KOMPAS.com - Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) adalah organisasi wanita yang disinyalir terlibat dalam aksi G-30-S.
Gerwani dianggap sebagai salah satu organisasi onderbouw Partai Komunis Indonesia (PKI) dan memiliki citra buruk.
Kendati demikian, organisasi yang sudah dibubarkan ini tetap menghiasi sejarah pergerakan perempuan.
Saat dibentuk, Gerwani tidak mengarah pada PKI sama sekali. Organisasi ini pertama kali dibentuk dengan nama Gerakan Wanita Istri Sedar atau Gerwis.
Berikut sejarah perjalanan Gerwani mulai dari pembentukan hingga akhir gerakannya.
Baca juga: Sejarah Peristiwa G30S yang Melibatkan PKI dan Pasukan Cakrabirawa
Seperti yang sudah disampaikan, Gerwani mulanya dikenal sebagai Gerwis. Ide pembentukan organisasi ini muncul pada 7 Mei 1950 saat diadakannya pertemuan di Surabaya.
Salah satu penggagasnya adalah seorang jurnalis perempuan piawai di Indonesia SK Trimurti dan beberapa pejuang perempuan lainnya.
Dilansir dari Kompas.com (2021), Gerwis dibentuk pada 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI dan Proses Evakuasinya dari Lubang Buaya
Sebanyak enam wakil organisasi wanita di Indonesia berkumpul di Semarang, di antaranya:
Dasar pendirian Gerwis adalah rasa tidak puas beberapa pejuang perempuan atas organisasi perempuan yang berdiri sebelumnya.
Selain penetapan nama Gerwis, mereka juga menunjuk beberapa tokoh yang sebagai pengurus organisasi, antara lain:
Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI dan Proses Evakuasinya dari Lubang Buaya
Pada awal mula pembentukan, Gerwis bertujuan untuk melepaskan masyarakat dari segala bentuk perbudakan dan penindasan demi menciptakan kekeluargaan yang sejati dari manusia.
Gerwis juga senantiasa memperjuangkan hak anak dan hak perempuan, serta memperluas jaringannya dengan melakukan pendekatan ke daerah-daerah.
Salah satu isu perempuan yang mereka perjuangkan adalah mendorong perubahan Undang-Undang Perkawinan yang dianggap tidak adil bagi para wanita.
Organisasi ini juga kerap memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada para wanita mengenai hak-hak perempuan.
Baca juga: Di Mana Soeharto Saat Peristiwa G30S PKI, Kenapa Tidak Ikut Diculik?
Dikutip dari Kompas.com (4/5/2022), Gerwis memutuskan untuk berganti nama menjadi Gerwani saat menyelenggarakan Kongres II Gerwis pada 1954.
Tak hanya mengganti nama, mereka juga sepakat untuk mengubah bentuk organisasi dari yang semula berorientasi kader berubah menjadi orientasi massa.
Perubahan tersebut mempengaruhi susunan organisasi yang mengakibatkan salah satu pemrakarsa SK Trimurti memutuskan untuk tidak lagi menjabat sebagai anggota dewan.
Gerwani beberapa kali melancarkan aksi perjuangannya secara masif.
Selama ini pula, organisasi ini disinyalir sebagai onderbouw (pendukung) PKI lantaran para anggotanya memiliki kedekatan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca juga: Mengenal Dewan Jenderal, Hoaks yang Memicu Peristiwa G30S PKI
Memasuki 1960-an, Gerwani dikabarkan memiliki keterkaitan dengan PKI, terutama dalam peristiwa G-30-S di Lubang Buaya.
Diberitakan Kompas.com (2021), pada dini hari 1 Oktober 1965, tampak sejumlah anggota Gerwani hadir di sana.
Gerwani dituduh telah melakukan aksi pembunuhan brutal kepada para jenderal, salah satunya adalah dengan memutilasi mereka.
Baca juga: Spesifikasi Pesawat Cureng, Digunakan untuk Menumpas PKI di Madiun
Pemberitaan tuduhan itu dimuat dalam koran Berita Yudha dari Angkatan Bersenjata yang menyebutkan nama pelaku anggota Gerwani itu adalah Jamilah dan Fainah.
Kendati demikian, Fainah dengan tegas mengatakan bahwa yang sebenarnya terjadi saat itu adalah dirinya dipaksa menari di hadapan para jenderal sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.
Berdasarkan hasil visum, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahwa para jenderal tewas karena dimutilasi seperti yang dituduhkan tersebut.
Hasil visum justru menunjukkan bahwa para jenderal meninggal akibat luka tembak.
Baca juga: 5 Fakta Film G30S/PKI, dari Film Wajib Era Soeharto hingga Pecahkan Rekor Penonton
Saat dituduh terlibat dalam aksi G-30-S itu, Gerwani telah memiliki sebanyak 3 juta anggota.
Namun, perjuangan Gerwani harus tumbang bersamaan dengan dibubarkannya PKI.
Gerwani dibubarkan pada 12 Maret 1966 atas dasar Keputusan Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Mandataris MPRS/Pemimpin Besar Revolusi Nomor 1/3/1966.
Bahkan, keberadaan Gerwani dilarang oleh Presiden Soeharto usai dirinya menjabat sebagai Presiden.
Baca juga: 5 Fakta Film G30S/PKI, dari Film Wajib Era Soeharto hingga Pecahkan Rekor Penonton
(Sumber: Kompas.com/ Penulis: Bidari Aufa Sinarizqi, Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Widya Lestari Ningsih).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.