Zimbabwe Terbitkan Koin Emas untuk Atasi Lonjakan Inflasi 190 Persen
Merdeka.com - Bank Sentral Zimbabwe menerbitkan koin emas untuk mengatasi lonjakan inflasi di tengah merosotnya mata uang negara.
Suku bunga Bank Sentral pun naik dua kali lipat bulan ini hingga 200 persen setelah inflasi tahunan mencapai angka di atas 190 persen.
Setiap keping koin emas di pasar global harganya 1 ons emas ditambah 5 persen ongkos produksi.
Hingga Jumat lalu satu ons emas nilainya setara USD 1,724 atau Rp 25,8 juta.
Laman BBC melaporkan, Selasa (26/7), Gubernur Bank Sentral Zimbabwe John Mangudya mengatakan koin emas itu bisa digunakan untuk berbelanja di toko jika tokonya punya kembalian.
Koin emas itu diberi nama "Mosi-oa-Tunya" yang artinya "asap yang bergemuruh" merujuk pada air terjun Victoria di perbatasan Zimbabwe dan Zambia.
Dolar Zimbabwe terjerembap dibanding mata uang asing besar tahun ini. Negara itu juga masih ingat bagaimana ekonomi amburadul di bawah mendiang Robert Mugabe yang berkuasa hampir empat dasawarsa.
Hiperinflasi memaksa negara itu meninggalkan dolar Zimbabwe pada 2009 dan memakai mata uang asing, terutama dolar.
Ketika terjadi krisis terparah, pemerintah tidak lagi mengumumkan angka resmi inflasi tapi diperkirakan tingkat inflasi mencapai 89,7 sextillion persen pada November 2008 dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pada saat itu uang kertas seratus miliar dolar Zimbabwe menjadi penanda hancurnya ekonomi negara.
Satu dasawarsa kemudian mata uang Zimbabwe kembali diaktifkan tapi hingga kini nilainya terus merosot.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaHarganya yang terus naik dari tahun ke tahun menjadikan bitcoin sebagai aset digital yang banyak diburu oleh banyak orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaMengingat dibutuhkan biaya dan usaha tambahan, maka para pembuat Bitcoin dan emas akan mematok harga di atas biaya produksi untuk menghindari kerugian.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaSelain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya