Sukses

Cara Tersenyum Penari Bali

Pada awalnya tari Bali dilakukan untuk persembahan ke Sang Hyang Widiwasa.

Liputan6.com, Jakarta - Bali tersohor tak hanya karena keindahan alamnya, tapi juga karena eksotika budayanya. Salah satu wujud budayanya yang ikonik adalah tari Bali. Beli memilik beragam tari dari tari untuk ritual sampai tari untuk hiburan.

Aksi penari-penari Bali sering dijumpai pada berbagai kegiatan di Bali. Tari Bali pun menjadi bagian pengalaman jika berkunjung ke Bali. Liukan khas penari Bali niscaya melekat pada ingatan atas Bali.

Seperti pada umumnya tarian lain, tari Bali juga memiliki unsur senyum dari rangkaiannya. Senyum penari menjadi pelengkap tarian. Senyum juga menyampaikan pesan. Namun, senyum penari Bali ada aturannya, tak bisa sembarangan.

"Penari Bali tersenyum untuk menunjukkan ekspresinya, namun tak boleh kelihatan giginya," jelas Eka Laksana Suprapta, pelaku seni dari Bali, dalam acara pelatihan secara virtual yang digelar perusahaan spirit Diageo Indonesia, Kamis (9/7/2020).

Aturan tak boleh menunjukkan gigi itu sebagai wujud sikap sopan santun, menghormati khalayak yang menyaksikan. Terlebih dengan riasan wajah pada penari, kata Eka, sedikit sunggingan di bibir saja sudah bisa menciptakan sepotong senyuman yang manis.

Kelas untuk mengenal tari Bali itu sendiri diikuti karyawan Diageo Indonesia dari kantor Jakarta dan kantor Bali. Tak hanya menyimak, mereka juga praktek. "Bisa sih melakukan, tapi susah baliknya," kata seorang karyawan saat praktek suatu gerakan meliukkan badan.Kelas Tari Bali Diageo IndonesiaEka melanjutkan, senyum penari juga bisa dirancang sesuai pesan yang akan disampaikan. Pada karakter pemimpin dalam sebuah tarian, senyum penari akan dibarengi dengan tatapan mata yang berkarakter.

"Itu untuk menunjukkan sisi keramahan namun tetap tegas," kata Eka yang aktif di Bali Nusa Dua Teater itu.

Senyum adalah salah satu unsur dari tiga elemen dasar tari Bali. Nah, apa saja dasar-dasar tari Bali?

 

Saksikan Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tiga Dasar Tari Bali

Ada tiga dasar dari rangkaian tari Bali, yakni agem, tandang, tangkep.

Agem adalah, sikap pokok yang mengandung suatu maksud tertentu yaitu suatu gerak pokok yang tidak berubah-ubah dari satu sikap pokok ke sikap pokok yang lain. Agem terdiri dari bermacam-macam bentuk misalnya, mungkah lawang, ngerajasinga, nepuk kampuh, ngeteg-pinggel, dan lain-lain.

Tandang adalah cara memindahkan suatu gerakan pokok ke gerakan pokok yang lain, sehingga menjadi satu rangkaian gerak yang bersambungan. Tandang terdiri dari abah yaitu perpindahan gerak kaki menurut komposisi tari; dan tangkis yaitu perkembangan tangan seperti luknagasatru, nerudut dan ngelimat.

Tangkep adalah mimik yang memancarkan penjiwaan tari yaitu suatu ekspresi yang timbul melalui cahaya muka. Tangkep terdiri dari beberapa macam, misalnya luru, yaitu rasa gembira yang luar biasa yang diwujudkan dengan mimik.

Ada juga encahcerunggu, perubahan dari suatu mimik ke mimik yang lain. Atau maniscerungu, adalah senyum sambil mendelikkan mata.

"Tangkep itu sangat menentukan kematangan, tari tanpa penjiwaan, tari tidak tampak hidup," kata Eka.

 

3 dari 3 halaman

Tari Persembahan untuk Hyang Widiwasa

Eka menjelaskan, pada awalnya dahulu, tari Bali adalah kegiatan untuk persembahan ke Tuhan, Syang Hyang Widiwasa, sebagai wujud syukur atas berkah dan karunia yang diberikan ke manusia.

Dalam perkembangannya, tari Bali terbagi menjadi tiga jenis menurut fungsinya; Tari Wali, Bebali, dan Balih-alihan.

Tari Wali merupakan jenis tari Bali yang digunakan untuk upacara keagamaan. Merupakan tari sakral atau suci, dipentaskan di bagian terdalam pura atau bagian uatama pura.

"Pada saat pementasan sering terjadi penari trance," kata Eka.

Di daerah tertentu, tari jenis ini hanya boleh dipentaskan oleh orang yang belum menstruasi bagia wanita, dan masih perjaka bagi laki-laki. Contoh Tari Wali adalah Sang Hyang Jaran, Sang Hyang Dedari, Rejang Dewa, dan Memendet.

Adapun Tari Bebali berfungsi sebagai pengiring upacara/upakara di pura-pura atau di luar pura. Pada umumnya memakai lakon (cerita), dan bisa juga sekaligus sebagai tari hiburan. Biasanya dipentaskan setelah Tari Wali. Contoh Tari Topeng, Gambuh, Arja.

Sementara Tari Balih-alihan artinya membalih, atau tontotan. Tari ini difungsikan sebagai hiburan saja. dipentaskan di halaman terluar pura, hotel, atau panggung hiburan. Contohnya Kecak Uluwatu, Joget, Tari Penyambutan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.