SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kecamatan Bulak, Surabaya, melarung benda mirip jenglot di perairan Selat Madura, Jawa Timur, Rabu (18/10). Sejak ditemukan warga pada Senin (16/10), benda tersebut disimpan di kantor Kecamatan Bulak dan menjadi tontonan warga. Akibatnya, warga menjadi resah dan kegiatan pelayanan masyarakat menjadi terganggu.
Pelarungan benda mirip jenglot dilakukan di sekitar 2 kilometer dari bibir Pantai Kenjeran, Surabaya, sekitar pukul 14.20. Pelarungan dilakukan Camat Bulak Suprayitno, budayawan Agus Curik, dan sejumlah pegawai Kecamatan Bulak. Sebelum dilarung, Agus menyalakan dupa di depan benda mirip jenglot. ”Pembakaran dupa sebagai bentuk penghormatan kepada alam agar pelarungan berjalan lancar,” kata Agus.
Suprayitno menuturkan, sejak penemuan benda mirip jenglot, warga dan pegawai kelurahan terus memadati kantor kelurahan. Mereka penasaran dan ingin melihat benda yang baru pertama kali ditemukan di wilayah Bulak tersebut. ”Kami tidak ingin hal ini terus berlarut-larut sehingga mengganggu kegiatan pelayanan masyarakat,” katanya.
Selain itu, jika terus dibiarkan disimpan di kantor kecamatan, warga sekitar menjadi resah. Suprayitno khawatir muncul perbuatan syirik dari warga yang mempercayai jenglot tersebut memberikan manfaat bagi manusia.
Benda tersebut pertama kali ditemukan warga pada Senin sekitar pukul 18.00 di Pantai Kenjeran, Surabaya. Petugas Satpol PP setempat yang mendapat laporan warga kemudian mengamankan benda tersebut ke kantor Kelurahan Bulak. Saat ditemukan, benda mirip jenglot memiliki tinggi sekitar 40 sentimeter dan ditutup menggunakan kain putih yang dimasukkan ke dalam peti.
Di kalangan warga, jenglot dipercaya bisa mendatangkan kekayaan. Selain itu, pemilik jenglot memiliki ilmu kebal sehingga bisa menjadi alat bela diri dari kejahatan. ”Kami tidak bisa memastikan benda ini jenglot atau bukan. Namun, yang jelas, jangan sampai menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujar Suprayitno.
Agus menduga benda tersebut bukanlah jenglot. Dari fisiknya, jenglot biasanya memiliki tinggi sekitar 20 sentimeter. Selain itu, jenglot memiliki bau yang tidak amis, seperti yang ditemukan di Pantai Kenjeran. ”Sepertinya benda itu buatan manusia dari tulang hewan,” katanya.