Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Kompas.com - 24/09/2023, 10:35 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.comKupu-kupu selalu menjadi makhluk yang menarik perhatian kita dengan kecantikan dan keanggunannya.

Salah satu hal yang paling mencolok dari kupu-kupu adalah warna-warni pada sayap mereka.

Baca juga: Dari Mana Asal Kupu-kupu?

Tetapi, bagaimana sebenarnya kupu-kupu bisa memiliki warna yang begitu beragam dan indah?

Faktor yang mempengaruhi warna kupu-kupu beragam

Dilansir dari Science ABC, Jumat (22/9/2023), sayap kupu-kupu mengandung pigmen warna yang disebut melanin, yang memberi mereka warna kuning, coklat, dan hitam yang lebih gelap.

Melanin adalah pigmen pewarna yang sama yang terdapat pada kulit manusia, yang juga memberikan warna khas pada kulit.

Konsentrasi pigmenlah yang menentukan warna orange, coklat, dan hitam, serta warna putih yang tampak pada sayap kupu-kupu. 

Faktor lainnya adalah iridescence. Di sinilah warna sayap kupu-kupu menjadi sedikit lebih kompleks. Warna hijau, biru, dan merah seringkali disebabkan oleh iridescence ini.

Sayap kupu-kupu sebenarnya terdiri dari banyak sisik transparan kecil yang berkontribusi terhadap warna.

Oleh karena itu, tergantung pada struktur yang tepat, sayap akan mengeluarkan warna yang berbeda dari berbagai tingkat kecerahan.

Ketika cahaya mengenai sayap kupu-kupu, ia melewati beberapa lapisan sisik kupu-kupu, yang dipisahkan oleh udara.

Baca juga: Ciri-ciri Kupu-kupu, Serangga Cantik dengan Sayap Warna-warni

Ini membuatnya memantul berkali-kali, dan kombinasi dari semua pantulan ini memberi sayap kupu-kupu warna-warni yang memukau.

Lantas apa fungsi dari sayap berwarna-warni?

Dilansir dari Natural History Museum, Jumat (22/9/2023), ada beberapa fungsi dari warna sayap kupu-kupu tersebut.

  • Menemukan keluarga

Kupu-kupu memanfaatkan garis warna merah yang mencolok pada sayap mereka sebagai sarana untuk saling mengenali.

Kemampuan sensitivitas terhadap warna ini memiliki signifikansi yang besar, bukan hanya dalam pencarian bunga sebagai sumber makanan, tetapi juga dalam mendeteksi latar belakang yang tersembunyi dengan sempurna dan dalam menemukan kupu-kupu lainnya. 

  • Menghindari predator

Pemanfaatan warna seringkali terjadi sebagai bentuk pertahanan terhadap predator.

Beberapa spesies mengembangkan strategi khusus dengan memiliki bintik-bintik mata yang besar di sayap mereka, yang dapat membingungkan predator dan membuat mereka berpikir bahwa mereka menghadapi makhluk yang jauh lebih besar daripada sebenarnya.

Salah satu contoh yang menarik adalah kupu-kupu burung hantu.

Baca juga: Studi Temukan Kupu-kupu Gunakan Ekornya untuk Hindari Pemangsa

Teori lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa kupu-kupu terkadang menyerupai tokek yang berada di batang pohon.

Ini bertujuan untuk menghindari pemangsa asli mereka, seperti tokek itu sendiri, yang mungkin akan menjauhi kupu-kupu tersebut.

  • Kamuflase

Beberapa kupu-kupu dan ngengat bersembunyi di depan mata, menyamar sebagai daun atau ranting.

Kupu-kupu daun India (Kallima paralekta) hampir tidak mungkin dikenali ketika terletak di antara daun.

Sisi atasnya berwarna biru baja dengan pita oranye. Namun, bagian bawahnya berwarna coklat kusam, tampak seperti daun mati - lengkap dengan urat dan pelepah. Itu bisa berbaring tak bergerak di antara dedaunan atau di tanah, sama sekali tidak terganggu.

"Penyamarannya sangat bagus sehingga burung dapat sepenuhnya mengabaikan kupu-kupu yang beristirahat seperti itu," ujar Dr David Lees Kurator Museum Microlepidoptera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com