Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
6 May 2024
Home Fitur Akses Liar di Rel Kereta Api dan Mitos Setan Budeg

Akses Liar di Rel Kereta Api dan Mitos Setan Budeg

Share

Miris melihat video yang beredar di aplikasi Whatsapp tentang seorang remaja sedang mengambil video kereta api lewat. Tiba-tiba di arah berlawanan di rel di mana anak itu berdiri kereta lain juga lewat. Bruk… Tubuh korban terlempar di luar rel. Ia meninggal di tempat. Temannya yang mengambil video tak bisa berbuat apa-apa.

Peristiwa naas itu terjadi di pelintasan antara Stasiun Jatinegara dan Stasiun Pondok Jati, Jakarta, Timur, Sabtu (3/2/2024).

Korban bersama rekannya dikabarkan sering membuat konten untuk media sosial tentang kereta api lewat. Menurut Kapolsek Matraman, Jakarta Timur, Kompol Suprasetyo, korban remaja pelajar SMP sedang membuat konten di lokasi pelintasan rel kereta api.

“Mereka sering membuat konten seperti video kereta datang atau situasi sekitar,” ungkap Suprasetyo kepada Tribunews.

Fakta yang didapatkan, korban disebutkan, bersama rekannya memasuki lokasi pelintasan rel kereta api melalui akses liar di Pisangan Baru, dekat Stasiun Pondok Jati. Dengan begitu, korban dan temannya memasuki areal rel tanpa bisa diawasi oleh petugas KA.

Tak terbayang rasa sedih keluarga korban dan juga teman-temannya mendapati korban tiba-tiba sudah tidak ada. Orangtua di mana pun pasti sangat sedih kehilangan anak kesayangan mereka.

Memang, di zaman sekarang, anak-anak remaja terkadang abai terhadap nasihat dari orangtua. Mereka lebih asyik sendiri dengan kebersamaan dengan teman-teman mereka. Tidak jarang mereka abai terhadap tanggung jawab mereka untuk harus pulang ke rumah tepat waktu agar bisa belajar untuk persiapan di sekolah.

Eka Parlinawati (30), warga Depok yang juga sehari-hari menggunakan sepeda motor Jakarta-Depok, mengaku sangat prihatin terhadap kecelakaan yang terus terjadi di rel KA.

“Menurutku rel KA enggak harus dipagari. Sebab, itu pasti butuh budget besar banget kalau sepanjang jalan KA dipagari. Dan, pasti tetap terjadi juga tabrakan itu karena kan ada di beberapa titik juga yang memang buat lalu-lalang orang buat menyeberang,” kata Eka kepada Lintas, Senin (5/2/2024).

“Harusnya, sih, lebih kesadaran ke diri orang masing-masing. Sama lebih sabar dan jangan main serobot saja di pelintasan KA,” ujarnya Eka melanjutkan.

Namun, satu hal yang entah itu mitos atau bukan, kata Eka, di rel kereta api itu ada setan yang dipercaya orang-orang kampung bernama setan budeg. Setan itu sering membuat orang yang berada di kereta api menjadi tidak mendengar kalau ada kereta lewat.

Eka termasuk yang tidak percaya pada mitos itu. “Umur memang sudah diatur oleh Tuhan. Namun, sekali lagi perlu kewaspadaan. Setan budeg itu barangkali wujud kelakuannya kalau kedua telinga disumbal dengan earphone, misalnya, dengan asyik mendengarkan musik, tetapi tidak sadar sedang berada di rel kereta. Jadi, harus hati-hati saja,” kata Eka.

Hal senada juga disampaikan Clementine Retno (40), warga Kelapa Dua, Jakarta Barat. “Saya setuju pagari saja rel kereta api. Soalnya orang-orang pada enggak bisa tertib. Jadi, biar orang enggak sembarangan orang melintas. Apalagi, bikin konten kok enggak pakai nalar ya,” ujarnya.

Retno memberi contoh pelintasan di rel kereta api di Patal Senayan, Jakarta. Dulu di situ ada pelintasan sebidang. Kemudian setelah banyak korban ketabrak kereta api, baru ditutup dengan membuat flyover. “Warga pun akhirnya tidak lagi menyeberang rel karena sepanjang rel diberi pagar juga,” katanya.

Tempat Bermain

Bermain adalah kebutuhan anak-anak. Seperti yang dilakukan korban. Itu perlu untuk kesehatan jiwa mereka. Namun, ketika tempat bermain yang ekstrem seperti rel kereta api, itu sangat berisiko dan bisa berujung maut.

Usia 13 atau 14 tahun, kelas VII, sepatutnya sudah bisa membedakan tempat yang berbahaya dan tempat yang aman untuk bermain. Apalagi kalau sempat diingatkan oleh temannya.

Ilustrasi: Seorang anak membuat konten di atas rel kereta api.

Jika benar korban teledor dan nekat berdiri di atas rel, hal itu patut dijadikan pembelajaran buat siapa pun untuk tidak mengabaikan keselamatan diri sendiri. Rel yang masih aktif bukanlah tempat aman untuk bermain.

Kita yakin, lewat insiden tertabrak kereta api ini menjadi cambuk buat kita semua. Buat para orangtua diharapkan tetap mengawasi putra-putri mereka. Mereka pergi ke mana dan dengan siapa dirasa perlu untuk diketahui.

Institusi sekolah juga tentu perlu mengingatkan terus siswa-siswa mereka agar berpikir logis dan tidak bermain di tempat-tempat berbahaya.

Sebaiknya dihindari pemberian tugas yang prosesnya di luar kendali orang tua ataupun pihak sekolah.

Pemasangan pagar di sepanjang rel, seperti yang dilakukan di beberapa tempat oleh PT KAI, memang sangat menjamin untuk menghindari kecelakaan.

Akan tetapi, adalah mustahil juga seluruh rel dibuatkan pagar. Ini terkait budget yang tidak sedikit untuk pemagaran rel ini.

Namun, kita mendorong PT KAI, khusus areal-areal rawan dan frekuensi kecelakaan tinggi perlu dipertimbangkan untuk memberi pengamanan berupa pagar.

Penutupan permanen akses-akses liar dengan dilengkapi rambu-rambu peringatan keselamatan juga harus segera dilakukan.

Semangat PT KAI dan pihak-pihak terkait untuk menutup pelintasan sebidang perlu terus didukung. Sementara untuk perencanaan pembuatan rel baru sedapat mungkin agar dalam desainnya juga menghindari atau meminimalisasi pelintasan sebidang.

Dari data PT KAI, tercatat hingga September 2022, di seluruh Indonesia ada 1.426 pelintasan sebidang yang dijaga dan 1.500 pelintasan tanpa penjagaan.

Kecelakaan yang tidak seharusnya terjadi harus menjadi perhatian semua pihak. Pembangunan tempat-tempat bermain berupa area terbuka hijau juga harus terus dilakukan melanjutkan apa yang dalam satu dekade ini dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dengan begitu, anak-anak tak perlu lagi bermain di rel kereta api yang berbahaya yang berujung maut. (HRZ)

Baca Juga: Waspadai Pelintasan Sebidang, Ada 3 Kecelakaan dalam Sehari

Oleh:

Share

Leave a Comment

Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.