di tanah Riau. Sewaktu Indonesia baru merdeka, Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II, pemimpin muda Kesultanan Siak menyatakan bergabung.

Kala itu, Sultan Syarif Kasim II yang dikenal sebagai pemimpin tegas dan menyayangi rakyatnya rela memberikan sumbangan 13 juta Gulden dan menyerahkan ladang-ladang minyak kepada Indonesia. Sebuah angka yang sangat besar dan diperkirakan mencapai lebih dari Rp1.000 triliun pada saat ini.

Usai memutuskan bergabung dengan Ibu Pertiwi, Sultan yang kala itu masih berusia 21 tahun mengajak raja-raja yang memimpin Pulau Sumatera bagian timur, agar bergabung bersama dan mewujudkan cita-cita para pejuang bangsa, menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar, berdaulat, adil dan makmur.

"Dia menjamin pendanaan Indonesia dengan menyerahkan mahkota-mahkota emas bertaburan intan berlian, untuk mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Tak sekedar itu, ia memberi uang pribadinya 13.000.000 Gulden Belanda. Suatu jumlah yang sangat besar," ujar Budayawan Riau, Taufik Ikram Jamil, Senin (16/8).

Sultan bukan sembarangan menyerahkan tahtanya ke negara. Dia memegang teguh dan mengamalkan wasiat sang ayah Sultan Syarif Kasim. Pesannya, jika tidak ada lagi keturunannya yang memerintah, benda-benda dan harta kerajaan harus diserahkan kepada pemerintah yang sah.

kesultanan siak©2021 Merdeka.com

Terbukti, ketika Syarif Kasim II tidak memiliki keturunan, wasiat ayahnya dijalankan. Dia kembali menjadi rakyat biasa dan menyerahkan harta serta tahtanya ke pemerintahan.

Tak hanya itu, Syarif Kasim II juga memotivasi masyarakat di bawah kepemimpinannya secara langsung untuk kemerdekaan RI. Bahkan dia bersama permaisuri meresmikan tentara rakyat Indonesia di Siak pada bulan pertama kemerdekaan. Peresmian itu dilaksanakan di depan Istana Siak.

"Kalau soal berperang menentang penjajah, orang Riau melakukannya sejak abad ke-16. Setelah Malaka ditaklukkan Portugis, orang-orang dari Gasib Siak memerangi Portugis tahun 1512. Ini disusul oleh Narasinga II tahun 1516 dan 1520. Abad ke-18, Tengku Buang Asmara menyerang Belanda di Siak, sedangkan Tuanku Tambusai abad 19, seangkatan dengan Diponegoro dan Imam Bonjol. Pada saat bersamaan, Riau juga menyerang Belanda di Indragiri di bawah pimpinan Panglima Sulung," ujarnya.

Di masa kepemimpinannya, Sultan sangat perhatian di bidang pendidikan. Dia mendirikan sekolah dan termasuk pendidikan awal pribumi di Indonesia. Dia dikenal taat, selalu menjalin silaturahim dengan kerajaan tetangga seperti Inderagiri dan Gunung Sahilan.

Sewaktu Syarif Kasim II memerintah, wilayahnya meliputi Riau bagian pesisir sekarang termasuk Pekanbaru. Ada 12 wilayah yang disebut Provinsi saat itu. Pekanbaru misalnya, dinamai Provinsi Pekanbaru yang dipimpin oleh orang bergelar Datuk Bandar.

Sedangkan wilayah luar Riau yang sempat masuk dalam wilayah kekuasaannya itu sebagian daerah Sumatera Utara seperti Deli, Langkat, Asahan dan Sambas di Kalimantan Barat. Namun ketika Syarif Kasim II berkuasa, bagian itu sudah lepas dari wilayahnya.

Sultan Syarif Kasim II lahir di Siak Sri Indrapura, 1 Desember 1893 dan meninggal di Rumbai, Pekanbaru, Riau pada 23 April 1968 pada umur 74 tahun.

kesultanan siak©2021 Merdeka.com

Dia adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak Sri Indrapura yang mendapat gelar/penghargaan sebagai Pahlawan Nasional (Keppres No. 109/TK/1998, tanggal 6 November 1998).

SSK II diangkat jadi penasihat Soekarno usai kemerdekaan, di tahun 1946 hingga 1950-an. Mendapat tawaran itu, Sultan bersedia, namun dia tidak mau menerima gaji.

"Dia banyak dikenang orang karena selama menjadi Sultan, selalu bersedekah tiap hari Jumat. Bahkan, dia memberikan beasiswa kepada pelajar sampai 70 persen. Jadi dari total biaya pelajar, 70 persennya dibantu SSK II, tentunya sangat membantu," ucapnya.

Setelah menyerahkan tahta dan harta Kesultanan Siak ke negara, SSK II akhirnya menikah. Istrinya sudah memiliki sejumlah anak. Namun anak tersebut tidak mewarisi kerajaan karena bukan keturunan langsung.

Dia menikah setelah berstatus sebagai rakyat, bukan lagi raja yakni setelah ia menyatakan bergabung dengan RI.

"SSK II menikah sebelum kemerdekaan saat masih sultan, lalu cerai waktu setelah Indonesia merdeka. Beberapa waktu kemudian, dia menikah lagi dengan wanita yang telah memiliki anak," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tari Kecak Sejarah Lengkapnya dan Makna di Setiap Gerakannya
Tari Kecak Sejarah Lengkapnya dan Makna di Setiap Gerakannya

Sejarah teri kecak dan juga makna gerakannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya
Sejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya
Sejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya

Sang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.

Baca Selengkapnya
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ketua MK: Hakim Tidak Boleh Cawe-Cawe di Sidang Sengketa Pemilu, Enggak Bisa Panggil Saksi Ahli
Ketua MK: Hakim Tidak Boleh Cawe-Cawe di Sidang Sengketa Pemilu, Enggak Bisa Panggil Saksi Ahli

Suhartoyo memastikan, MK tidak akan berpihak dan berpegang pada fakta sidang juga saksi berdasarkan saksi dihadirkan pelapor dan terlapor.

Baca Selengkapnya
Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui
Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui

Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.

Baca Selengkapnya
Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya
Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya

Wilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai

Baca Selengkapnya
Sosok Ki Ageng Pengging Tokoh Babat Alas Surabaya, Dihukum Mati karena Tak Mau Menghadap Raja
Sosok Ki Ageng Pengging Tokoh Babat Alas Surabaya, Dihukum Mati karena Tak Mau Menghadap Raja

Ia merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang

Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya

Baca Selengkapnya
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek

Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.

Baca Selengkapnya