Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ruang Angkasa Gelap? Begini Penjelasan Sains

Kompas.com - 13/08/2022, 18:03 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ruang angkasa adalah tempat di mana objek seperti bintang yang bercahaya tinggal. Namun, seperti yang diketahui bahwa ruang angkasa sangat gelap dan berwarna hitam meskipun banyak bintang betebaran.

Lantas, kenapa ruang angkasa gelap padahal banyak bintang?

Untuk menjawabnya, rahasia alam semesta membahas lebih dalam seputar ruang angkasa yang gelap dan hitam ini.

Pertanyaan mengenai kenapa ruang angkasa gelap, juga membuat bingung para ilmuwan sejak lama. Anehnya, jawaban tersebut tidak ada hubungannya dengan kurangnya cahaya di sana.

Mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di University of California, Santa Cruz (UCSC) Tenley Hutchinson-Smith, mengatakan banyak orang beranggapan objek luar angkasa yang memantulkan cahaya membuat langit pada malam hari menjadi sangat terang.

Baca juga: Bagaimana Cara Astronot Makan di Ruang Angkasa?

"Tapi sebaliknya, itu (ruang angkasa) benar-benar sangat gelap," ujarnya dilansir dari Live Science, Sabtu (26/6/2021).

Hutchinson-Smith menuturkan, fenomena yang disebut Paradoks Olbers ini bisa dijelaskan menggunakan teori ekspansi ruang dan waktu. Menurutnya, teori tersebut menjelaskan alam semesta berkembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.

Galaksi meregang kemudian berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, serta gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia.

Oleh karena itu, luar angkasa tampak gelap atau hitam bila dilihat dengan mata telanjang.

"Bintang (di ruang angkasa) memancarkan cahaya dalam semua warna, bahkan warna yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah," kata Miranda Apfel, yang merupakan mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di UCSC.

Baca juga: Video NASA Uji Mesin untuk Misi Ruang Angkasa ke Bulan

Pesawat ruang angkasa NASA, Juno berhasil merekam pemandangan Bulan Jupiter Io dan Europa. NASA pun membagikan potret keduanya. AndreaLuck/NASA Pesawat ruang angkasa NASA, Juno berhasil merekam pemandangan Bulan Jupiter Io dan Europa. NASA pun membagikan potret keduanya.

"Jika kita bisa melihat gelombang mikro, semua ruang akan bersinar," lanjutnya.

Sementara itu, alasan lain ruang yang ditempati bintang, planet sertja objek lainnya itu tampak gelap ialah karena ketiadaan molekul. Langit yang ada di Bumi memiliki molekul untuk membentuk atmosfer, termasuk nitrogen dan oksigen.

Molekul-molekul ini menyebarkan banyak komponen cahaya tampak, dengan panjang gelombang biru serta ungu dari Matahari ke segala arah, termasuk ke mata manusia.

Akan tetapi, ketika tidak ada materi cahaya bergerak dalam garis lurus dari sumbernya ke penerima.

Pasalnya, wilayah ruang angkasa memiliki partikel yang sangat sedikit, hampir tidak ada apa pun di ruang antara bintang dan planet yang dapat menyebarkan cahaya ke mata. Itulah sebabnya kenapa kita melihat luar angkasa yang gelap dan hitam.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Apa Itu Nebula, Fenomena di Tengah Gelapnya Ruang Angkasa?

Ruang angkasa diduga tak segelap yang dikira

Studi tahun 2021 yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal menemukan, bahwa ruang angkasa mungkin tidak sehitam yang diperkirakan para ilmuwan.

Melalui misi New Horizons NASA ke Pluto dan Sabuk Kuiper, para peneliti dapat melihat ruang angkasa tanpa gangguan cahaya dari Bumi atau Matahari.

Tim peneliti memilih gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa dan mengurangi semua cahaya dari bintang yang diketahui, Bima Sakti, kemungkinan galaksi, serta cahaya apa pun.

Berdasarkan studi tersebut, mereka berasumsi cahaya luar angkasa masih dua kali lebih terang dari yang diperkirakan.

Meski alasan kecerahan luar angkasa ini belum diketahui, melalui studi para ilmuwan meyakini ruang angkasa tidak benar-benar gelap gulita.

Baca juga: Gumpalan Bakteri Bisa Bertahan Hidup di Ruang Angkasa Hingga 45 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com