Mohon tunggu...
Kompasiana Watch
Kompasiana Watch Mohon Tunggu... profesional -

Watching, Shooting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Yang 'Aneh' dari Linda Djalil

28 Desember 2012   16:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:53 5035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1356725312510710210

[caption id="attachment_224387" align="aligncenter" width="385" caption="Image taken from www/lindadjalil.com/"][/caption]

Ada seorang kompasianer yang namanya Linda Djalil, pernah menjadi wartawan selama 23 tahun untuk majalah Tempo, Gatra dan penulis lepas di beberapa majalah wanita namun telah berhenti menjadi wartawan sejak 11 tahun silam. Mengapa saya tertarik kepada sosok kompasianer yang satu ini ? Bukan apa apa, karena ada yang agak 'aneh' dari Linda Djalil ketika saya menemukan halaman profilnya khusus pada  bagian catatan aktifitas menulisnya di Kompasiana. Disana saya mengamati, terakhir memproduksi artikel di Kompasiana pada bulan Februari 2012 atau sekitar 10 bulan lalu. Mengapa saya rasakan keanehan terkait aktifitas menulisnya yang tiba tiba terhenti itu ? Karena sesuai dengan catatan arsip tulisannya, Linda pertama kali mendaftar sebagai kompasianer pada  1 Maret  2009, dan sejak saat itu, setiap bulannya secara kontinyu, selalu saja ada artikel menarik yang dia hadirkan.  Tapi kenapa tiba tiba setelah bulan Februari lalu, Linda tiba tiba menghilang ? Karena penasaran, sayapun membuka hasil karya terakhirnya  yang ternyata adalah sebuah puisi berjudul "Siapa Yang Berbohong ?". Bagi saya, sebuah puisi  adalah hasil karya sastra yang bermakna sangat dalam, dan terkadang kita akan sulit sekali meng-interpretasikan yang terkandung didalamnya, mau kemana arah maksud dan tujuan si penulis puisi tersebut. Apalagi Linda membubuhkan tanda tanya di barisan paling belakang judul puisinya. Menambah saya makin bertanya-tanya juga, apakah ini sebagai pesan terakhir darinya, yang belum sempat terjawabkan hingga detik ini ? Sebagai seorang mantan wartawati yang sudah puluhan tahun malang melintang sebagai kuli tinta, bila hayat masih dikandung badan, Linda tentunya tak akan pernah berhenti menulis. Karena saya yakin, menulis baginya seperti menarik  nafas kehidupan. Mungkin, sehari saja tak menulis, bisa membuat sebagian kehidupannya hilang, ibaratnya seperti itu. Untuk itu saya mencoba mencari pembuktian atas hipotesa saya, dengan mengunjungi blog pribadinya "Catatan Linda Djalil"  Dan ternyata benar seperti apa yang menjadi dugaan saya, sampai sekarang pun Linda masih saja aktif mengupdate blognya itu, bahkan sehari bisa beberapa tulisan yang diturunkannya. Jadi ada apa denganmu, Linda ? (Sedikit meminjam judul lagunya Ariel Eks Peterpan) Mengapa Linda tetap aktip mengupdate blog pribadinya, tetapi tak pernah lagi menyentuh akunnya di Kompasiana ini ? Menilik dari apa yang pernah ditulisnya, nampak sekali bahwa Linda adalah seorang yang tegas dalam  mengungkap fakta, dan berusaha menampilkan opini yang obyektip. Didukung dengan wawasan dibidang jurnalistik, setiap hasil karyanya selalu memberi inspirasi kepada para pembaca artikelnya.  Tapi walaupun demikian,  tetap saja ada beberapa pembaca dan kompasianer yang kurang sependapat atau bahkan berseberangan dengan pemikirannya, terutama ketika Linda dengan 'berani' mengangkat topik seputar pribadi orang orang terkenal. Bagi saya,  itu adalah hal yang wajar wajar saja, bila ada yang tak setuju dengan pendapatnya. Bukankah dinegeri ini kita bebas menyampaikan pendapat ?  Bila ada yang  menganggap bahwa pendapatnya tidak sesuai dengan kenyataan, maka tidak perlu di respons dengan kalimat kalimat yang tidak pantas. Toh negara kita ini berlandaskan hukum, dan menjamin kebebasan berpendapat. Bila dirasa ada  pendapat yang melawan hukum, lanjutkan saja prosesnya sesuai dengan hukum pula. Saya rasa, Linda juga paham benar tentang apa itu konsekwensi hukum.  Dengan demikian tak akan terjadi saling curiga, saling menghina dan merendahkan martabat orang lain.  Biarlah hukum yang tampil sebagai panglima. Kembali lagi kepada rasa penasaran saya, mengapa Linda sampai sekarang tak pernah lagi berkunjung ke kompasiana ?  Apakah ada kebekuan perasaan yang masih tersimpan di dalam sanubariya ? Apakah benar puisi terakhirnya itu sekaligus sebagai ungkapan kegalauan hati ? Mungkinkah Linda masih memendam rindu sekaligus dendam dengan kondisi yang ada di Kompasiana ? Akankah Linda bersadia hadir kembali disini dengan membawa selaksa insipirasi yang masih tersimpan ? Biarlah waktu yang menjawabnya.. Salam Resensi Kompasianer  lainnya : Berkunjung ke 'Makam' Erianto Anas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun