Sukses

Silsilah Wali Songo sampai Nabi Muhammad SAW, Ini Nasabnya

Berikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan hubungan nasab dengan Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta Wali Songo adalah kelompok sembilan tokoh Islam yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di pulau Jawa pada abad ke-15 dan ke-16. Mereka juga dikenal dengan sebutan Walisongo atau Walisanga.

Para Wali Songo memiliki beragam latar belakang dan kisah hidup yang berbeda. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Jawa, seperti Gresik, Surabaya, Demak, Cirebon, dan sekitarnya. Namun siapa yang menayangkan jika dilihat dari silsilah wali songo, mereka semua ternyata merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Meski jika dilihat dari silsilah Wali Songo bahwa mereka adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, mereka semua memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan budaya setempat. Mereka memadukan ajaran Islam dengan tradisi dan nilai-nilai Jawa, sehingga berhasil menciptakan harmoni antara agama dan budaya. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk lebih mudah diterima dan diikuti oleh masyarakat Jawa pada waktu itu.

Hingga saat ini, warisan dan pengaruh Wali Songo masih sangat terasa dalam kehidupan masyarakat Jawa. Peninggalan mereka berupa pesantren, makam, dan tradisi-tradisi keagamaan terus dilestarikan dan dihormati. Lalu siapa saja sembilan wali yang termasuk Wali Songo?

Berikut penjelasan selengkapnya termasuk silsilah Wali Songo sampai Nabi Muhammad SAW, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (28/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Sunan Gresik atau Syaikh Maulana Malik Ibrahim

Terjadi perbedaan pendapat mengenai asal-usul Syaikh Maulana Malik Ibrahim, dengan satu pendapat menyatakan bahwa ia berasal dari Turki dan pendapat lainnya menyebutkan bahwa ia berasal dari Kashan, sebuah tempat di Persia (Iran), seperti yang tercatat dalam prasasti di makamnya.

Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang ahli tata negara yang menjadi penasihat raja, guru bagi para pangeran, dan juga dermawan bagi fakir miskin. Menurut Babad ing Gresik, ia datang ke Gresik bersama dengan kawan-kawan dekatnya dan tiba pada tahun 1293/1371 M.

Ia juga dikenal sebagai Sunan Gresik dan menetap di Gresik untuk menyebarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya pada tanggal 12 Rabiul Awwal 822 H, yang bersamaan dengan tanggal 8 April 1419 M. Ia dimakamkan di desa Gapura, kota Gresik.

Syaikh Maulana Malik Ibrahim merupakan keturunan dari Ali Zainal Abidin, cucu Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasab Syaikh Maulana Malik Ibrahim hingga Nabi Muhammad SAW.

Berikut adalah silsilah wali songo yang menunjukkan nasab Syaikh Maulana Malik Ibrahim sampai dengan Nabi Muhammad SAW,

  1. As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam,
  2. bin As-Sayyid Husain Jamaluddin,
  3. bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin,
  4. bin As-Sayyid Abdullah,
  5. bin As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan,
  6. bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih,
  7. bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath,
  8. bin As-Sayyid Ali Khali’ Qasam,
  9. bin As-Sayyid Alwi,
  10. bin As-Sayyid Muhammad,
  11. bin As-Sayyid Alwi,
  12. bin As-Sayyid Ubaidillah,
  13. bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir,
  14. bin Al-Imam Isa,
  15. bin Al-Imam Muhammad,
  16. bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi,
  17. bin Al-Imam Ja’far Shadiq,
  18. bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir,
  19. bin Al-Imam Ali Zainal Abidin,
  20. bin Al-Imam Al-Husain,
  21. bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah.
3 dari 10 halaman

2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

Raden Rahmat merupakan keturunan dari Raja Champa, putra cucu dari Raja Champa. Ayahnya, Ibrahim As-Samarkandi, menikah dengan Puteri Raja Champa bernama Dewi Candra Wulan. Raden Rahmat langsung pergi ke tanah Jawa, tepatnya ke Majapahit, karena bibinya, Dewi Dwara Wati, menjadi istri Raja Brawijaya yang sangat dicintainya.

Raden Rahmat berhenti di Tuban dan di sana ia berkenalan dengan dua tokoh masyarakat, yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning, yang kemudian mereka beserta keluarga memeluk agama Islam. Dengan masuknya Islam oleh Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning, upaya Sunan Ampel dalam mendekati masyarakat dan menyebarkan dakwah Islam menjadi lebih mudah. Secara perlahan, mereka mengajarkan konsep Tauhid dan tata cara beribadah.

Sunan Ampel meninggal pada tahun 1406 M dan dimakamkan di Kompleks Masjid Ampel, Surabaya. Hingga saat ini, makamnya banyak dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Sunan Ampel juga merupakan keturunan dari Nabi Muhammad. Dilihat dari silsilah Wali Songo dapat diketahui nasab Sunan Ampel sampai Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah silsilah wali songo yang menjelaskan nasab Sunan Ampel sampai Nabi Muhammad SAW,

  1. Raden Rahmat bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar,
  2. bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain,
  3. bin Sayyid Ahmad Jalaluddin,
  4. bin Sayyid Abdullah,
  5. bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan,
  6. bin Sayyid Alwi Ammil Faqih,
  7. bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath,
  8. bin Sayyid Ali Khali’ Qasam,
  9. bin Sayyid Alwi,
  10. bin Sayyid Muhammad,
  11. bin Sayyid Alwi,
  12. bin Sayyid Ubaidillah,
  13. bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir,
  14. bin Sayyid Isa,
  15. bin Sayyid Muhammad,
  16. bin Sayyid Ali Al-Uraidhi,
  17. bin Imam Ja’far Shadiq,
  18. bin Imam Muhammad Al-Baqir,
  19. bin Imam Ali Zainal Abidin,
  20. bin Imam Al-Husain,
  21. bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
4 dari 10 halaman

3. Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim

Raden Maulana Makhdum Ibrahim adalah putra Sunan Ampel dan Dewi Candrawati. Sunan Bonang dikenal sebagai ahli dalam Ilmu Kalam dan Ilmu Tauhid. Setelah belajar di Pasai, Maulana Makhdum Ibrahim kembali ke Jawa dan mendirikan pesantren di daerah Tuban.

Pesantren Maulana Makhdum Ibrahim menjadi tempat belajar bagi santri-santri dari berbagai wilayah di Indonesia. Dalam menyebarkan ajaran Islam, Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) memiliki cara unik dengan mengganti nama-nama dewa dengan nama-nama malaikat yang dikenal dalam Islam.

Hal ini dilakukan sebagai upaya persuasif terhadap penganut agama Hindu dan Buddha yang sebelumnya telah lama dianut. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, sebuah daerah pesisir utara Jawa yang menjadi pusat perjuangannya dalam menyebarkan dakwah Islam.

Sunan Bonag juga merupakan keturunan Nabi Muhammad. Berikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Sunan Bonang bin Raden Rahmat,
  2. bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar,
  3. bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain,
  4. bin Sayyid Ahmad Jalaluddin,
  5. bin Sayyid Abdullah,
  6. bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan,
  7. bin Sayyid Alwi Ammil Faqih,
  8. bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath,
  9. bin Sayyid Ali Khali’ Qasam,
  10. bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad,
  11. bin Sayyid Alwi,
  12. bin Sayyid Ubaidillah,
  13. bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir,
  14. bin Sayyid Isa,
  15. bin Sayyid Muhammad,
  16. bin Sayyid Ali Al-Uraidhi,
  17. bin Imam Ja’far Shadiq,
  18. bin Imam Muhammad Al-Baqir,
  19. bin Imam Ali Zainal Abidin,
  20. bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
5 dari 10 halaman

4. Sunan Kalijaga atau Raden Syahid

Sunan Kalijaga, juga dikenal sebagai Raden Sahid atau Syekh Malaya, adalah putra dari Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta, yang merupakan seorang Muslim dan menjadi bupati Tuban, dan Dewi Nawangrum.

Sunan Kalijaga adalah salah satu wali asli Jawa. Sebutan "Kalijaga" diyakini berasal dari rangkaian bahasa Arab "qadi zaka," yang berarti "pelaksana" dan "membersihkan."

Menurut kepercayaan Jawa, kata "qadizaka" dikaitkan dengan "Kalijaga," yang berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kesucian atau kebersihan.

Sunan Kalijaga meninggal pada pertengahan abad ke-15, dan makamnya terletak di desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Sunan Kalijaga juga merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Sunan Kalijaga alias Raden Syahid bin Ahmad alias Raden Sahur alias Tumenggung Wilatikta (Tuban),
  2. bin Syekh Subakir alias Muhammad Al-Baqir alias Mansur bin Ali Nuruddin,
  3. bin Ahmad Jalaluddin,
  4. bin Abdullah,
  5. bin Abdul Malik Azmatkhan,
  6. bin Alwi Ammil Faqih,
  7. bin Muhammad Shahib Mirbath,
  8. bin Ali Khali’ Qasam,
  9. bin Alwi,
  10. bin Muhammad,
  11. bin Alwi bin Ubaidillah,
  12. bin Ahmad Al-Muhajir,
  13. bin Isa bin Muhammad,
  14. bin Ali Al-Uraidhi,
  15. bin Ja’far Shadiq,
  16. bin Muhammad Al-Baqir,
  17. bin Ali Zainal Abidin,
  18. bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah
6 dari 10 halaman

5. Sunan Giri atau Raden 'Ainul Yaqin

Raden 'Ainul Yaqin, juga dikenal sebagai Raden Paku, adalah putra Syekh Maulana Ishaq, seorang murid Sunan Ampel. Raden 'Ainul Yaqin lebih dikenal sebagai Sunan Giri. Sunan Giri adalah ipar dari Raden Fatah karena istri mereka adalah saudara.

Raden 'Ainul Yaqin dibesarkan oleh seorang wanita kaya bernama Nyai Gede Maloka atau Nyai Ageng Tandes. Sebagai seorang dewasa, ia belajar di Pondok Pesantren Ampel Denta (Surabaya) milik Sunan Ampel.

Di sana, ia bertemu dan menjadi teman baik dengan Maulana Makdum Ibrahim, putra Sunan Ampel. Sebelum melakukan ibadah haji bersama Sunan Bonang, mereka singgah di Pasai untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang iman dan tasawuf.

Dalam sebuah cerita, disebutkan bahwa Raden Paku mencapai tingkatan "ilmu laduni" (pengetahuan yang diberikan langsung oleh Tuhan). Karena prestasinya, Raden Paku juga dikenal dengan sebutan Raden 'Ainul Yaqin. Sunan Giri meninggal pada awal abad ke-16, dan makamnya berada di Bukit Giri, Gresik.

Sunan Giri juga merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Nabi Muhammad
  2. Husain bin Ali
  3. Ali Zainal Abidin,
  4. Muhammad al-Baqir,
  5. Ja’far ash-Shadiq,
  6. Ali al-Uraidhi,
  7. Muhammad an-Naqib,
  8. Isa ar-Rumi,
  9. Ahmad al-Muhajir,
  10. Ubaidullah,
  11. Alwi Awwal,
  12. Muhammad Sahibus Saumiah,
  13. Alwi ats-Tsani,
  14. Ali Khali’ Qasam,
  15. Muhammad Shahib Mirbath,
  16. Alwi Ammi al-Faqih,
  17. Abdul Malik (Ahmad Khan),
  18. Abdullah (al-Azhamat) Khan,
  19. Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan),
  20. Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar),
  21. Ibrahim Zainuddin Al-Akbar
  22. As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro),
  23. Maulana Ishaq,
  24. Ainul Yaqin (Sunan Giri).
7 dari 10 halaman

6. Sunan Drajad atau Raden Qasim

Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim. Disebut Sunan Drajat karena beliau berdakwah di daerah Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan. Masyarakat juga menyebutnya sebagai Sunan Sedayu, Raden Syarifudin, Maulana Hasyim, dan Sunan Mayang Madu.

Raden Qasim adalah putra Sunan Ampel dari istri kedua yang bernama Dewi Candrawati. Raden Qasim memiliki enam saudara seayah-seibu, antara lain Siti Syareat (istri R. Usman Haji), Siti Mutma'innah (istri R. Muhsin), Siti Sofiah (istri R. Ahmad, Sunan Malaka), dan Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).

Selain itu, ia memiliki dua saudara seayah dari ibunya, yaitu Dewi Murtasiyah (istri R. Fatah) dan Dewi Murtasimah (istri Sunan Giri). Sedangkan istri Sunan Drajad adalah Dewi Shofiyah, putri Sunan Gunung Jati.

Suanan Drajat juga merupakan keturunan Nabi Muhammad. Berikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Sunan Drajat bin Raden Rahmat,
  2. bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar,
  3. bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain,
  4. bin Sayyid Ahmad Jalaluddin,
  5. bin Sayyid Abdullah,
  6. bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan,
  7. bin Sayyid Alwi Ammil Faqih,
  8. bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath,
  9. bin Sayyid Ali Khali’ Qasam,
  10. bin Sayyid Alwi,
  11. bin Sayyid Muhammad,
  12. bin Sayyid Alwi,
  13. bin Sayyid Ubaidillah,
  14. bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir,
  15. bin Sayyid Isa,
  16. bin Sayyid Muhammad,
  17. bin Sayyid Ali Al-Uraidhi,
  18. bin Imam Ja’far Shadiq,
  19. bin Imam Muhammad Al-Baqir,
  20. bin Imam Ali Zainal Abidin,
  21. bin Imam Al-Husain,
  22. bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
8 dari 10 halaman

7. Sunan Kudus atau Ja'far Sadiq

Sunan Kudus, juga dikenal sebagai Ja'far Sadiq atau Raden Undung, juga dijuluki Raden Amir Haji karena pernah menjadi pemimpin Jama'ah Haji (Amir). Ia dikenal sebagai seorang pujangga yang cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.

Ja'far Sadiq (Sunan Kudus) adalah putra dari Raden Usman Haji yang menyebarkan agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Tengah. Menurut silsilahnya, Sunan Kudus adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad Saw.

Dalam silsilahnya tercatat: Ja'far Sadiq bin R. Usman Haji bin Raja Pendeta bin Ibrahim as-Samarkandi bin Maulana Muhammad Jumadal Kubra bin Zaini al-Husein bin Zaini al-Kubra bin Zainul Alim bin Zainul Abidin bin Sayid Husein bin Ali ra.

Sunan Kudus juga dikenal dengan julukan "wali al-ilmi" karena memiliki penguasaan yang mendalam dalam ilmu agama, terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadis, dan logika. Sunan Kudus juga dipercaya sebagai panglima perang Kesultanan Demak.

Ia memiliki kepercayaan untuk memimpin pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi seorang pemimpin pemerintahan (Bupati) sekaligus pemimpin agama. Sunan Kudus meninggal di Kudus pada tahun 1550, dan makamnya berada di kompleks Masjid Menara Kudus.

Sunan Kudus juga merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Berikut silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung,
  2. bin Fadhal Ali Murtadha,
  3. bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar,
  4. bin Jamaluddin Al-Husain,
  5. bin Ahmad Jalaluddin,
  6. bin Abdillah,
  7. bin Abdul Malik Azmatkhan,
  8. bin Alwi Ammil Faqih,
  9. bin Muhammad Shahib Mirbath,
  10. bin Ali Khali’ Qasam,
  11. bin Alwi,
  12. bin Muhammad,
  13. bin Alwi,
  14. bin Ubaidillah,
  15. bin Ahmad Al-Muhajir,
  16. bin Isa,
  17. bin Muhammad,
  18. bin Ali Al-Uraidhi,
  19. bin Ja’far Shadiq,
  20. bin Muhammad Al-Baqir,
  21. bin Ali Zainal Abidin,
  22. bin Al-Husain binti Sayyidah Fathimah Az-Zahra bin Nabi Muhammad Rasulullah.
9 dari 10 halaman

8. Sunan Muria atau Raden Umar Said

Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya adalah Raden Umar Said, dan saat kecil ia biasa dipanggil Raden Prawoto. Ia dikenal sebagai Sunan Muria karena tempat dakwah dan pemukimannya berada di Bukit Muria.

Dalam dakwahnya, ia meneruskan jejak ayahnya. Ia seperti "ikan yang tidak merusak airnya". Tidak diketahui secara pasti tahun kematian Sunan Muria dalam sejarah, namun perkiraannya ia meninggal pada abad ke-16 dan dimakamkan di Bukit Muria, Kudus.

Sunan Muria juga merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Sunan Muria bin Sunan Kalijaga,
  2. bin Ahmad alias Raden Sahur alias Tumenggung Wilatikta (Tuban),
  3. bin Syekh Subakir alias Muhammad Al-Baqir alias Mansur bin Ali Nuruddin,
  4. bin Ahmad Jalaluddin,
  5. bin Abdullah,
  6. bin Abdul Malik Azmatkhan,
  7. bin Alwi Ammil Faqih,
  8. bin Muhammad Shahib Mirbath,
  9. bin Ali Khali’ Qasam,
  10. bin Alwi,
  11. bin Muhammad,
  12. bin Alwi bin Ubaidillah,
  13. bin Ahmad Al-Muhajir,
  14. bin Isa bin Muhammad,
  15. bin Ali Al-Uraidhi,
  16. bin Ja’far Shadiq,
  17. bin Muhammad Al-Baqir,
  18. bin Ali Zainal Abidin,
  19. bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah
10 dari 10 halaman

9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ia adalah salah satu dari Wali Songo yang memberikan kontribusi besar dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa, terutama di daerah Jawa Barat. Syarif Hidayatullah juga dikenal sebagai pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten.

Menurut buku Sadjarah Banten karya Hoesein Djajadiningrat, kedua nama Fatahillah dan Nurullah merupakan nama yang sama. Nama aslinya adalah Nurullah, dan kemudian dikenal juga dengan nama Syekh Ibnu Maulana. Nurullah, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, berasal dari Pasai.

Ketika Portugis menguasai Malaka pada tahun 1511 dan kemudian Pasai pada tahun 1521, Nurullah tidak tinggal lama di Pasai. Ia segera pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Setelah kembali dari Tanah Suci pada tahun 1524, ia langsung menuju Demak dan menikahi adik Sultan Trenggana.

Dengan dukungan dari Sultan Trenggana, ia pergi ke Banten untuk mendirikan pemukiman Muslim. Dari Banten, Nurullah memperluas pengaruhnya ke daerah Sunda Kelapa. Di sini, pada tahun 1526, ia berhasil mengusir bangsa Portugis yang ingin menjalin kerjasama dengan Raja Padjajaran.

Berkat kemenangannya ini, Nurullah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Di Banten, ia meninggalkan putranya yang bernama Hasanuddin untuk memimpin Banten. Sunan Gunung Jati meninggal di Cirebon pada tahun 1570 dan diperkirakan berusia sekitar 80 tahun. Makamnya terletak di kompleks pemakaman Wukir Sapta Pangga di Gunung Jati, Desa Astana Cirebon, Jawa Barat.

Sunan Gunung Jati juga emrupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Beerikut adalah silsilah Wali Songo yang menunjukkan nasabnya,

  1. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah bin Syarif Abdullah + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim binti Raja Pajajaran Sunda (Nyi Mas Rara Santang),
  2. bin Ali Nurul Alam + Putri Mesir,
  3. bin Jamaluddin Al-Husein,
  4. bin Al-Amir Akhmad Syekh Jalaludin,
  5. bin Amir Abdullah Khan,
  6. bin Abdul Malik (India),
  7. bin Alwi ‘Ammul faqih Hadhramaut,
  8. bin Muhammad bin Alwi,
  9. bin Muhammad,
  10. bin Ali Khali’ Qasam,
  11. bin Ubaidillah,
  12. bin Ahmad Al-Muhajir,
  13. bin Isa Al-Rumi,
  14. bin Muhammad An-Naqib,
  15. bin Ali Al-Uraidhi,
  16. bin Ja’far Ash-Shadiq (Madinah),
  17. bin Muhammad Al-Baqir,
  18. bin Ali Zainal Abiddin,
  19. bin Husein As-Syahid,
  20. bin Sayyidah Fatimah Al-Zahra’ RA binti Nabi Muhammad SAW.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.