Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Alat Musik Dogdog, Gendang Khas Banten

Kompas.com - 07/05/2021, 15:38 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banten merupakan salah satu provinsi Indonesia yang terletak di wilayah paling barat Pulau Jawa.

Kondisi geografisnya membuat Banten menjadi jalur lalu lintas laut yang menghubungkan Sumatera dengan Jawa.

Letaknya yang strategis membuat Banten banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing seperti hindu, Buddha, Belanda, dan juga Islam.

Dilansir dari website resmi Pemerintah Provinsi Banten, Banten memiliki kebudayaan yang unik dimulai dari bela diri, pakaian adat, bahasa, senjata tradisional, tari, hingga alat musik.

Pencak Silat adalah bela diri asal Banten yang telah diakui hingga mancanegara. Panca Silat sering dipentaskan dengan musik yang bertabuh-tabuh sangat semangat. Tabuhan tersebut dihasilkan dari Dogdog atau Gendang, alat musik khas Banten.

Baca juga: Alat Musik Trompet Reog Khas Jawa Timur

Gendang adalah alat musik tabuh tradisional asal Banten. Gendang berbentuk tabung kayu asimetris yang menyerupai selongsong (kosong dibagian dalamnya), biasanya menggunakan kayu nangka.

Moh Hudaeri dalam jurnal berjudul Debus di Banten Pertautan Tarekat dengan Budaya Lokal (2010) menyebutkan bagian depan gendang memiliki diameter 20 cm hingga 25 cm, sedangkan bagian belakang memiliki diameter lebih kecil yaitu sekitar 15 cm, serta panjang gendang adalah 50 cm.

Gendang memiliki dua lubang di atas dan di bawahnya. Lubang tersebut kemudian di tutup oleh kulit hewan (wangkis) yang telah direndam lalu dikeringkan, biasanya kulit kerbau atau kulit sapi.

Kulit hewan tersebut direntangkan pada lubang gendang lalu dibingkai oleh anyaman rotan (wengku). Agar kulit tak berpindah tempat dan tetap tegang, maka antar kedua wangkis dihubungkan oleh tali kulit (rarawat) dari ujung satu ke ujung lainnya.

Gendang dimainkan dengan cara ditepuk oleh telapak tangan pada kedua wangkis. Saat dipukul, gendang dapat menghasilkan suara nyari dengan nada yang bisa diatur.

Baca juga: Bende, Alat Musik Tradisional Lampung

Caranya adalah dengan mengikat tali kulit gendang (rarawat) dengan anyaman rotan yang disebut dengan simpay (ali-ali). Semakin kuat tali diikat, maka akan semakin tinggi nada yang dihasilkan gendang.

Untuk menghasilkan suara yang lebih nyaring, biasanya bagian tengah gendang dilubangi agar udara lebih mudah masuk dan keluar. Rarawat juga diikat kembali oleh tali kaki yang bisa dikencangkan untuk meninggikan nada gendang.

Rampak Gendang, Jawa Barathttp://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/ Rampak Gendang, Jawa Barat
Gendang biasanya tidak dimainkan secara solo melainkan diiringi alat musik lain seperti suling ataupun dimainkan dengan gendang lain secara bersamaan yang disebut sebagai rampak gendang.

Rampak gendang merupakan pertunjukkan gendang yang dimainkan secara bersamaan dua orang atau lebih yang mencerminkan masyarakat sunda harmonis dan gemar gotong royong.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com