Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2022, 16:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Lukisan gua di kompleks Lascaux, Prancis hingga Ubirr di Australia punya satu karakteristik yang sama, yaitu menggambarkan pemburu dan mangsanya.

Di sisi lain, sangat sedikit nenek moyang manusia di zaman Paleolitikum yang melukiskan makanan yang berupa buah atau sayuran.

Hal tersebut membuat peneliti bertanya-tanya, apa sih sebenarnya menu makanan yang dimakan para manusia purba ini?

Baca juga: Apa yang Dimakan Manusia Purba Neanderthal?

"Kami memiliki masalah besar saat berbicara mengenai makanan manusia purba. Salah satunya adalah tak adanya bukti, karena sayur dan buah adalah bahan organik yang cepat membusuk," kata Cristiani, arkeolog di Diet and Ancient Technology Laboratory (DANTE) di Italia.

Itu mengapa, seperti dikutip dari Phys, Jumat (28/10/2022) saat para peneliti menemukan situs prasejarah awal, mereka hanya menemukan tulang belulang dan mungkin alat untuk memotongnya.

Hal tersebut yang akhirnya membuat peneliti menempatkan gagasan populer, bahwa pola makan prasejarah terutama terdiri dari protein hewani.

Untuk menemukan bukti bahwa manusia purba mengonsumsi makanan yang seimbang, Cristiani pun mengembangkan cara untuk mengidentifikasi butiran pati dari makanan, yang dapat tetap terperangkap dalam plak gigi yang mengeras (disebut kalkulus gigi) selama ribuan tahun.

Proyek HIDDEN FOODS, yang dikoordinir oleh Cristiani, berfokus untuk meneliti sisa-sisa makanan yang berasal dari 40.000 hingga 8.000 tahun, di sejumlah situs di Eropa.

Dan hasilnya, para ahli berhasil menemukan jejak mikroskopis pati dari alat yang mungkin digunakan untuk memproses umbi dan biji-bijian.

"Kami menemukan, bahwa masyarakat kuno yang dianggap bergantung pada ikan atau daging juga makan sereal liar," tambah Cristiani.

Baca juga: Apakah Manusia Purba Berburu dan Makan Dinosaurus?

Temuan ini menunjukkan, bahwa makanan manusia purba jauh lebih seimbang. Dari cara pengawetan pati pada gigi dan peralatan mereka, peneliti juga dapat mengatakan bahwa mereka suka membuat semacam bubur.

Teknik tersebut juga mampu menunjukkan perilaku lain, seperti penggunaan mulut untuk mencokelatkan kulit, serta penggunaan tanaman yang dikenal dengan khasiat obatnya.

"Kalkulus gigi ini benar-benar harta karun dari masa lalu," ungkap Cristiani.

Evolusi diet manusia

Kisah tentang apa yang sebenarnya dimakan manusia purba dan bagaimana pola makanan berevolusi, jauh lebih kaya.

Ini dimulai sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, ketika Homo habilis mulai menggunakan peralatan batu.

Nenek moyang manusia yang paling awal kemungkinan besar adalah vegetarian, sebelum mereka memakan daging yang didapat dari bangkai.

Dengan penemuan alat-alat batu dan tumbuhnya kerja sama sosial, manusia purba kemudian mulai belajar berburu.

Baca juga: Bagaimana Manusia Purba Membuat Api di Dalam Gua?

"Penggunaan api yang terkendali adalah penemuan hebat yang memungkinkan manusia untuk memasak. Energi yang sebelumnya kita gunakan untuk mencerna daging mentah dan bahkan sayuran mentah, kemudian digunakan oleh otak," terang Cristiani.

Gambaran kompleksitas pola makan yang semakin meningkat, mengikuti alat yang lebih canggih dan penggunaan api yang memungkinkan manusia untuk mengungguli spesies lain.

Kompleksitas pola makan ini juga yang memungkinkan manusia untuk bertahan di iklim yang sangat berbeda.

“Inilah yang membedakan kita dengan primata lainnya. Sementara spesies lain terjebak dalam ceruk ekologis, kita dapat bermigrasi ke seluruh dunia menggunakan alat dan otak kita, karena pola makan kita yang beragam,” papar Cristiani.

Baca juga: Perubahan Pola Hidup Jadi Petani Bikin Manusia Purba Lebih Pendek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com