Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Mbah Surip "Tak Gendong", Perjalanan Hidup, dan Lagu-lagunya

Kompas.com - 04/08/2021, 08:19 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 12 tahun lalu, tepatnya 4 Agustus 2009, pelantun lagu "Tak Gendong" Mbah Surip meninggal dunia.

Mbah Surip memiliki nama asli Urip Achmad Rijanto.

Dia dikenal orang sebagai "pengembara" yang memanggul gitar, berambut gimbal mirip Bob Marley, dan selalu menebar tawa.

Baca juga: Mengenang Meninggalnya Mbah Surip Tak Gendong

Bagaimana perjalanan hidupnya?

Mengutip Harian Kompas, 12 Juli 2009, Mbah Surip merupakan ayah 4 anak dan kakek empat cucu yang lahir di "Jerman" alias Jejer Kauman, Magersari, Mojokerto, Jawa Timur.

Sebelum terkenal Mbah Surip kerap menggelandang di antara Bulungan, Jakarta Selatan; Taman Ismail Marzuki (TIM); dan Pasar Seni Ancol.

Di Bulungan, dia biasanya pergi ke Warung Apresiasi (Wapress). Siapa yang dekat dengannya, dialah yang menghidupi.

Dalam banyak kesempatan Mbah Surip bercerita, ia pernah kuliah di Jurusan Kimia Universitas Petra, Surabaya.

Karena itu dia pernah bekerja pada pengeboran minyak di Amerika, Kanada, Jordania, Jepang, Filipina, dan Singapura.

Saat berada di Amerika sekitar tahun 1986 itulah konon ia menciptakan lagu "Tak Gendong". Saat itu dia berada di sebuah jembatan.

Dengan lagu itu dia ingin mengatakan bahwa hakikatnya manusia itu selalu hidup bersama.

Menciptakan 200 lagu

Karyanya tak hanya lagu "Tak Gendong". Sembari bergelandang Mbah Surip mengaku telah menciptakan 200 lebih lagu sejak 1998.

Ada 7 album yang sudah dibuatnya, yaitu Ijo Royo-royo, Siti Maelan, Indonesia Satu, Bonek, Barang Baru, Bangun Tidur, dan Tak Gendong.

"Saya jualnya di depan toilet Ancol dan Blok M," tutur Mbah Surip.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Tak Gendong, Hit Milik Mbah Surip

 

Rambut gimbal

Mbah SuripKOMPAS/PRIYOMBODO Mbah Surip

Nama Mbah Surip terkenal pada medio tahun 2009. Meledaknya lagu "Tak Gendong" membuatnya sejak Mei 2009 Mbah Surip hampir tiap hari muncul di televisi.

Mengenai penampilan khasnya yang mirip pemusik reggae Bob Marley dan lagunya yang disebut-sebut seperti musik reggae, Mbah Surip justru mengaku tidak mengenal apa itu musik reggae.

"Saya malah tidak tahu kalau musik yang saya mainkan itu namanya reggae, ha-ha-ha," tuturnya.

Soal rambut gimbalnya, dia memiliki beberapa versi cerita. Versi pertama, ia sebutkan bahwa rambut itu dibuat dengan cara memilin dan memanaskannya pada pelat seng di atas kompor minyak tanah.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Bangun Tidur dari Mbah Surip


Versi kedua, tahun 1998 saat ia shooting televisi untuk album perdananya, Ijo Royo-royo, para seniman Ancol mendandaninya supaya tampil beda.

Rambutnya disiram cat lalu dipilin dan diikat dengan benang. Sampai 2009 memang rambutnya masih diikat benang wol.

Farid Wahyu DP, asisten yang selalu mengantar Mbah Surip ke berbagai acara bercerita rambut "simbah" selalu dicuci tiga hari sekali dengan sampo kucing.

Semenjak terkenal, jadwal Mbah Surip berubah dari kebiasaannya. Dulunya bebas bergelandang ke mana saja. Lalu berubah menjadi sangat ketat jadwalnya.

Meski begitu dia mencoba profesional. "Ndak ada bedanya. Saya biasa saja, ngalir, ini profesional," ujar Mbak Surip.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909

 

Tutup usia

Diberitakan Harian Kompas, 5 Agustus 2009, menjelang kematiannya Mbah Surip ditemukan pingsan di rumah pelawak Mamiek Prakoso di Jalan Kerja Bakti I, Makasar, Jakarta Timur.

Sore hari sebelumnya Mbah Surip datang ke rumah Mamiek ditemani anak keduanya yang juga asistennya, Farid Wahyu DP.

"Begitu datang, Mbah Surip langsung mengeluh kecapekan. Katanya dia pengin di rumah saya dulu buat ndelik (bersembunyi) dan ngadem (mendinginkan diri)," tutur Mamiek.

Tak disangka itulah akhir hidupnya. Upaya Mamiek melarikan Mbah Surip ke Rumah Sakit Pusat Pendidikan Kesehatan Angkatan Darat, Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, tak berhasil menyelamatkan jiwanya.

Pukul 10.30 dr Satyaningtyas yang menanganinya di unit gawat darurat menyatakan Mbah Surip meninggal dunia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911

Presiden SBY

Para pelayat datang dari berbagai kalangan mulai dari sahabat, wartawan, warga sekitar, penggemar, pemain sinetron, hingga para pelawak.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus menggelar jumpa pers untuk menyampaikan belasungkawa atas kepergian Mbah Surip.

"Kita mengenal beliau seorang seniman yang sederhana yang mencurahkan hidupnya untuk mengembangkan seni dengan cara-cara yang beliau pilih. Saya berharap paguyuban musik ataupun barangkali pemerintahdaerah ikut membantu pemakaman beliau, memberikan bantuan yang diperlukan," ujar Presiden SBY di halaman depan Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/8).

Direktur Kampung Artis Sugama Trisnadi mengatakan Mbah Surip kelelahan. Hal itu setelah dia dalam sehari minimal dapat mendatangi 4 tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com