Tirakat KH. Hasyim Asy'ari di Balik Penerimaan Dihapusnya Tujuh Kata Dalam Piagam Jakarta

 
Tirakat KH. Hasyim Asy'ari di Balik Penerimaan Dihapusnya Tujuh Kata Dalam Piagam Jakarta
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sejarah Bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan oleh peran para bapak pendiri bangsa. Mereka adalah kader terbaik bangsa Indonesia yang telah mempertaruhkan segalanya dalam rangka mewujudkan negara yang merdeka dan berdaulat.

Kemerdekaan dari para penjajah adalah semangat semua bangsa. Tidak ada pembenaran sama sekali atas tindakan penjajahan di muka bumi ini, dengan mengatasnamakan apapun.

Kemerdekaan yang telah berhasil direbut bukan tanpa tantangan. Justru setelah merdeka, persiapan yang akan dihadapi ke depan dalam membangun sebuah bangsa adalah tugas berat yang disadari oleh para pendiri bangsa. Menyadari bahwa Bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbabagai latar belakang yang berbeda dan sangat heterogen itu tidak mungkin bisa mewujudkan cita-citanya jika tidak dilandasi dengan persatuan. Dan persatuan ini tentu menuntut banyak kompromi dalam berbagai hal yang perlu disepakati bersama.

Awal mula ketika para pendiri bangsa berkumpul dan berunding dalam merumuskan Pancasila, semuanya telah berusaha sepenuhnya dalam menemukan titik temu di antara kesepakatan-kesapakatan yang dirumuskan. Dalam hal ini rumusan Pancasila yang telah disepakati dan disertakan dalam Piagam Jakarta ternyata menimbulkan sedikit gesekan.

Redaksi awal Piagam Jakarta mengenai sila pertama dalam Pancasila adalah adanya tujuh huruf yang berbunyi: “…dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek-pemeloeknja…”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN