Ilustrasi manusia purba. DOK OSC Medcom
Ilustrasi manusia purba. DOK OSC Medcom

Mengulik Sejarah Manusia Purba: Benarkah Berasal dari Kera?

Medcom • 20 April 2022 20:37
Jakarta: Tak dapat dipungkiri, asal-usul manusia kerap diidentikkan dengan kera. Pernyataan ini mengacu pada teori evolusi Darwin yang menyatakan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama.
 
Padahal, faktanya teori tersebut tidak menjelaskan mengenai hubungan manusia dengan kera. Sejarah justru membuktikan manusia berevolusi sesuai keadaan geografis tempat mereka tinggal.
 
Melansir Akupintar, dugaan mengenai manusia purba beranjak dari pergerakan mereka ke Afrika Selatan—semula berada di Afrika Tengah—sejak 60.000 hingga 50.000 Tahun SM. Pada 50.000-45.000 SM, manusia purba mulai menyebar luas ke Arab, India, dan Indonesia. Dari sini, mereka kemudian mencapai Australia, Jepang, Cina, Alaska, hingga Amerika Utara.
Perkembangan kehidupan manusia purba terhalang mencairnya suhu di bumi—atau sering disebut Zaman Es—yang berlangsung sekitar 45.000 sampai 40.000 tahun SM. Persebaran manusia purba kemudian berlanjut sampai ke Kazakhstan dan Mongolia pada 35.000 hingga 30.000 SM.
 
Sejak saat itu, manusia purba dari Kazakhstan (Kaukasoid) menyebar ke Eropa. Penyebaran terus terjadi hingga pada 20.000 sampai 10.000 SM, manusia purba menduduki wilayah Afrika Selatan. Pergerakan manusia purba terus terjadi hingga menguasai seluruh daratan bumi pada 10.000 SM.
 
Berdasarkan penemuan fosil, manusia purba diperkirakan hidup dalam empat masa berbeda. Pertama, Paleolitikum atau zaman batu tua. Pada masa ini, manusia purba hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana.
 
Masa kedua ialah Mesolitikum atau zaman batu tengah. Pada masa ini, manusia purba hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
 
Selanjutnya, Neolitikum atau zaman batu muda, di mana manusia purba hidup dengan berburu dan mulai bercocok tanam. Barulah pada zaman batu besar atau Megalitikum, manusia purba hidup dengan bercocok tanam dan lebih modern.

Jenis manusia purba di dunia

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, manusia terus berevolusi sesuai kondisi geografis tempat tinggalnya. Tak ayal, terdapat berbagai jenis manusia purba yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa di antaranya adalah:

1. Ardipithecus Ramidus

Manusia purba yang fosilnya pertama kali ditemukan di Ethiopia, Afrika Timur pada 1994 itu diperkirakan hidup sekitar 4,4 juta tahun lalu. Fosil bagian tubuh yang tersisa berupa tengkorak, gigi, tulang panggul, tangan, dan kaki yang berjumlah 35 bagian.
 
Fosil Ardipithecus Ramidus ditemukan di sekitar fosil hewan yang mengindikasikan bahwa mereka hidup di hutan. Jenis manusia purba ini memiliki berat sekitar 50 kg, tinggi sekitar 120 cm, pemakan buah-buahan, daun, serta mamalia kecil.
 
Otot kakinya besar dan volume otak sama dengan milik simpanse. Temuan inilah yang semakin memperkuat dugaan manusia berasal dari kera.

2. Australopithecus Africanus

Fosil manusia purba jenis ini pertama kali ditemukan di daerah Taung, dekat Vryburg, Afrika Selatan pada 1924. Berdasarkan temuan tersebut, diperkirakan Australopithecus Africanus hidup sekitar 3,3 hingga 2,1 juta tahun lalu.
 
Manusia purba jenis ini memiliki kombinasi fisik manusia dan fisik kera, di mana lengannya panjang dan lekukan wajahnya kuat. Selain itu, bagian tulang panggul, tulang paha, bahu, tangan, dan tulang kakinya juga memiliki persamaan.

3. Sinanthropus Pekinensis

Fosil Sinanthropus Pekinensis pertama kali ditemukan di Zhoukoudian (Zhou Kou Tien), dekat Beijing, Tiongkok. Berdasarkan temuan tersebut, manusia purba jenis ini diperkirakan hidup sekitar 780.000 hingga 230.000 tahun lalu.
 
Volume otak manusia purba yang juga dikenal sebagai Peking Man diperkirakan sekitar 1.000 hingga 300 cm kubik. Jumlah tersebut sama seperti volume otak manusia saat ini.

4. Homo Rhodesiensis

Pada 1921, penambang Tom Zwiglaar tidak sengaja menemukan fosil Homo Rhodesiensis saat sedang mencari bijih besi di gua-gua di Rhodesia Utara (sekarang Zambia), Afrika Timur. Manusia purba ini diduga hidup sekitar 400.000 hingga 125.000 tahun lalu.
 
Ciri fisiknya antara lain memiliki bagian punggung alis yang besar dan lebar, hidung besar, kening menonjol, dan tonjolan di bagian belakang tengkorak. Selain itu, mereka juga sudah berjalan tegak, sehingga disebut sebagai African Neanderthal.

5. Homo Cro-Magnon

Homo Cro-Magnon diperkirakan sebagai manusia modern (Homo Sapiens) tertua dari Eropa. Manusia purba yang fosilnya ditemukan pada 1868 ini diperkirakan hidup sekitar 40.000 hingga 10.000 tahun lalu.
 
Homo Cro-Magnon diduga adalah nenek moyang ras Kaukasoid di Eropa. Mereka diperkirakan telah mampu berkomunikasi dan memiliki lebih banyak kosakata ketimbang Homo Neanderthal.
Jenis manusia purba di Indonesia
 
Di Indonesia, terdapat tiga jenis manusia purba yang menjadi cikal bakal nenek moyang bangsa ini. Ketiganya ialah:

1. Meganthropus Paleojavanicus

Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pada 1936-1941. Sesuai namanya, manusia purba jenis ini mendiami wilayah Jawa, tepatnya Sangiran, Jawa Tengah. Adapun arti dari Meganthropus Paleojavanicus itu sendiri adalah Pithecanthropus.

2. Pithecanthropus

Fosil Pithecanthropus ditemukan di beberapa tempat, di mana pertama kali ditemukan di Lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah pada 1891. Temuan ini kemudian diberi nama Pithecanthropus Erectus atau manusia kera berbadan tegak.
 
Fosil manusia purba jenis ini juga ditemukan di Ngandong, Solo, Jawa Tengah. Temuan ini lantas dinamai Pithecanthropus Soloensis yang berarti manusia kera berbadan tegak dari Solo.
 
Fosil lain ditemukan di Mojokerto, Jawa Timur pada 1936. Manusia purba yang dinamai Pithecanthropus Mojokertensis ini memiliki tinggi sekitar 165-180 cm dan diduga sebagai fosil tertua di Indonesia.
 
Ciri-ciri Pithecanthropus sejatinya mirip dengan Sinanthropus Pekinensis, di mana bentuk gigi dan volume otaknya menerupai manusia saat ini. Hal yang membedakan keduanya adalah kapasitas tengkorak Sinanthropus Pekinensis lebih besar dengan gigi taring yang tidak tumpang tindih.

3. Homo Sapiens

Jenis manusia purba selanjutnya adalah homo sapiens yang berarti manusia cerdas. Di Indonesia, jenis ini dibagi menjadi Homo Wajakensis, Homo Soloensis, dan Homo Floresiens dengan ciri-ciri khas pada masing-masing fosilnya.
 
Homo Wajakensis merupakan jenis homo pertama sekaligus fosil pertama yang ditemukan di Asia pada 1889 di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Sedangkan, fosil Homo Soloensis ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah pada 1931-1933.
 
Adapun fosil Homo Floresiens ditemukan di Flores, Nusa Tenggara Timur pada 2003. Fosil dari Flores ini diperkirakan tinggi badannya lebih pendek daripada jenis Homo lainnya, sehingga beberapa ahli menyebutnya sebagai manusia “Hobbit”.
 
Demikianlah sejarah mengenai manusia purba yang diyakini merupakan cikal bakal manusia masa kini. Berdasarkan fosilnya, memang ditemukan sejumlah kemiripan dengan kera. Lantas, percayakah Sobat Medcom dengan anggapan manusia berasal dari kera? (Nurisma Rahmatika)
 
Baca:
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(REN)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif