Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Marty Natalegawa, Menlu Era SBY yang Jadi Eks Menteri Favorit Warganet

Kompas.com - 24/01/2024, 17:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sosok Marty Natalegawa, mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuai sorotan sejumlah warganet.

Sorotan terhadap Marty Natalegawa bermula dari sejumlah warganet media sosial X yang memilih sosoknya sebagai mantan menteri favorit.

Akun @kyeomiepatootie misalnya, memilih mantan menteri favorit Marty Natalegawa karena pilihan kacamatanya yang patut diacungi jempol.

"My pick for a former minister, his selections for glasses are chef's kiss (pilihan saya untuk mantan menteri, pilihan kacamatanya adalah chef's kiss)," tulisnya, Senin (22/1/2024) petang.

Pengguna lain dengan akun @LiongkyTan pun membalas dan menyebut bahwa Marty adalah menteri paling ikonik karena selalu rapi dalam segala kondisi.

Hal tersebut ditunjukkan dari sebuah foto yang menampilkan Marty di tengah banjir mengenakan jas lengkap dengan celana digulung.

Di sebelahnya, Presiden SBY tampak lebih santai dengan mengenakan kaus biru pendek dan celana yang juga digulung.

"Menteri Paling Iconic.. tetap on point di segala kondisi," tulis pengunggah, Selasa (23/1/2024).

Lantas, siapa itu Marty Natalegawa?

Baca juga: Sosok Tom Lembong yang Disebut Gibran Saat Debat Keempat Pilpres


Profil Marty Natalegawa

Marty Natalegawa, bernama lengkap Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa adalah eks Menlu di masa kepemimpinan periode kedua Presiden SBY.

Dikutip dari laman Kepustakaan Presiden, Marty Natalegawa mulai dipercaya mengisi jabatan strategis sejak masa pemerintahan Presiden SBY.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 22 Maret 1963 ini merupakan bungsu dari pasangan Sonson Natalegawa dan Siti Komariyah Natalegawa.

Marty kecil menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kris Jakarta pada 1974. Setelah lulus, orangtuanya memboyong Marty ke Singapura untuk bersekolah di Singapore International School.

Tak sampai tamat, dia pindah ke sekolah asrama setingkat sekolah menengah pertama, Ellesmere College and Concord Collage di Inggris dan lulus pada 1981.

Di negara ini Marty menuntaskan pendidikannya hingga jenjang master. Dia meraih gelar sarjana Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Sciences, University of London pada 1984.

Marty kemudian meraih gelar Master of Philosophy in International Relations dari Corpus Christi College, Cambridge University pada 1985.

Selesai menuntut ilmu hingga tingkat master, Marty Natalegawa menyelesaikan pendidikan doktor di Australia.

Dia meraih gelar Doctor on Philosophy in International Relations dari Australian National University, Australia pada 1993.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/7/2013), Marty yang menjabat sebagai Menlu bersama Menlu Australia, Bob Carr, dianugerahi gelar doktor honoris causa di bidang Hubungan Internasional dari Macquarie University, Australia, pada 2013.

Gelar kehormatan tersebut tidak lepas dari pengalaman keduanya di dunia politik internasional.

Sementara itu, dari pernikahannya dengan Sranya Bamrungphong, wanita asal Thailand, Marty dikaruniai tiga buah hati.

Ketiganya, yakni Raden Siti Annisa Nadia Natalegawa, Raden Mohammad Anantha Prasetya Natalegawa, dan Raden Mohammad Andreyka Ariif Natalegawa.

Baca juga: Jokowi Tunjuk Budi Arie Jadi Menlu Ad Interim, Ini Alasannya

Rekam jejak Marty Natalegawa

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Lee Hsien Loong.ROSLAN RAHMAN / AFP Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Lee Hsien Loong.

Marty Natalegawa telah lama berkecimpung di dunia diplomasi. Sosoknya ditunjuk sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris pada 2005 hingga 2007.

Kemudian, dia menjabat sebagai Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 5 September 2007 hingga 22 Oktober 2009.

Jauh sebelum menjadi duta besar, Marty bekerja sebagai staf dan Kasubbid Politik II Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York periode 1994-1997.

Marty kemudian mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Politik II, Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB, New York, Amerika Serikat, pada 1997-1999.

Dia juga sempat menduduki jabatan Kepala Subdirektorat Organisasi Internasional untuk kurun waktu 2000-2001.

Pada 2001-2002, Marty Natalegawa dipindah untuk mengisi jabatan Direktur Organisasi Internasional Departemen Luar Negeri (Deplu).

Sementara itu, pada 2002-2004, sosoknya ditunjuk sebagai Kepala Biro Administrasi atau Juru Bicara Deplu.

Di tengah masa tugasnya sebagai Juru Bicara Deplu, tepatnya pada 2003-2005, Marty diangkat menjadi Direktur Jenderal Kerja Sama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Lulusan International Relations, London School of Economics and Political Science, University of London pada 1984 silam ini pun sempat menjabat sebagai Ketua Komite Khusus PBB untuk Dekolonisasi periode 2008.

Di Kabinet Indonesia Bersatu II, pada 22 Oktober 2009, Marty Natalegawa diberi amanah untuk membantu presiden keenam, SBY, sebagai Menlu.

Tugasnya pun berakhir seiring masa jabatan presiden keenam selesai, yakni pada 20 Oktober 2014.

Setelah SBY menuntaskan jabatan dan turun dari Istana Negara, nama Marty Natalegawa mulai jarang muncul di depan publik.

Namun, berdasarkan laman Bank Indonesia (BI), saat ini Marty Natalegawa masuk dalam jajaran Dewan Kehormatan BI.

Dia diketahui menjabat sebagai Komisaris Independen Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sejak 2016 hingga sekarang.

Selain itu, Marty  juga menduduki jabatan Direktur Independen Jardine Cycle & Carriage dari 2015 hingga saat ini.

Baca juga: Menlu AS, Rusia, dan China Pakai Batik di Forum East Asia Summit, Apa Motif yang Dikenakan?

Tampak necis saat banjir landa Istana Kepresidenan

Foto Marty Natalegawa yang tampak necis di tengah banjir sendiri diambil saat menemani Presiden SBY memantau banjir di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/1/2013).

Kala itu, diberitakan Kompas.com, SBY memantau banjir di Istana yang mencapai betis orang dewasa.

Foto dari Biro Humas Istana Negara tersebut menunjukkan kompleks Istana Negara telah terendam banjir.

Meski demikian, Marty masih tampak rapi dengan setelan jas lengkap dan gulungan celana nyaris setinggi lutut.

Banjir di Istana Kepresidenan terjadi lantaran hujan deras dan tingginya air di pintu air Manggarai.

Hujan deras yang mengepung Jakarta saat itu dikhawatirkan akan membuat tanggul kanal banjir barat jebol.

Untuk mengantisipasi ancaman banjir semakin meluas jika tanggul jebol, Badan Nasional Penanggulangan Banjir (BNPB) memilih untuk mengalihkan air ke sungai Ciliwung lama.

Pengalihan air pun membuat Istana Kepresidenan banjir. Namun, hal tersebut tak dipermasalahkan oleh SBY.

"Tidak masalah Istana terendam banjir. Yang penting masyarakat terlindungi," kata SBY seperti dikutip Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB saat itu, Sutopo Purwo Nugroho.

Akibat kejadian ini, SBY pun mesti menunda pertemuan dengan Presiden Argentina Cristina Fernandez De Kirchner pada Kamis pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?

Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?

Tren
Viral, Video Seekor Ikan Makan Kelabang, Kalajengking, dan Ular, Jenis Apa Itu?

Viral, Video Seekor Ikan Makan Kelabang, Kalajengking, dan Ular, Jenis Apa Itu?

Tren
Jalan Tol di China Runtuh, 51 Orang Tewas dan 23 Kendaraan Terjatuh

Jalan Tol di China Runtuh, 51 Orang Tewas dan 23 Kendaraan Terjatuh

Tren
Gelombang Panas Menerjang Kawasan Asia, Apa Penyebabnya?

Gelombang Panas Menerjang Kawasan Asia, Apa Penyebabnya?

Tren
Perebutan Tiket Terakhir Menuju Olimpiade Paris, Kapan Babak Play-off Indonesia Vs Guinea U23?

Perebutan Tiket Terakhir Menuju Olimpiade Paris, Kapan Babak Play-off Indonesia Vs Guinea U23?

Tren
Ramai soal 'Heatwave' Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Ramai soal "Heatwave" Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Tren
Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Tren
Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Tren
Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com