Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal-usul Nama Karawaci

Kompas.com - 13/09/2022, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Karawaci adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kota Tangerang, Provinsi Banten, tepatnya di sebelah barat Sungai Cisadane.

Ada dua versi cerita terkait asal-usul nama Karawaci. Versi pertama menyebut bahwa asal-usul nama Karawaci erat kaitannya dengan sejarah orang-orang China yang mendiami wilayah itu.

Ada pula versi cerita yang menyatakan bahwa nama Karawaci berkaitan dengan jejak perjuangan prajurit Parahyangan melawan Belanda.

Baca juga: Si Beru Dayang, Kisah Asal-usul Padi di Tanah Karo

Kampung Rawa China

Dalam ulasan sejarah yang dimuat di situs resmi Pemerintah Kecamatan Karawaci disebutkan bahwa kampung itu telah dikenal dengan keberadaan masyarakat etnis China sejak satu setengah abad lalu.

Adapun nama Karawaci telah berkembang sejak awal abad ke-19, yakni antara tahun 1847 hingga 1942.

Pada awalnya, terdapat banyak rawa di daerah tersebut. Kemudian, ada seorang letnan keturunan China yang ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk memimpin penguasaan atas daerah itu.

Tokoh itu adalah Oey Djie San atau juga biasa dieja sebagai Oei Djie San. 

Ia disebut sebagai kapitan China atau kepala pemerintahan Tionghoa di Tangerang serta pendiri Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) cabang Tangerang.

Selain itu, Oey Djie San juga merupakan tuan tanah atau landheer yang menguasai tanah partikelir di wilayah Karawaci.

Oey Djie San kemudian membawa banyak masyarakat China untuk tinggal dan menggarap tanah berawa di wilayah tersebut.

Oleh orang-orang China tersebut, rawa-rawa di daerah itu kemudian diolah menjadi lahan persawahan, perkebunan karet dan kelapa, serta membuka peternakan babi.

Di sana, mereka juga mulai membangun rumah-rumah kayu beratapkan daun ilalang yang dikeringkan, serupa dengan perkampungan China.

Sejak saat itulah, tanah berawa-rawa itu mulai berubah menjadi perkampungan orang-orang China di Tangerang yang disebut sebagai Karawaci.

Jejak prajurit Parahyangan

Versi lain sejarah Karawaci menyebutkan bahwa asal-usul nama daerah itu berasal dari jejak prajurit Parahyangan yang melawan Belanda.

Dalam buku Melacak Asal Muasal Kampung di Kota Tangerang yang ditulis Burhanuddin, disebutkan bahwa nama Karawaci berasal dari dua kata, yakni kurawa yang berarti prajurit atau tentara serta kata ci atau cai yang artinya air.

Burhanuddin menjelaskan, daerah Karawaci dulunya adalah area pertahanan prajurit Parahyangan dalam melawan pemerintah kolonial Belanda.

Asal-usul nama Karawaci juga tertulis dalam kitab sejarah Sunda berjudul Tina Layang Parahiyang atau Catatan dari Parahyangan.

Lebih lanjut, Burhanuddin menyebutkan bahwa keberadaan Karawaci erat kaitannya dengan terbentuknya kampung Teluk Naga di bagian utara pesisir Sungai Cisadane.

Diriwayatkan bahwa pada 1407, wilayah Tangerang yang masih dikuasai Kerajaan Parahyangan dengan kepala pemerintahan Sanghyang Anggalarang, mulai kedatangan orang-orang China.

Orang-orang China itu kemudian diberi tanah di bagian pesisir yang kini disebut sebagai kampung Teluk Naga.

Gelombang kedua pengungsian orang-orang China ke Tangerang kembali terjadi pada 1704, yang dilatarbelakangi pembantaian terhadap etnis Tionghoa oleh Belanda di Batavia.

Orang-orang China yang selamat dari pembantaian dan berhasil mengungsi, kemudian tinggal di daerah pesisir Kali Pasir.

Baca juga: Legenda Asal-usul Selat Bali

Mereka hidup berdampingan dengan orang-orang Makassar yang dikirim untuk menjaga benteng Belanda di sisi barat Sungai Cisadane.

Sungai Cisadane pun menjadi saksi perjuangan para kurawa cai atau prajurit air dalam mempertahankan wilayah Kerajaan Parahyangan dari serangan Belanda.

Oleh karena itu, disebutkan bahwa daerah di sisi barat Sungai Cisadane itu kemudian disebut sebagai Karawaci.

 

Sumber:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com