Minggu, 5 Mei 2024

Agung Laksono Disebut Tidak Demokratis Dan Mulai Panik

- Kamis, 19 November 2015 | 15:09 WIB
Agung Laksono
Agung Laksono

JawaPos.com - Ketua Umum Golkar hasil Munas Ancol Agung Laksono memecat Ketua Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 wilayah Jawa tengah Bowo Sidik Pangarso. Alasan dalam surat resmi yang dikirimkan Agung, tertulis bahwa masa bakti Bowo sudah habis dan secara nyata melakukan langkah politik yang bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Kosgoro.



Bowo menegaskan bahwa masa baktinya belum habis. Kendati demikian, mantan Ketua DPP kubu Agung itu mengakui bahwa dua minggu lalu, dia mengumpulkan ketua Kosgoro se-Jawa guna membicarakan perkembangan organisasi yang terabaikan sejak mencuatnya konflik di Golkar. Itupun sudah dilaporkan kepada Agung sebagai Ketua Umum Kosgoro. Bowo meminta agar Agung mengumpulkan ketua Kosgoro seluruh provinsi, namun tak juga dilaksanakan.



Akhirnya, dengan insiatifnya, ketua Kosgoro seluruh provinsi berencana mengadakan silaturahmi Sabtu besok, (21/11). Namun, langkahnya itu dianggap Agung sebagai gerakan untuk menghasut Kosgoro membuat musya‎warah besar (mubes) luar biasa untuk mengganti kepemimpinan Agung dan memberikan dukungan kepengurusan Aburizal Bakrie di Golkar.



"Kesewenangan Mas Agung sebagai Ketum Kosgoro bisa pecat seenaknya. Gara-gara cuma ingin silaturahmi dan mengajak Golkar lebih baik ke depan, malah dituduh buat gerakan," sesal Bowo di kompleks parlemen, Senayan, ‎Jakarta, Kamis (19/11).



‎Dia menegaskan sekali lagi bahwa pertemuan Sabtu besok untuk silaturahmi mengkonsolidasikan organisasi Kosgoro. Namun, bisa saja hasil dari silaturahmi itu menginginkan adanya mubeslub. "Kalau teman-teman inginkan mubeslub, ya monggo. Tapi itu bukan wewenang saya. Kosgoro butuh legalisasi, sejak konflik, tak diopeni," imbuhnya.

‎‎

Memang, kata dia, sejak ada kesepakatan yang dimediasi Wakil Presiden Jusuf Kalla, ‎Kosgoro sepakat akan mematuhinya. Yakni, konflik Golkar selesai jikalau ada putusan Mahkamah Agung (MA). "Kosgoro minta konflik berakhir di MA. Nyatanya Mas Agung perpanjang. Kami minta Mas Agung gentle," tegasnya.



Karenanya, dia menilai bahwa pemecatan yang dilakukan terhadapnya adalah bentuk kepanikan. Sebab, jikalau Kosgoro menyatakan patuh terhadap putusan MA, dukungan terhadap Agung Laksono yang berbasis di organisasi sayap kanan itu habis. "Kecuali Mas Agung mau komunikasi dengan teman-teman Kosgoro dan kembalikan yang teah dipecat. Seperti Pak Rambe, Aziz, dan Airlangga," terangnya.



‎Sementara itu, Bowo menegaskan bahwa silaturahmi Sabtu besok tetap akan berjalan walaupun dirinya sudah dipecat dan ada intetvensi dari Agung kepada ketua Kosgoro di provinsi untuk tidak menghadirinya. "Tetap dilaksanakan. Sudah ada 22 provinsi menyatakan hadir. Mereka bilang lanjutkan," sebut anggota komisi VIII DPR itu.



Di sisi lain, dengan adanya pemecatan dan intervensi Agung yang dahulu didukungnya itu, Bowo melihat bahwa Agung lah yang tidak ‎demokratis ketimbang Ical. "Dulu menuduh ARB tidak demokratis, tapi ternyata Mas Agung yang sewenang-wenang dan tidak demokratis," serunya dengan nada menyesal. (dna/JPG)

Editor: afni

Tags

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini